keberagaman di tempat kerja

Ada LGBT dan Minoritas di Kantormu? Ini 6 Manfaatnya

keberagaman di tempat kerja – Bayangkan jika kantor tempatmu bekerja saat ini dipenuhi orang dengan latar belakang yang beragam, tidak hanya dari latar belakang suku, agama dan ras, tetapi juga identitas gender serta orientasi seksual? Pasti akan sangat banyak sekali hal-hal positif yang bermunculan karena keberagaman tersebut.

Sayangnya di Indonesia sendiri hal ini sepertinya masih menjadi angan-angan belaka, sebab masih banyak stigma dan diskriminasi terhadap komunitas marjinal, seperti LGBT di Indonesia. Memang, beberapa kantor ada yang tidak memedulikan identitas gender atau seksual karyawannya, dan selalu melihat prestasi mereka.

Namun, jika melihat tren global, berkat kemajuan teknologi dan perubahan zaman akibat pandemi Covid-19, membuat tempat kerja yang lebih inklusif untuk semua pekerja  itu sudah menjadi sebuah keharusan. Jika, perusahaan tidak melakukan hal ini, akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan ke depannya. 

Baca Juga: 10 Tips Buat Kamu yang Baru Lulus dan Mau Lamar Kerja

Keberagaman di dunia kerja bukan hanya perlu diberlakukan di bagian karyawannya saja tetapi juga di level-level strategis seperti level pengambil keputusan.  Kok gitu? Semakin beragam orang-orang di dalam level pengambil keputusan, maka semakin baik pula keputusan yang dihasilkan. 

Nah berikut ini beberapa manfaat keberagaman di tempat kerja yang mesti kamu tahu, yuk disimak. 

1. Keberagaman di Tempat Kerja akan Meningkatkan Produktivitas Pekerja dan Inovasi

Saat perusahaan memutuskan untuk menerima karyawan baru dari berbagai latar belakang dan identitas, hal ini akan membawa perusahaanmu pada banyak keuntungan salah satunya meningkatkan produktivitas kerja. Memang, membawa perspektif baru ke perusahaan terlihat  menyeramkan untuk HRD, tetapi beberapa riset mengatakan, tim yang beragam memperlihatkan perbaikan dalam mengambil keputusan sebesar 60 persen.

Selain itu, coba deh kamu bayangkan jika tim kamu itu isinya orang-orang yang homogen, misalnya, dari suku yang sama, atau jenis kelamin yang sama, tentunya ide-ide yang dihasilkan juga  tidak terlalu menarik. Nah, jika tim-mu komposisinya beragam, seperti dari segi gender, latar belakang pendidikan, dan lain sebagainya, pastinya akan banyak banget inovasi yang diciptakan, dan hal ini berujung pada keuntungan untuk perusahaan juga deh. 

 2. Meningkatkan Reputasi Perusahaan

Kita semua tahu, bahwa saat ini dunia sudah berubah dan kesetaraan gender dan inklusivitas tempat kerja menjadi topik hangat untuk semuanya. oleh sebabnya jika perusahaanmu mulai memperbaiki hal ini, maka reputasi perusahaanmu akan mulai membaik.

Baca Juga: Kerja, Kerja, ‘Burnout’: Dilema Perempuan Karier

Orang-orang akan mengenal perusahaanmu inklusif, dan yang pasti mereka juga akan senang membeli produk atau jasa yang perusahaan tawarkan. Keberagaman di tempat kerja ternyata semakin membawa cuan loh ke perusahaan. 

3. Menciptakan Ruang yang Nyaman dan Aman bagi Semua Pekerja

Baru-baru ini beredar kabar di media sosial, bahwa terjadi kekerasan seksual saat perekrutan di salah satu startup besar di Jakarta Selatan. Hal ini tentunya bukan cuma terjadi satu-dua kali saja, tetapi sebelumnya sudah banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi di tempat kerja. 

Faktanya, memang sebagian besar perusahaan masih belum memiliki SOP untuk menangani kekerasan seksual. Nah, untuk membuat lingkungan kerja yang aman dan nyaman, tentunya SOP kekerasan seksual saja tidak cukup, namun, dibutuhkan juga perubahan budaya serta inklusivitas dalam ruang kerja. 

4. Meningkatkan Performa Kerja Karyawan

Ketika lingkungan kerja  nyaman dan aman serta  memiliki talent yang beragam, hal ini tentunya berpengaruh juga terhadap performa kerja karyawan. Dikutip dari HBR, dalam sebuah riset menunjukan jika tim kamu homogen, mulai dari identitas gender hingga cara pandangnya, akan melumpuhkan keragaman kognitif alami sebab individu mengalami tekanan untuk menyesuaikan diri. 

Baca Juga: Pemimpin Perempuan: Perkara Kesempatan

Ketika karyawan tidak bisa menjadi dirinya sendiri, tentunya hal ini akan berpengaruh pada kesehatan mental karyawan tersebut dan akhirnya tidak bisa menghasilkan pekerjaan terbaik mereka. 

Tantangan dalam Menciptakan Keragaman di Tempat Kerja

Berbicara tentang keberagaman di tempat kerja tentunya lebih mudah ketimbang mengimplementasikannya. Banyak sekali tantangan yang akan dihadapi oleh manajemen terutama dalam hal melatih karyawan serta HRD-nya. Berikut ini beberapa tantangan yang akan perusahaan hadapi setelahnya, dikutip dari laman Culture Amp. 

  1. Melakukan pelatihan rutin dan masif untuk semua karyawan. 
  2. Belajar dan mengurangi bias-bias pada identitas-identitas tertentu, seperti identitas gender, orientasi seksual, serta ras.
  3. Perusahaan kemungkinan akan mengalami resistensi dari karyawan-karyawan yang tidak menginginkan adanya perubahan. 
Read More
Apa Itu Toxic Productivity

Apa Itu ‘Toxic Productivity’, Kenapa Kamu Perlu Menghentikannya?

Apakah kamu berpikir sering lembur dan menghabiskan sebagian waktu untuk bekerja adalah hal yang baik? Apakah kamu kerap menelantarkan kesehatan dan relasi sosial demi pekerjaan? Hati-hati, bisa jadi kamu sedang berada dalam lingkaran produktivitas beracun atau toxic productivity. 

Apa itu Toxic Productivity?

Dikutip dari The Huffington Post, toxic productivity merupakan istilah yang merujuk pada orang-orang yang terlalu workaholic. Padahal situasi sesungguhnya, istilah ini merujuk pada orang-orang yang bekerja melebihi tanggung jawabnya bahkan melebihi kapasitasnya, 

Ketika mendengar istilah tersebut, awalnya saya juga bertanya-tanya memang ada ya? Setelah membaca sejumlah referensi, ternyata saya pun mengalami hal persis yang dijelaskan dalam artikel-artikel tersebut. Akibat pandemi COVID-19, rutinitas yang saya miliki berubah sangat drastis. 

Baca Juga: Kehilangan Motivasi Kerja, Penyebab dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Saat work from home, saya merasa waktu kerja saya melebur dengan aktivitas di luar pekerjaan. Ketika saya menyelesaikan tugas-tugas lebih cepat, dan mendapatkan waktu istirahat banyak hari itu, saya merasa sangat bersalah. Padahal, pekerjaan yang saya selesaikan juga tak kalah banyaknya. Saya pun mulai menyelesaikan pekerjaan lain yang sebetulnya masih memiliki tenggat waktu lama.

Saya juga, jadi sering menunda melakukan hal-hal lain di luar pekerjaan, misalnya, ketika ibu saya menyuruh untuk rehat, saya bakal menolak dengan halus dan berkata, “tanggung, dikit lagi kelar kok.”

Toxic productivity ini tentunya berakibat fatal pada kondisi kesehatan mental. Akhirnya itu berujung pada saya yang mengalami burnout. Beberapa teman juga mengalami hal yang sama persis dengan saya. Ketika mereka sudah selesai mengerjakan tugas mereka, alih-alih mengapresiasi diri karena telah berhasil menyelesaikan tugas sesuai deadline, mereka malah merasa hampa.

Parahnya, saat mereka diajak untuk beristirahat sebentar, mereka malah berkata bahwa itu sia-sia. Waduh, saya semakin khawatir dengan fenomena seperti ini.

Berikut beberapa tanda jika kamu sudah mulai masuk ke dalam lingkaran produktivitas beracun atau toxic productivity, dikutip dari laman The Healthy. 

1. Tanda toxic productivity yang pertama: Kamu merasa tidak bersemangat mengerjakan aktivitas selain pekerjaanmu

Tanda-tanda kamu sudah masuk ke lingkaran setan toxic productivity kamu akan merasa aktivitasmu selain bekerja tidak membuatmu senang atau rileks. Misalnya, kamu senang bermain gim setelah bekerja, namun belakangan kamu malah tidak ada selera memainkannya, dan lebih memilih untuk bekerja. Hati-hati. 

Baca Juga: 7 Tantangan Kerja Sama Tim di Tempat Kerja dan Cara Mengatasinya

2. Kamu lupa kapan terakhir kali merasa senang

Setelah kamu kehilangan kesenangan dalam melakukan aktivitas di luar pekerjaan, kamu jadi lupa kapan terakhir kamu bersenang-senang, entah itu bersama teman, atau me time sendirian. Toxic productivity membuat kamu jadi lupa untuk mencari kesenangan lain, bahkan lebih parahnya, kamu bisa jadi kurang bergairah dalam hidupmu. 

