Larangan Hubungi Karyawan di Luar Jam Kerja di Australia

Bos Dilarang Kontak Karyawan di Luar Jam Kerja di Australia

Apakah kamu merasa lelah karena sering dapat panggilan telepon, pesan singkat, atau email dari kantor di luar jam kerja? Buat para karyawan di Australia, hal ini enggak lagi jadi persoalan. Sebab, negara itu baru saja mengesahkan Undang-undang yang melarang pihak pemberi kerja atau perusahaan menghubungi karyawan di luar jam kerja. 

Dikutip dari Reuters, Australian employees now have the right to ignore work emails, calls after hours, UU yang berlaku sejak (26/8) ini, memastikan karyawan tidak bisa dihukum karena menolak membaca atau membalas kontak dari kantor di luar jam kerja. 

Buat atasan atau perusahaan yang tetap bersikeras, pihak berwenang bisa mengintervensi, bahkan memberikan denda sampai ribuan dolar. Mengapa kebijakan ini begitu penting? Artikel ini akan membahas secara lebih dalam tentang kebijakan ini, mengapa diterapkan, dan apa dampaknya bagi pekerja dan perusahaan. 

Baca Juga: Yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Mulai ‘Side Job’ 

Apa itu Larangan Menghubungi Karyawan di Luar Jam Kerja? 

Dikutip dari CNBC, You have a right to ignore your bosses — but only in these countries, and after work hours, larangan menghubungi karyawan di luar jam kerja adalah kebijakan yang dirancang untuk melindungi hak karyawan agar mereka dapat menikmati waktu pribadi tanpa gangguan dari pekerjaan setelah jam kerja resmi berakhir. Ini muncul dari kebutuhan untuk menciptakan batas yang jelas antara kehidupan profesional dan kehidupan pribadi di tengah berkembangnya teknologi yang memungkinkan komunikasi tanpa henti. 

Larangan ini mengatur jelas agar atasan tidak menghubungi karyawan di luar jam kerja kecuali dalam situasi yang benar-benar mendesak atau darurat. Ini mencakup segala bentuk komunikasi, baik melalui telepon, email, pesan teks, atau aplikasi pesan lainnya. Tujuannya adalah untuk memastikan karyawan memiliki waktu istirahat yang cukup dan tidak merasa tertekan untuk terus bekerja di luar jam kerja yang telah disepakati. 

Masih dikutip dari CNBC, gagasan untuk melarang kontak di luar jam kerja bukanlah hal baru. Kebijakan serupa telah diterapkan di berbagai negara, seperti Prancis dan Jerman, di mana UU memberikan hak bagi karyawan untuk “memutuskan koneksi” setelah jam kerja. Di Prancis, misalnya, kebijakan ini dikenal dengan istilah “le droit à la déconnexion” yang berarti “hak untuk memutuskan koneksi.” 

Asal usul kebijakan ini dapat ditelusuri kembali ke peningkatan penggunaan teknologi digital dalam dunia kerja. Dengan kemajuan teknologi, terutama smartphone dan internet, batasan antara waktu kerja dan waktu pribadi menjadi semakin kabur. Karyawan sering kali merasa harus selalu siap sedia, bahkan setelah jam kerja resmi berakhir. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya tingkat stres, kelelahan, dan masalah kesehatan mental lainnya. 

Selain itu, kebijakan ini juga berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil. Dengan memberikan hak kepada karyawan untuk “memutuskan koneksi,” kebijakan ini memastikan bahwa semua karyawan, terlepas dari posisi atau status mereka, dapat menikmati hak yang sama untuk beristirahat dan menghabiskan waktu berkualitas di luar pekerjaan. 

Baca Juga: Jam Kerja Efektif: Jurus Anti ‘Burn Out’ dan Stres 

Manfaat Kebijakan bagi Karyawan 

Kebijakan larangan menghubungi karyawan di luar jam kerja membawa berbagai manfaat signifikan bagi karyawan. Manfaat ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan individu karyawan, tetapi juga pada produktivitas dan hubungan kerja secara keseluruhan. 

  • Meningkatkan Keseimbangan Antara Kerja dan Kehidupan Pribadi 

Salah satu manfaat utama dari kebijakan ini adalah peningkatan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi. Dikutip dari Harvard Business Review, Research shows that employees with a better work-life balance tend to be more productive and have higher job satisfaction, karyawan yang tidak merasa tertekan untuk selalu siap siaga terhadap pekerjaan setelah jam kerja resmi dapat lebih mudah memisahkan urusan pekerjaan dari kehidupan pribadi mereka. Ini berarti mereka memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga, teman, hobi, dan kegiatan lain yang penting bagi mereka. 

Dengan adanya batasan yang jelas antara jam kerja dan waktu pribadi, karyawan dapat menikmati waktu luang tanpa merasa terganggu atau bersalah. Mereka dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk bersantai, berolahraga, atau melakukan aktivitas yang dapat menyegarkan pikiran dan tubuh. Keseimbangan ini penting untuk mencegah kelelahan dan menjaga motivasi kerja dalam jangka panjang. 

  • Mengurangi Stres dan Burnout 

Tekanan untuk selalu tersedia untuk pekerjaan, bahkan di luar jam kerja, dapat menyebabkan stres yang berlebihan dan pada akhirnya mengarah ke burnout. Dikutip dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Burnout is a state of emotional, physical, and mental exhaustion caused by excessive and prolonged stress, burnout adalah kondisi kelelahan fisik dan mental yang dapat terjadi ketika seseorang terus-menerus merasa tertekan dan tidak mampu memenuhi tuntutan pekerjaan. 

Kebijakan larangan menghubungi karyawan di luar jam kerja membantu mengurangi risiko burnout dengan memberikan karyawan kesempatan untuk benar-benar beristirahat dan melepaskan diri dari tekanan pekerjaan. Dengan waktu istirahat yang cukup, karyawan dapat kembali bekerja dengan energi yang lebih segar dan fokus yang lebih baik. Ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga berdampak positif pada kinerja mereka di tempat kerja. 

Baca Juga: Pangkas Jam Kerja Panjang untuk Hasil Lebih Optimal, Dorong Kesetaraan Gender 

  • Meningkatkan Kesehatan Mental dan Fisik 

Kesehatan mental dan fisik adalah aspek penting yang sering kali terabaikan dalam lingkungan kerja yang menuntut. Karyawan yang terus-menerus dibebani dengan pekerjaan tanpa waktu istirahat yang memadai cenderung mengalami masalah kesehatan, seperti kecemasan, depresi, insomnia, dan masalah jantung. 

Dengan kebijakan yang memungkinkan karyawan untuk benar-benar memutuskan koneksi dari pekerjaan di luar jam kerja, mereka memiliki kesempatan untuk menjaga kesehatan mereka dengan lebih baik. Mereka dapat tidur dengan lebih nyenyak, berolahraga secara teratur, dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat secara keseluruhan. Kesehatan yang baik tidak hanya bermanfaat bagi karyawan, tetapi juga meningkatkan produktivitas kerja di tempat kerja. 

Read More
hambatan atlet disabilitas

Hambatan Atlet Disabilitas: Dari Fasilitas hingga Stigma

Acara Paralimpiade Paris 2024 sudah dimulai pada Rabu, 28 Agustus 2024. Dikutip dari paralympic.org, Paralimpiade Paris 2024 akan diikuti oleh 4.400 atlet dari seluruh dunia. Paralimpiade Paris 2024 adalah rangkaian dari Olimpiade Paris 2024, tetapi diperuntukkan buat para atlet disabilitas.

Atlet disabilitas adalah individu yang memiliki keterbatasan fisik atau mental namun tetap berprestasi di bidang olahraga. Mereka menghadapi berbagai tantangan yang unik dan sering kali harus bekerja lebih keras dibandingkan atlet non-disabilitas. Penting bagi kita untuk mengenali dan memahami hambatan-hambatan ini agar dapat mendukung mereka secara efektif.

Baca Juga: Nasib Atlet Paralimpiade Dianaktirikan oleh Publik dan Media

Jenis-Jenis Hambatan Atlet Disabilitas

Atlet disabilitas di seluruh dunia menghadapi berbagai jenis hambatan yang dapat menghalangi perjalanan mereka menuju kesuksesan. Dikutip dari In Sport, Challenges and tips concerning sports and physical activity for people with disabilities or chronic conditions, hambatan-hambatan ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mencakup aspek psikologis, dan sosial. Mari kita telusuri lebih dalam setiap jenis hambatan ini untuk memahami tantangan yang mereka hadapi.

Hambatan Fisik

Hambatan fisik adalah tantangan yang paling jelas dihadapi oleh atlet disabilitas. Ini mencakup keterbatasan dalam mobilitas, penglihatan, pendengaran, atau fungsi lainnya yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk berlatih dan bersaing di tingkat yang sama dengan atlet non-disabilitas.

Beberapa contoh hambatan fisik meliputi:

  • Kekurangan Fasilitas Olahraga Khusus: Tidak semua fasilitas olahraga dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan atlet disabilitas. Misalnya, lapangan atau kolam renang mungkin tidak memiliki akses yang mudah bagi atlet dengan kursi roda. Alat-alat olahraga yang tersedia sering kali tidak disesuaikan dengan kebutuhan fisik mereka, sehingga membatasi kemampuan mereka untuk berlatih secara efektif.
  • Kesulitan dalam Aksesibilitas: Aksesibilitas menjadi masalah besar, terutama di negara-negara berkembang di mana infrastruktur untuk disabilitas belum memadai. Jalan yang tidak rata, ketiadaan lift, dan kurangnya transportasi yang ramah disabilitas menjadi kendala sehari-hari yang harus dihadapi oleh para atlet. Hambatan-hambatan ini bisa sangat mengganggu, terutama ketika mereka harus menghadiri sesi latihan atau kompetisi.

