tokoh perempuan indonesia

5 Tokoh Perempuan Pembuat Kebijakan di Sektor Ekonomi dan Keuangan

Di sektor ekonomi dan keuangan, kehadiran perempuan diperlukan. Tidak hanya untuk memenuhi kuota representasi dalam kerangka kesetaraan gender di tempat kerja, hal tersebut juga penting untuk membantu terwujudnya pemenuhan kepentingan banyak perempuan di bawah mereka atau yang mereka wakili.

Baca Juga: Tantangan Perempuan dalam Sektor Bisnis dan Pemerintahan

Ada sejumlah sosok perempuan Indonesia di posisi pembuat kebijakan yang punya catatan kontribusi positif terhadap nasib perempuan. Berikut ini beberapa tokoh perempuan Indonesia pembuat kebijakan pada sektor ekonomi serta keuangan. 

1. Sri Mulyani Indrawati

Sri Mulyani Indrawati

Nama satu ini kerap muncul pertama kali ketika kita berbicara soal sosok perempuan menonjol di bidang ekonomi dan keuangan. Betapa tidak, rekam jejak kariernya yang panjang serta penghargaan-penghargaan yang telah diterimanya tidak hanya membuat Sri Mulyani dikenal di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional.

Sri Mulyani merupakan tokoh perempuan Indonesia yang sudah beberapa kali menjabat sebagai Menteri Keuangan—pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan pemerintahan Joko Widodo. Kiprahnya di dunia internasional tercatat salah satunya sebagai Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia.

Menyadari isu kesetaraan gender bukan hanya isu sosial, melainkan juga ekonomi dan pembangunan negara, Sri Mulyani kerap mengangkat hal tersebut dalam kebijakan dan program-program yang dibuatnya. Sebagai contoh, di lingkungan Kementerian Keuangan tempatnya bertugas, telah diterapkan cuti ayah untuk menekan angka ibu yang keluar dari pekerjaan demi mengurus bayi.

“Untuk pembuat kebijakan, kita perlu membuat kebijakan yang sensitif terhadap kebutuhan perempuan terutama generasi muda yang baru saja menjalani kariernya. Contohnya cuti hamil atau cuti bagi ayah yang mengurus bayi,” jelas Sri Mulyani seperti dilansir Kontan (24/4/2019).

Sejak 2017, menteri keuangan ini telah meluncurkan program pembiayaan ultra mikro untuk menyokong aktivitas ekonomi masyarakat. Diwartakan Medcom.id, sampai Juli 2020, pembiayaan ini telah disalurkan ke 2,26 juta debitur dan 93 persen di antaranya adalah perempuan. Lebih lanjut, menyadari besarnya dampak pandemi khususnya bagi pengusaha perempuan, Sri Mulyani membuat kebijakan berupa penundaan pembayaran cicilan pokok bagi pelaku ultra mikro selama enam bulan dan subsidi bunga kredit.

Tidak hanya kepada perempuan pengusaha kecil, perhatian Sri Mulyani juga diarahkan kepada nasib para pekerja perempuan selama pandemi. Ia membuat kebijakan di lingkungan Kementerian Keuangan untuk tidak mengadakan rapat kementerian selama jam sekolah anak pada hari kerja. Terobosan tersebut dipilihnya demi meringankan beban pekerja perempuan yang kerap lebih berat dari pekerja laki-laki.

“Saya menginstruksikan ke tim saya, sekarang jika Anda membuat rapat, jangan lakukan itu pada waktu jam sekolah, karena mereka harus mengurus pekerjaan kantor dan anak,” kata Sri Mulyani, seperti dikutip CNN Indonesia

2. Tokoh Perempuan Indonesia Inspiratif: Mari Elka Pangestu

Mari Elka Pangestu
Mari Elka Pangestu

Perempuan yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan (2004-2011) dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2011-2014) ini punya rekam jejak panjang terkait karier dan prestasinya di bidang Ekonomi.

Sebelum berkarier, Mari meraih gelar Bachelor dan Master of Economics dari Australian National University. Ia kemudian melanjutkan studi doktoral bidang perdagangan internasional dan ekonomi makro di University of California, Davis.

Baca juga: 11 Pengusaha Perempuan Indonesia Sukses Membangun Bisnis Sendiri

Di bidang pendidikan dan penelitian, ekonom ini adalah profesor Ekonomi Internasional di Universitas Indonesia serta senior fellow di Center for Strategic and International Studies (CSIS). Mari juga menjadi asisten profesor di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew dan Sekolah Kebijakan Publik Crawford, Australian National University.

Pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2013, Marie pernah mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana, sebuah penghargaan untuk orang yang memberikan layanan terbaik bagi negara. Pada tahun berikutnya, ia menerima penghargaan seumur hidup dalam bidang kepemimpinan dalam ajang World Chinese Forum di Cina.

Kiprah Mari di dunia internasional antara lain menjabat sebagai penasihat Komisi Global Geopolitik Transformasi Energi Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) di Abu Dhabi, Ketua Dewan Pengawas Lembaga Penelitian Kebijakan Makanan Internasional di Washington DC, dan anggota Dewan International Chamber of Commerce di Paris. Terhitung Maret 2020, ia menjadi Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia, posisi yang pernah ditempati Sri Mulyani.

3. Armida Alisjahbana

Armida Alisjahbana
Armida Alisjahbana

Perempuan lulusan Universitas Indonesia jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan ini punya kepakaran di bidang Ekonomi Internasional. Ia ditunjuk PBB menjadi Sekretaris Eksekutif untuk Economic and Social Commission for Asia and The Pacific (ESCAP) sejak 2018.

Sebelum sampai ke posisi tersebut, Armida telah menduduki berbagai posisi penting sebagai pengambil kebijakan. Salah satunya adalah sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2009-2014.

Di tataran internasional, Armida pernah ditunjuk sebagai alternate governor untuk World Bank dan Asian Development Bank. Ia juga sempat terlibat dalam high level independent team advisors yang mendukung Economic and Social Council (ECOSOC) PBB untuk membahas agenda Pembangunan Berkelanjutan tahun 2030.

Armida yang menyelesaikan studi master di Northwestern University dan doktoral di University of Washington, Amerika Serikat, ini juga aktif di bidang akademik. Tahun 1996, ia terpilih menjadi Ketua Departemen Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Padjajaran. Pada 2005, ia dinobatkan menjadi guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis di universitas tersebut.

Sebagai akademisi, Armida pernah ditunjuk sebagai Ketua Tim 5 Universitas untuk mengkaji Undang-Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan pada 2006. Sejak 2015, ia terdaftar sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).

Seperti halnya Mari Elka, Armida juga pernah dianugerahi Bintang Mahaputra Adiprana dari pemerintah. Beberapa penghargaan lain yang pernah diterimanya di antaranya Anugerah Padjajaran Utama dari Rektor Universitas Padjajaran (2014), Leadership Award dari harian Seputar Indonesia (2011), dan Satyalancana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden Republik Indonesia (2008).

Baca juga: Tips Usaha Sendiri dari Pebisnis Perempuan Sukses Cynthia Tenggara

4. Evi Afiatin

Evi Afiatin
Evi Afiatin

Perempuan lulusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung ini tercatat sebagai Direktur Keuangan BPJS Ketenagakerjaan sejak 2017. Sebelumnya, ia dipercaya sebagai Direktur Pelayanan dan Kepatuhan di instansi yang sama. Sekarang ini, dirinya tengah mengikuti proses seleksi calon Direksi BPJS Kesehatan bersama 15 calon lainnya.

Memiliki gelar Master of Applied Finance dari Melbourne University Australia, Evi telah menjalani karier di bidang keuangan selama kurang lebih setngah abad. Ia pernah menjabat sebagai Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan di Bank Muamalat Indonesia pada 2014-2016. Ia juga pernah berkarier di bidang manajemen risiko di beberapa bank lain pada tahun-tahun sebelumnya.

Evi juga tergabung dalam beberapa organisasi seperti Chief Financial Officer (CFO) Club Indonesia sebagai sekretaris jenderal, dan Masyarakat Ekonomi Syariah di mana ia menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum I.   

Selama bekerja di BPJS Ketenagakerjaan, perempuan pemegang sertifikasi manajemen risiko dan charter financial analyst dari Harvard Business School ini berkontribusi dalam hal perbaikan proses bisnis di kantornya, khususnya terkait pembayaran iuran ataupun klaim. Pada 2019 silam, atas kiprahnya dalam memimpin dan membuat sejumlah inisiatif berkelanjutan, Evi diganjar penghargaan dari CSR Works International sebagai salah satu Asia’s Top Sustainability Superwomen dalam acara Asia Sustainability Reporting Summit di Singapura.

5. Tokoh Perempuan Indonesia: Destry Damayanti

Destry Damayanti
Destry Damayanti

Tokoh perempuan Indonesia selanjutnya merupakan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang ditunjuk sejak 2019. Ia menorehkan rekam jejak panjang di bidang ekonomi dan keuangan setelah menyabet gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia dan Master of Science dari Cornell University, New York, Amerika Serikat.