3. Waktu istirahat atau rehat membuatmu cemas

Pernah enggak ketika istirahat, kamu malah jadi cemas karena merasa perlu mengerjakan sesuatu? Jika iya, maka kamu sudah mengalami Toxic Productivity. Ingat, jika waktunya istirahat, kamu mesti istirahat, jangan malah sebaliknya. 

4. Kamu kesal ketika melihat orang-orang senang

Ketika melihat teman-temanmu jalan-jalan ke luar kota, atau me time sendirian, kamu malah merasa kesal dengan mereka. Jika kamu merasa seperti ini, kamu perlu mulai mewaspadai tanda-tanda toxic productivity.

5. Kamu jadi malas bersosialisasi merupakan tanda toxic productivity yang sering terjadi

Produktivitas toksik juga akan membuatmu merasa malas  untuk bersosialisasi atau bercengkrama dengan orang-orang terdekatmu. Padahal, berjeda dan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang penting dalam hidupmu itu penting.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

6. Kamus sering merasa bersalah jika tidak produktif

Jika kamu sering merasa bersalah ketika mengambil cuti atau mungkin beristirahat sebentar sebelum bekerja lagi, kamu mesti mewaspadai hal itu sebagai tanda toxic productivity. Segera konsultasikan ke psikolog ya. 

7. Kamu merasa tidak mampu untuk menjauh dari pekerjaanmu

Ketika temanmu mengajak untuk bersantai sejenak, kamu malah menolak dan merasa tidak bisa lepas dari kerjaan kamu. Alih-alih melakukan jeda, kamu malah semakin membenamkan diri dalam pekerjaanmu untuk mencari ketenangan diri. Padahal, ini sudah masuk ke dalam toxic productivity. 

Baca Juga: Sering Takut Sama Atasan Saat Pertama Kerja? Ini Tips untuk Atasi Masalahmu

Bagaimana menghentikan Toxic Productivity 

Jika kamu mengalami beberapa hal di atas, saya sarankan agar kamu segera mencari bantuan profesional, sebab ini bakal berakibat fatal bagi kesehatan mental kamu. Selain itu, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan juga, yaitu:

  • Buatlah waktu jeda di antara pekerjaanmu. Dengan berjeda kamu bisa sedikit bernapas lega, dan kembali mengumpulkan energi untuk melakukan pekerjaan selanjutnya. 
  • Mulailah mencoba untuk mengatur penggunaan gawai kamu seperti ponsel dan laptop, jika bisa buat jadwal untuk melakukan puasa gawai.
  • Terakhir, yang bisa kamu lakukan untuk menghancurkan kebiasaan toxic productivity ini adalah, jangan melakukan apa-apa. Gunakan waktu istirahatmu, untuk berleha-leha dan tidak melakukan aktivitas apapun, demi mengistirahatkan otak. 

Read More
tips menjadi perempuan kuat dan mandiri

Perempuan, Jangan Takut untuk Jadi Mandiri!

Sejak saya berada di bangku Sekolah Menengah Pertama, ibu saya selalu berkata, sebagai perempuan, saya harus rajin belajar dan bersekolah setinggi mungkin. Di matanya, pendidikan tinggi penting bagi perempuan agar ia menjadi sosok yang kuat dan mandiri. Berbekal hal tersebut, seorang perempuan bisa mendapatkan pekerjaan yang baik dan tidak lagi bergantung pada laki-laki yang nanti kelak akan menjadi suaminya. 

Mendengar hal itu saya lalu bertanya, mengapa perempuan mesti memiliki penghasilan sendiri. Ia pun dengan santai menjawab,

“Suatu hari, kalau amit-amit nanti pernikahanmu enggak berjalan dengan baik, kamu bisa lepas dari suamimu. Atau, kalau suamimu meninggal duluan, kamu enggak bakal ketakutan untuk menghidupi anak-anak kamu nanti.”

Benar juga apa kata ibu saya. Ia adalah salah satu perempuan yang rumah tangganya tidak berjalan dengan baik. Selama pernikahan, ibu saya yang mencari nafkah, sedangkan Ayah kerjanya cuma menyusahkan ibu saya. Dari situ, saya pun bercita-cita untuk menjadi perempuan kuat dan mandiri seperti ibu saya. 

Saya membiasakan diri untuk melakukan semuanya sendiri. Ketika saya tengah menjalin hubungan romantis dengan laki-laki, saya selalu berkata pada mereka, saya lebih memilih untuk split bill ketika kami berkencan, atau bisa juga kami berganti-gantian membayari kencan. Namun, ada juga mantan saya yang kadang suka tersinggung dengan hal ini, dan memaksa untuk membayari. Aduh, memang susah sih, berhadapan dengan laki-laki yang memiliki maskulinitas rapuh seperti ini. 

Dari salah satu contoh pengalaman itu, tersirat bahwa tidak semua orang bisa menerima pemikiran ibu dan saya tentang perempuan mandiri ini. Mereka menganggap, jika perempuan diberikan kesempatan untuk menjadi kuat dan mandiri, nantinya mereka akan ngelunjak. Sebagian masyarakat takut, nantinya bakal sedikit perempuan yang enggak mau menikah dan lebih memilih untuk fokus berkarier. Ketakutan seperti ini yang disertai pembatasan ruang gerak tentunya menghambat perkembangan diri perempuan di ranah publik. Padahal, itu adalah hak perempuan, seperti halnya dengan mengambil pilihan menjadi ibu rumah tangga penuh waktu. 

Bagi kamu perempuan yang tengah menggapai mimpimu atau sedang galau dengan pilihan hidupmu, ingatlah bahwa  semua keputusan ada di tanganmu, dan kamulah yang akan menjalani segala konsekuensinya. Tak peduli bagaimana pun orang sekitar menekanmu supaya tidak terlalu mandiri, kamu tetap sah-sah saja menjadi sosok seperti itu karena itu juga demi kebaikanmu.

Sebagai sesama perempuan, saya ingin sedikit berbagi tips bagaimana menempa diri agar semakin menjadi perempuan kuat dan mandiri. Berikut beberapa di antaranya.

1. Patahkan Segala Pandangan Soal Perempuan yang Menghambat Perkembangan Dirimu

Sedari kecil hingga dewasa, perempuan tumbuh besar dengan pandangan dan anjuran yang menghambat dirinya. Contohnya, perempuan itu pantasnya di rumah saja, perempuan tidak baik untuk menunda pernikahan, perempuan tak perlu sekolah tinggi, perempuan tidak boleh ambisius, dan lain sebagainya. 

Walaupun sulit, sebagai seorang perempuan kita tidak boleh lelah untuk terus berjuang melawan pandangan dan anjuran tersebut. Bekali diri dengan pengetahuan tentang kesetaraan gender dan carilah teman-teman dan support system yang mendukungmu meraih mimpi.

2. Menjadi Perempuan Kuat Harus Kenali Apa Saja Kelemahanmu dan Temukan Cara Memperbaikinya

Untuk menjadi perempuan yang mandiri dan kuat, kamu juga perlu untuk melakukan refleksi, apa sih kelemahan-kelemahan dari diri kita. Ketika kita mengetahui apa saja kelemahan yang kita miliki, kita bisa mencari solusi untuk memperbaiki diri

Kamu juga bisa bertanya loh, pada teman dekatmu atau orang-orang yang  bisa melihat dirimu dengan objektif, untuk membantumu melakukan refleksi. 

3. Kamu tidak Perlu Terus Menerus Bersikap Kuat

Walau kamu sedang dalam perjalanan untuk mandiri, tidak salah loh, kalau sewaktu-waktu kamu merasa lelah dan berhenti tampak kuat. Itu manusiawi sekali. 

Kalau kamu sudah lelah secara fisik dan emosional, tapi tetap memaksakan untuk pura-pura kuat, kamu dan sekitar juga yang akan rugi nantinya. Tidak hanya buruk untuk kesehatan tubuh dan jiwamu, hal ini juga bisa berdampak negatif terhadap performa studi/kerja dan relasimu dengan orang sekitar.

Semua orang  pantas untuk mendapat jeda istirahat, termasuk kamu. Perempuan yang kuat dan mandiri adalah perempuan yang tahu kapan waktunya ia istirahat dan kembali berjuang.

4. Menjadi Perempuan Kuat dan Mandiri dengan Terus Menantang Dirimu Sendiri

Jika kamu ingin menjadi perempuan yang kuat dan mandiri, cobalah untuk terus menantang dirimu sendiri. Ada kalanya, ketika kita keluar dari zona nyamanmu, kamu bakal dihadapkan dengan berbagai hal baru yang nantinya akan membantumu bertumbuh

Memang sih, hal ini lebih sulit dilakukan ketimbang cuma jadi omongan saja, tetapi tidak ada salahnya untuk kamu coba, bukan? 

5. Jangan Bergantung pada Orang Lain untuk Membahagiakan Dirimu

Jika kamu ingin menjadi perempuan kuat dan mandiri, hal utama yang perlu kamu ingat adalah jangan bergantung pada orang lain untuk membuatmu bahagia. Tidak kepada orang tua, pasangan, anak, teman, atau siapa pun. Yang bisa menentukan kebahagiaanmu adalah dirimu sendiri.

Bayangkan jika kamu bergantung pada orang atau hal lain, lantas dia pergi tanpa kamu duga? Kamu bisa saja merasa hidupmu tak berarti lagi. Padahal, kamu punya berbagai potensi untuk dikembangan dan masih ada beragam kesempatan yang menanti di depan. Bukankah itu semua terlalu sayang untuk disia-siakan hanya karena kita terpuruk lantaran terlalu bergantung pada orang lain?