Baca Juga: Profil Ni Nengah Widiasih yang Raih Medali Pertama di Paralimpiade Tokyo 2020

Hambatan Psikologis

Selain hambatan fisik, atlet disabilitas juga menghadapi tantangan psikologis yang bisa menghambat performa mereka. Hambatan psikologis ini sering kali terkait dengan persepsi negatif dari diri sendiri atau orang lain, serta tekanan mental yang besar. Beberapa contoh hambatan psikologis meliputi:

  • Stigma dan Diskriminasi: Masyarakat masih sering kali memiliki pandangan yang salah tentang kemampuan atlet disabilitas. Mereka mungkin dianggap “tidak mampu” atau “kurang kompetitif,” yang bisa menurunkan rasa percaya diri atlet dan memengaruhi kinerja mereka. Diskriminasi juga dapat terjadi dalam bentuk kurangnya kesempatan yang diberikan kepada atlet disabilitas untuk berkompetisi di ajang yang sama dengan atlet non-disabilitas.
  • Tekanan Mental dan Emosional: Atlet disabilitas sering kali menghadapi tekanan yang lebih besar untuk membuktikan kemampuan mereka. Tekanan ini bisa berasal dari harapan yang tinggi, baik dari diri mereka sendiri maupun dari masyarakat. Selain itu, pengalaman pribadi seperti kegagalan atau cedera bisa menambah beban emosional yang harus mereka tanggung, yang jika tidak ditangani dengan baik, bisa mengarah pada masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan.

Hambatan Sosial

Di samping hambatan fisik dan psikologis, atlet disabilitas juga dihadapkan pada hambatan sosial. Hambatan ini terkait dengan bagaimana masyarakat memperlakukan dan memandang mereka, serta kurangnya dukungan sosial yang mereka terima. Beberapa contoh hambatan sosial meliputi:

  • Kurangnya Dukungan Masyarakat: Dukungan dari masyarakat sangat penting bagi keberhasilan seorang atlet. Sayangnya, atlet disabilitas sering kali tidak mendapatkan dukungan yang cukup. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang kemampuan mereka atau karena mereka dianggap “berbeda” dari atlet lainnya. Ketidakhadiran penonton di acara olahraga disabilitas dan kurangnya liputan media juga mencerminkan rendahnya perhatian publik terhadap atlet disabilitas.
  • Rendahnya Kesadaran Publik: Banyak orang yang tidak menyadari tantangan yang dihadapi oleh atlet disabilitas. Rendahnya kesadaran ini menyebabkan minimnya inisiatif untuk meningkatkan fasilitas dan aksesibilitas bagi mereka. Akibatnya, atlet disabilitas sering kali harus berjuang sendiri untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan yang mereka butuhkan.

Baca Juga: Prestasi Pesenam Simone Biles dan Sisi Gelap Kehidupan Atlet Perempuan

Solusi untuk Mengatasi Hambatan Atlet Disabilitas

Dikutip dari Recite Me, Identifying and Overcoming Disability Barriers in Sports, untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, diperlukan langkah-langkah nyata seperti peningkatan fasilitas dan aksesibilitas bagi atlet disabilitas. Selain itu, dukungan psikologis juga sangat penting untuk membantu mereka mengatasi tekanan mental yang mereka alami. Masyarakat perlu lebih diedukasi tentang disabilitas, agar dapat memberikan dukungan yang lebih baik kepada para atlet disabilitas.

Read More
aktivis perempuan yang berpengaruh di dunia

Daftar Aktivis Perempuan Paling Berpengaruh, Siapa Saja Mereka?

eski menghadapi berbagai tantangan, perempuan terus membuktikan bahwa mereka bisa menciptakan perubahan baik dalam kemanusiaan. Bahkan, beberapa perjuangan perempuan telah menginspirasi perempuan lain di dunia. Mereka jadi simbol perubahan dan optimisme. Mereka mengukir pencapaian di sejumlah bidang sekaligus mendobrak glass ceiling yang selama ini kerap menyandera. 

Di antara mereka, ada nama Malala Yousafzai yang memperjuangkan hak perempuan untuk tetap mengenyam pendidikan. Lalu ada pula Frida Kahlo yang sering dicap sebagai ikon seni perlawanan perempuan. Bagaimana kisah lengkap para perempuan tersebut? 

Baca Juga: Nawal El Saadawi Aktivis Perempuan Legendaris dari Mesir 

Apa itu Aktivis Perempuan? 

Dikutip dari UN Women, Women rising: Women’s activism that has shaped the world as you know it, aktivis perempuan adalah individu yang secara aktif memperjuangkan hak-hak perempuan dan membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Mereka tidak hanya menyuarakan isu-isu perempuan, tetapi juga bekerja untuk mengatasi dan mengubah sistem yang menindas dan mendiskriminasi perempuan.  

Aktivis perempuan bisa berasal dari berbagai latar belakang, termasuk pendidikan, hukum, seni, lingkungan, kesehatan, dan politik. Mereka bekerja baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional untuk memastikan bahwa suara perempuan didengar dan hak-hak mereka dihormati. 

Aktivis perempuan sering kali berfokus pada isu-isu yang berhubungan dengan kesetaraan gender, kekerasan berbasis gender, hak-hak reproduksi, akses terhadap pendidikan, dan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Mereka juga bisa terlibat dalam upaya-upaya untuk melawan stereotip gender, meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan perempuan, dan mendorong kebijakan yang mendukung pemberdayaan perempuan. 

Baca Juga: Perjuangan Naomi Osaka yang Layak Dijadikan Panutan Perempuan 

Peran Aktivis Perempuan dalam Masyarakat 

Peran aktivis perempuan sangat penting dalam menciptakan kesadaran akan isu-isu yang dihadapi oleh perempuan. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai suara bagi yang tertindas, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mendorong perbaikan dalam hukum, kebijakan, dan norma sosial. 

Aktivis Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia 

  1. Malala Yousafzai: Pejuang Pendidikan dan Hak Perempuan 

Dikutip dari BBC, Malala Yousafzai: Portrait of the girl blogger, Malala Yousafzai adalah aktivis simbol perjuangan untuk hak pendidikan bagi anak perempuan. Lahir di Mingora, Pakistan, Malala mulai menarik perhatian dunia pada usia 11 tahun melalui blognya di BBC Urdu, di mana ia berbicara tentang kehidupan di bawah kekuasaan Taliban dan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan. Pada 2012, ketika berusia 15 tahun, Malala menjadi sasaran serangan Taliban karena vokalnya dalam memperjuangkan hak pendidikan. Meskipun mengalami luka serius, Malala pulih dan melanjutkan perjuangannya di panggung internasional. 

Malala kemudian mendirikan Malala Fund, organisasi non-profit yang bertujuan untuk memastikan setiap anak perempuan di dunia memiliki akses ke pendidikan selama 12 tahun. Pada tahun 2014, Malala menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian termuda dalam sejarah. Malala Yousafzai telah menginspirasi jutaan orang dengan keberaniannya dan dedikasinya untuk memperjuangkan pendidikan dan hak-hak perempuan. 

  1. Rosa Parks: Simbol Perlawanan terhadap Rasisme dan Diskriminasi Gender 

Rosa Parks dikenal sebagai “Ibu Gerakan Hak Sipil” di Amerika Serikat. Pada 1 Desember 1955, Rosa Parks menolak memberikan tempat duduknya di bus kepada penumpang kulit putih di Montgomery, Alabama, tindakan yang melanggar hukum segregasi pada saat itu. Tindakan sederhana ini memicu boikot bus Montgomery, yang berlangsung selama lebih dari satu tahun dan menjadi titik balik dalam gerakan hak sipil di Amerika Serikat. 

Rosa Parks tidak hanya memperjuangkan hak-hak sipil bagi orang kulit hitam, tetapi juga memperjuangkan hak-hak perempuan. Dikutip dari Tirto, Rosa Parks, Ibu dari Pergerakan Hak-Hak Sipil, Ia bekerja sama dengan organisasi seperti National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) dan berjuang melawan ketidakadilan rasial dan gender sepanjang hidupnya. Rosa Parks adalah contoh luar biasa bagaimana tindakan individu dapat memicu perubahan besar dalam masyarakat. 

  1. Wangari Maathai: Pelopor Gerakan Lingkungan dan Pemberdayaan Perempuan 

Wangari Maathai adalah aktivis lingkungan dan politisi asal Kenya yang mendirikan Gerakan Sabuk Hijau (Green Belt Movement) pada 1977. Gerakan ini berfokus pada penanaman pohon, konservasi lingkungan, dan pemberdayaan perempuan melalui pembangunan berkelanjutan. Maathai melihat hubungan erat antara degradasi lingkungan dan kemiskinan serta kurangnya akses perempuan terhadap sumber daya alam. 

Dikutip dari Green Belt Movement, Wangari Maathai, pada 2004, ia menjadi perempuan Afrika pertama yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian dalam pembangunan berkelanjutan, demokrasi, dan perdamaian. Maathai menginspirasi banyak orang di seluruh dunia dengan komitmennya terhadap lingkungan dan pemberdayaan perempuan, serta dedikasinya untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik. 

Baca Juga: 10+ Jurnalis Perempuan Hebat dari Berbagai Belahan Dunia 

  1. Frida Kahlo: Ikon Seni dan Aktivisme Gender 

Frida Kahlo adalah seniman asal Meksiko yang dikenal dengan karyan kuat dan penuh emosi. Ia juga populer berkat perannya sebagai ikon dalam perjuangan hak-hak perempuan dan identitas gender. Karya-karya Kahlo sering kali mengeksplorasi tema-tema tentang tubuh perempuan, rasa sakit, identitas, dan ketidakadilan sosial. Meskipun Kahlo lebih dikenal sebagai seniman, pengaruhnya sebagai simbol feminisme dan keberanian individu tidak bisa diabaikan. 

Frida Kahlo menantang norma-norma gender dan sosial melalui gaya hidup dan karyanya, menjadikannya inspirasi bagi banyak aktivis perempuan. Dia juga memperjuangkan hak-hak pekerja dan masyarakat adat di Meksiko, memperlihatkan bagaimana seni dapat digunakan sebagai alat untuk perubahan sosial dan politik. 