Kariernya diawali sebagai peneliti di Harvard Institute for International Development pada 1989, serta peneliti di Institut Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1989-1990. Destry juga sempat menjadi peneliti Ekonomi di Pusat Antar Universitas sejak 1993 hingga 1995.

Mulai 1992 hingga 1997, ia bekerja di Badan Analisa Keuangan dan Moneter. Desrty juga pernah berkarier sebagai ekonom di beberapa bank seperti Citibank Indonesia dan Bank Mandiri.

Pada tahun 2002 sampai 2003, Destry sempat mendapat kepercayaan untuk menjabat Senior Economic Adviser Duta Besar Inggris untuk Indonesia.

Kapasitas Destry mengantarkannya ke berbagai posisi strategis di lembaga-lembaga pemerintahan. Sejak 2015, ia menjabat sebagai Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Di sana, ia bertanggung jawab merumuskan dan menerapkan kebijakan serta melakukan pengawasan sesuai undang-undang LPS. Ia juga dipercaya menjadi Ketua Satuan Tugas Ekonomi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2014-2015.

Read More

Kerja Jarak Jauh Kian Populer, Tapi Potensi Stres Saat Melakukannya Juga Besar

Sejak beberapa tahun belakangan, kerja jarak jauh (remote working) menjadi hal lumrah yang diberlakukan di berbagai kantor, bahkan kini hal tersebut menjadi kian populer. Dalam kondisi pandemi COVID-19 seperti sekarang, kerja jarak jauh semakin banyak diberlakukan seiring dengan penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar dan work from home (WFH) di banyak daerah.

Sebuah studi yang dirilis oleh sebuah layanan penyedia kantor di Swiss, IWG, menemukan bahwa 70 persen pekerja profesional bekerja dari jarak jauh setidaknya sehari dalam seminggu, sementara 53 persen profesional bekerja jarak jauh setidaknya tiga hari seminggu.

Beberapa perusahaan multinasional seluruh stafnya bekerja dari jarak jauh, tanpa kehadiran tetap di kantor sama sekali, sehingga karyawannya berada di seluruh dunia.

Teknologi baru memungkinkan semua ini. Meski mendatangkan banyak manfaat, kerja jarak jauh juga memiliki sejumlah kekurangan. Karena pekerjaan jarak jauh menjadi hal baru bagi banyak orang, penting bagi perusahaan untuk beradaptasi dan menerapkan kebijakan yang tepat demi memastikan karyawan mereka tetap merasa menjadi bagian dari tim dan tidak kelelahan.

Menurut sebuah penelitian, hampir 70 persen Milenial akan cenderung memilih perusahaan yang menawarkan pekerjaan jarak jauh. Manfaatnya penting. Karyawan menghargai fleksibilitas yang diberikan, terutama jika mereka memiliki tanggung jawab mengasuh anak. Orang-orang juga senang dapat lepas dari perjalanan panjang dan menghindari gangguan di kantor.

Tapi, ada juga kekhawatiran yang tumbuh bahwa kesehatan mental dan kesejahteraan pekerja dapat terusik ketika bekerja dari jarak jauh. Di Inggris, perusahaan kehilangan £100 juta setiap tahunnya karena stres, depresi, dan kecemasan di tempat kerja. Penelitian menunjukkan bahwa tuntutan bagi karyawan untuk “selalu aktif” dan dapat diakses oleh teknologi saat bekerja jarak jauh menyebabkan kaburnya batas kerja dan non-kerja, terutama jika kita bekerja dari rumah.

Sebuah Laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada 2017 menemukan bahwa 41 persen pekerja jarak jauh melaporkan tingkat stres yang tinggi, dan hanya 25 persen pekerja kantor yang mengalami hal sama.

Baca juga: Beban Pekerja Perempuan Generasi ‘Sandwich’ Berlapis

Dampak Negatif Kerja Jarak Jauh

Salah satu alasan timbulnya dampak negatif kerja jarak jauh ini bisa jadi mentalitas “out of sight, out of mind”. Jika seseorang sudah lama tidak bertemu, maka mereka akan saling melupakan–yang biasa terjadi pada pekerja jarak jauh. Hal ini bisa mengarah pada kurangnya kepercayaan, perasaan terasing, dan kecenderungan untuk berpikir bahwa rekan kerja mereka berbicara buruk di belakang mereka.

Sebuahpenelitian terhadap 1.100 pekerja menemukan bahwa 52 persen pekerja yang bekerja dari rumah–setidaknya dalam beberapa waktu–lebih cenderung merasa tersisih dan diperlakukan dengan buruk, serta tidak mampu menangani konflik dengan kolega.

Menelusuri wilayah sensitif dalam tim kerja virtual adalah keterampilan penting. Jika kita tidak hati-hati, masalah bisa memburuk. Pesan dalam e-mail dapat disalahartikan sebagai pesan yang kasar atau terlalu langsung. Selain itu, tanpa bahasa tubuh yang terlihat, sulit untuk menyampaikan maksud kita sesungguhnya.

Dalam sebuah lingkungan virtual, ada kecenderungan untuk terlalu fokus pada tugas dan terlalu sedikit upaya memelihara hubungan dengan kolega. Kepemimpinan transaksional yang menerapkan kebijakan kerja jarak jauh ini bisa menjadi jalan yang diambil oleh para pemimpin yang hanya berorientasi pada penyelesaian pekerjaan, tapi gagal menyadari betapa pentingnya orang-orang yang mengerjakannya.

Dengan lebih menekankan pada tenggat waktu dan informasi rutin, pekerja jarak jauh bisa merasa diperlakukan sebagai sekrup pada mesin, bukan sebagai bagian penting dari tim. Pendekatan kepemimpinan semacam itu dapat memperburuk perasaan terisolasi yang secara alami muncul saat bekerja dari jarak jauh dan dapat berkontribusi terhadap stres di tempat kerja virtual.

Stres yang Baik dan Buruk Saat WFH

Sebagai bagian dari penelitian, saya berbicara dengan banyak kolega dan mahasiswa di universitas yang bekerja secara virtual. Perasaan terisolasi, kesepian, dan tidak mampu “mengalihkan konsentrasi ke hal lain”, serta kurangnya dukungan sosial, semuanya disebutkan.

Salah satu masalah yang lebih signifikan yang diangkat adalah bagaimana cara kerja virtual dikelola. Mereka yang diwawancarai mengatakan kurangnya umpan balik dari manajernya dan kolega senior. Karena itu, tidak ada tolok ukur untuk menilai kemajuan, yang mengarah pada meningkatnya perasaan cemas dan kekhawatiran apakah mereka “memenuhi standar”.

Baca juga: Tantangan Perempuan Bekerja: Standar Ganda dalam Masyarakat

Ketika tiba saatnya untuk bekerja, ada dua jenis stres–jenis yang baik dan jenis yang buruk. Hukum Yerkes-Dodson (diperkenalkan oleh psikolog Robert Yerkes dan John Dodson) menunjukkan bahwa stres dapat menjadikan kita produktif hingga titik tertentu dan kemudian mengakibatkan penurunan produktivitas.

Di sisi lain, tidak dapat melaporkan stres (atau tidak nyaman melakukannya) merupakan kerugian. Pasalnya, tekanan yang ada pada akhirnya akan melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.

Sebaliknya, satu penelitian terbaru menemukan bahwa rekan kerja yang menghabiskan hanya 15 menit bersosialisasi dan berbagi perasaan stres mereka mengalami peningkatan kinerja sebesar 20 persen.

Jenis komunikasi yang tepat adalah kunci untuk mengatasi cobaan dan kesengsaraan kerja virtual. Perusahaan perlu menempatkan struktur yang tepat seperti tatap muka lewat video secara rutin dan pertemuan tim untuk membangun hubungan. Atasan perlu memimpin dengan memberi contoh dan menciptakan budaya agar mereka yang di luar kantor merasa dihargai.

Namun, hal itu harus berjalan dua arah. Semua orang perlu berpikir tentang apa yang membuat mereka produktif, bahagia, dan sukses dalam kehidupan sehari-hari, dan mencoba untuk mereplikasi ini dalam pengaturan kerja jarak jauh. Bisa jadi ini berupa jalan-jalan pada waktu makan siang, pergi ke tempat olahraga, menelepon teman atau membaca buku favorit kita.

Cara kerja masa depan akan lebih banyak dengan kerja virtual, itu tak bisa kita hindari. Akan tetapi, menyadari adanya potensi kemunculan stres yang menurunkan performa kerja, semua pihak di perusahaan harus menerapkan cara-cara mengelola stres sambil menikmati manfaatnya.

Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh The Conversation, sumber berita dan analisis yang independen dari akademisi dan komunitas peneliti yang disalurkan langsung pada masyarakat.

Stephanie Russell adalah Principal Lecturer, Corporate Education, dan Human Resource Management di Faculty of Business and Law, Anglia Ruskin University.

