Cara Menjadi Pemimpin Idola: Langkah-Langkah Menuju Kepemimpinan yang Menginspirasi

pemimpin idola para karyawan

Banyak karyawan sering mengeluhkan bagaimana atasan mereka memperlakukan mereka. Mulai dari atasan atau bos yang egois dan mengutamakan kepentingan sendiri tanpa melihat karyawannya, bos yang selalu meremehkan, tidak mendengarkan masukan, dan lain sebagainya. Rasanya setiap berangkat kerja, sang karyawan berat sekali untuk melangkah dan membuat mereka tidak produktif.

Baca Juga: Kesenjangan Gender di Dunia Profesional, Mulai dari Upah sampai Penugasan

Padahal, kunci kesuksesan sebuah tim salah satunya ada di pemimpinnya. Kalau pemimpinnya tidak becus, hal itu hanya akan mendatangkan malapetaka untuk karyawannya yang dia pimpin.  Contoh paling nyata adalah, kamu bisa lihat bagaimana Amerika Serikat di bawah kepemimpinan mantan Presiden Donald Trump dalam menangani pandemi COVID-19. Sudahlah tidak mau percaya dengan ilmuwan, meremehkan pandemi, Trump juga sering melemparkan hoaks. 

Alhasil, Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus COVID-19 paling tinggi. Kamu bisa lanjut mendengarkan rekomendasi podcast ini untuk tahu lebih lanjut kenapa gaya kepemimpinan seperti Trump itu tidak efisien dan dibenci para bawahan.

Ciri-ciri Bos Idola

ciri ciri bos idola

Pemimpin yang berhasil itu tentunya dihargai serta dihormati oleh karyawan-karyawannya. Seorang pemimpin bijaksana mengutamakan bagaimana timnya dapat bekerja dengan baik dan produktif, serta tentu saja memikirkan kesejahteraan karyawannya dan ini merupakan contoh pemimpin idola.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Drama Korea dan Serial TV Soal Perempuan Pemimpin

Jika kamu ingin tahu cara menjadi pemimpin ideal, jangan menggunakan gaya kepemimpinan otoriter yang membuat karyawanmu tidak nyaman dan malah sebal denganmu. Mau laki-laki atau perempuan, semua memiliki potensi untuk menjadi seorang pemimpin idola dan dihargai oleh karyawan-karyawanmu. Nah untuk itu, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan agar karyawanmu bahagia dan kamu pun juga bisa menjadi pemimpin yang efektif. Yuk simak hal-hal berikut ini.

1. Pemimpin Idola Selalu Mengutamakan Empati pada Karyawannya


“Entrepreneur Pandji berbeda banget dari stand-up comedian Pandji. I push people. I am demanding. And I don’t mince words. Plus I fire people quick (sic)”. Begitu cuitan komika Panji Pragiwaksono. Dia menambahkan bahwa dia tidak segan-segan menghubungi staf-nya tengah malam atau di hari libur.

Twit ini langsung viral dan mendapat banyak kritik dari warganet yang mengatakan bahwa yang dilakukan Panji sebagai pemimpin ini sudah toksik. 

Baca Juga: 4 Cara Mendidik Anak Perempuan Sejak Dini Untuk Jadi Pemimpin

Para pengkritik tidak salah, sih. Sikap-sikap seperti ini sudah ketinggalan zaman banget kalau diterapkan di dalam kepemimpinan. Jika ingin menjadi pemimpin yang bijaksana, seorang pemimpin harus memiliki sikap empati dan juga welas asih pada karyawannya.  

Baik pemimpin maupun karyawan harus sama-sama menghormati waktu istirahat. Jangan chat soal pekerjaan di akhir pekan, atau ketika sedang cuti. Jika karyawanmu izin sakit, ya jangan dibebankan dengan pekerjaan, biarkan dia istirahat.