  1. Simone de Beauvoir: Pemikir dan Penulis Feminisme Modern 

Simone de Beauvoir adalah filsuf, penulis, dan feminis asal Prancis yang karyanya memiliki pengaruh besar dalam perkembangan teori feminisme modern. Dikutip dari Britannica, Buku Simone de Beauvoir yang paling terkenal, The Second Sex (1949), menjadi landasan penting bagi gerakan feminisme di seluruh dunia. Dalam buku tersebut, Beauvoir mengeksplorasi bagaimana perempuan secara historis dikonstruksi sebagai “yang lain” dalam masyarakat patriarkal dan menyoroti pentingnya kesetaraan gender. 

Simone de Beauvoir tidak hanya menulis tentang feminisme, tetapi juga hidup sebagai seorang aktivis yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Ia terlibat dalam berbagai gerakan feminis dan advokasi untuk hak-hak perempuan di Prancis dan internasional. Pemikirannya tentang eksistensialisme dan kebebasan perempuan telah menginspirasi generasi aktivis feminis berikutnya dan terus berpengaruh hingga saat ini. 

Read More
faktor pertimbangan sebelum memulai side job

Yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Mulai ‘Side Job’

Di era digital sekarang, banyak orang mulai melirik peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama. Peluang ini sering disebut sebagai side job atau pekerjaan sampingan. 

Pertanyaannya, mengapa fenomena ini semakin populer? Sebab, kebutuhan finansial dan keinginan untuk mengembangkan diri, cenderung membuat kerja sampingan jadi pilihan. Dari sana kita bisa mendapat penghasilan tambahan sekaligus kesempatan mengaktualisasikan diri. 

Baca Juga: Kenali Dampak Buruk ‘Overworked’ dan Cara Mengatasinya 

Manfaat Memiliki Pekerjaan Sampingan 

Memiliki side job atau pekerjaan sampingan tidak sekadar menambah pundi-pundi penghasilan, tetapi juga membawa berbagai manfaat lberharga bagi perkembangan karier dan kehidupan. Dikutip dari Forbes, Beyond The 9-To-5: Exploring The Real Benefits Of Side Hustles, ada sejumlah manfaat mempunyai pekerjaan sampinngan. 

  • Keuntungan Finansial Tambahan 

Tak bisa dimungkiri, salah satu alasan utama memulai side job adalah untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Di tengah naiknya biaya hidup dan kebutuhan, pekerjaan sampingan bisa menjadi solusi untuk menambah pemasukan tanpa harus meninggalkan pekerjaan utama. Penghasilan tambahan ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Dengan sumber pendapatan tambahan, kamu juga bisa merasa lebih aman secara finansial, terutama jika terjadi situasi darurat. 

  • Pengembangan Keterampilan 

Pekerjaan sampingan sering kali memberikan kesempatan untuk mengasah keterampilan yang mungkin tidak sepenuhnya terpakai dalam pekerjaan utama. Misal, jika pekerjaan utama di bidang keuangan, tetapi kamu punya minat dalam menulis, mengambil kerja sampingan sebagai penulis lepas dapat membantu mengembangkan kemampuan menulis. Selain itu, keterampilan yang kamu pelajari dari side job dapat menambah nilai di CV kamu, yang bisa menjadi poin plus ketika melamar pekerjaan baru atau mengincar promosi di tempat kerja. 

  • Kesempatan Networking 

Bekerja di berbagai bidang atau proyek sampingan memungkinkan kamu untuk bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang dari latar belakang berbeda. Ini membuka peluang untuk memperluas jaringan profesional kamu, yang bisa sangat berguna juga ke depannya. 

  • Eksplorasi Minat dan Bakat 

Kadang-kadang, pekerjaan utama tak sepenuhnya memuaskan hasrat kreatif atau minat pribadi. Dengan memiliki pekerjaan sampingan, kamu bisa mengeksplorasi minat dan bakat yang mungkin tidak mendapatkan tempat di pekerjaan utama. Misal, jika kamu ternyata hobi dengan fotografi, tapi bekerja di bidang administrasi, side job sebagai fotografer freelance dapat memberikan kesempatan untuk menyalurkan passion tersebut. 

Selain memberikan kepuasan pribadi, eksplorasi ini juga bisa menjadi sarana untuk menemukan potensi baru yang mungkin bisa dikembangkan menjadi karier utama di masa depan. 

Baca Juga: Kadang WFH, Kadang WFO: Tips Atasi Tantangan dalam Sistem Kerja ‘Hybrid’ 

Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Memulai Side Job 

Memulai side job bisa jadi langkah tepat untuk mendapatkan penghasilan tambahan atau mengembangkan keterampilan baru. Namun, sebelum kamu akhirnya memutuskan untuk mencari pekerjaan sampingan, ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan dengan matang.  

Tanpa perencanaan yang baik, side job yang seharusnya menjadi sumber penghasilan tambahan malah bisa menimbulkan stres dan masalah baru. Dikutip dari Linkedin, 9 Essential Considerations Before Starting a Side Hustle, berikut beberapa faktor yang perlu ditimbangkan sebelum memulai side job. 

  1. Waktu yang Tersedia 

Waktu adalah salah satu faktor paling krusial yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai side job. kamu perlu mengevaluasi berapa banyak waktu luang yang kamu miliki di luar pekerjaan utama dan komitmen pribadi lainnya. Jika pekerjaan utama kamu sudah menyita banyak waktu dan energi, menambah side job mungkin akan terlalu membebani. Pertimbangkan juga jadwal harian kamu, apakah ada cukup ruang untuk side job tanpa mengorbankan waktu istirahat, keluarga, atau kegiatan pribadi lainnya? 

  1. Keseimbangan Antara Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi 

Selain waktu, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi juga harus menjadi pertimbangan utama. Side job seharusnya tidak mengganggu kualitas hidup atau menyebabkan kamu merasa kelelahan secara mental dan fisik. Jika side job mulai mengganggu keseimbangan, bisa jadi kamu perlu mengurangi jam kerja sampingan atau bahkan mempertimbangkan untuk berhenti. Prioritaskan kesehatan dan kebahagiaan kamu terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengambil side job. 

  1. Tujuan dan Motivasi 

Mengapa kamu ingin memulai side job? Menentukan tujuan dan motivasi sejak awal akan membantu kamu memilih jenis pekerjaan sampingan yang sesuai. Apakah kamu ingin menambah penghasilan, mengasah keterampilan baru, atau hanya mencari kegiatan tambahan yang memberi kepuasan? Tujuan yang jelas akan memandu kamu dalam memilih pekerjaan yang tepat. 

Baca Juga: Jenis Kontrak Pekerjaan di Indonesia: Panduan untuk ‘Fresh Graduate’ 

  1. Keterampilan dan Minat 

Sebelum memulai, penting untuk mengevaluasi keterampilan dan minat kamu. Pilihlah pekerjaan sampingan yang sesuai dengan kemampuan dan minat, agar kamu dapat menikmati prosesnya dan memberikan hasil yang maksimal. Misalnya, jika kamu punya keterampilan di bidang desain grafis dan menyukai pekerjaan kreatif, menjadi desainer lepas bisa menjadi pilihan side job yang ideal. 

Dengan memilih side job yang sejalan dengan keterampilan dan minat, kamu akan lebih termotivasi dan kemungkinan besar lebih sukses dalam menjalaninya. 

  1. Potensi untuk Berkembang 

Pikirkan tentang potensi perkembangan side job kamu di masa depan. Apakah ada peluang untuk memperluas atau mengembangkan bisnis sampingan ini? Apakah side job ini bisa menjadi karier utama kamu nantinya? Mempertimbangkan potensi jangka panjang dari side job bisa membantu kamu membuat keputusan yang lebih strategis. 

Read More

Kadang WFH, Kadang WFO: Tips Atasi Tantangan dalam Sistem Kerja ‘Hybrid’

Sistem kerja hybrid kini menjadi topik hangat di berbagai industri. Dengan menggabungkan kerja di kantor dan rumah, sistem kerja ini menawarkan fleksibilitas yang banyak didambakan karyawan. Namun, meski menawarkan banyak manfaat, sistem kerja hybrid juga datang dengan tantangan yang perlu diatasi. 

Baca Juga: Rupa-rupa Manajemen di Tempat Kerja, Kantormu Tipe Mana? 

Manfaat Sistem Kerja Hybrid 

Dalam lingkungan kerja yang semakin dinamis, fleksibilitas yang ditawarkan oleh sistem ini membantu menciptakan keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dikutip dari Forbes, The Financial Advantages Of A Hybrid Work Model: A Hybrid Work Expert’s Perspective, berikut adalah beberapa manfaat utama dari sistem kerja hybrid: 

  • Fleksibilitas Kerja 

Salah satu alasan mengapa sistem kerja hybrid diminati adalah fleksibilitas yang diberikannya. Karyawan tidak lagi terikat pada satu lokasi kerja tertentu, seperti kantor. Mereka memiliki kebebasan untuk memilih di mana mereka ingin bekerja, baik itu di rumah, kafe, atau bahkan di ruang kerja bersama (co-working space)

Fleksibilitas ini memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan waktu dan tempat kerja dengan kebutuhan pribadi. Misalnya, karyawan yang punya tanggung jawab keluarga dapat lebih mudah mengatur waktunya, sehingga tetap bisa memenuhi tanggung jawab pekerjaan tanpa harus mengorbankan kehidupan pribadi. Fleksibilitas ini juga membantu dalam meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan kerja, yang pada akhirnya berkontribusi pada retensi karyawan. 

  • Peningkatan Produktivitas 

Produktivitas kerja seringkali menjadi perhatian utama dalam sistem kerja hybrid. Namun, banyak studi menunjukkan, karyawan yang diberi kebebasan untuk bekerja dari lokasi yang mereka pilih cenderung lebih produktif. Ketika karyawan dapat memilih lingkungan kerja yang paling mendukung produktivitas mereka, mereka cenderung lebih fokus dan efisien dalam menyelesaikan tugas. 