Read More
Perempuan muslim seorang ilmuwan

6 Perempuan Muslim yang Sukses Mendobrak Bidang STEM

Bidang sains serta teknologi masih sering identik dengan dunia laki-laki yang super maskulin. Persaingan yang super ketat serta kondisi yang tidak ramah perempuan dalam bidang sains, teknologi, engineering dan matematika (STEM), sering menghambat perempuan dalam mengembangkan kariernya di bidang ini.

Dikutip dari The Conversation Indonesia, dalam bidang sains, teknologi, serta matematika, jumlah perempuan hanya ada 30 persen. Salah satu yang menyebabkan hal ini adalah peran gender yang kaku bagi perempuan yang selalu diarahkan menjadi ibu atau istri.

Tantangan Perempuan Muslim dalam Bidang STEM

Data dari UNESCO tahun 2015 memperlihatkan bahwa di seluruh dunia, perempuan yang bekerja sebagai peneliti hanya 28 persen. Padahal jumlah laki-laki dan perempuan yang menyelesaikan pendidikan di tingkat sarjana dan master dalam bidang STEM jumlahnya relatif sama

Selain peran gender yang kaku yang membuat perempuan harus mengalami beban ganda sebagai ibu, istri, dan pekerja, diskriminasi gender membayangi perempuan di tempat kerja. Berikut ini merupakan beberapa nama ilmuwan perempuan muslim yang berhasil mendobrak diskriminasi gender dalam bidang STEM yang bisa kita ikuti kegigihannya.

1. Maryam Mirzakhani Perempuan Muslim yang Menjadi Ahli Matematika

Lahir di Teheran, Iran,  Maryam Mirzakhani adalah ahli Matematika dan salah seorang profesor di Stanford University. Ia mengawali pendidikannya sebagai salah seorang murid di Tehran Farzanegan School, bagian dari lembaga pemupuk bakat-bakat luar biasa, yakni National Organization for Development of Exceptional Talents (NODET). Ketika duduk di bangku SMA, Mirzakhani memenangkan medali emas dalam bidang matematika dalam Olimpiade Nasional Iran. Hal ini membuatnya dapat masuk ke jenjang universitas tanpa perlu mengikuti ujian nasional.

Baca Juga: Buku-buku Sains Anak Masih Bias Gender, Kurang Representasi Perempuan

Pada tahun 1994, Mirzhakani kembali mendapatkan medali emas di level internasional pada ajang Olimpiade Matematika di Hong Kong dengan skor 41 dari 42 atau hampir sempurna. Ia merupakan siswi Iran pertama yang memenangkan  medali emas. Dari berbagai capaian tersebut, di tahun 2005 ia dianugerahi  sebagai salah satu dari 10 orang muda yang mendorong inovasi-inovasi dalam bidangnya pada ajang  Popular Science’s Fourth Annual “Brilliant 10”

Di tahun 2014, ia dianugerahi Fields Medal, sebuah penghargaan paling bergengsi di bidang matematika. Ia pun menjadi perempuan dan orang Iran pertama yang dianugerahi penghargaan tersebut. Pada 2017 lalu, Mirzakhani meninggal dunia akibat kanker payudara.

2. Sameena Shah

Sameena lahir dan besar di India. Ia menyelesaikan gelar doktornya di Indian Institute of Technology. Ia adalah salah satu yang memimpin proyek Reuters Tracer, sebuah proyek teknologi Artificial Inteligence yang berfungsi mendeteksi berita-berita bohong. Saat ini ia merupakan Managing Editor AI Research di JPMorgan Chase & Co

Baca Juga: Perempuan Hadapi Banyak Sandungan dalam Dunia Sains di Indonesia

3. Anousheh Ansari

Lahir di Iran pada tahun 1966, Ansari adalah insinyur Amerika keturunan Iran  dan juga salah satu pendiri dan ketua dari Prodea System, sebuah perusahaan layanan dan teknologi. Pada tanggal 18 September 2006, beberapa hari setelah ulang tahunnya yang ke 40, Ansari menjadi orang Iran dan perempuan muslim pertama yang pergi ke stasiun luar angkasa. Ia juga menjadi spaceflight participant (sebutan NASA kepada orang  No.- astronot yang menjelajah luar angkasa)  perempuan pertama yang pergi ke luar angkasa dengan biaya sendiri.

4. Burçin Mutlu-Pakdil

Mutlu-Pakdil merupakan perempuan muslim tetapi seorang astronom dan ahli astrofisika asal Turki di Universitas Arizona, AS. Ia  lahir dan besar di Turki dan sejak kecil gemar fisika dan mengamati langit malam. Ia bersekolah di Beşiktaş Atatürk Anatolian High School dan menjadi generasi pertama dari keluarganya yang mengenyam pendidikan hingga jenjang universitas.

Dia menyelesaikan gelar sarjananya di Bilkent University pada 2009 dan kemudian menyelesaikan gelar doktornya di di University of Minnesota dengan penelitian “Testing supermassive black hole scaling relations using cosmological simulations and optical/near-IR imaging data“.

5. Hayat Sindi Perempuan Muslim yang Menjadi Ilmuan Medis

Dr. Hayat Sindi merupakan perempuan muslim serta seorang ilmuwan medis Arab Saudi serta anggota perempuan pertama The Consultative Assembly of Saudi Arabia. Ia paling dikenal berkat kontribusi besarnya pada dunia medis dan bioteknologi. Dia mendapat peringkat ke-19 sebagai orang Arab paling berpengaruh di dunia dan peringkat ke 9 perempuan Arab paling berpengaruh versi Arabian Business. Pada tahun 2018, ia juga masuk dalam BBC’s 100 Women, daftar tokoh-tokoh perempuan berpengaruh di dunia.

6. Iqbal Al Assaad

Iqbal Mahmoud Al Assad merupakan seorang dokter yang juga merupakan penerima beasiswa kardiologi pediatri di Boston Children’s Hospital. Ia diakui sebagai salah satu dokter termuda di dunia ketika ia menyelesaikan akreditasi medisnya pada umur 20 tahun. Iqbal Mahmoud Al Assad lahir di Palestina pada tahun 1993, namun menjadi pengungsi di Lebanon. 

Baca Juga: Diajeng Lestari, Pengusaha Muslimah Sukses dengan Brand HIJUP

Di umurnya yang ke-12, Iqbal Mahmoud Al Assad  menyelesaikan pendidikan SMA-nya dan di umur 20 tahun telah lulus dari Weill Cornell Medical College di Qatar dengan gelar dokter umum.

Read More
perempuan dalam bidang sains

11 Perempuan Berpengaruh dalam Bidang Sains di Dunia

Sejak dulu, perempuan memiliki peran penting dalam bidang sains dan teknologi. Namun, terlepas dari partisipasinya yang hebat, nama mereka kerap tidak muncul dan ada di bawah bayangan laki-laki. Film Hidden Figures, misalnya, memberikan gambaran bagaimana kiprah perempuan di dunia sains dikerdilkan.

Baca Juga: Buku-buku Sains Anak Masih Bias Gender, Kurang Representasi Perempuan

Untuk memberikan penghormatan pada para perempuan di bidang sains dunia, berikut adalah beberapa perempuan ilmuwan yang penemuannya mengubah dunia dalam sejarah sains.

1. Marie Curie

marie curie

Marie Curie, yang lahir pada 7 November 1867 merupakan ilmuwan perempuan terkenal yang mendapatkan dua Hadiah Nobel untuk Fisika pada tahun 1903 serta Kimia pada 1911. Curie merupakan pionir radioaktivitas, menemukan cara untuk mengisolasi isotop radioaktif serta dua elemen kimia lainnya, yakni polonium serta radium.

Dalam pekerjaannya ini, Madame Curie selalu dikelilingi oleh radioaktivitas secara harafiah. Ia selalu membawa elemen kimia saat pergi kemana pun, mengabaikan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh paparan zat kimia itu. Dia berbagi karya ilmiahnya bersama sang suami, Pierre Curie.

2. Perempuan dalam Bidang Sains: Irène Joliot Curie

Perempuan dalam Bidang Sains Irène Joliot Curie

Irène adalah putri dari pasangan peraih Hadiah Nobel, Marie Curie dan Pierre Curie. Ia menimba ilmu bidang fisika serta kimia di University of Paris dalam masa Perang Dunia I. Saat perang usai, ia bekerja menjadi asisten ibunya di lembaga penelitian Paris Radio Institute, yang sekarang lebih dikenal dengan nama Curie Institute.

Hasil penelitiannya dalam aspek fisika nuklir yang menjadi kontribusi besarnya adalah konstruksi atom dan proyeksi nukleus yang menjadi dasar penemuan neutron, serta penerapan elemen radioaktif artifisial. Curie kemudian mendapat Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1935 bersama sang suami, Frédéric Joliot-Curie, menjadikan pasangan ini dan orang tua Irène keluarga dengan Hadiah Nobel paling banyak.