6. Berbaikhatilah pada Dirimu Sendiri

Di satu sisi, memang kita perlu menantang diri sendiri supaya setahap demi setahap bisa merasakan kehidupan dan menjadi pribadi lebih baik. Namun, di sisi lain, kamu tetap perlu ingat untuk tidak terlalu keras pada dirimu dengan terus-terusan mengkritiknya, atau menampik apresiasi orang lain yang ditujukan kepadamu. 

Ada kalanya juga karena melihat pencapaian seseorang, kita malah jadi berfokus pada hal itu dan menuntut diri kita agar bisa seperti orang tersebut. Padahal, setiap orang memiliki titik start dan proses yang berbeda-beda sehingga kapan mereka mencapai sesuatu pun tidak layak dipukul rata. Kalau memang temanmu sudah bisa mapan dan mandiri pada usia 25, sedangkan kamu yang sudah menginjak 30 saja belum bisa, tidak perlu berkecil hati. Toh hidup ini bukan semata-mata perlombaan yang mesti dimenangkan saja.

Read More
film perempuan karier

7 Rekomendasi Film Perempuan Karier di Asia

Belakangan ini saya tengah rajin mencari-cari film Asia yang menceritakan tentang kehidupan perempuan karier. Sebetulnya, alasan saya mencari film dengan tema ini lantaran penasaran dengan kehidupan perempuan pekerja di benua ini. Terlebih di empat negara Asia bagian timur seperti, Korea Selatan, Cina, Hongkong, dan Jepang. 

Keempat negara ini memang dikenal maju dalam sektor perekonomian, tapi sayangnya negara-negara itu belum ramah terhadap perempuan. Beberapa contohnya, baru-baru ini di Jepang terjadi  kasus penusukan terhadap beberapa perempuan di kereta listrik Odakyu di jalur Setagaya. Pelakunya bernama Yusuke Tsushima, seorang laki-laki berusia 36 tahun. Ia melakukan penusukan itu karena membenci para perempuan yang menampakkan ekspresi bahagia. 

Baca Juga: 4 Film yang Gambarkan ‘Ageism’ terhadap Perempuan Pekerja

Beralih ke Korea Selatan, seksisme dan sikap misoginis juga sering dialami oleh perempuan Korea Selatan. Dua contoh di antaranya adalah seksisme yang diterima oleh para idol perempuan, dan kasus lainnya dapat kamu lihat dari perlakuan netizen laki-laki Korea Selatan terhadap atlet panahan asal Korea Selatan An San yang dihujat hanya karena rambut pendeknya.  

Dengan kondisi yang sangat kompleks ini, saya jadi penasaran bagaimana industri perfilman di negara-negara tersebut memotret isu-isu yang dialami perempuan, khususnya para perempuan pekerja. Nah, berikut ini beberapa pilihan film menceritakan perempuan karier di Asia, yang memotret permasalahan perempuan dari berbagai latar belakang dan pekerjaan. 

Samjin Company English Class (2020)

Di 2019, film Kim Ji Young sebuah cerita tentang kehidupan perempuan yang mendapatkan banyak pujian, sebab memotret secara apik permasalahan perempuan. Setahun berselang, industri Korea Selatan kembali menyuguhkan film bertema perempuan namun dibungkus lebih jenaka. 

Samjin Company English Class bercerita tiga orang perempuan bernama Lee Ja -young (Ko Ah-Sung), Jung Yoo-na (Esom) dan Sim Bo-Ram (Park Hye Soo) yang bekerja sebagai pegawai di perusahaan bernama Samjin. Namun, karena mereka hanya lulusan SMA, sangat sulit bagi mereka untuk menaiki tangga karier dan stuck jadi pegawai rendahan.

Suatu ketika, perusahaan mengumumkan, pegawai yang berhasil mendapat nilai tes TOEIC sebesar 600 atau lebih tinggi, akan langsung mendapat kenaikan jabatan asisten manajer. Ketiga perempuan itu pun bersemangat untuk belajar bahasa inggris di kelas bahasa inggris yang diadakan oleh perusahaan. 

Namun di saat yang bersamaan, ternyata ada sebuah skandal korupsi di perusahaan mereka, dan ketiga perempuan ini tak sengaja mengetahui hal ini. Walaupun film ini bercerita tentang bagaimana tantangan perempuan pendidikan rendah  berkompetisi untuk memperbaiki karier mereka, film ini dibungkus secara apik, tidak menggurui, dan yang paling utama penuh dengan humor.

Film Perempuan Karier 2020: Honest Candidate

Diadaptasi dari film asal Brazil berjudul sama, Honest Candidate versi Korea Selatan ini memutuskan untuk mengganti karakter utamanya menjadi seorang politikus perempuan. Pergantian karakter ini menjadi menarik sebab, tantangan yang dihadapi oleh politikus perempuan lebih berlapis ketimbang politikus laki-laki.

Baca Juga: Pelecehan Seksual di Industri Film dan Kenapa Perlu Lebih Banyak Pekerja Film Perempuan

Film perempuan karier ini berkisah tentang Joo Sang-sook (Ra Mi-ran), anggota Majelis Nasional, yang sudah tiga kali terpilih dan saat ini tengah menjalani masa kampanye untuk keempat kalinya. Seperti halnya politikus pada umumnya, yang cuma bermodal mulut manis, janji-janji palsu, dan simpati masyarakat, Sang-sook pun juga melakukan hal yang sama demi mempertahankan jabatannya. Namun, suatu hari hal aneh terjadi pada sang sook, ketika ia kehilangan keahlian berbohongnya dan malah menyampaikan sebuah fakta yang seharusnya tak diucapkan, beberapa hari sebelum hari pemilihan tiba. 

Dikemas dengan bumbu humor satir, film Honest Candidate karya sutradara Jang Yu-Jeong patutlah masuk ke daftar tontonanmu untuk mengisi waktu weekend.  

Slate (2021)

Sejak kecil, Yeon-hee (Ahn Ji Hye) sudah bermimpi menjadi seorang  bintang film laga. Walaupun ia memiliki keahlian berpedang yang mumpuni, realitasnya, sulit bagi Yeon-hee untuk menggapai cita-cita.

Suatu hari, perempuan muda itu  lolos audisi dan mendapat kesempatan untuk memainkan peran dalam sebuah film laga. Namun, ketika ia datang ke lokasi syuting, Yeon-hee malah terlempar ke dunia paralel, dimana orang-orang di dalam dunia tersebut harus membunuh satu sama lain untuk bertahan hidup. Tak lama setelah terlempar ke dunia tersebut, Yeon-hee disambut oleh masyarakat di sebuah desa tanpa nama, dan menobatkan Yeon hee sebagai penjaga desa. Dengan berbekal sebilah pedang, Yeon-hee pun berusaha mengamankan desa itu dari kelompok jahat.

The Calling of a Bus Driver (2020) 

Sedih, marah, dan merasa terkhianati, hal inilah yang dirasakan Suki (Ivana Wong) seorang perempuan berusia 27 tahun, setelah mengetahui bahwa pacarnya, Chico (Edmond Leung) yang sudah tujuh tahun bersamanya berselingkuh dengan perempuan bernama Kiki (Jacky Choi). 

Satu tahun kemudian, Suki mendapatkan undangan pernikahan dari mantan pacarnya, dan tak sengaja bertemu dengan mantan pacar Kiki, bernama Manny (Philip Keung), yang menawarkan kerjasama pada Suki untuk balas dendam terhadap mantan mereka. 

Baca Juga: 10 Rekomendasi Film tentang Perempuan Pemimpin

Film perempuan karier yang dibalut dengan kisah komedi romantis yang bercerita tentang perempuan yang tengah menata kembali kehidupannya setelah diselingkuhi ini, menarik untuk ditonton dan menjadi penyemangat bagi kamu yang sedang galau setelah diselingkuhi pasangan. 

The Secret Diary of a Mom (2019) 

Bagi beberapa perempuan, anak merupakan sebuah hadiah, dan pelipur lara dalam hidup. Namun bagi Carmen (Dada-chan), menganggap bahwa anak merupakan sebuah bencana yang mengubah kehidupan perempuan.  Selama bertahun-tahun, Carmen tidak ada niatan untuk memiliki seorang anak, dan hidup bahagia bersama sang suami. Akan tetapi, kehidupan tersebut langsung berubah, ketika ia mengalami kehamilan yang tidak direncanakan (KTD). Hal ini membuat rencana kepindahannya ke Amerika untuk pekerjaan baru batal seketika, dan ia pun harus merelakan hari tanpa rokok dan minuman keras. 

Film berkisah tentang perempuan karier ini menjadi gambaran bagi kita bagaimana kondisi-kondisi biologis perempuan malah menjadi hambatan bagi mereka untuk mengembakngkan karier mereka. Alih-alih mendukung apapun keputusan perempuan, perusahaan seringkali malah mengabaikan kebutuhan pekerja perempuannya. Akibatnya? Ya bisa kamu tonton dalam cerita The Secret Diary of Mom ini.   

Film Perempuan Karier yang Sangat Menginspirasi: Wild Grass (2020) 

Film ini bercerita tentang dua perempuan dan satu laki dengan latar belakang berbeda-beda yang memiliki satu tujuan, yaitu mengubah nasib mereka menjadi lebih baik. Ketiganya dipertemukan dalam sebuah kecelakaan yang mengubah hidup ketiga orang tersebut. Yun Qiao (Sandra Ma), ingin mengubah hidupnya seperti cerita-cerita dalam sebuah film, Li Mai (Elaine Zhong) ingin mensukseskan kariernya sebagai penari profesional, sedangkan Wu Feng ( Johnny Huang) bersiap untuk menghadapi hidupnya yang baru. 