Lingkungan kantor yang penuh dengan gangguan, seperti pertemuan mendadak, obrolan dengan rekan kerja, dapat mengurangi fokus. Dengan bekerja dari rumah atau tempat yang lebih tenang, pekerja dapat menciptakan kondisi kerja yang lebih kondusif untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan efisien. 

  • Penghematan Biaya Operasional 

Manfaat lainnya yang tidak kalah penting adalah penghematan biaya operasional. Bagi perusahaan, sistem kerja hybrid memungkinkan pengurangan kebutuhan akan ruang kantor yang luas dan mahal. Perusahaan dapat mengurangi biaya sewa, listrik, dan perawatan kantor, serta kebutuhan akan peralatan kerja yang biasanya disediakan di kantor. 

Dari sisi karyawan, mereka juga bisa menghemat biaya yang biasanya dikeluarkan untuk transportasi ke kantor, makan siang di luar, dan pengeluaran kecil lainnya yang berkaitan dengan rutinitas kerja di kantor. Penghematan ini tidak hanya membantu perusahaan dan karyawan secara finansial tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan karena mereka dapat mengalokasikan waktu dan sumber daya untuk hal-hal lain yang lebih penting. 

  • Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi yang Lebih Baik 

Salah satu tantangan terbesar dalam dunia kerja modern adalah menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau work-life balance. Sistem kerja hybrid membantu karyawan untuk lebih mudah menyeimbangkan kedua aspek ini. Dengan fleksibilitas waktu dan lokasi kerja, karyawan dapat lebih gampang menyesuaikan jadwal kerja mereka dengan aktivitas pribadi, seperti mengurus keluarga, berolahraga, atau melakukan hobi. 

Keseimbangan ini sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik pekerja. Ketika karyawan merasa bahwa mereka memiliki kontrol lebih besar atas jadwal mereka, tingkat stres cenderung menurun, dan mereka bisa lebih fokus pada pekerjaan ketika bekerja. 

Baca Juga: Bisa Kerja dari Mana Saja yang Kamu Pilih, Tertarik Jadi ‘Digital Nomad’? 

Tantangan Utama dalam Sistem Kerja Hybrid 

Meskipun sistem kerja hybrid menawarkan banyak manfaat, implementasinya tidak bebas dari tantangan. Tantangan-tantangan ini dapat mempengaruhi produktivitas, kolaborasi, dan kesejahteraan karyawan jika tidak ditangani dengan baik. Dikutip dari Harvard Business Review, Challenges of Hybrid Work — and How to Overcome Them, berikut adalah beberapa tantangan utama yang sering dihadapi dalam sistem kerja hybrid: 

  • Kurangnya Komunikasi dan Kolaborasi 

Komunikasi dan kolaborasi adalah kunci sukses dalam setiap organisasi. Namun, dalam sistem kerja hybrid, di mana karyawan bekerja dari lokasi yang berbeda, untuk menjaga komunikasi yang lancar menjadi lebih menantang. 

Kurangnya komunikasi yang efektif dapat menyebabkan miskomunikasi, penundaan dalam penyelesaian tugas,  bahkan konflik antaranggota tim. Ketika karyawan tidak berkomunikasi secara langsung, pesan-pesan penting bisa hilang atau disalahartikan, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan. Selain itu, tanpa interaksi langsung, sulit bagi anggota tim untuk membangun hubungan yang kuat dan rasa kebersamaan, yang penting untuk kerja tim yang efektif. 

  • Keamanan Data dan Privasi 

Bekerja dari berbagai lokasi juga meningkatkan risiko keamanan data. Ketika karyawan bekerja dari rumah atau tempat lain, data perusahaan lebih rentan terhadap serangan siber, terutama jika karyawan menggunakan jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman. Selain itu, ada tantangan dalam memastikan bahwa semua karyawan mematuhi protokol keamanan data yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 

  • Kesulitan dalam Manajemen Waktu 

Mengelola waktu adalah tantangan lain dalam sistem kerja hybrid, terutama ketika batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi kabur. 

  • Batas Antara Kerja dan Kehidupan Pribadi 

Dalam lingkungan kerja hybrid, karyawan seringkali mengalami kesulitan dalam memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi. Tanpa batasan fisik seperti perjalanan ke kantor, banyak karyawan merasa harus terus “tersedia” sepanjang waktu, yang pada akhirnya bisa menyebabkan kelelahan (burnout). Ketidakjelasan ini juga dapat mengganggu produktivitas dan kesejahteraan mental karyawan. 

  • Burnout dan Stres 

Burnout dan stres adalah tantangan psikologis lainnya yang sering muncul dalam sistem kerja hybrid. 

Burnout sering terjadi ketika karyawan merasa terbebani oleh tuntutan kerja yang terus menerus, tanpa ada batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu istirahat. Dalam sistem kerja hybrid, karyawan mungkin merasa tertekan untuk selalu “on” dan terus bekerja, yang dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental. 

Baca Juga: Jam Kerja Efektif: Jurus Anti ‘Burn Out’ dan Stres 

Tips Sukses dalam Sistem Kerja Hybrid 

Mengadopsi sistem kerja hybrid memerlukan penyesuaian baik dari sisi karyawan maupun perusahaan. Untuk memastikan keberhasilan implementasi dan optimalisasi manfaat dari sistem ini, ada beberapa tips yang dapat diikuti. 

  • Tetapkan Batasan yang Jelas Antara Kerja dan Kehidupan Pribadi 

Dalam sistem kerja hybrid, sangat penting untuk membuat Batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kamu dapat usahakan untuk memiliki ruang kerja yang terpisah dari area lain di rumah. Ini tidak hanya membantu dalam menjaga fokus saat bekerja, tetapi juga memberikan sinyal mental bahwa saat kamu berada di ruang tersebut, dan sedang dalam mode kerja. Ketika kamu meninggalkan ruang kerja tersebut, itu menandakan bahwa pekerjaan sudah selesai dan kamu bisa beralih ke kegiatan lain. 

Serta penting untuk menetapkan jadwal kerja yang konsisten dan komunikasikan kepada rekan kerja dan serta keluarga di rumah. Dengan jadwal yang tetap, kamu dapat menghindari bekerja berlebihan dan menjaga keseimbangan antara kerja dan waktu pribadi. 

  • Pertahankan Komunikasi yang Terbuka dan Rutin 

Komunikasi adalah elemen penting dalam kesuksesan sistem kerja hybrid. Lakukan rapat rutin dengan tim kamu untuk memastikan semua anggota tetap terhubung dan mengetahui perkembangan pekerjaan. Ini juga memberikan kesempatan bagi anggota tim untuk mengatasi masalah atau kekhawatiran yang mungkin mereka miliki. Rapat mingguan dapat membantu menjaga aliran komunikasi tetap terbuka. 

  • Manajemen Waktu yang Efektif 

Manajemen waktu adalah kunci keberhasilan dalam sistem kerja hybrid. Mulailah hari dengan membuat daftar tugas yang perlu diselesaikan. Prioritaskan tugas berdasarkan urgensi. Dengan memiliki daftar tugas yang jelas, kamu bisa tetap fokus dan menghindari prokrastinasi. 

Read More
mindset negatif yang menghambat perkembangan karier

Cara Mengubah Mindset yang Menghambat Perkembangan Karier

Pernah merasa kalau kariermu di situ-situ aja dan tak ada kemajuan yang berarti? Ternyata salah satu penyebab utama dari hal ini adalah mindset yang kita miliki. Mindset memainkan peran krusial dalam menentukan bagaimana kita menghadapi tantangan dan peluang dalam karier kita. Artikel ini akan membahas berbagai jenis mindset yang menghambat perkembangan karier dan bagaimana cara mengatasinya.

Apa Itu Mindset?

Dikutip dari Indeed, What is mindset? (And how to become more positive at work), mindset adalah pola pikir atau serangkaian keyakinan yang dimiliki seseorang tentang diri sendiri dan kemampuannya. Pola pikir ini memengaruhi cara seseorang melihat dunia, mengambil keputusan, dan bertindak dalam berbagai situasi. Mindset bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan dapat berubah seiring waktu dan pengalaman. Dalam konteks perkembangan karier, mindset sangat penting karena bisa menjadi pendorong atau penghambat kesuksesan seseorang.

Baca Juga: Manfaat Bekerja ‘Single-Tasking’: Tingkatkan Produktivitas dan Konsentrasi

Perbedaan fixed mindset dan growth mindset

Ada dua jenis mindset yang umum dikenal, yaitu fixed mindset dan growth mindset.

  • Fixed Mindset

Fixed mindset adalah keyakinan bahwa bakat dan kecerdasan adalah sifat bawaan yang tidak bisa diubah. Orang dengan mindset ini cenderung percaya bahwa mereka lahir dengan kemampuan tertentu dan tidak bisa berkembang lebih jauh. Akibatnya, mereka sering kali menghindari tantangan, takut gagal, dan merasa tidak perlu belajar hal-hal baru. Mereka berpikir bahwa usaha tidak akan mengubah kemampuan dasar mereka, sehingga mereka lebih memilih untuk tetap berada di zona nyaman.

Contoh perilaku orang dengan fixed mindset adalah ketika mereka menghadapi kesulitan, mereka cenderung menyerah dengan cepat dan menganggap diri mereka tidak mampu. Mereka juga mungkin merasa terancam oleh kesuksesan orang lain karena menganggap kesuksesan tersebut sebagai ancaman terhadap nilai diri mereka sendiri.

  • Growth Mindset

Sebaliknya, growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan melalui usaha, belajar, dan pengalaman. Orang dengan mindset ini percaya bahwa mereka bisa menjadi lebih baik jika mau bekerja keras dan tidak takut menghadapi tantangan. Mereka melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai cerminan ketidakmampuan diri.

Orang dengan growth mindset cenderung lebih terbuka terhadap kritik dan saran, serta lebih bersemangat untuk mencoba hal-hal baru. Mereka melihat kesuksesan orang lain sebagai sumber inspirasi dan motivasi, bukan sebagai ancaman. Mereka memahami bahwa proses belajar adalah perjalanan yang terus menerus, dan setiap kesulitan yang dihadapi adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik.