3. Margarita Salas

Margarita Salas

Margarita Salas mendapatkan gelar Ph.D. dalam jurusan kimia di Complutense University of Madrid. Perempuan ini kemudian memperkenalkan penelitian Spanyol di dunia biokimia serta biologi molekuler. Karya Margarita Salas sangat berpengaruh karena keikutsertaan dalam penyelidikan pemahaman informasi genetik.

Baca Juga: Perempuan Hadapi Banyak Sandungan dalam Dunia Sains di Indonesia

Analisisnya berkonsentrasi pada virus bakteri Phi29 yang akhirnya memungkinkan kita untuk lebih memahami tentang DNA berperilaku, serta bagaimana virus dan bakteri mengonversikan protein, serta bagaimana mereka saling berkaitan untuk membuat virus fungsional. Margarita Salas sudah mendapatkan beberapa penghargaan, antara lain dari UNESCO pada 1999.

Dia dijadikan Direktur Institute of Spain pada tahun 1995 sampai dengan 2003, yang berafiliasi dengan semua perguruan tinggi Kerajaan Spanyol. Pada Desember 2018, Sekolah Eliseo Godoy di Zaragoza menambahkan ditambahkan nama Margarita Salas di dalamnya.

4. Ilmuwan Perempuan Berperan dalam Dunia Sains: Hypatia

Ilmuwan Perempuan Berperan dalam Dunia Sains Hypatia

Hypatia lahir sekitar tahun 350 sampai dengan 370 Masehi yang merupakan seorang ahli filsafat serta kompeten dalam matematika. Ia memfokuskan dirinya sendiri untuk menuntun dan menekuni ilmu pasti. Di antara hasil kerjanya yang berlimpah, ia berhasil memperbaiki rancangan astrolab, instrumen yang memastikan letak bintang yang ada di tata surya.

Meskipun Hypatia sudah mendapatkan pengakuan sebagai perempuan ahli matematika pertama, sayangnya karya ilmiahnya tidak mendapatkan sambutan terbuka, malah dinilai sebagai kaum “pagan”.

Figur Hypatia sekarang ini sudah diakui dan dikagumi oleh perempuan yang sudah mengabdikan diri mereka buat sains, astronomi, matematika serta oleh para praktisi dan feminis.

5. Lise Meitner, Perempuan yang Berperan dalam Bidang Sains Khususnya Radioaktivitas

Lise Meitner Perempuan yang Berperan dalam Bidang Sains Khususnya Radioaktivitas

Sosok perempuan ini merupakan seorang ahli fisika yang mempelajari tentang radioaktivitas. Ia merupakan guru besar di Institut Kaiser Wilhelm serta Universitas Berlin sekitar tahun 1926 sampai dengan 1933. Pada 1938, ia harus meninggalkan Jerman karena berdarah Yahudi. Ia kemudian bergabung dengan lembaga penelitian Manne Siegbahn Institute di Swedia.

Meitner tergabung dalam tim yang berhasil mendapatkan fisi nuklir, namun hanya rekannya yang bernama Otto Hahn yang mendapatkan Hadiah Nobel dalam Ilmu Kimia. Padahal hasil kerja Meitner sangat berarti, namun hasil kerjanya tidak diketahui oleh dunia sains sampai beberapa tahun kemudian.

6. Perempuan dalam Bidang Sains: Jocelyn Bell Burnell

Perempuan dalam Bidang Sains Jocelyn Bell Burnell

Sosok perempuan ini merupakan seorang ahli fisika yang mempelajari tentang radioaktivitas. Ia merupakan guru besar di Institut Kaiser Wilhelm serta Universitas Berlin sekitar tahun 1926 sampai dengan 1933. Pada 1938, ia harus meninggalkan Jerman karena berdarah Yahudi. Ia kemudian bergabung dengan lembaga penelitian Manne Siegbahn Institute di Swedia.

Baca Juga: Sains dan Empati: Senjata Keberhasilan Pemimpin Perempuan Kendalikan COVID-19

Meitner tergabung dalam tim yang berhasil mendapatkan fisi nuklir, namun hanya rekannya yang bernama Otto Hahn yang mendapatkan Hadiah Nobel dalam Ilmu Kimia. Padahal hasil kerja Meitner sangat berarti, namun hasil kerjanya tidak diketahui oleh dunia sains sampai beberapa tahun kemudian.

7. Valentina Tereshkova

Valentina Tereshkova

Valentina Tereshkova adalah seorang kosmonot dan politisi perempuan. Ia termasuk perempuan pertama yang berhasil terbang ke ruang angkasa di Vostok 6 pada 16 Juni 1963. Meskipun penerbangan awalnya berhasil dengan sempurna, selama dalam jalur di orbit ia tidak dapat mengatur arah kapalnya ke tujuan karena terjadi kesalahan sistem. Namun, Direktur Program Luar Angkasa Soviet, Sergei Korolyov, mencoretnya dari pekerjaan kosmonot dan tidak memberikan izin untuk mengambil kendali manual atas pesawat ruang angkasa.

Kekeliruan dalam software navigasi otomatis pesawat ulang alik tersebut membuat pesawat itu akhirnya malah menjauh dari Bumi. Para Ilmuwan Soviet harus dengan segera menguraikan algoritme pendaratan yang baru dan akhirnya, Tereshkova bisa kembali dan berhasil menuntaskan penerbangan tersebut.

Pada waktu itu, dia menderita sakit kepala yang luar biasa serta rasa tidak nyaman lainnya. Namun ia sukses mengorbit Bumi 48 kali dan mencatat semuanya lewat jurnal dan mendokumentasikannya lewat foto. Tereshkova merupakan satu-satunya perempuan yang berhasil melakukan misi luar angkasa sendirian.

8. Rita Levi Montalcini

Rita Levi Montalcini

Rita Levi Montalcini (22 April 1909 – 30 Desember 2012)  merupakan perempuan ilmuwan yang berfokus dalam bidang neurologi. Ia mendapatkan Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1986. Meskipun demikian, kehidupan Rita tidak bisa dibilang mudah. Dia belajar di universitas selama Perang Dunia dan menghadapi kesulitan sebagai seorang perempuan Yahudi.

Di Italia, ada peraturan khusus untuk orang Yahudi dari Benito Mussolini, sehingga Rita mau tidak mau keluar dari pekerjaannya di universitas dan memindahkan penelitiannya ke kamar pribadinya. Di sana, dia membangun semacam laboratorium dengan mikroskop serta peralatan rumah tangga yang dimodifikasi sedemikian rupa.

Setelah agresi pasukan Nazi, dia harus kabur ke arah selatan. Setelah berakhirnya perang, Rita yang sudah riset selama bertahun-tahun bekerja sama dengan spesialis biokimia yang bernama Stanley Cohen. Kolaborasi tersebut mendapatkan hasil: Ia sukses mengisolasi apa yang disebut sebagai faktor perkembangan saraf, protein penting untuk perturutan hidup neuron.

9. Ilmuan Perempuan Matematika: Ada Lovelace

Ilmuan Perempuan Matematika Ada Lovelace

Ada Lovelace merupakan perempuan pionir dalam teknologi komputer yang lahir di Inggris pada 10 Desember 1815 sebagai putri semata wayang Anna Isabella, seorang ahli matematika terpandang, dan penyair Lord Byron. Ia merupakan seorang spesialis matematika, ilmuwan komputer, dan penulis. Lovelace mendapatkan banyak aspirasi ilmiah dan acap kali terbukti lebih berpengaruh dari ibu kandungnya sendiri.

Menginjak umur 18 tahun, Lovelace berkenalan dengan spesialis matematika yang bernama Charles Babbage yang mendorong dia untuk bergabung dengan tim “mesin analitis” yang terkenal. Lovelace tidak cuma sukses dalam hal ini tetapi juga menemukan apa yang diakui sampai sekarang ini sebagai algoritme pertama untuk sebuah mesin komputasi.

Peristiwa itu membuatnya jadi seorang programmer komputer pertama. Bahkan, bahasa pemrograman yang sekarang, yang dibikin oleh divisi Pertahanan USA, diberi nama berdasarkan namanya.

10. Hedy Lamarr

Hedy Lamarr

Hedy Lamarr yang lahir pada 9 November 1914  merupakan perempuan pencipta versi pertama koneksi tanpa kabel jarak jauh atau sekarang ini kita kenal sebagai Wi-Fi. Bersama dengan rekannya George Antheil, Lamarr mengelaborasi metode enkripsi yang diketahui sebagai frequency hopping.

Baca Juga: Ketimpangan Gender dan Kerentanan Perempuan di Sektor Pertambangan

Tetapi sebelum kesuksesannya, Lamarr pernah mengalami keadaan sangat buruk. Suaminya yang bernama F. Mandl memenjarakannya di dalam rumahnya sendiri dan ia diawasi secara ketat, memaksa Lamarr berhenti bekerja. Sekitar tahun 1942, ia memasukkan paten metode komunikasi rahasianya yang berupaya mendeteksi torpedo buatan armada Sekutu.