2. Atasan Idola Selalu Mengutamakan Kolaborasi Ketimbang Egoisme Pribadi


Sebel enggak, sih, kalau kita mendapat bos yang maunya menang sendiri, tidak mau mendengarkan masukan, dan suka mengklaim idemu sebagai idenya? Aduh, itu sih menyebalkan sekali. 

Kalau kamu bersikap seperti ini, siap-siap saja tim kamu bakal berantakan. Mana buktinya kalau sikap kolaborasi itu efektif? Coba kamu dengarkan episode podcast ini, yang membahas keberhasilan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Arden dalam menangani pandemi COVID-19. Salah satu yang ia lakukan adalah berkolaborasi dengan berbagai sektor untuk menangani pandemi ini.

Tidak cuma Arden, pemimpin perempuan dunia sukses kendalikan Covid-19 juga melakukan kolaborasi untuk menangani pandemi ini.

3. Bos Idola Selalu Bersikap Rendah Hati 


Pemimpin idola adalah pemimpin yang punya sikap rendah hati. Bersikap rendah hati kepada sesama itu penting banget loh, apalagi jika kamu seorang pemimpin. Ibaratnya, nih, semakin kamu di posisi atas maka seharusnya kamu semakin bersikap rendah hati. Sebagai seorang pemimpin yang ideal, jangan bersikap sok tahu segalanya, apalagi kalau kamu sebenarnya tidak menguasai materi tersebut. 

Jika kamu tidak tahu, ya bilang saja kamu tidak memahami hal ini dan ingin belajar lebih banyak dari karyawanmu. Ini juga bisa menjadi ajang berkomunikasi dengan baik di antara kamu dengan karyawanmu juga kan. Pemimpin yang bijaksana akan selalu mendengarkan masukkan dari karyawan-karyawannya dan menerima kritik serta saran yang membangun, agar kamu bisa berubah menjadi pemimpin yang efektif. 

4. Pemimpin Idola Merupakan Orang-orang yang Passionate dalam Pekerjaannya

Mungkin beberapa di antara kita pernah menemukan tipe-tipe pemimpin yang enggak niat menjalankan tugasnya dan terkesan memakan gaji buta. Jika kamu ingin menjadi pemimpin ideal, jangan sekali-kali melakukan hal ini. 

Baca Juga: Guru Perlu Hapus Stereotip Gender untuk Dorong Kepemimpinan Perempuan

Kita tahu tidak semua pekerjaan kondisinya ideal dan sesuai dengan keinginan kita, akan tetapi, sangat disarankan lakukan pekerjaan itu dengan bersungguh-sungguh. Jangan kerjakan suatu pekerjaan setengah-setengah yang malah akan berdampak pada kinerja tim kamu.

5. Pemimpin Idola adalah Pemimpin yang Dapat Bersikap Fleksibel

Nah, ini salah satu hal yang mesti dan kudu kamu terapkan dalam kepemimpinan kamu, jika kamu ingin menjadi pemimpin yang ideal. Seorang pemimpin yang efektif, akan bersikap fleksibel dalam berbagai situasi, apalagi situasi saat ini dalam keadaan pandemi. 

Dalam episode podcast How Women Lead ini, Vice CEO PT Pan Brothers, Anne Patricia Sutanto mengatakan, sikap fleksibel itu mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan apalagi di tengah krisis pandemi. Ketika banyak perusahaan yang bangkrut karena COVID-19, Pan Brothers dengan gesit melakukan “pivot” untuk bertahan di tengah krisis.

6. Pemimpin Idola adalah Orang yang Berpikir untuk Jangka Panjang

Ingin menjadi pemimpin yang ideal? Jangan memberikan tugas pada karyawanmu secara tiba- tiba. Selain bikin ambyar jadwal kerja, sikap ini juga buruk bagi kinerja tim. Kamu sangat disarankan untuk merencanakan pekerjaanmu dari jauh-jauh hari, dan berpikir untuk jangka panjang.