Mindset yang Menghambat Perkembangan Karier

Dikutip dari The Caring Techie, 7 Mindsets That Are Slowing Down Your Career Growth, Berikut ini merupakan beberapa mindset yang bisa menghambat karier kamu:

  • Fixed Mindset

Seperti yang sudah jelaskan sebelumnya, fixed mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan bakat seseorang adalah bawaan lahir dan tidak bisa diubah. Orang dengan mindset ini sering kali merasa bahwa usaha tambahan tidak akan banyak berpengaruh pada hasil yang mereka capai. Mereka cenderung menghindari tantangan karena takut gagal dan lebih memilih tetap berada di zona nyaman.

  • Takut Gagal

Rasa takut gagal adalah salah satu penghalang terbesar dalam perkembangan karier. Ketakutan ini membuat seseorang enggan mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru. Mereka khawatir bahwa kegagalan akan merusak reputasi mereka atau mengonfirmasi ketidakmampuan mereka.

  • Tidak Percaya Diri

Kurangnya kepercayaan diri dapat sangat membatasi peluang karier seseorang. Ketika seseorang tidak yakin dengan kemampuan dirinya, mereka cenderung ragu untuk mengambil inisiatif atau mencari peluang baru. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak cukup baik atau tidak layak mendapatkan kesuksesan.

  • Pikiran Negatif dan Pesimis

Pikiran negatif dan pesimis sering kali menjadi penghalang dalam mencapai tujuan karier. Orang dengan pola pikir ini cenderung melihat sisi buruk dari setiap situasi dan meragukan kemampuan mereka untuk berhasil. Mereka mungkin berpikir bahwa usaha mereka tidak akan dihargai atau bahwa mereka tidak akan pernah mencapai sukses.

  • Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Membandingkan diri dengan orang lain adalah perangkap umum yang bisa menghambat perkembangan karier. Ketika seseorang terus-menerus membandingkan pencapaian mereka dengan orang lain, mereka mungkin merasa tidak puas dengan kemajuan mereka sendiri dan kehilangan fokus pada tujuan pribadi mereka.

  • Menghindari Tanggung Jawab

Menghindari tanggung jawab adalah salah satu tanda dari mindset yang menghambat. Seseorang yang selalu menghindari tanggung jawab atau menunda-nunda pekerjaan sulit mungkin akan kehilangan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka dan mendapatkan kepercayaan dari atasan.

  • Perfeksionisme Berlebihan

Perfeksionisme bisa menjadi penghalang besar dalam perkembangan karier jika tidak dikelola dengan baik. Orang yang perfeksionis sering kali menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka mungkin menunda-nunda pekerjaan karena takut hasil akhirnya tidak sempurna.

Baca Juga: Cara Bangun ‘Positive Vibe’ di Tempat Kerja

Cara Mengatasi Mindset yang Menghambat

Mengatasi mindset yang menghambat perkembangan karier memerlukan kesadaran diri, usaha yang konsisten, dan strategi yang tepat. DIkutip dari Inc, Shift to a Growth Mindset With These 8 Powerful Strategies, berikut adalah beberapa cara yang bisa membantu mengubah mindset negatif menjadi lebih positif dan berkembang:

Mengembangkan Growth Mindset

Mengembangkan growth mindset adalah langkah pertama yang sangat penting. growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan kita bisa ditingkatkan melalui usaha dan pembelajaran.

  • Percaya pada Proses Pembelajaran

Sadari bahwa setiap kesulitan dan tantangan adalah bagian dari proses belajar. Jangan takut untuk mencoba hal baru dan belajar dari kesalahan.

  • Fokus pada Pertumbuhan

Alih-alih menghindari tantangan, lihatlah tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Setiap kali kamu menghadapi kesulitan, tanyakan pada diri sendiri, “Apa yang bisa saya pelajari dari ini?”

  • Ubah Pandangan tentang Kegagalan

Lihat kegagalan sebagai feedback, bukan akhir dari segalanya. Setiap kegagalan memberikan pelajaran berharga yang bisa membantu Anda menjadi lebih baik.

Menerima Kegagalan sebagai Pembelajaran

Kegagalan sering kali dianggap sebagai sesuatu yang negatif, tetapi sebenarnya bisa menjadi alat pembelajaran yang sangat efektif.

  • Refleksi Diri

Setelah mengalami kegagalan, luangkan waktu untuk merenung dan memahami apa yang salah. Apa yang bisa kamu lakukan secara berbeda di masa depan?

  • Jangan Menyalahkan Diri Sendiri

Hindari menyalahkan diri sendiri secara berlebihan. Setiap orang pernah gagal, dan itu adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.

  • Ambil Tindakan yang Berbeda

Setelah belajar dari kegagalan, cobalah pendekatan yang berbeda untuk mencapai tujuan kamu. Jangan ulangi kesalahan yang sama.

Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Semangat Kerja yang Sedang Turun

Meningkatkan Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah kunci untuk menghadapi tantangan dan mengambil risiko yang diperlukan untuk perkembangan karier.

  • Kenali dan Hargai Pencapaian Kamu

Buat daftar pencapaian, baik besar maupun kecil. Menghargai diri sendiri atas usaha dan hasil yang telah dicapai akan meningkatkan rasa percaya diri.

  • Tetapkan Tujuan yang Realistis

Tetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART). Mencapai tujuan-tujuan kecil akan memberikan dorongan kepercayaan diri untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

  • Lingkungan yang Mendukung

Kelilingi diri kamu dengan orang-orang yang mendukung dan memberikan energi positif. Dukungan dari teman, keluarga, atau mentor bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri kamu.

Membuat Tujuan yang Jelas

Tujuan yang jelas memberikan arah dan motivasi untuk bergerak maju.

  • Visualisasikan Tujuan

Bayangkan bagaimana rasanya mencapai tujuan. Visualisasi ini bisa memberikan motivasi tambahan dan membantu kamu tetap fokus.

  • Bagi Tujuan Menjadi Langkah-langkah Kecil

Pecah tujuan besar menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah dikelola. Setiap langkah yang dicapai akan memberikan rasa pencapaian dan dorongan untuk terus maju.

  • Evaluasi dan Sesuaikan

Secara berkala, evaluasi setiap Langkah yang kamu capai. Jika perlu, sesuaikan rencana untuk memastikan kamu tetap berada di jalur yang benar.

Mencari Dukungan dari Mentor

Mentor bisa memberikan pandangan dan nasihat yang berharga untuk membantu kamu mengatasi mindset yang menghambat.

  • Temukan Mentor yang Tepat

Cari seseorang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang kamu butuhkan. Mentor yang baik adalah seseorang yang bisa memberikan bimbingan dan dukungan, serta menginspirasi kamu.

  • Jalin Hubungan yang Kuat

Bangun hubungan yang baik dengan mentor kamu. Komunikasi yang terbuka dan jujur akan membantu kamu mendapatkan manfaat maksimal dari hubungan tersebut.

  • Terima Masukan dan Kritik dengan Terbuka

Jangan takut menerima kritik konstruktif. Masukan dari mentor bisa menjadi panduan berharga untuk pengembangan diri kamu nantinya.

Read More
jenis kontrak pekerjaan di Indonesia

Jenis Kontrak Pekerjaan di Indonesia: Panduan untuk ‘Fresh Graduate’

Pernahkah kamu melihat orang yang sudah meneken kontrak kerja bertahun-tahun, tapi sulit diangkat sebagai pekerja tetap? Atau ini malah terjadi di kamu saat ini? 

Memang buat calon pekerja, khususnya kalangan fresh graduate, jenis kontrak kerja penting diperhatikan. Sebab, memahami perbedaan dan implikasi dari masing-masing jenis kontrak pada akhirnya penting agar kita bisa mengambil keputusan karier yang tepat. 

Artikel ini akan membahas berbagai jenis kontrak, mulai dari PKWT hingga Freelance. 

Pentingnya Mengetahui Jenis Kontrak Pekerjaan 

Kenapa penting mengetahui jenis kontrak pekerjaan? Setiap jenis kontrak memiliki hak, kewajiban, dan keuntungan yang berbeda. Dengan memahami ini, kamu bisa menentukan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan karier kamu nantinya. Misalnya, apakah kamu lebih memilih keamanan kerja atau fleksibilitas waktu? Artikel ini akan membantu kamu menemukan jawabannya. 

Baca Juga: Dear ‘Fresh Graduate’, Siapkan Hal Ini untuk Masuk ke Dunia Kerja 

Jenis-Jenis Kontrak Pekerjaan di Indonesia 

Kontrak Kerja Waktu Tertentu (PKWT) 

Dikutip dari Kementerian Ketenagakerjaan, PKWT adalah kontrak yang memiliki batas waktu tertentu. Biasanya, kontrak ini digunakan untuk pekerjaan yang sifatnya sementara atau proyek tertentu. Misalnya, pekerjaan yang berlangsung selama enam bulan atau satu tahun. Perusahaan dapat memperbarui kontrak ini jika pekerjaan belum selesai. 

Keuntungan dan Kerugian PKWT 

Keuntungan PKWT termasuk fleksibilitas bagi perusahaan dalam mengatur tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan proyek. Bagi pekerja, ini adalah kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dalam berbagai jenis pekerjaan. Namun, kerugian utamanya adalah ketidakpastian kerja setelah kontrak berakhir dan hak-hak pekerja yang lebih terbatas dibandingkan PKWTT. 

Kontrak Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) 

PKWTT adalah kontrak tanpa batas waktu tertentu. Pekerja yang dipekerjakan dengan PKWTT berhak bekerja di perusahaan tersebut selama waktu yang tidak ditentukan hingga mereka mengundurkan diri atau diberhentikan. PKWTT memberikan kepastian kerja dan biasanya diiringi dengan hak-hak yang lebih lengkap seperti asuransi kesehatan, cuti tahunan, dan tunjangan lainnya. 

Keuntungan dan Kerugian PKWTT 

Keuntungan utama dari PKWTT adalah keamanan kerja yang lebih tinggi dan fasilitas serta tunjangan yang lebih baik. Namun, kekurangannya adalah kurangnya fleksibilitas bagi perusahaan dalam mengelola tenaga kerja dan biaya yang lebih tinggi karena komitmen jangka panjang. 