Lamarr berpendapat bahwa jika pemancar serta penerima bisa melompat secara bersamaan dari frekuensi ke frekuensi, maka siapa pun yang ingin menginterupsi sinyal itu tidak akan tahu di mana lokasi pemberi sinyal tersebut. Yang patut disayangkan, Lamarr tidak mendapatkan penghargaan atas penemuannya tersebut.

11. Ilmuwan Perempuan Islam: Sutayta al-Mahamali

Ilmuwan Perempuan Islam Sutayta al-Mahamali

Sutayta merupakan perempuan ahli aritmetika pada abad ke-10. Ia bisa dibilang sangat berbakat dalam aljabar. Sejak kecil, ia banyak diajari oleh banyak ulama, termasuk ayahnya sendiri. Tidak hanya aritmetika, ia juga pandai dalam aspek seni Sastra Arab serta hadis

Read More
Cut Nyak Dhien

6 Pahlawan Perempuan Muslimah Asal Indonesia yang Jarang Diketahui

Pembentukan bangsa Indonesia tidak hanya berkat jasa-jasa pihak laki-laki saja tetapi juga perempuan dengan latar belakang yang beragam, salah satunya para pahlawan perempuan muslimah. Mereka berjuang untuk bebas dari pihak penjajah dan merdeka dari segala bentuk penindasan.

Baca Juga: Jejak Perempuan Pemimpin Kerajaan Nusantara

Mereka berjuang tidak hanya lewat jalur perang tetapi juga dari beragam jalur seperti pendidikan, kebudayaan, dan lain sebagainya. Mereka memperlihatkan bahwa muslimah juga bisa berjuang dan menggapai cita-cita mereka. Berikut ini beberapa muslimah yang patut kamu ketahui ceritanya.

1. Sultanah Safiatuddin Berjuang dalam Melestarikan Literasi, Kebudayaan dan Pendidikan

Sultanah Safiatuddin

Sultanah Safiatuddin merupakan nama pahlawan perempuan Indonesia yang paling terkenal dan termahsyur di kesultanan Aceh. Lahir pada tahun 1612 ia berhasil membawa kesultanan Aceh ke dalam masa keemasan lewat kebudayaan, literasi serta pendidikan.

Dibawah kepemimpinan Sultanah Safiatuddin ia membawa kesultanan Aceh ke masa kejayaan, dalam berbagai bidang, di antaranya pendidikan, kebudayaan, penyebaran agama Islam, hingga perlawanan terhadap VOC gencar ia lakukan. Ia juga membuat pasukan prajurit perempuan penjaga istana yang ikut serta bertempur dalam perang Malaka pada sekitar tahun 1639.

Di masanya juga, Sultanah Safiatuddin sangat tertarik dan mendukung kebudayaan dan literasi serta pendidikan. Ia me memberikan dukungan penuh pada para sastrawan dan kelompok intelektual untuk mengembangkan diri mereka. Ia pun juga aktif membangun pesantren-pesantren untuk rakyat belajar mengaji. Sultanah Safiatuddin lebih mengedepankan jalur diplomasi ketimbang  lewat militerisme. Kemampuan literasinya yang membuat ia fasih berdiplomasi dengan beberapa pihak dan berhasil menghalau ancaman-ancaman yang datang.

2. Cut Nyak Dhien Pahlawan Perempuan dan Perang Gerilyanya

Cut Nyak Dhien

Akibat semakin kuatnya pihak Belanda dan pengaruh mereka terhadap bangsawan-bangsawan Aceh membuat Kesultanan Aceh semakin mundur dan semakin melemah. Dalam situasi ini, Cut Nyak Dien lahir dari keluarga Uleebalang di Aceh besar pada 1848. Di masa tersebut Uleebalang memiliki status setingkat Bupati dan mempunyai kemampuan militer. Cut Nyak Dhien memperoleh kemampuan militernya  dengan cara belajar sendi dan tentu saja dari tarah kebangsawanannya.

Baca Juga: Rasuna Said dan Soewarni Pringgodigdo: Contoh Kepemimpinan Perempuan Era Kolonial

Bersama dengan suaminya Teuku Cek Ibrahim Langga, yang konsisten melawan Belanda. Ketika suaminya mati dalam perang, Cut Nyak Dhien bertekad untuk membalas dendam pada pihak Belanda dan mengusir mereka dari tanah Aceh.

Dalam peperangan di Aceh hampir sama dengan perang Jawa, membuat pihak Belanda kelimpungan karena serangan dari pasukan Aceh terus menerus dan bertubi-tubi. Cut Nyak Dhien berjuang bersama dengan suami keduanya, Teuku Umar dalam peperangan ini. Namun, sangat disayangkan Teuku Umar pun gugur dalam perang ini.

Walaupun sudah semakin tua, dan mengidap penyakit encok, Cut Nyak Dhien tetap berjuang dalam peperangan. Karena merasa kasihan, salah satu bawahannya memberikan info lokasi Dhien kepada pihak Belanda, dan ia pun tertangkap oleh pihak Belanda. Hingga menghembuskan nafas terakhir, Dhien menolak untuk tunduk pada pihak Belanda, dan karena kewibawaannya Dhien tetap ditakuti serta disegani.

3. Pahlawan Perempuan Muslimah Indonesia: Yati  Aruji

Yati Aruji

Sejak kecil Yati Aruji sudah akrab dengan aktivitas pergerakan. Dibesarkan oleh seorang ayah yang aktif di Sarekat Islam  sebuah organisasi  politik pra-perang di Hindia Belanda serta ibunya yang mengelola dap umum membuatnya ikut terjun dalam dunia pergerakan. Yati aktif di Partai syarikat Islam Indonesia. Di PSII ia aktif dan akhirnya menjadi ketua Syarikat Islam Afdeling Pandu Putri (SIAP_ yang akhirnya setelah itu menjadi anggota Kepanduan Muslimin Indonesia.

Baca Juga: 6 Pahlawan Perempuan Indonesia Beserta Asalnya yang Perlu Kamu Ketahui

Pada tahun 1945 Yati mendirikan LASWI, organisasi ini  mengoordinasi 61 kesatuan perjuangan di seluruh Jawa Barat. Organisasi ini dilatih oleh mantan anggota PETA dan bertugas di garis depan. Anggotanya pun semua perempuan dengan beragam latar belakang, dari gadis, janda, hingga yang masih memiliki suami. Mereka bisa melakukan apa saja, mulai dari merawat prajurit yang teruka, menjadi mata-mata, mengajar kelas pemberantasan buta huruf, dan lain sebagainya.

4. Kartini Melawan dengan Pemikiran dan Surat-Suratnya

pahlawan perempuan muslimah kartini

Kamu sudah pernah membaca kumpulan surat-surat Kartini dengan teman penanya Stella Zeehanderlar dan Abendanon? Surat-surat Kartini berisi tentang pemikiran-pemikirannya akan dunia yang setara dan membuat kita terinspirasi dari suratnya itu. Kartini lahir dari keluarga ningrat dan ia beruntung dapat memakan bangku sekolah walau hanya sampai di umur 12 tahun. Setelah itu ia dipingit untuk dinikahkan. Walaupun ruang geraknya dibatasi,  wawasan Kartini begitu luas.

Kartini merupakan pahlawan perempuan muslimah yang menolak prinsip feodalisme dan menolak dipanggil Raden Ayu. Dalam masa pingitnya, ia banyak bersurat dan merenung soal posisi perempuan yang tidak setara dalam pernikahan. Cita-cita Kartini ingin sekali menjadi antropolog, ia bahkan sudah mengantongi beasiswa ke Belanda, namun zaman itu terlalu dini bagi perempuan untuk mengenyam pendidikan setinggi itu, maka dari itu beasiswa itu pun diberikan pada Agus Salim.

5. Opu Daeng Risaju Salah Satu Anggota Sarekat Islam Paling Berpengaruh di Sulawesi Selatan

Opu Daeng Risaju

Tahukah kamu, pada masa penjajahan Belanda, semakin menguatnya kekuasaan mereka juga mengakibatkan peran gender dalam masyarakat yang semakin dibatasi antara laki-laki dan perempuan. Pergerakan pun mulai berubah dan saat itu mulai berfokus pada ide  Indonesia yang merdeka.

Pada saat itu ideologi Islam yang sedang berkembang dan memberikan imajinasi tentang perlawanan terhadap kolonial serta organisasi Sarekat Islam menjadi organisasi yang paling banyak pengikutnya. Salah satu tokoh berpengaruh di Sarekat Islam di Sulawesi Selatan adalah Opu Daeng Risaju .  Pahlawan perempuan indonesia ini lahir pada 1880 dan berasal dari keluarga bangsawan Luwu.  Opu Daeng Risaju berkenalan dengan Partai Sarekat Islam diusianya yang ke 47 tahun. Ia bergabung dengan PSII Pare-Pare lalu kemudian mendirikan PSII cabang Palopo pada 14 Januari 1930. Berbeda dengan perjuangan lainnya, Opu melawan Belanda dengan cara memperkenalkan ide tentang kemerdekaan bangsa ini ke kerabat dan tetangga sekitarnya.