Setelah kecelakaan itu, ketiganya terus berusaha untuk mengubah nasib mereka menjadi lebih baik, dengan kemampuan yang mereka miliki dan tantangan yang berada di hadapan mereka. 

Film Perempuan Karier yang Menjadi Seorang Mangaka: 37 Seconds (2019) 

Film perempuan karier ini bercerita tentang seorang mangaka perempuan bernama Yuma, yang sangat berbakat dalam menggambar. Namun, kariernya sedikit terhambat karena Yuma mengidap penyakit cerebral palsy yang membuat dirinya seumur hidup harus menggunakan kursi roda.   

Karena kondisinya ini, seorang sahabatnya malah memanfaatkan bakat Yuma, dan menjadikan Yuma hanya sebagai seorang ghost writer, dan mengambil seluruh kredit untuk dirinya sendiri. 

Baca Juga: Film-film Hayao Miyazaki dan Representasi Kepemimpinan Perempuan

Mengetahui hal itu, Yuma pun bertekad untuk mewujudkan mimpinya sendiri dengan melamar pekerjaan ke sebuah penerbitan manga atau komik Jepang yang berfokus pada genre erotica. Editor dari penerbit itu pun mengatakan bahwa Yuma memang berbakat dalam menggambar, namun ia ragu dengan pengalaman seksual Yuma, karena kondisi Yuma. Sang editor menambahkan, Yuma harus  merasakan pengalaman berhubungan seks untuk menjadi seorang  mangaka dalam genre hentai atau genre dewasa. 

Dari situ, petualangan Yuma dalam merasakan seks pertamanya pun dimulai. Cerita dengan alur sederhana namun dikemas dengan baik  serta heartwarming ini, menjadi gambaran bagaimana individu difabel, masih sulit untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Selain itu, film ini juga mengangkat isu tentang seksualitas komunitas difabel, yang seringkali tidak dipandang dan diabaikan oleh masyarakat.

Read More
cara mengenali bakat diri sendiri

Baru Nyemplung ke Dunia Kerja? Ini 7 Cara Kenali Bakat Sendiri

Dulu ketika masih berada di Sekolah Dasar (SD), guru saya bertanya tentang bakat. Karena suka menulis, saya pun mengatakan kalau bakat saya menulis. Beranjak ke bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), saya lebih sering menggambar ketimbang menulis. Teman saya pun spontan mengatakan, “Wah, lo bakat gambar ya.” Ketika itu, saya jadi bertanya-tanya, sebenarnya yang mana, sih bakat saya? 

Mungkin banyak dari kamu yang merasa relate dengan cerita ini. Bahkan, saking bingungnya mengidentifikasi bakat sendiri, teman saya ada yang berkata, “Bakat gue mah rebahan.”

Satu hal yang perlu kamu tahu, tak semua bakat itu terberi, tapi juga bisa kita pilih dan asah sendiri. Menurut saya, tak ada manusia yang sejak lahir memiliki kemampuan tertentu, akan tetapi, beberapa orang ada yang memiliki ketertarikan pada suatu aktivitas, karena itulah ia mulai mengasahnya hingga jadi bakat. Bagi saya, cara mengenali bakat diri sendiri banyak sekali jalannya, tergantung dari situasi dan kondisi individu tersebut. 

Baca Juga: 6 Hal yang Membuat Kamu Jadi Pemimpin Idola

Selain itu, menurut saya, ketika seseorang berusaha mencari tahu bakatnya, mereka sedang di fase memahami diri sendiri. Hal ini tentunya baik untuk kesehatan mental kita. Saat kita memahami diri sendiri, kita pun tahu apa disukai dan tidak, sehingga kita lebih mudah mengantisipasi stres.

Fase ini juga bagian dari upaya mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri itu bentuknya beragam, kamu bisa memulai dengan memahami perasaan kamu, apa motivasi kamu, bagaimana pola pikir kamu terhadap masa depan, dan lain sebagainya. Dengan memulai dari situ, kamu bisa mencari tahu bakatmu.  

Nah, sembari memahami diri sendiri, kamu juga bisa mengeksplorasi kemampuan atau kelebihan yang kamu miliki. Untuk memulainya, yuk simak beberapa cara atau tips mengenali bakat diri sendiri berikut. 

1. Mulailah Membuka Diri pada Semua Hal

Terkadang, kita sering terpaku dengan satu hal dan melupakan banyak sekali kemungkinan. Perlu diingat, bakat bisa apa saja, tak cuma main gitar atau menulis prosa. Membaca reaksi atau bisa mengenali emosi-emosi yang lain secara akurat, itu juga merupakan sebuah kemampuan. Kamu jadi bisa mengembangkan bakatmu lebih dalam dan menjadi seorang criminal profiler contohnya.

Baca Juga: 7 Perempuan Inspiratif Indonesia yang Layak jadi Panutan

2. Kenali Bakat dari Aktivitas Saat Remaja 

Ada beberapa orang yang baru mengeksplorasi bakatnya di usia 20-30an, dan bingung ingin memulai dari mana. Kamu bisa memulai mengingat-ingat aktivitas apa sih yang sering kamu lakukan atau apa sih yang kamu banggakan saat remaja.

3. Gunakan Website atau Ikuti Kuis untuk Kenali Bakat Sendiri

Ketika sedang senggang, kamu bisa mengikuti kuis-kuis atau game di internet. Bentuk kuis dan gimnya beragam, dan biasanya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan terkait dengan dirimu.

Tak hanya asyik dan seru, lewat gim ini, kamu juga bisa memahami dirimu seperti apa. Ya, sambil menyelam minum air, lah.

4. Cara Tepat Mengetahui Bakat Diri Sendiri dengan Berkonsultasi pada Psikolog

Jika kamu buntu saat mengeksplorasi bakatmu, jangan cemas, kamu bisa bertanya pada psikolog. Dengan bertanya kepada ahli, kamu bisa mendapatkan perspektif yang lebih luas.

Baca Juga: 5 Tips Jadi HRD Profesional untuk Lingkungan Kerja Setara

Namun, perlu kamu ingat, semua keputusan tetap berada di tangan kamu ya, pandangan dari psikolog itu cuma berfungsi untuk memberikan perspektif lain, bukan keputusan mutlak.

5. Evaluasi Hal-hal yang Kamu Kuasai untuk Kenali Bakat

Mungkin kamu orang yang serba bisa, namun sayangnya kamu tak tahu mana bakatmu. Cara mengetahui bakat diri sendiri ini , kamu bisa memulai mengevaluasi hal-hal yang sebelumnya kamu kuasai. Coba, deh berhenti sejenak dan berefleksi, mana hal yang kamu benar-benar ingin kamu kuasai lebih dalam? 

Namun sekali lagi, bakat itu terkadang hal-hal yang sebetulnya sulit buat kamu, atau sesuatu yang terkadang tidak terpikirkan oleh kamu. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk betul-betul melihat ke dalam diri.

6. Keluarlah dari Zona Nyaman untuk Mencari Bakatmu

Saya paham, beberapa di antara kita enggan keluar atau menjauh dari hal-hal yang membuat kita nyaman. Namun, hal ini sebetulnya bisa membantumu dalam mencari bakatmu. Ketika kamu keluar dari zona nyamanmu, kamu bisa menguji dan memperbaiki kemampuan yang kamu miliki.

Baca Juga: 10 Tips Buat Kamu yang Baru Lulus dan Mau Lamar Kerja

7. Proses Mencari Bakat Ini adalah Petualangan Menyenangkan

Lepas dari ini semua, jangan sampai proses kenali bakat ini dibawa stres ya! Anggaplah proses yang saat ini kamu jalani merupakan sebuah petualangan seru dan menyenangkan. 

Jangan terlalu memaksakan diri atau takut salah. Gunakan waktumu sebaik mungkin, kalau kamu lelah, kamu bisa beristirahat dulu kok. 

Read More
pengusaha perempuan sukses di dunia

6 Pengusaha Perempuan Sukses dan Ternama Dunia, Idolamu Termasuk?

Menjadi pengusaha sukses memang bukan pilihan mudah, apalagi jika kamu seorang perempuan. Ini dilatarbelakangi oleh maraknya stereotip yang menyebutkan, perempuan kurang cocok terjun di dunia bisnis. 

Ada banyak sekali hambatan yang perempuan hadapi saat ia memutuskan jadi pengusaha, termasuk kesulitan mendapatkan investor. Hambatan lainnya berupa beban ganda sebagai ibu sekaligus pekerja. Selain itu, ada juga hambatan, seperti masalah kepercayaan diri pada pengusaha perempuan akibat stereotip dan diskriminasi yang terus-menerus dialami.

Meskipun banyak hambatan yang dihadapi oleh pengusaha perempuan, ada beberapa perempuan yang membuktikan dirinya mampu terjun dalam dunia bisnis. Bahkan nama mereka sudah dikenal di seluruh dunia. Berikut ini daftar pengusaha perempuan tersukses di dunia.  

Huda Kattan, Pengusaha dan Pemilik Kosmetik Huda Beauty

Lahir di Kota Oklahoma, Amerika Serikat, Huda Kattan merupakan seorang makeup artist  dan juga pendiri bisnis kosmetik Huda Beauty. Untuk mencapai posisinya saat ini, perjalanan Kattan terbilang panjang. 