Kontrak Harian Lepas 

Kontrak harian lepas adalah kontrak yang dibuat berdasarkan kebutuhan harian atau mingguan. Pekerja dipekerjakan untuk bekerja pada hari-hari tertentu dan mendapatkan upah berdasarkan jumlah hari atau jam mereka bekerja. 

Keuntungan dan Kerugian Kontrak Harian Lepas 

Keuntungan kontrak harian lepas termasuk fleksibilitas tinggi bagi pekerja dan pemberi kerja. Pekerja bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan bekerja di berbagai tempat. Namun, kerugiannya adalah ketidakpastian jadwal kerja dan kurangnya manfaat jangka panjang seperti asuransi dan tunjangan. 

Kontrak Magang 

Kontrak magang biasanya ditujukan untuk mahasiswa atau fresh graduate yang ingin mendapatkan pengalaman kerja. Kontrak ini memiliki jangka waktu tertentu, misalnya tiga hingga enam bulan, dan bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pengalaman praktis. 

Keuntungan dan Kerugian Kontrak Magang 

Keuntungan utama dari kontrak magang adalah kesempatan untuk belajar dan mendapatkan pengalaman praktis. Ini juga bisa menjadi pintu masuk untuk pekerjaan tetap di perusahaan tersebut. Namun, kerugiannya adalah kompensasi yang biasanya lebih rendah dan kurangnya kepastian mengenai pekerjaan tetap setelah magang selesai. 

Kontrak Freelance 

Kontrak freelance adalah kontrak kerja di mana pekerja melakukan pekerjaan untuk perusahaan tanpa ikatan waktu yang tetap. Pekerja freelance bekerja berdasarkan proyek dan memiliki fleksibilitas tinggi dalam menentukan jadwal kerja mereka. 

Keuntungan dan Kerugian Kontrak Freelance 

Keuntungan utama dari kontrak freelance adalah fleksibilitas tinggi dan potensi penghasilan yang lebih besar, terutama jika pekerja memiliki keterampilan yang sangat dibutuhkan. Namun, kekurangannya adalah kurangnya stabilitas dan manfaat seperti asuransi kesehatan dan tunjangan lainnya. 

Baca Juga: Cara Menemukan Karier yang Tepat untuk Para Fresh Graduate 

Perbedaan Antara PKWT dan PKWTT 

Dikuti dari Hukum Online, Pekerja Wajib Tahu Perbedaan PKWT dan PKWTT, berikut perbedaan dari PKWT dan PKWTT:  

  • Aspek Hukum 

PKWT diatur dengan batasan waktu tertentu dan harus diperbaharui setelah masa kontrak habis, sedangkan PKWTT berlanjut tanpa perlu perpanjangan hingga pekerja mengundurkan diri atau diberhentikan. 

  • Aspek Keamanan Kerja 

Pekerja dengan PKWTT memiliki keamanan kerja yang lebih tinggi karena tidak perlu khawatir tentang perpanjangan kontrak. Sementara itu, pekerja PKWT harus menghadapi ketidakpastian mengenai masa depan pekerjaan mereka setelah kontrak berakhir. 

  • Aspek Fasilitas dan Tunjangan 

Pekerja dengan PKWTT biasanya mendapatkan tunjangan dan fasilitas yang lebih lengkap, seperti asuransi kesehatan, cuti tahunan, dan tunjangan lainnya. Pekerja PKWT mungkin memiliki hak yang lebih terbatas dalam hal ini. 

Tips untuk Fresh Graduate dalam Menghadapi Kontrak Pekerjaan 

Sebagai fresh graduate, memasuki dunia kerja adalah langkah besar yang memerlukan persiapan matang, terutama dalam memahami dan menandatangani kontrak kerja. Dikutip dari Hukum Online, Perhatikan Ini Sebelum Tanda Tangan Kontrak Kerja, berikut beberapa tips yang dapat membantu kamu dalam menghadapi kontrak pekerjaan: 

Memahami Isi Kontrak 

  • Membaca dengan Seksama 

Setiap detail dalam kontrak kerja penting untuk dipahami. Bacalah seluruh dokumen dengan seksama, termasuk bagian yang sering dianggap remeh seperti lampiran atau catatan kaki. 

  • Mengerti Terminologi Hukum 

Kontrak kerja sering kali menggunakan istilah-istilah hukum yang mungkin kurang familiar. Jangan ragu untuk mencari tahu arti dari istilah-istilah tersebut, atau meminta penjelasan dari HRD. 

Mengajukan Pertanyaan Penting 

  • Klarifikasi Poin yang Tidak Jelas 

Jika ada bagian dalam kontrak yang tidak kamu mengerti, ajukan pertanyaan kepada pihak perusahaan. Ini termasuk mengenai tanggung jawab pekerjaan, jam kerja, dan sistem penilaian kinerja. 

  • Pertanyaan tentang Tunjangan dan Fasilitas 

Tanyakan mengenai tunjangan kesehatan, cuti, bonus, dan fasilitas lainnya yang mungkin kamu terima sebagai bagian dari kontrak. Pastikan semua tunjangan yang disebutkan dalam tawaran pekerjaan tercantum jelas dalam kontrak. 

Menegosiasikan Syarat Kontrak 

  • Gaji dan Tunjangan 

Jangan takut untuk menegosiasikan gaji dan tunjangan yang kamu rasa sesuai dengan kemampuan dan kontribusi yang akan kamu berikan. Lakukan riset pasar untuk mengetahui standar gaji untuk posisi yang Anda lamar. 

  • Durasi Kontrak dan Status Karyawan 

Negosiasikan durasi kontrak jika kamu merasa perlu, terutama jika kamu menginginkan lebih banyak kepastian kerja. Pertimbangkan juga untuk meminta perubahan status dari kontrak waktu tertentu (PKWT) menjadi waktu tidak tertentu (PKWTT) jika memungkinkan. 

Baca Juga: Persiapan Masuk Dunia Kerja yang Perlu Diketahui Para Fresh Graduate 

Meninjau Kontrak Sebelum Menandatangani 

  • Melakukan Tinjauan Akhir 

Sebelum menandatangani, lakukan tinjauan akhir untuk memastikan bahwa semua kesepakatan yang telah dibicarakan tercantum dalam kontrak. Pastikan tidak ada ketidaksesuaian antara penawaran lisan dan dokumen tertulis. 

  • Memastikan Hak dan Kewajiban Jelas 

Pastikan bahwa hak dan kewajiban kamu sebagai karyawan jelas tercantum dalam kontrak. Ini mencakup tugas harian, tanggung jawab, dan juga hak terkait cuti, asuransi, dan tunjangan lainnya. 

Menyimpan Salinan Kontrak 

  • Mengarsipkan Dokumen 

Setelah menandatangani kontrak, pastikan kamu menyimpan salinan dokumen tersebut di tempat yang aman. Salinan ini akan menjadi referensi penting di masa depan, terutama jika terjadi perselisihan atau kebingungan terkait perjanjian kerja. 

  • Memiliki Dokumen dalam Format Digital 

Selain menyimpan salinan fisik, simpan juga salinan digital dari kontrak kerja kamu. Ini memudahkan akses dan pencarian informasi jika diperlukan di masa mendatang. 

Read More
pengertian fear of rejection

Atasi ‘Fear of Rejection’ atau Perasaan Takut Ditolak di Dunia Kerja

Pernahkah kamu merasa takut untuk mengambil risiko karena khawatir bakal ditolak mentah-mentah? Fear of rejection atau takut ditolak adalah perasaan yang sangat umum. Namun , itu bisa menjadi penghalang besar dalam mencapai kesuksesan karier nantinya. 

Mengapa begitu penting untuk mengatasi rasa takut ini? Mari kita eksplorasi lebih dalam. 

Mengapa Fear of Rejection Perlu Diatasi? 

Rasa takut ditolak bisa menghambat potensi kita untuk berkembang. Jika kita selalu takut ditolak, kita mungkin akan melewatkan banyak peluang berharga yang bisa membawa kita ke puncak kesuksesan. Selain itu, rasa takut ini bisa mempengaruhi kesehatan mental kita, membuat kita merasa cemas dan tidak berharga. 

Baca Juga: ‘Quarter Life Crisis’: Pengertian, Tanda, dan Cara Mengatasinya 

Memahami Fear of Rejection 

Fear of rejection adalah ketakutan yang berlebihan terhadap penolakan sosial, baik itu dari teman, keluarga, atau lingkungan kerja. Perasaan ini bisa sangat mengintimidasi dan membuat kita ragu untuk mencoba hal baru. Menurut Psychology Today, How to Conquer the Fear of Rejection, fear of rejection dapat menyebabkan seseorang menghindari situasi yang berpotensi menimbulkan penolakan, sehingga membatasi peluang dan perkembangan diri. 

Tanda-Tanda Fear of Rejection 

Beberapa tanda umum dari fear of rejection termasuk merasa cemas sebelum presentasi, menghindari situasi sosial, dan takut untuk mengungkapkan ide atau opini di tempat kerja. Jika kamu sering merasa seperti ini, mungkin kamu mengalami ini. 

Medical News Today, Fear of rejection: What it is and how to overcome it, menyebutkan tanda-tanda fear of rejection juga bisa meliputi rasa rendah diri dan kecenderungan untuk mencari persetujuan terus-menerus dari orang lain. 

Dampak Negatif Fear of Rejection pada Karier 

  • Menghambat Pertumbuhan Karier 

Rasa takut ditolak bisa menghambat pertumbuhan karier seseorang dengan cara membuatnya ragu untuk mengambil inisiatif atau menerima tantangan baru. Ketika kita merasa takut ditolak, kita cenderung untuk menghindari situasi-situasi yang menuntut keberanian dan inovasi.  