Walaupun saat itu ia ditangkap oleh pihak Belanda menangkapnya dengan tuduhan menghasut rakyat, Opu tidak gentar dan setelah penahanannya ditangguhkan salah seorang sepupunya, ia tetap menyebarkan ide-idenya itu. 

6. Fatmawati  Muslimah yang Menolak Dipoligami

pahlawan perempuan muslimah Fatmawati

Fatmawati faktanya merupakan ibu negara pertama yang dimiliki oleh Indonesia. Ia merupakan istri ketiga dari Soekarno setelah Soekarno menceraikan Inggit Garnasih. Fatmawati merupakan sosok yang pluralis, ia tumbuh besar sebagai perempuan cerdas, intelektual, serta aktif ikut dalam organisasi Islam Nasyiatul Aisyiah, sebuah organisasi perempuan di bahwa Muhammadiyah. Selain itu ia juga aktif mengikuti kursus-kursus yang membantunya memperluas wawasan tentang kebangsaan.

Baca Juga: 4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Barat adalah Tokoh Feminisme

Pahlawan perempuan muslimah ini juga populer di masyarakat sebagai penjahit bendera merah putih yang dikibarkan saat proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai seorang ibu negara, ia membantu dalam gerakan-gerakan pemberantasan buta huruf, menentang poligami serta kegiatan ekonomi untuk memajukan kelompok perempuan. Ketika Soekarno ingin berpoligami dengan menikahi Hartini, Fatmawati menentang keras hal tersebut dan meminta cerai dari Soekarno. Walau sudah tidak lagi menjadi ibu negara, setelahnya Fatmawati tetap dianggap sebagai ibu negara dan tidak ada yang bisa menggantikan sosoknya.

Read More
pebisnis perempuan grace tahir

Pebisnis Perempuan Grace Tahir dan Passion di Bidang Kesehatan

Mengawali karier sebagai direktur di Siloam Healthcare, Grace Tahir juga memiliki ketertarikan dalam bidang teknologi digital. Sejak 2012, anak kedua dari Dato Sri Tahir, pendiri dari grup bisnis Mayapada, ini juga mengabdikan dirinya di Rumah Sakit Mayapada.

Kecintaannya pada sektor kesehatan, terlihat dari bagaimana Grace konsisten mengembangkan inovasi-inovasi dalam dunia kesehatan. Di umur 37 tahun, ia mulai mengembangkan bisnisnya sendiri di bidang teknologi dengan membuat sebuah aplikasi Blackberry bernama Bibby Cam. Walaupun saat itu Blackberry bersaing ketat dan mulai kalah pamor dengan iPhone, Bibby Cam tetap banyak digemari para pengguna Blackberry.

Baca Juga: Martha Tilaar dan Pelajaran Penting Soal Perempuan Pengusaha

Setelah proyek tersebut, Grace yang memang memiliki latar belakang  bisnis kesehatan pun mendirikan dua startup bernama Dokter.id dan Medico. Dokter.id merupakan sebut platform untuk masyarakat yang menyediakan konsultasi dokter gratis lewat chat dan berita. Sementara itu, Medico bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit dan klinik untuk meningkatkan pelayanan kesehatan mereka.

Pemimpin Perempuan Berintegritas

Sebagai seorang pemimpin juga seorang ibu dari tiga anak perempuan, ada banyak tantangan yang dihadapi oleh Grace. Dalam wawancaranya bersama Angin (Angel Investor), ia mengatakan bahwa meskipun sudah berada pada posisi puncak, sering kali Grace menghadapi situasi-situasi di mana hanya ia saja yang seorang perempuan.

Di berbagai meeting Grace sering kali melihat jumlah laki-laki lebih besar daripada jumlah perempuan. Ketika ia menghadapi situasi tersebut, Grace mengatakan selalu ada persepsi bahwa bidang ini akan didominasi oleh laki-laki. Walaupun demikian, atmosfer tersebut tidak membuat Grace gentar. Ia mengatakan, masih banyak laki-laki yang memperlakukan perempuan dengan baik.

Baca Juga: Diajeng Lestari, Pengusaha Muslimah Sukses dengan Brand HIJUP

Menjadi seorang pemimpin bagi Grace harus mengutamakan integritas. Sebagai seorang perempuan pemimpin, Grace selalu membuka mata dan telinga terhadap masukan-masukan dari karyawan juga rekan kerjanya. Ia mengatakan, dengan cara ini, seorang pemimpin dapat melihat berbagai sudut pandang yang mungkin belum terpikirkan

Grace Tahir Ingin Memajukan Kesehatan Indonesia

Kecintaannya pada dunia kesehatan juga terlihat dari bagaimana ia bercita-cita untuk memajukan pelayanan kesehatan di Indonesia.  Dalam wawancara bersama Femina, ia mengakui tantangan yang ia hadapi cukup besar agar hak kesehatan dapat diakses oleh semua orang. Sebagai seorang pemimpin, ia harus memutar otak dan berstrategi untuk meningkatkan efisiensi, serta memperbaiki perawatan preventif, dan ia  percaya salah satu yang dapat mendorong itu lebih baik dengan memperbaharui teknologinya.

Bukan Hanya Sekadar Penerus Bisnis Keluarga Tahir

Sebagai anak dari pengusaha besar di Indonesia, Grace mengakui bahwa dirinya sering kali diremehkan oleh orang-orang di sekitarnya. Walaupun begitu, ia tetap berusaha untuk menjadi lebih baik. Ayahnya, Dato Sri Tahir, merupakan salah satu inspirasinya untuk berjuang. Ia mengatakan selalu mengambil hal-hal positif dari ayahnya salah satunya dalam hal bekerja keras. Maka dari itu, ia tetap bersikap rendah hati, terus bertanya, serta selalu mendengarkan pendapat karyawannya, untuk menjadi pemimpin yang lebih baik.

Baca Juga: Catherine Hindra Sutjahyo Sukses Berbisnis Karena Menjawab Kebutuhan Konsumen

Ia selalu menekankan, untuk menjadi yang terbaik di bidang apapun baik di dalam kesehatan maupun di luar bidang ini, Kita jangan mudah puas dengan keahlian kita saat ini, ujarnya. Selalu tingkatkan keahlian kita agar tidak tertinggal oleh perubahan-perubahan di bidang yang kita tekuni.

Grace Tahir Mengajarkan Anaknya Mandiri

Dalam wawancara bersama Femina, sebagai seorang pengusaha perempuan juga ibu, Grace mengakui bahwa ada beragam tantangan yang ia hadapi. Ia selalu mengalokasikan malam hari serta waktu akhir pekan untuk keluarga, khususnya anak-anaknya. Akibatnya, memang ada hal-hal yang ia lewatkan yang mungkin saja bisa menguntungkan. Di kantor pun juga demikian, dikarenakan jadwal kantor, ia terkadang harus melewati acara-acara sekolah anaknya.

Baca Juga: Tips Usaha Sendiri dari Pebisnis Perempuan Sukses Cynthia Tenggara

Dalam mendidik ketiga putrinya, Grace selalu mengajarkan mereka untuk bersikap mandiri. Ia mengatakan bahwa ketiga putrinya harus bisa bekerja untuk diri sendiri juga untuk keluarganya. Selain itu, ia juga menuturkan bahwa mereka harus memilih pekerjaan yang dapat membuat mereka bahagia.

Read More
pengusaha perempuan sukses Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti Pengusaha Perempuan Pantang Menyerah

Terkenal dengan pembawaanya yang tegas dan komentar-komentar kritisnya terhadap pemerintah, perempuan yang memiliki nama lengkap Susi Pudjiastuti ini dikenal masyarakat sejak ia diberi mandat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) pada periode lalu.

Susi lahir di Pangandaran, Jawa Barat, pada 15 Januari 1965. Ia mengawali kariernya sebagai pengusaha perempuan pada tahun 1983 sebagai distributor makanan laut. Dari situ, bisnisnya pun berkembang dan pada tahun 1996 meluncurkan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan nama produk “Susi Brand”. Ia juga mulai mengembangkan sayapnya di Asia dan Amerika.

Permintaan yang semakin besar atas produk PT ASI Pudjiastuti menimbulkan kebutuhan untuk transportasi udara  untuk distribusi. Pada tahun 2004, Susi mengakuisisi pesaat Cessna 208 Caravan dan mendirikan PT ASI Pudjiastuti Aviation. Pesawat Cessna tersebut diberi nama Susi Air. Pesawat ini digunakan Susi untuk distribusi makanan laut segar ke Jakarta, serta Singapura, Hong Kong, dan Jepang.