Dikutip dari USA Today, sebelum menjadi makeup artist, pebisnis perempuan ini pernah bekerja di bidang keuangan dan menjadi HRD, tetapi dia merasa pekerjaan itu bukan untuknya. Beberapa tahun mencari pekerjaan yang pas, Huda pun melabuhkan pilihannya pada makeup. Hal ini membuatnya kembali ke Los Angeles untuk belajar makeup.

Baca Juga: Anne Patricia Sutanto Pebisnis Tangguh yang Bertahan di Tengah Pandemi

Setelah lulus, ia pun kembali ke Dubai dan mulai bekerja keras di bidang ini. Di 2010, atas saran dari adik perempuannya, Huda memulai blog kecantikan yang ia namakan Huda Beauty. Dari blog tersebut kariernya semakin moncer, ia bisa bertemu dengan klien besar seperti artis dan keluarga kerajaan Dubai. 

Kariernya yang semakin meroket membuat Huda ingin membuka bisnis kecantikannya sendiri. Ia pun mulai mengamati pasar yang ada, dan memutuskan untuk membuat bulu mata palsu, yang dikeluarkan melalui brand Sephora. Hal ini pun menjadi awal dari perjalanan bisnis Huda Kattan hingga saat ini. 

Wang Laichun, Pemimpin Produsen Elektronik Luxshare Precision Industry

Dikutip dari  Forbes, Wang Laichun merupakan pemimpin dari produsen elektronik Luxshare Precision Industry, perusahaan yang menyuplai onderdil produk Apple. Pada 2014, The Daily Telegraph mengumumkan, Wang Laichun merupakan salah satu miliarder perempuan termuda di dunia.

Sebelum ini, Wang Laichun berkarier di perusahaan milik Miliarder Taiwan, Terry Gou, Hon Hai Precision Industry (dikenal juga dengan foxconn) selama 10 tahun. Ia keluar pada 1999 dan pada 2004 bersama dengan adiknya, Wang Laisheng ia membeli perusahaan Luxshare. 

Pengusaha Perempuan Sukses Asia Cher Wang, Pendiri HTC

Pengusaha perempuan yang lahir di Taipei, Taiwan ini adalah salah satu perempuan pertama dalam sejarah yang mendirikan perusahaan teknologi (startup) pada akhir 1990-an. Pada 1997, bersama dengan Peter Chou dan H.T Chou, mereka membangun perusahaan teknologi HTC, yang berfokus pada elektronik laptop dan komputer.

Baca Juga: Dian Eka Purnama Sari: Perempuan Pengusaha yang Lawan Stereotip

Perusahaan ini pun mulai berinovasi dan menciptakan produk ponsel pintar. Di 1998, HTC mengeluarkan produk Personal Digital Assistant (PDA), dan menjadi ponsel sentuh nirkabel pertama di dunia. Produk ini menjadi gerbang pertama HTC untuk terjun ke dalam bisnis ponsel pintar.

Dikutip dari TechTimes, beberapa tahun belakangan HTC tengah berada dalam situasi sulit. Untuk mengatasi hal ini, pada 2020 lalu, Cher Wang kembali dipanggil untuk membantu perusahaan ini bangkit kembali. Kembalinya Wang sebagai CEO dan Ketua Dewan perusahaan, membawa  peningkatan sebesar tiga persen pada saham HTC. 

Pengusaha Perempuan Sukses Kiran Mazumdar-Shaw

Lahir di Bangalore, Karnataka, India, Kiran Mazumdar- Shaw seorang pengusaha perempuan yang juga pendiri dari perusahaan Biocon India Group. 

Dikutip dari laman Britannica, awalnya Mazumdar ingin mengikuti jejak ayahnya untuk menjadi seorang pembuat bir. Namun, ketika ia lulus pendidikan pascasarjana dalam pembuatan bir pada 1975, tak ada perusahaan yang mau menerima pembuat bir perempuan. Saat ia menjalani pekerjaan sebagai konsultan, ia bertemu dengan Leslie Auchincloss, pemilik perusahaan berbasis di Irlandia, Biocon Chemicals. 

Baca Juga: 6 Hal yang Membuat Kamu Jadi Pemimpin Idola

Auchincloss yang terkesan dengan cara kerja serta semangat dari Mazumdar akhirnya merekrut ia sebagai rekan dalam usaha baru, Biocon India pada 1978. Perusahaan ini memproduksi enzim yang digunakan untuk minuman beralkohol, kertas, dan produk lainnya.

Banyak tantangan yang dilalui oleh Mazumdar pada awal-awal ia mendirikan BIocon India Group. Ia banyak mendapatkan pandangan skeptis dan diskriminasi. Saat itu ia kesulitan mencari karyawan yang mau bekerja untuk perempuan dan investor pun juga enggan menanam modal. 

Meskipun tantangannya berat, Mazumdar berhasil membuktikan bisa memimpin perusahaan itu hingga mencapai kesuksesan. Di 2000, The World Economic Forum mengakui Mazumdar sebagai seorang pionir dalam bidang  teknologi.   

Jennifer Hyman CEO Rent The Runway

Hyman merupakan CEO dan pendiri perusahaan mode Rent The Runway, yang berfokus pada jasa penyewaan baju dan aksesoris merek terkenal. Dikutip dari The New York Times, Jennifer Hyman mendapat ide bisnisnya dari pengalaman sang adik yang tersiksa sebab harus membeli merek pakaian mahal untuk ke acara pernikahan. Ia memulai bisnis ini pada 2009.

Baca Juga: Martha Tilaar dan Wulan Tilaar Berbisnis dengan Empati, Selamatkan Pekerja

Hyman juga dikenal peduli dengan isu-isu sosial, terutama isu kekerasan seksual di industri teknologi. Dalam sebuah kolom opini yang ia tulis di The New York Times, Hyman berujar, di perusahaannya akan menyamakan tunjangan untuk semua karyawan. Selain itu, semua karyawannya, mulai dari bagian gudang, toko, dan tim pelayanan pelanggan, akan mendapat cuti orang tua, cuti sakit untuk keluarga, dan cuti berkabung. 

Yang Lan, Pendiri Sun Media Group

Mengawali kariernya sebagai seorang presenter televisi, pengusaha perempuan sukses ini banyak menaruh perhatian pada industri media. Ia kemudian membangun Sun Media Group pada 1999, dan saat ini menjadi salah satu grup media swasta terkemuka di Cina 

Bersama dengan suaminya, pada 2000, mereka meluncurkan Sun TV, sebuah saluran televisi satelit pertama dalam sejarah Cina. Atas prestasinya, Yang banyak mendapatkan penghargaan di antaranya, “Chinese Women of The Year”, “Top Ten Women Entrepreneurs Award”, dan “She Made It” award dari The Paley Center for Media, Columbia University.

Read More
Wulan Tilaar

Martha Tilaar dan Wulan Tilaar Berbisnis dengan Empati, Selamatkan Pekerja

Seperti perusahaan lainnya, brand produk perawatan tubuh dan kecantikan Martha Tilaar yang sekarang dipimpin oleh Wulan Tilaar juga mengalami masa-masa yang sulit saat menghadapi pandemi COVID-19. Perusahaan kosmetik yang juga memiliki salon kecantikan ini harus memutar otak bagaimana tetap bisa bertahan di tengah masa-masa yang tidak menentu. 

Ini bukan kali pertama mereka menghadapi krisis, Martha Tilaar sudah pernah mengalami jatuh bangun dalam menjalankan bisnis selama beberapa dekade. Salah satu krisis terbesar yang pernah dilalui adalah krisis moneter tahun 1997. Semua ini diceritakan oleh Martha dan Wulan Tilaar dalam wawancara bersama podcast How Women Lead.

Saat krisis finansial menghantam Asia pada tahun 1997 dan membuat rupiah anjlok, Martha sebagai pendiri perusahaan tetap teguh untuk tidak mem-PHK karyawan yang berjumlah ribuan. Sebagai gantinya, perusahaan meluncurkan beragam produk inovatif, seperti lipstik empat warna dengan harga terjangkau. Dari situ, perusahaan mendapatkan keuntungan 400 persen ketika banyak industri manufaktur  sedang amburadul. Selain itu, mereka bahkan bisa mengakuisisi sejumlah perusahaan. 

Baca Juga: Anne Patricia Sutanto Pebisnis Tangguh yang Bertahan di Tengah Pandemi

Tindakan dan keputusan yang diambil perempuan pengusaha inspiratif itu merupakan salah satu wujud dari bagaimana pemimpin seharusnya bersikap, yakni berempati terhadap para pekerjanya. Ia memiliki kepedulian tinggi yang diimplementasikan di berbagai  anak perusahaannya.

Martha Tilaar Pemimpin Perempuan Penuh Empati 

Martha pertama kali memulai bisnis kecantikannya sepulang dari mendampingi sang suami yang melanjutkan sekolah di Amerika Serikat. Di sana, ia tidak ingin hanya membantu suami, tapi juga menambah ilmu dan keterampilan dengan berkuliah di sebuah sekolah kecantikan. Saat itu, salah satu tugasnya adalah meneliti budaya kecantikan tradisional. 

Martha memilih untuk meneliti tentang budaya kecantikan Jepang. Alih-alih nilai bagus, yang didapat Martha adalah teguran sang dosen karena ia abai terhadap akar budaya negaranya sendiri. Teguran itu menjadi sebuah shocking therapy untuk Martha, karena ia benar-benar tidak tahu apa-apa soal budaya kecantikan Indonesia. 