Akibatnya, kita bisa melewatkan banyak kesempatan untuk belajar dan berkembang. Sebuah studi yang dipublikasikan di Harvard Business Review, Preventing Rejection at Work, menunjukkan bahwa individu yang terlalu takut ditolak cenderung tidak mencapai potensi penuh mereka karena selalu bermain aman dan tidak mau mengambil risiko besar. 

  • Menurunkan Produktivitas 

Rasa takut ditolak juga dapat berdampak langsung pada produktivitas kerja. Ketika kita terlalu fokus pada ketakutan akan penolakan, kita bisa menjadi tidak fokus dan kurang efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas kita. Ini bisa membuat kita lebih lambat dalam bekerja dan mengurangi kualitas hasil kerja kita.  

Sebuah artikel di Forbes, How To Overcome Your Fear Of Rejection, menyebutkan bahwa karyawan yang memiliki rasa takut ditolak yang tinggi sering kali mengalami penurunan produktivitas karena mereka terlalu khawatir tentang bagaimana pekerjaan mereka akan diterima oleh orang lain. 

  • Mengurangi Kepercayaan Diri 

Kepercayaan diri adalah kunci kesuksesan dalam karier. Namun, fear of rejection bisa merusak kepercayaan diri kita secara signifikan. Ketika kita sering merasa takut ditolak, kita mulai meragukan kemampuan dan nilai diri kita sendiri.  

Ini bisa menghalangi kita untuk mengambil langkah-langkah berani dan membuat kita merasa tidak layak untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Masih dari artikel Psychology Today, individu dengan fear of rejection yang tinggi cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah, yang pada gilirannya menghalangi mereka untuk mencapai kesuksesan dalam karier mereka. 

Baca Juga: Sering Takut Sama Atasan Saat Pertama Kerja? Ini Tips untuk Atasi Masalahmu 

Mengapa Fear of Rejection Perlu Diatasi 

Pentingnya Keberanian Mengambil Risiko 

Mengambil risiko adalah bagian dari proses mencapai kesuksesan. Dengan mengatasi rasa takut ditolak, kita akan lebih berani untuk mengambil langkah besar dan mengejar impian kita. 

Dampak Positif pada Kesehatan Mental 

Mengatasi fear of rejection juga bisa membawa dampak positif pada kesehatan mental kita. Kita akan merasa lebih tenang, bahagia, dan percaya diri dalam menghadapi berbagai situasi. 

Mengatasi fear of rejection sangat penting karena berbagai alasan yang signifikan, baik untuk perkembangan pribadi maupun profesional. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa kita perlu mengatasi rasa takut akan penolakan: 

  • Meningkatkan Kemampuan Mengambil Risiko 

Keberanian untuk mengambil risiko adalah salah satu kunci utama dalam mencapai kesuksesan. Dalam dunia kerja, sering kali kita dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan berani, seperti mengajukan ide baru, mengajukan promosi, atau mengambil proyek besar.  

Dengan mengatasi fear of rejection, kita menjadi lebih berani untuk mengambil risiko ini, yang pada gilirannya bisa membuka peluang baru dan membawa kita lebih dekat pada tujuan karier kita. 

  • Membuka Peluang Baru 

Saat kita takut ditolak, kita cenderung menghindari peluang yang bisa membawa kita ke level berikutnya dalam karier. Ini termasuk menghindari aplikasi pekerjaan baru, berbicara di depan umum, atau mengambil proyek-proyek yang menantang. Dengan mengatasi fear of rejection, kita membuka diri terhadap peluang-peluang ini dan meningkatkan kemungkinan untuk berhasil. 

  • Meningkatkan Kepercayaan Diri 

Kepercayaan diri adalah fondasi dari kesuksesan di banyak bidang kehidupan, termasuk karier. Dengan mengatasi rasa takut akan penolakan ini, kita bisa membangun dan memperkuat kepercayaan diri kita. Ini akan membuat kita lebih percaya diri dalam mengambil inisiatif, menyuarakan pendapat, dan menunjukkan kemampuan kita di tempat kerja. 

Baca Juga: Merasa Stagnan dan Hilang Semangat, Apa Itu ‘Sophomore Slump’ di Tempat Kerja? 

Cara Mengatasi Fear of Rejection 

Mengatasi fear of rejection adalah langkah penting untuk mencapai kesuksesan dalam karier. Dikutip dari Healthline, 10 Tips for Overcoming Your Fear of Rejection, berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan: 

Mengubah Pola Pikir 

  • Berpikir Positif 

Berpikir positif adalah langkah pertama dalam mengatasi fear of rejection. Fokus pada hal-hal baik yang bisa terjadi daripada kemungkinan penolakan. Misalnya, daripada berpikir “Apa yang akan terjadi jika saya ditolak?”, coba ubah menjadi “Bagaimana jika ini adalah kesempatan saya untuk sukses?”. Berpikir positif bisa membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional . 

  • Mengubah Perspektif tentang Penolakan 

Penolakan bukanlah akhir dari segalanya. Cobalah melihat penolakan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai kegagalan. 

Setiap penolakan bisa menjadi pelajaran berharga yang membantumu menjadi lebih baik di masa depan. Penting untuk memahami bahwa penolakan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan . 

Meningkatkan Kepercayaan Diri 

  • Mencapai Tujuan Kecil 

Mulailah dengan mencapai tujuan-tujuan kecil untuk membangun kepercayaan diri. Setiap pencapaian kecil akan membuatmu merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan lebih besar. Misalnya, jika kamu takut berbicara di depan umum, mulailah dengan presentasi kecil di depan teman-teman dekat sebelum mencoba berbicara di depan banyak orang. 

  • Memahami Kekuatan dan Kelemahan Diri 

Kenali kekuatan dan kelemahanmu. Dengan memahami diri sendiri, kamu bisa lebih mudah mengatasi rasa takut ditolak dan fokus pada pengembangan diri. Tuliskan apa saja kekuatanmu dan bagaimana kamu bisa memanfaatkannya untuk mencapai tujuanmu. Begitu juga dengan kelemahan, carilah cara untuk memperbaikinya atau mengurangi dampaknya. 

Membangun Dukungan Sosial 

  • Mencari Mentor 

Mentor bisa memberikan bimbingan dan dukungan yang kamu butuhkan untuk mengatasi fear of rejection. Carilah seseorang yang bisa membantumu melihat potensi dan kelebihanmu. Memiliki mentor akan sangat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan perspektif baru tentang penolakan. 

  • Bergabung dengan Komunitas 

Bergabung dengan komunitas yang mendukung bisa memberimu rasa memiliki dan mengurangi rasa takut ditolak. Temukan orang-orang yang memiliki minat yang sama dan saling mendukung satu sama lain. Misalnya, bergabung dengan kelompok profesional di bidangmu bisa memberimu dukungan dan motivasi untuk terus berkembang. 

Read More
tanda perusahaan ramah terhadap pekerja perempuan

Ciri-Ciri Perusahaan yang Mendukung Pekerja Perempuan

Perusahaan yang ramah terhadap pekerja perempuan adalah tempat kerja yang menerapkan kebijakan dan praktik yang mendukung kesejahteraan dan perkembangan karier pekerja perempuan. Ini termasuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, memberikan kesempatan yang sama, dan menawarkan dukungan yang diperlukan untuk keseimbangan kerja-hidup yang sehat.

Mengapa Penting Mendukung Pekerja Perempuan?

Mendukung pekerja perempuan tidak hanya baik untuk individu tersebut, tetapi juga bagi perusahaan secara keseluruhan. Dengan menyediakan lingkungan kerja yang inklusif dan setara, perusahaan dapat menarik dan mempertahankan talenta terbaik, meningkatkan produktivitas kerja, dan menciptakan budaya kerja yang lebih positif.

Baca Juga: Buku-buku Sains Anak Masih Bias Gender, Kurang Representasi Perempuan

Kebijakan Ramah Gender

  • Kebijakan Cuti Hamil dan Melahirkan

Salah satu indikator utama perusahaan ramah perempuan adalah adanya kebijakan cuti hamil dan melahirkan yang adil. Perusahaan yang baik akan memberikan cuti berbayar yang cukup panjang untuk memungkinkan ibu baru pulih dan menyesuaikan diri dengan peran baru mereka.

Menurut sebuah studi oleh World Economic Forum, The Benefits of Paid Parental Leave, perusahaan yang menyediakan cuti hamil yang memadai cenderung memiliki tingkat retensi karyawan yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik. Cuti hamil yang baik tidak hanya mencakup durasi yang cukup tetapi juga perlindungan pekerjaan selama dan setelah cuti tersebut, memastikan bahwa pekerja perempuan dapat kembali ke posisi mereka tanpa diskriminasi.

  • Fleksibilitas Jam Kerja

Fleksibilitas jam kerja adalah aspek penting lainnya. Banyak perempuan harus mengelola tanggung jawab rumah tangga dan pekerjaan sekaligus. Dengan fleksibilitas dalam jam kerja, mereka dapat menyeimbangkan kedua peran ini tanpa mengorbankan karier mereka.

Sebuah laporan dari McKinsey & Company berjudul The Power of Flexibility: Flexible Work Arrangements, menunjukkan bahwa fleksibilitas kerja tidak hanya membantu pekerja perempuan tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kepuasan karyawan secara keseluruhan . Fleksibilitas ini bisa berupa jam kerja yang dapat disesuaikan, opsi kerja jarak jauh, atau minggu kerja yang dipadatkan.

Lingkungan Kerja yang Inklusif

  • Pelatihan dan Pendidikan Inklusif

Perusahaan ramah perempuan akan menyediakan pelatihan dan pendidikan yang inklusif. Ini termasuk program yang mendukung pengembangan keterampilan dan pengetahuan tanpa memandang gender, memastikan semua karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.

  • Fasilitas Ramah Perempuan

Fasilitas seperti ruang menyusui dan tempat penitipan anak di tempat kerja sangat membantu. Ini menunjukkan bahwa perusahaan menghargai kebutuhan spesifik pekerja perempuan dan berusaha membuat mereka merasa nyaman dan didukung.