Susi Pudjiastuti Membantu Korban Tsunami Aceh 2004

Ketika gempa dahsyat dan tsunami menghantam Aceh tahun 2004, Susi Air yang saat itu hanya terdiri dari dua pesawat Cessna Caravan, menjadi salah satu penanggap pertama yang mendistribusikan makanan untuk korban di daerah terpencil. Dalam wawancaranya bersama The Jakarta Post, Susi mengatakan bahwa saat itu ia memutuskan untuk masuk ke Aceh walaupun asuransi pesawatnya tidak mencakup provinsi tersebut.

Baca Juga: Tips Usaha Sendiri dari Pebisnis Perempuan Sukses Cynthia Tenggara

Meski demikian, Susi tetap mendorong orang-orang untuk mengasuransikan pesawatnya. Akhirnya Susi Air mendapat asuransi dan menjadi pesawat pertama yang mendarat di Meulaboh dan Simeleu. Setelah dua minggu memberikan jasa secara gratis, ketika meninggalkan Aceh, LSM asing pun menyewa pesawat Susi Air selama setahun. Sejak saat itu Susi semakin fokus untuk mengembangkan bisnis penerbangannya, karena ia menyadari betapa pentingnya transportasi ini apalagi untuk lalu lintas ke daerah terpencil.

Kebijakan yang Berani Sebagai Menteri KKP

Pada tahun 2014, Susi mendapatkan mandat dari Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP). Sepanjang menjabat sebagai Menteri KKP pada periode 2014-2019, Susi banyak membuat gebrakan yang berani, salah satunya adalah ia tidak segan-segan menghancurkan kapal-kapal nelayan ilegal yang berlayar di laut Indonesia. Ketika ia menjabat, sebanyak 10.000 kapal nelayan ilegal dari luar Indonesia sudah hengkang dari perairan Indonesia. Sejak 2013 hingga 2017, berkat kebijakannya, persediaan ikan meningkat lebih dari dua kali lipat.

Baca Juga: Diajeng Lestari, Pengusaha Muslimah Sukses dengan Brand HIJUP

Kebijakan-kebijakan tersebut tidak hanya berani tetapi juga memberikan efek kejut bagi banyak pihak. Akibat kebijakannya yang super tegas tersebut, Susi pernah mendapatkan ancaman dari orang tidak dikenal perihal kebijakan ekspor kepiting bertelur. Ia pun tak gentar dengan ancaman tersebut, karena menurutnya kebijakan ini akan akan menambah  populasi kepiting dan membawa keuntungan pada nelayan serta penambak.

Dipertanyakan Kredibilitasnya Hanya Karena Lulusan SMA

Ketika ditunjuk sebagai Menteri KKP, banyak pihak yang meremehkan Susi akibat dari latar belakang pendidikannya yang tidak lulus SMA.  Dalam salah satu wawancara dengan media, Susi tidak mempermasalahkan pihak-pihak yang meremehkan latar belakangnya, ia mengatakan, “Just go through and do it!”

Baca Juga: Martha Tilaar dan Pelajaran Penting Soal Perempuan Pengusaha

Di tahun 2015, ia pun mulai mengambil pendidikan Paket C yang setara dengan ijazah SMA. Di tengah-tengah kesibukannya sebagai Menteri, Susi dengan tekun menjalankan pendidikannya dan tidak malu dengan kondisi tersebut. Pada 2018, Susi dinyatakan lulus Paket C dengan nilai total 429.

Seorang Susi Pudjiastuti Diremehkan Karena Penampilan

Selain latar belakang pendidikannya, Susi juga sering diremehkan dan dicemooh karena penampilannya yang dianggap urakan dan juga bertato. Beberapa kali orang mencemooh Susi dengan kata preman hanya karena ia merokok dan bertato. Walaupun sering dicemooh dan diremehkan karena penampilannya, Susi tetap tidak gentar dan terus bekerja dengan baik sebagai Menteri KKP pada periode lalu.

Read More
diajeng lestari seorang pengusaha muslimah sukses

Diajeng Lestari, Pengusaha Muslimah Sukses dengan Brand HIJUP

Jika kamu seorang hijabers, mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan brand  e-ccomerce muslimah HIJUP. Merek ini didirikan oleh seorang pengusaha muslimah, Diajeng Lestari yang sudah penat dan jenuh menjadi seorang karyawan. Keinginannya membangun e-commerce ini juga didukung oleh sang suami, Achmad Zaky, yang juga pendiri dari Bukalapak.

Baca Juga: Martha Tilaar dan Pelajaran Penting Soal Perempuan Pengusaha

Kecintaannya dalam dunia usaha tidak serta-merta datang begitu saja. Lingkungan Diajeng yang memang sangat dekat dengan dunia usaha, bisa dilihat dari bagaimana ibu Diajeng yang sering mengajaknya untuk berjualan dan berkunjung ke bazaar-bazaar. Diajeng yang memang tertarik dengan dunia kreatif sejak kecil, sudah mengikuti langkah orang tuanya, dan iseng-iseng menjual kerajinan tangan kepada teman-temannya ketika ia berada di sekolah dasar.

Di saat keluarganya mengalami kesulitan ekonomi, Diajeng pun berusaha membantu keuangan orang tuanya dengan cara berjualan kue, hijab, hingga menjadi guru les privat bahkan bekerja lepas sebagai pewawancara.

Terinspirasi dari Kehidupan Sehari-hari

Selain sudah penat dengan keseharian sebagai pekerja kantoran, alasan lain Diajeng membangun HIJUP dilandaskan pada pengalamannya sehari-hari sebagai seorang hijaber. Dikutip dari dari media Bisnis.com, Diajeng mengatakan ia kesulitan memilih hijab dan pakaian yang cocok untuk menyesuaikan berbagai situasi.

“Dari situ, saya pun membangun ­e-commerce dengan cita-cita menawarkan beragam pilihan baju muslimah dan hijab untuk berbagai situasi,” ujarnya pada bisnis.com

Membangun HIJUP dari Nol

Di tahun 2011, dengan dukungan dan bantuan sang suami, Ajeng pun memulai brand HIJUP yang khusus menjual busana-busana muslimah. Diajeng, yang lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, ini menghadapi banyak sekali tantangan di awal merintis HIJUP. Saat memulai, ia bekerja hanya berdua dengan satu petugas administrasi, dan harus merangkap beragam pekerjaan.

Baca Juga: Tips Usaha Sendiri dari Pebisnis Perempuan Sukses Cynthia Tenggara

Tantangan lainnya juga muncul ketika ia harus mencari investor untuk HIJUP. Ia teringat sekali saat itu ia  membawa anaknya untuk bertemu investor. Saat investor tersebut melihat Diajeng dengan anaknya, si investor urung menanamkan modalnya untuk HIJUP karena Diajeng yang sudah memiliki anak. Mungkin ini terdengar seperti lelucon, tetapi hal ini merupakan fakta yang kerap terjadi pada pengusaha perempuan saat ingin mencari modal.

Namun, lewat kegigihan perempuan yang akrab disapa Ajeng ini, HIJUP akhirnya mendapatkan investor dan perlahan-lahan membawa HIJUP menjadi brand fesyen muslimah besar di Indonesia.

Keberhasilan Diajeng Lestari Sampai ke London Modest Fashion Week

Keberhasilan Diajeng tidak hanya dicapai di Indonesia saja, tapi sudah menembus pasar dunia. HIJUP telah banyak merangkul banyak mitra di tingkat Indonesia hingga Asia Tenggara, yaitu Malaysia. Nama brand HIJUP pun semakin dikenal ketika 2018 lalu melenggang di panggung London Modest Fashion Week.

Dalam pagelaran busana tersebut, HIJUP menggandeng lima desainer muslimah ternama yaitu, Dian Pelangi, Ria Miranda, Aidijiuma, Vivi Zubaedi, dan Jenahara yang diberi tajuk HIJUP PROFOUND.

Baca Juga: Catherine Hindra Sutjahyo Sukses Berbisnis Karena Menjawab Kebutuhan Konsumen

London Modest Fasihion Week adalah pagelaran pertama  yang memiliki tujuan untuk  memperkenalkan  produk fesyen yang peruntukannya untuk perempuan berjilbab.

HIJUP Tengah Mengembangkan Produk Sustainable

Dalam wawancaranya bersama dengan CNBC Indonesia awal tahun lalu, Diajeng mengatakan bahwa saat ini HIJUP membuat beberapa produk pakaian muslimah yang ramah lingkungan bernama “Infreenity” yang terbuat dari serat tencel.

Baca Juga: Jejak Pemimpin Perempuan dalam Islam: Dari Khadijah sampai Fatima Al-Fihri

“Kita ingin memperkenalkan bahwa busana muslimah ini juga bisa loh mengikuti perkembangan produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya.

Tips Kembangkan Bisnis Ala Diajeng Lestari

Selama 10 tahun menjalankan bisnis fesyen muslimah, banyak pelajaran yang diambil oleh Diajeng untuk  tetap berkelanjutan dan berkembang. Salah satu yang menjadi tantangannya adalah  brand lokal masih  bersaing dengan banjirnya produk dari luar Indonesia dengan harga yang murah.