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Pengusaha Perempuan Pantang Menyerah

“Saya menangis. Bagaimana, nih, kalau saya enggak lulus. Aku sudah enggak punya uang. Jujur. I don’t know about my culture. Shame on you. Baru saya sadar. Tuhan, kalau aku pulang nanti aku akan lestarikan budayaku dalam bidang kecantikan,” ujar Martha pada tim Magdalene

Sepulangnya ke Indonesia, bermodal uang saweran kakak-kakaknya dan uangnya sendiri, Martha membuka salon kecantikan berukuran 4×6 meter persegi di garasi rumahnya pada tahun 1972. Karena letaknya yang strategis di daerah Kuningan, Jakarta, ia berhasil menggaet istri-istri diplomat asing yang sangat puas dengan pelayanan salon Martha.

Definisi Cantik Indonesia ala Martha Tilaar dan Wulan Tilaar

Berdekade lamanya Martha menjalani bisnis kecantikan, ia mengamati bagaimana masih banyak orang Indonesia yang lebih berkiblat pada dunia kecantikan luar negeri. Namun semangatnya tidak surut dan malah semakin membara dalam meracik bahan-bahan tradisional asli Indonesia. 

“ Saya bingung, kalau di Amerika kan penuh di library. Tetapi ternyata eyang saya, itu 107 tahun umurnya, dia ahli jamu. Jadi dia bilang, ya sudah kamu pergi saja ke dukun-dukun beranak supaya kamu belajar langsung dari mereka. Bagaimana setelah melahirkan, (mengonsumsi) parem, pilis,” kata Martha. 

Baca Juga: Diajeng Lestari, Pengusaha Muslimah Sukses dengan Brand HIJUP

Sayangnya, penelusurannya ke ahli-ahli kearifan lokal ini malah memunculkan gosip bahwa Martha main dukun agar cepat kaya. Ini adalah tantangan yang dihadapi oleh perempuan pekerja, bahkan ketika mereka sudah berada di pucuk kepemimpinan, seperti yang dihadapi oleh Martha. 

“Jangan ke salon dia, nanti kamu kena pelet,” ujar Martha, menirukan ucapan-ucapan para penggosip.

“Tapi suami saya, dia adalah guru kehidupanku. (Dia bilang) coba lihat catatanmu (mengenai ramuan tradisional) dan sebagainya. Teruskan, sebab kalau satu dukun meninggal, satu perpustakaan terbakar,” ujarnya, menirukan nasihat mendiang suaminya. 

Kegigihan dan rasa empati yang Martha tanamkan juga ia turunkan kepada anak-anaknya, termasuk Wulan Tilaar. Ia merupakan generasi kedua Martha Tilaar Group dan penerus sang ibunda sekaligus ikon brand Martha Tilaar.

“Saya merasa beauty ini bukan pupur dan lipstik saja, dan banyak sekali di luar sana ya memang cuma jualan profit, and lost. Dan itu yang juga saya syukuri. Martha Tilaar itu enggak begitu. We’re not just selling cosmetics,” kata Wulan. 

Tips Membangun Bisnis Sukses ala Wulan Tilaar 

Pemimpin perempuan inspiratif Wulan Tilaar sudah sejak kecil ia diajari sang ibu mengenai bagaimana menjalankan bisnis ini. Sepulang sekolah, ia selalu pergi ke kantor ibunya, atau ke salon atau sekolah kecantikan Sari Ayu.

“Jadi sudah biasa banget ngeliatnya. Itu saya syukuri sih pengalaman observasi itu. Tapi ternyata itu enggak cukup untuk bisa berkecimpung dan terlibat dalam perusahaan karena harus punya a set of competency,” kata Wulan.

Wulan adalah lulusan Boston University dalam bidang Mass Communication-Advertising. Ia mulai terjun ke bisnis keluarga secara profesional pada tahun 2005. Wulan tidak langsung diberi kepercayaan untuk memegang perusahaan secara penuh, namun mengawali kariernya di departemen seni sebab bagian tersebut masih berkaitan dengan bidang perkuliahannya.

Baca Juga: Anne Patricia Sutanto Pebisnis Tangguh yang Bertahan di Tengah Pandemi

Wulan benar-benar belajar dan tekun dalam menjalankan pekerjaannya. Ia memperhatikan betul dan langsung terjun melihat bagaimana pekerjanya dilatih.

“Saya tahu bagaimana mereka dilatih, alatnya apa saja. Bagaimana ala tersebut berfungsi. Pertama kali ya kaget juga, tetapi sebagai terapis profesional kita enggak boleh kayak begitu. Saya juga belajar tentang macam-macam penyakit kutil. Semua saya ikuti dan saya menghargai prosesnya,” kata Wulan. 

Dengan belajar secara detail tersebut, Wulan jadi paham apa saja tantangan yang dihadapi oleh para terapisnya yang sebagian besar adalah perempuan di salon dan spa milik perusahaan Martha Tilaar. Ia tahu betul untuk menghadapi pelanggan butuh banyak upaya

Selama berkecimpung dalam bisnis keluarganya, Wulan tidak serta-merta memiliki jalan yang mulus sebagai seorang pebisnis perempuan. Ia banyak menghadapi tantangan sebagai ibu pekerja dan juga pemimpin perempuan. “Enggak semudah itu, karena tantangannya beda ya. Saya bukannya mengecilkan challenge ibu saya ya, sebab dia menciptakan sesuatu yang tidak ada jadi ada. Tapi anggapan, ‘Ah generasi kedua mah enak tinggal nerusin. It’s not easy. Sebab kita biar bagaimana pun harus menghidupi jiwa sang founder. Itu yang terus kita pelihara,” Wulan ini.

Read More
contoh pemimpin idola

Contoh Pemimpin Idola yang Bisa Dijadikan Panutan

Menjadi seorang pemimpin memang tidak mudah, namun tantangan yang dihadapi akan semakin besar bagi perempuan. Demi mencapai posisi strategis, banyak sekali hambatan yang dihadapi perempuan, mulai dari faktor budaya, sosial, hingga politik dan agama. 

Jangankan dalam dunia kerja, akses pendidikan pun masih terhambat dan pemikiran dan budaya patriarkal juga mencari pembenaran dalam nilai keagamaan yang berujung menghambat perempuan berkarier.

Jadilah Pemimpin Perempuan Idola Bagi Tim Kamu

Dari banyaknya tantangan yang dihadapi, ada juga perempuan yang berhasil menduduki posisi strategis di organisasi maupun perusahaan tempat mereka bekerja. Ketika mereka mencapai posisi strategis ini, mereka umumnya membantu karyawan perempuan mereka dengan kebijakan yang inklusif, bahkan membuat inisiatif di luar perusahaan mereka.

Baca Juga: 8 Cara Menjadi Pemimpin yang Baik dan Bijaksana dalam Perusahaan

Pemimpin perempuan seperti ini tidak hanya bisa ditemui di dunia bisnis, namun juga di dunia politik, sains, sampai hiburan. Banyak sekali pelajaran yang bisa diangkat dari kisah dan perjuangan mereka. Yuk, simak beberapa cerita dari mereka. 

Contoh Pemimpin Idola dalam Bidang Politik: Jacinda Ardern

contoh pemimpin idola dalam bidang politik

Contoh pemimpin yang menjadi idola yang akan kita bahas adalah Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Kate Laurell Ardern, yang juga merupakan pemimpin dari Partai Buruh. Setahun belakangan ini, nama Ardern menjadi perbincangan hangat  warga dunia sebab ia berhasil mengendalikan pandemi COVID-19 di negaranya berkat respons cepat dan cara berkomunikasi dengan rakyat dengan penuh empati. 

Lahir di Hamilton, Selandia Baru pada Juni 1980, Ardern memulai karier politiknya berkat perekrutan oleh bibinya, Marie Ardern yang sudah lebih dulu berkecimpung dalam dunia politik sebagai anggota Partai Buruh. 

Baca Juga: Perempuan dalam Politik Kantor, ‘Dos and Don’ts’ dari Pemimpin Perempuan

Saat ini Ardern sudah sukses menduduki posisi strategis di Selandia baru, dan beberapa kali ia mengeluarkan kebijakan yang inklusif, terutama untuk perempuan. Salah satunya adalah pengesahan RUU Amandemen Persamaan Gaji yang memastikan semua pekerja tidak dibayar lebih rendah karena gendernya. 

Peraturan ini tidak hanya memastikan tidak ada kesenjangan gaji di antara laki-laki dan perempuan, tetapi juga memastikan pekerja perempuan dalam industri yang didominasi oleh perempuan menerima gaji yang sama dengan laki-laki dalam pekerjaan yang berbeda tetapi bernilai sama. 

Contoh Pemimpin Idola yang Berhasil Tangani Pandemi: Tsai Ing Wen

Contoh Pemimpin Idola yang Berhasil Tangani Pandemi

Seperti halnya Ardern, Tsai Ing Wen adalah pemimpin dunia yang menjadi buah bibir berkat keberhasilannya mengendalikan pandemi di Taiwan. Lahir di Taipei pada Agustus 1956, Tsai adalah anak bungsu dari 11 bersaudara dari ayah seorang pengusaha bengkel mobil dan ibu seorang ibu rumah tangga.

Tsai Ing Wen adalah perempuan pertama yang menjadi presiden di Taiwan. Dalam Pemilihan Presiden 2020, Tsai kembali memenangkan masa jabatan keduanya. Di saat yang sama, keterwakilan perempuan di pemerintah Taiwan mencapai rekor tertinggi, dengan 42 persen legislator adalah perempuan. Ini yang membuat Taiwan berada di peringkat teratas se-Asia. 