  • Kebijakan Anti-Diskriminasi yang Kuat

Perusahaan harus memiliki kebijakan anti-diskriminasi yang kuat dan jelas, termasuk mekanisme pelaporan yang aman dan efisien. Kebijakan ini harus mencakup langkah-langkah untuk menangani laporan diskriminasi dengan serius dan memastikan bahwa semua karyawan merasa aman dan dihormati di tempat kerja.

Kebijakan anti-diskriminasi yang efektif dapat membantu menciptakan budaya kerja yang lebih inklusif dan mengurangi insiden diskriminasi di tempat kerja.

  • Ruang Kerja yang Mendukung Keberagaman

Menciptakan ruang kerja yang mendukung keberagaman adalah langkah penting lainnya. Ini termasuk menyediakan fasilitas yang mendukung keberagaman, seperti ruang ibadah, area istirahat yang inklusif, dan acara perusahaan yang merayakan keberagaman budaya.

Menurut sebuah laporan dari Deloitte, The Diversity and Inclusion Revolution: Eight Powerful Truths, perusahaan yang menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keberagaman cenderung memiliki karyawan yang lebih terlibat dan loyal, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Baca Juga: ‘Lookism’ dan Diskriminasi di Tempat Kerja: Pekerja ‘Good Looking’ Lebih Sejahtera

Peluang Karier yang Setara

  • Rekrutmen yang Adil dan Transparan

Perusahaan yang ramah terhadap pekerja perempuan biasanya memiliki proses rekrutmen yang adil dan transparan. Ini berarti bahwa setiap kandidat dinilai berdasarkan keterampilan dan kualifikasi mereka, tanpa adanya diskriminasi berdasarkan gender.

Menurut sebuah laporan dari Glassdoor, Why Diversity Matters, perusahaan yang menerapkan proses rekrutmen yang adil dan transparan cenderung memiliki lebih banyak keanekaragaman di tempat kerja dan karyawan yang lebih puas . Transparansi dalam rekrutmen juga mencakup pengungkapan gaji yang jelas dan proses seleksi yang bebas dari bias.

  • Kesempatan Pengembangan Karier yang Sama

Peluang untuk pengembangan karier yang sama adalah aspek penting dari kesetaraan di tempat kerja. Ini berarti bahwa semua karyawan, terlepas dari gender, memiliki akses yang sama untuk promosi, pelatihan, dan pengembangan profesional.

Baca Juga: ‘Glass Ceiling’ dan Faktor Lain yang Halangi Perempuan Naiki Jenjang Karier

  • Gaji yang Setara untuk Pekerjaan yang Setara

Gaji yang setara untuk pekerjaan yang setara adalah indikator lain dari perusahaan yang mendukung kesetaraan gender. Ini berarti bahwa perempuan dan laki-laki yang melakukan pekerjaan yang sama atau setara harus menerima gaji yang sama, tanpa ada perbedaan yang tidak adil.

Menurut laporan dari World Economic Forum, Global Gender Gap Report 2020, kesenjangan gaji gender masih menjadi masalah di banyak tempat kerja, tetapi perusahaan yang berkomitmen untuk transparansi gaji dan evaluasi kinerja yang adil dapat membantu mengurangi kesenjangan ini.

  • Promosi yang Berdasarkan Kinerja

Perusahaan yang adil akan memastikan bahwa promosi didasarkan pada kinerja dan pencapaian, bukan pada favoritisme atau bias gender. Dengan menerapkan sistem evaluasi kinerja yang objektif, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk maju dalam karier mereka.

Read More
kenaikan gaji atau promosi jabatan

Kenaikan Gaji atau Promosi Jabatan, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Ketika mendapat tawaran untuk kenaikan gaji atau promosi jabatan, banyak orang merasa bingung untuk memilih. Keduanya memiliki manfaat dan tantangan masing-masing, dan keputusan ini dapat berdampak besar pada karier dan kehidupan pribadi kamu ke depannya. Jadi, mana yang harus kamu pilih? Mari kita telusuri lebih dalam.

Memahami Kenaikan Gaji

Kenaikan gaji adalah peningkatan jumlah uang yang diterima sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan. Ini bisa berupa kenaikan tahunan, kenaikan berbasis kinerja, atau kenaikan sebagai hasil dari negosiasi ulang kontrak. Menurut sebuah studi dari Harvard University, Performance-Based Pay: An Analysis, kenaikan gaji sering kali diberikan sebagai penghargaan atas kinerja yang luar biasa atau peningkatan tanggung jawab.

Baca juga: Tips Ampuh Negosiasi Gaji Tanpa Canggung

Manfaat Kenaikan Gaji

  • Keamanan Finansial

Dengan kenaikan gaji, kamu akan memiliki lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, menabung, atau berinvestasi. Ini memberikan rasa aman finansial yang lebih besar. Menurut data dari US Bureau of Labor Statistics, Financial Stability Among Workers Receiving Pay Raises, karyawan yang menerima kenaikan gaji memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk meningkatkan tabungan dan investasi mereka, yang pada gilirannya meningkatkan stabilitas finansial jangka panjang mereka.

  • Motivasi dan Kepuasan Kerja

Kenaikan gaji sering kali dianggap sebagai pengakuan atas kerja keras dan dedikasi. Ini bisa meningkatkan motivasi kerja dan kepuasan kerja, membuat kamu merasa lebih dihargai. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Applied Psychology, The Impact of Financial Rewards on Employee Motivation, menunjukkan bahwa penghargaan finansial memiliki dampak positif yang signifikan terhadap motivasi kerja dan kepuasan karyawan.

Kekurangan Kenaikan Gaji

  • Risiko Inflasi

Terkadang, kenaikan gaji tidak sebanding dengan tingkat inflasi. Artinya, meskipun gaji kamu naik, daya beli kamu mungkin tetap sama atau bahkan menurun. Sebuah artikel di Forbes, How Inflation Affects Your Pay Raise, menyoroti bahwa inflasi dapat mengikis nilai riil dari kenaikan gaji, terutama dalam ekonomi yang tidak stabil.

  • Kebiasaan Konsumsi yang Buruk

Dengan lebih banyak uang di tangan, ada kecenderungan untuk meningkatkan gaya hidup. Ini bisa menyebabkan kebiasaan konsumsi yang tidak sehat dan mengurangi kemampuan kamu untuk menabung atau berinvestasi. Penelitian dari Cambridge University, Income Increase and Spending Habits: A Behavioral Study, menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan sering kali diikuti oleh peningkatan pengeluaran, yang bisa berujung pada kebiasaan finansial yang kurang baik.

  • Memahami Promosi Jabatan

Promosi jabatan adalah peningkatan posisi atau level dalam organisasi, sering kali disertai dengan peningkatan tanggung jawab, wewenang, dan biasanya gaji. Promosi jabatan umumnya diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi signifikan seorang karyawan terhadap perusahaan dan potensi mereka untuk peran kepemimpinan yang lebih besar.

Baca Juga: Cara Tepat Mengatasi Gaji yang Hanya Numpang Lewat

Manfaat Promosi Jabatan

  • Pengembangan Karire

Promosi jabatan memberikan peluang untuk mengembangkan karier. Kamu akan mendapatkan pengalaman baru, mengasah keterampilan kepemimpinan, dan meningkatkan kredibilitas profesional. Karyawan yang menerima promosi cenderung memiliki peluang lebih besar untuk mencapai posisi eksekutif dalam jangka panjang.

  • Pengakuan dan Prestise

Promosi sering kali dilihat sebagai tanda pengakuan atas kontribusi kamu untuk perusahaan. Ini memberikan rasa bangga dan prestise yang bisa meningkatkan kepercayaan diri. Sebuah artikel di The Balance Careers, The Professional Impact of Job Promotions, menyebutkan bahwa promosi jabatan dapat meningkatkan reputasi profesional dan memberikan rasa pencapaian pribadi yang kuat.

Kekurangan Promosi Jabatan

  • Tanggung Jawab Tambahan

Dengan jabatan baru, tanggung jawab juga meningkat. Ini bisa berarti jam kerja yang lebih panjang dan lebih banyak tekanan. Menurut penelitian dari American Psychological Association, The Psychological Impact of Increased Job Responsibility, tanggung jawab yang lebih besar sering kali diiringi dengan peningkatan tingkat stres dan tuntutan waktu.

  • Tekanan dan Stres

Posisi yang lebih tinggi sering kali datang dengan ekspektasi yang lebih tinggi pula. Tekanan untuk memenuhi target dan tanggung jawab baru bisa menyebabkan stres. Karyawan yang dipromosikan ke posisi manajerial sering kali mengalami peningkatan tingkat stres karena tanggung jawab tambahan dan ekspektasi kinerja yang lebih tinggi.

Baca Juga: Alokasi Gaji yang Cermat: Tips Perencanaan Keuangan yang Efektif

Faktor yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Memilih Kenaikan Gaji atau Promosi Jabatan

  • Kondisi Keuangan Pribadi

Pertimbangkan kondisi keuangan kamu saat ini. Jika kamu membutuhkan peningkatan pendapatan segera, kenaikan gaji mungkin lebih bermanfaat. Menurut sebuah artikel di Investopedia, Evaluating Personal Financial Health Before Major Career Decisions, mengevaluasi kesehatan keuangan pribadi adalah langkah penting sebelum membuat keputusan karier besar .

  • Tujuan Karier Jangka Panjang

Pikirkan tujuan karier jangka panjang kamu. Jika kamu ingin mencapai posisi manajerial atau eksekutif, promosi jabatan bisa lebih sesuai dengan aspirasi kamu. memiliki rencana karier jangka panjang dapat membantu kamu dalam membuat keputusan yang lebih baik tentang promosi dan perkembangan karier.

  • Lingkungan Kerja dan Budaya Perusahaan

Pertimbangkan bagaimana kenaikan gaji atau promosi akan mempengaruhi interaksi kamu dengan rekan kerja dan lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang positif dapat memengaruhi kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

  • Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi

Evaluasi bagaimana setiap opsi akan mempengaruhi keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi kamu. Promosi mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan energi. Dikutip dari Mayo Clinic, The Importance of Work-Life Balance for Health, keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi yang baik sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik.

Read More