Ketika pandemi COVID-19 menghantam, Taiwan adalah salah satu negara yang secara sigap menekan kasus virus ini. Lewat kepemimpinan Tsai, Taiwan dengan cepat mengontrol perbatasan dan mengimplementasikan pembelajaran dari kasus wabah SARS pada 2002. 

Suzy Hutomo

Suzy Hutomo

Suzy Hutomo adalah CEO dan Executive Chairwoman The Body Shop Indonesia. Ia tidak hanya seorang pebisnis, namun juga pegiat isu lingkungan hidup dan kesetaraan gender. Sebagai brand yang mengedepankan prinsip feminisme, Suzy menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung karyawan perempuannya untuk mengembangkan kariernya. Selain yang mendasar seperti ruang laktasi dan izin saat anak sakit, kebijakan tersebut termasuk larangan untuk melakukan rapat malam hari agar semua karyawan memiliki waktu untuk keluarga. 

Baca Juga: Jadi Perempuan Pemimpin di Kampus Bantu Persiapkan Diri Di Dunia Kerja

Kami sedang dalam proses tanda tangan dengan UN Women, ada dokumen-dokumen tentang kebijakan untuk perempuan, saat ini sedang kita proses untuk menetapkan kebijakan yang lebih formal untuk memastikan ada kesetaraan gender di dalam perusahaan kita,” ujar Suzy pada Magdalene dalam podcast Magdalene’s Mind.

Risa E. Rustam

kepemimpinan perempuan

Risa Effenita Rustam adalah Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia salah satu dari sedikit perempuan yang menjabat posisi strategis dan tinggi dalam industri jasa keuangan di Indonesia.

Memiliki pengalaman panjang dalam sektor ini, perempuan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada ini sudah merasakan beragam tantangan yang dihadapi sebagai pekerja perempuan dalam industri ini.

Menurut Risa, sangat penting bagi perusahaan untuk mengedepankan keberagaman dan inklusivitas, serta memastikan agar semua karyawan mendapat akses yang setara terhadap kesempatan yang ditawarkan perusahaan.

Baca Juga: Apa Itu Kepemimpinan Feminin Serta Apa Manfaatnya

Selain itu, Risa juga memastikan agar perusahaan juga mendukung karyawan-karyawannya dengan menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung seperti  daycare, dan layanan kesehatan mental.

Azizah Assatari

Azizah Assatari

Dalam podcast  FTW Media garapan Magdalene, Pendiri dan CEO Lentera Nusantara Azizah Assattari berbagi pengalamannya mendapatkan perlakuan seksis selama merintis karier di dunia pengembangan game.

Ia bercerita bagaimana saat ia berkuliah di Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain di ITB, ia dianggap kurang kompeten dibandingkan teman-teman yang laki-laki.

“Aku sampai rela part time di sebuah perusahaan game untuk tugas kelompok. Setelah itu aku juga mengajarkan teman-teman laki-laki yang lain. Pada akhirnya mereka yang dapat A sedangkan aku B. Alasannya karena mereka enggak percaya aku yang bikin,” kata Azizah dalam wawancara bersama Magdalene.

Namun, pengalaman-pengalaman tersebut membuat Azizah pantang menyerah. Ia bahkan mendorong adik-adik kelasnya yang perempuan untuk masuk ke jurusan ini, karena ia percaya bahwa perempuan juga bisa.

Ines Atmosukarto

Dr. Ines Atmosukarto contoh pemimpin idola

Dalam wawancara dengan podcast Magdalene’s Mind, Doktor Ines Atmosukarto menceritakan bagaimana tantangan perempuan ilmuwan dalam meniti karier di bidang sains dan teknologi. Ines adalah CEO Lipotek Pty, Ltd, perusahaan rintisan di bidang bioteknologi yang berpusat di Canberra, Australia.

Ia menjelaskan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi oleh pekerja perempuan dalam bidang STEM adalah beban ganda yang mereka emban sebagai ibu, istri, dan juga seorang pekerja. Karenanya, ia mengatakan sangat penting bagi perusahaan untuk menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung para ilmuwan perempuan ini. 

Tidak hanya itu, sebagai seorang ilmuwan yang kini juga aktif meningkatkan kesadaran masyarakat tentang vaksin lewat akun media sosialnya, Ines juga berpesan pada rekan ilmuwan lainnya untuk selalu bersikap rendah hati.

Baca Juga: Tidak Pede Jadi Pemimpin? Simak Podcast Indonesia ini

“Kita harus menyadari bahwa kita enggak tahu segalanya dan kita bisa saja salah. Kita juga perlu belajar dari ilmuwan sosial. Peneliti ilmu pasti harus juga bersinergi dengan antropolog serta ilmuwan sosial untuk bisa menemukan cara dalam mengedukasi masyarakat,” kata Ines.

Read More
tips mendapatkan work life balance

7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

Tahun ini kita sudah memasuki tahun kedua hidup dalam kondisi pandemi. Masih banyak kantor yang melakukan kerja jarak jauh atau work from home (WFH) dan sebagian juga sudah ada yang kembali melakukan aktivitas work from office, mudah-mudahan dengan protokol kesehatan yang ketat. Sepertinya kita tidak bisa memungkiri bahwa dunia ini enggak bakal kembali lagi seperti tahun 2019, ini fakta yang masih sulit banget kita hadapi. 

Di awal pandemi tahun lalu kita memang masih sangat sulit untuk beradaptasi dengan gaya hidup baru kita, harus terjebak di rumah, tidak bisa traveling ketika liburan, tidak bisa nongkrong bareng teman-teman dan lain sebagainya. Sebagian dari kita bahkan mungkin mengalami cabin fever dan membuat kesehatan mental kita menurun dan membuat jenuh bekerja akibat terlalu lama tidak keluar rumah. 

Apa itu Work Life Balance

Jadi, apa itu work life balance? secara singkat work life balance merupakan sebuah kondisi di mana individu memprioritaskan tuntutan karier dan tuntutan kehidupan pribadinya secara setara. Memang sekilas seperti mustahil dilakukan tetapi, sangat penting bagi kita untuk menjaga agar kita tidak berlebihan dalam bekerja dan berakhir sakit-sakitan. 

Baca Juga: Tips Usaha Sendiri dari Pebisnis Perempuan Sukses Cynthia Tenggara

Bagi seorang fresh graduate yang belum memiliki pengalaman bekerja, penting bagi kamu untuk mulai membaca bagaimana kondisi kerja industri yang akan kamu masuki serta bagaimana untuk tetap sehat jasmani dan mental saat bekerja.  

Kamu Perlu Mengatur Ekspektasi Kamu

Bagi beberapa orang kerja secara remot ini surga banget, tetapi bagi sebagian orang bekerja remot malah membuat mereka tertekan dan malah tidak se-produktif sebelum pandemi. 

Saya pernah berada di kondisi tersebut dan hal ini membuat saya merasa sangat bersalah dan bersedih. Akan tetapi, saya kembali mengingat bahwa saat ini kondisinya berbeda, dan saya perlu mengatur ekspektasi saya serta memaafkan diri saya. 

Untuk kamu yang baru memasuki dunia kerja pasti akan berbeda pengalamannya. Maka dari itu ada baiknya kamu pun juga mengatur pencapaianmu. Setiap hari kamu juga perlu membuat to do list agar kamu bisa melihat apa saja yang akan dan sudah kamu kerjakan hari itu. 

Jika Kamu Bekerja dari Rumah Buatlah Tempat Khusus untuk Bekerja

Nah, bagi kamu yang baru saja masuk ke Nia kerja dan harus bekerja dari rumah, kamu perlu banget memperhatikan hal ini. Sebaiknya, kamu buat sudut khusus untuk bekerja agar kamu bisa memisahkan antara waktu bekerja dan waktu untuk berisitrahat. Jika kamu masih tinggal dengan orang tuamua, pastikan bahwa orang rumah tahu bahwa sudut tersebut tempat kamu bekerja. 

Baca Juga: 12 Cara Hilangkan Jenuh dalam Bekerja Agar Tetap Produktif

Ciptakan Penanda Kapan Kamu Mulai Bekerja dan Berhenti Bekerja 

Karena bekerja dari rumah, terkadang kita enggak sadar setelah bangun tidur kita langsung cek whatsapp kantor lalu buru-buru buka laptop. Ini enggak baik loh, sebab kita jadi merasa kalau kita itu non-stop bekerja tanpa ada istirahat sama sekali.

Kamu perlu memastikan untuk membuat jeda-jeda tersebut, usahakan jika istirahat makan siang, tinggalkan saja ponsel-mu dan makanlah dengan khidmat. Jangan juga makan siang di depan laptop, tentunya jadi enggak nikmat. Memiliki jeda 10-15 menit dari pekerjaan dapat membuat kamu merasa refreshed dan siap untuk kembali produktif.

Ciptakan Rutinitas Baru Supaya Terbentuknya Work Life Balance

Membuat rutinitas baru dan menjadwalkan apa saja yang akan kamu lakukan dalam sehari itu, bisa angket loh membantu kamu dalam bekerja. Dengan kedua hal ini kita merasa punya kontrol dalam hidup kita dan tidak hilang arah ketika bekerja. Tetapi yang perlu kamu ingat adalah buatlah jadwalmu dengan sedikit fleksibilitas. 

Ciptakan Work Life Balance dengan Berbaik Hati pada Diri Anda

Bagi kamu yang masih fresh graduate mungkin kondisi kerja seperti ini merupakan hal yang tidak pernah kamu bayangkan. Kamu merasa dengan bekerja di rumah malah membuatmu bekerja terus menerus dan tidak ada rekan kerja yang bisa kamu ajak ngobrol. Hal ini membuat kesehatan mentalmu menurun bahkan mengalami burnout

Baca Juga: Mahalnya Biaya Ibu Bekerja, Sebagian Putuskan ‘Resign’

Jika kamu merasa seperti ini, kamu perlu menyadari bahwa penting untuk kamu memantau emosi dan kondisi fisikmu dan jangan lupa untuk melakukan self care dengan cara menonton filmkah, mendengarkan musik, atau membaca komik atau pun novel. Akan tetapi, jika hal ini tetap tidak mempan dan kamu masih mengalami burnout, sebaiknya kamu perlu mencari bantuan profesional dan berkonsultasi ke psikolog.

Atur Pola Makan dan Berolahraga 

Poin ini masih berhubungan untuk menjaga kesehatan jasmani dan mental kita loh. Dengan makan yang teratur juga sehat serta mengurangi snack ini bisa membuat kamu lebih sehat dan hormonmu menjadi teratur.

Baca Juga: Kenyamanan, Kesempatan Kerja bagi Perempuan: Kunci Adaptasi Perusahaan Era Pandemi

Ada beberapa makanan dan minuman yang bis memicu perasaan cemas dan gelisah misalnya, minuman yang mengandung kafein. Selain itu, dengan berolahraga secara teratur kita juga dapat membuat peredaran darah kita lebih lancar.  

Kurangi Penggunaan Media Sosial 

Tips terakhir untuk mendapatkan work life balance tentunya berkaitan dengan digital well being kamu. Karena pandemi, aktivitas digital orang semakin meningkat apalagi dengan adanya work from home, ini yang mbikin kita semakin susah lepas dari gadget. Mungkin sebagian dari kita menganggap main hape dikala istirahat itu merupakan hiburan, tetapi ini enggak baik loh. 

Baca Juga: 5 Tips Jadi HRD Profesional untuk Lingkungan Kerja Setara

Alih-alih merasa segar, ketika kita melihat media sosial kita yang bising banget apalagi kalau kamu mengikuti akun-akun yang suka ribut dan julid, wah itu sih malah bikin kita kembali emosi. Daripada kesehatan mental kita terganggu, lebih baik kita puasa medsos dulu deh.

Sebaiknya atur juga berapa lama kamu membuka setiap media sosial kamu  agar kamu lebih sadar ketika membuka medsos tersebut. daripada bermain ponsel dan melihat medsos, mungkin kamu bisa membaca buku atau tidur ayam  10 sampai 15 menit saja untuk mengistirahatkan mata sejenak.  Nah itu beberapa tips untuk mendapatkan work life balance atau keseimbangan kehidupan kerja yang bisa kalian coba terapkan untuk sekarang ini. Intinya, apa pun yang terlalu berlebihan itu tidaklah baik, termasuk bekerja terlalu keras.

Read More
Rekomendasi Novel untuk perempuan pekerja

5 Rekomendasi Novel Terbaik Untuk Perempuan Pekerja

Banyak sekali tantangan yang dihadapi perempuan pekerja, mulai dari urusan pekerjaan, keluarga, percintaan, berbagi tugas domestik dan tempat kerja, stigma sebagai lajang, pertanyaan kapan menikah/punya anak/punya anak kedua, dan seterusnya. 

Beginilah situasi dan kondisi masyarakat patriarkal, membuat tantangan perempuan pekerja lebih besar daripada laki-laki, terutama karena adanya beban berlipat. Masyarakat cenderung menuntut perempuan menjadi seorang ibu dan mengurus rumah tangga  dengan alasan itu adalah kodrat seorang perempuan. Ini yang membuat banyak perempuan kesulitan untuk mengembangkan kariernya di kantor. 

Tantangan menjadi Perempuan Pekerja  

Selain dari lingkungan keluarga dan masyarakat, saat ini lingkungan kerja masih belum terlalu ramah terhadap pekerja perempuan. Ketiadaan fasilitas pendukung untuk ibu bekerja, kekerasan seksual di tempat kerja dan lain-lain, membuat perempuan sulit untuk mencapai posisi-posisi strategis perusahaan. 

Baca Juga: Ketimpangan Gender dan Kerentanan Perempuan di Sektor Pertambangan

Isu-isu terkait tantangan yang dihadapi perempuan pekerja sudah banyak menjadi tema buku fiksi dari para perempuan penulis di banyak negara. Menariknya (atau mirisnya), hampir semua mengalami tantangan yang sama dengan konteks yang berbeda. 

Berikut adalah beberapa novel yang kami rekomendasikan, yang ditulis oleh perempuan Asia atau keturunan Asia, dan membahas tentang perempuan pekerja. Novel-novel ini tidak cuma bercerita tentang perempuan pekerja kantoran, ada juga beberapa cerita yang berfokus pada individu yang harus memilih antara melanjutkan usaha orang tua atau kembali hidup sendiri. 

Rekomendasi Novel terbaik Goodbye, Vitamin dari Rachel Khong

Rekomendasi Novel terbaik Goodbye, Vitamin dari Rachel Khong

Ketika Ruth Young memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya untuk membantu mengurus ayahnya yang terkena penyakit Alzheimer, keputusan tersebut juga bagian dari usahanya untuk lari dari hidupnya yang sedang berantakan karena diselingkuhi tunangan dan banyak kendala di tempat kerja. 

Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku Motivasi untuk Perempuan Pekerja

Ibunya kemudian memohon Ruth untuk menetap selama satu tahun di rumah mereka, untuk membantu merawat sang ayah yang masih bersikeras mengatakan kondisinya baik-baik saja. Ruth dan ibunya pun memulai mencari pengobatan yang cocok untuk ayahnya. Walaupun temanya kelihatannya agak berat, membahas Alzheimer, namun banyak sindiran lucu dan momen-momen menarik yang dikemas seperti sebuah diari, membuat ceritanya lebih ringan dan buku ini dapat dibaca dengan cepat. 

Strange Weather in Tokyo dari penulis Jepang Hiromi Kawakami

Rekomendasi novel Strange Weather in Tokyo

Tsukiko adalah seorang perempuan pekerja berusia 30an yang tidak memiliki teman dan jarang mengunjungi keluarganya. Dia juga sudah lelah menjalani hubungan romantis dengan laki-laki karena selalu berakhir kandas.

Suatu hari, saat sedang nongkrong sendirian di sebuah bar sake, ia bertemu dengan mantan guru SMA-nya, yang ia lupa namanya. Tsukiko pun memanggil lelaki itu dengan sebutan “sensei” (guru), dan obrolan ringan di bar berlanjut menjadi pertemuan rutin setelahnya. Ditulis dengan lancar dan menyentuh, ini adalah kisah cinta klasik di tengah modernitas Jepang. 

Rekomendasi Novel Tentang Perempuan Penulis: “Days of Distraction” oleh Alexandra Chang

Days of Distraction oleh Alexandra Chang

Buat kamu yang bekerja di perusahaan teknologi rintisan pasti akan sangat terhubung dengan karakter protagonis utama dalam Days of Distraction karya Alexandra Chang. Buku ini mengisahkan seorang perempuan berusia 24 tahun yang bekerja sebagai seorang penulis di sebuah penerbitan terkenal yang membahas soal teknologi. Ia seorang karyawan yang berdedikasi, namun ketika ia meminta kenaikan gaji, perusahaan mengabaikannya. 

Baca Juga: Cerita Cinta Toksik Dalam Fiksi: Yay or Nay?

Ketika pacarnya  mengatakan akan pindah karena ingin melanjutkan sekolahnya, ia menemukan jalan untuk  berhenti dan lari dari kondisi tersebut. Pindah ke sebuah daerah yang baru seharusnya menjadi sebuah gestur komitmen dan jalan untuk membentuk ulang dirinya. Namun ternyata banyak tantangan yang dia hadapi, terutama terkait identitasnya sebagai perempuan keturunan Asia di Amerika.

Chemistry oleh Weike Wang

Novel Chemistry oleh Weike Wang

Rekomendasi Novel yang ini membahas perempuan yang bekerja di bidang STEM. Protagonis utama dalam novel Chemistry ini adalan perempuan pekerja keturunan Cina, yang sedang menjalani pendidikan S3 di bidang Kimia. Hidupnya terkesan sempurna—otak brilian, orang tua yang bangga dengan pencapaiannya, serta pacar yang sangat mendukung kariernya baru saja melamarnya.

Tapi alih-alih merasa penuh harap, ia tertekan dengan kehidupan pekerjaannya dan merasa bimbang menjawab permintaan pacarnya untuk menikah.

Soy Sauce for Beginners oleh Kirstin Chen 

Soy Sauce for Beginners oleh Kirstin Chen

Gretchen Lin adalah perempuan berusia 30 tahun yang memutuskan untuk meninggalkan San Francisco menyusul pernikahannya yang kandas, dan kembali ke rumah orang tuanya di Singapura. Ia kemudian menghadapi dua masalah besar yang sudah lama ia hindari yaitu, ibunya yang kecanduan alkohol dan intrik dalam bisnis kecap yang dijalankan sang ayah.

Baca Juga: Aktivis perempuan dan penulis novel “Perempuan di Titik Nol”

Gretchen pun dihadapkan antara ambisi personalnya dan tanggung jawabnya sebagai seorang anak. Rekomendasi novel terbaik ini menggambarkan tentang pengorbanan seorang perempuan yang sedang mencari tempat yang ia sebut “rumah”. Sebuah cerita tentang pencinta kuliner yang akan memberikan apresiasi yang tulus kepada pembaca atas kesetiaan keluarga, serta awal yang baru. 

Read More