“Kami selalu mengutamakan produk yang bagus, kreatif, dan harga yang terjangkau. Untuk mencapai hal ini, kami selalu berusaha meningkatkan  efisiensi value chain mulai dari bahan mentah hingga menjadi produknya,” ujar Diajeng pada CNBC Indonesia.

Baca Juga: Tantangan Perempuan dalam Sektor Bisnis dan Pemerintahan

Dari kaca mata Diajeng, saat ini persaingan antara fesyen muslimah di Indonesia sendiri sudah sangat bagus dan ekosistem pasarnya sendiri sudah sangat terbangun.

“Tren fesyen muslimah di Indonesia itu sangat beragam, dari modest hingga yang stylish banget. dan masing-masing memiliki ciri khas dan fans masing-masing. Tren di Indonesia tidak selalu  didikte oleh tren di luar negeri,”

Read More
nama pahlawan perempuan indonesia Laksamana Malahayati

Malahayati Laksamana Laut Perempuan Pertama di Dunia

Nama pahlawan perempuan dari wilayah Aceh tak cuma Cut Nyak Dhien serta Cut Meutia saja yang teguh dalam bertempur memerangi penjajah. Aceh juga punya Laksamana Malahayati, yang bertempur dengan berani melawan tentara Belanda di perairan lepas, dengan tentaranya yang merupakan kumpulan para janda, yang disebut Inong Balee.

Baca Juga: Cerita Perjuangan Martha Christina Tiahahu Pahlawan dari Tanah Maluku

Fakta menarik lain dari Laksamana Malahayati adalah bahwa ia merupakan perempuan pertama di dunia yang berhasil menjadi seorang laksamana. Dan apakah kalian sudah tahu siapa Malahayati ini? Ia merupakan keturunan dari keluarga bangsawan saat Aceh sedang berjaya. 

Biografi Laksamana Malahayati

Menurut catatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Malahayati merupakan anak perempuan dari Laksamana Mahmud Syah. Ia juga memiliki kakek yang bernama Laksamana M. Said Syah, anak dari Sultan Salahuddin yang berkuasa di Aceh dari tahun 1530 sampai dengan 1539. Ayah serta sang kakek merupakan panglima armada laut pada di zamannya.

Semangat yang dipunyai ayah serta kakeknya ternyata menurun ke Malahayati. Meskipun perempuan mungkin tidak diharapkan menjadi laksamana laut, dia bercita-cita menjadi seorang pelaut atau laksamana yang kuat serta berani, persis seperti sang ayah serta kakeknya.

Baca Juga: 5 Pahlawan Perempuan Indonesia yang Perjuangkan Kemerdekaan Indonesia

Saat ia beranjak dewasa, Malahayati memiliki keleluasaan untuk memilih sekolah. Ia akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan sekolah angkatan bersenjata milik kesultanan yang bernama Mahad Baitul Maqdis. Sekolah ini terdiri dari armada darat serta armada laut.

Dari sekolah inilah kemampuan ketentaraan Malahayati terbentuk, dididik oleh para guru yang merupakan perwira dari wilayah Turki. Pada zaman itu Aceh memang memperoleh dukungan dari Kesultanan Turki Utsmani. Di sekolah ini, ia akhirnya berjumpa dengan Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief yang akhirnya menjadi suaminya.

Peran Laksamana Malahayati

Laksamana Malahayati tak cuma memimpin tentara laki-laki, tetapi ia juga mengumpulkan kekuatan kaum perempuan, terlebih para janda yang ditinggalkan suaminya yang gugur dalam peperangan di Teluk Haru, persis seperti dirinya. Armada janda yang sangat berani dipimpin oleh Malahayati ini populer dengan panggilan Inong Balee seperti yang sudah kita bahas di atas.

Mulanya, tentara Inong Balee cuma terdiri dari seribu orang. Akan tetapi kemudian anggotanya berkembang menjadi dua ribu orang. Laksamana Malahayati menjadikan wilayah Teluk Lamreh Krueng Raya menjadi basis prajuritnya, dan daerah bukit yang berada tak jauh dari sana dibuat sebagai area pertahanan sekaligus menara untuk untuk mengawasi pergerakan musuh.

Malahayati memang sangat berpengaruh pada zaman itu. Selain mengatur tentara, ia juga memantau seluruh pelabuhan dan wilayah perdagangan yang ada di Aceh, beserta kapal-kapal yang berlabuh. Waktu itu, kesultanan punya tak kurang dari 100 buah kapal dengan ukuran besar yang satu kapalnya bisa membawa lebih dari empat ratus awak kapal.

Baca Juga: 4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Barat adalah Tokoh Feminisme

Sampai dengan tanggal 21 Juni 1599, kumpulan penjelajah dari Belanda yang dipimpin oleh de Houtman bersaudara—Frederick dan Cornelis. Mereka berlabuh di dermaga Aceh dengan dua kapal berukuran besar yang diberi nama de Leeuw dan de Leeuwin. Frederick dan Cornelis de Houtman berlaku sebagai nakhoda dari dua kapal tersebut.

Awalnya, interaksi antara pendatang asal Eropa dengan rakyat Aceh baik-baik saja. Sampai akhirnya, karena sikap dari orang-orang Belanda serta tambahan hasutan dari seorang Portugis yang diyakini oleh Sultan Alauddin, mulailah terbentuk bibit kericuhan.

Saat sadar situasi mulai memanas, Frederick serta Cornelis membuat strategi dari kapal mereka, dan bersiap untuk menyambut serangan yang mungkin akan datang. Dan ternyata benar saja, Sultan Alauddin membuat perintah kepada Laksamana Malahayati untuk menyerang dua kapal Belanda yang masih berlabuh di Selat Malaka tersebut.

Pecahlah peperangan hebat di laut. Tentara Belanda ternyata kesulitan dalam menghentikan kekuatan dari tentara Malahayati, deretan para janda yang tidak takut kehilangan nyawa. Sampai akhirnya Laksamana Malahayati sukses masuk ke kapal Cornelis de Houtman dan saling berhadap-hadapan.

Malahayati memegang kuat senjatanya yang berupa rencong, sementara si nakhoda Belanda dipersenjatai sebilah pedang. Perkelahian satu lawan satu pun berlangsung. Pada satu titik di tengah pertempuran tersebut, Malahayati menusuk Cornelis sampai akhirnya tewas. Kejadian bersejarah ini terjadi pada tanggal 11 September 1599.

Baca Juga: 6 Pahlawan Perempuan Muslimah Asal Indonesia yang Jarang Diketahui

Tentara Belanda akhirnya kalah dan banyak yang meninggal. Sedangkan yang tersisa berhasil ditangkap dan dibawa ke penjara, termasuk saudara Cornelis, yaitu Frederick.

Akhir Hayat Malahayati

Laksamana Malahayati menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tahun 1615. Peristirahatan terakhirnya berada di Desa Lamreh, Aceh, Indonesia. Malahayati akhirnya diberikan titel sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 9 Oktober 2017 oleh Pemerintah, bersama-sama dengan beberapa pahlawan lainnya.

Read More
Kokok Dirgantoro Cuti Ayah

Kokok Dirgantoro: Cuti Ayah Dukung Perempuan Berkarier

Isu cuti melahirkan bagi perempuan dan laki-laki adalah hal yang kerap mendatangkan pro dan kontra, apalagi kalau yang dibahas adalah soal pemasukan perusahaan. Cuti melahirkan sering kali dianggap membawa kerugian besar alih-alih keuntungan. Alhasil, tak banyak perusahaan di Indonesia yang mengakomodasi hak cuti melahirkan yang cukup bagi pekerjanya, apalagi pekerja laki-laki.

Kokok Dirgantoro, CEO perusahaan konsultasi komunikasi Opal Communication, merupakan sosok yang cukup anomali. Di perusahaannya itu, dia mendorong iklim kerja dan kebijakan yang ramah keluarga, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Salah satu langkah besar yang ia lakukan adalah pemberian cuti melahirkan selama enam bulan bagi pekerja perempuan, dan satu bulan untuk pekerja laki-laki.

Menurut Kokok, hal ini tidak berdampak negatif terhadap performa dan pendapatan perusahaan. Sebaliknya, cuti melahirkan lebih panjang memberikan dampak jangka panjang yang lebih baik.

“Kalau melihatnya kayak begitu (cuti melahirkan berdampak negatif pada performa perusahaan), enggak adil buat perempuan. Katakanlah perempuan bekerja umur 25, pensiun umur 55. Dia ada waktu 30 tahun buat memberikan kontribusi ekonomi. Memberikan waktu satu sampai satu setengah tahun untuk cuti rasanya tidak masalah,” kata Kokok dalam siaran Instagram Live Bisik Kamis”bersama Magdalene, November lalu.

Bila perusahaan dan pemerintah tidak mengakomodasi hak cuti melahirkan pada para pekerja, Kokok mengatakan, hal itu akan menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang karena ada efek domino terkait penurunan aspek ekonomi, masalah kesehatan anak, sampai masa depan bangsa.

Baca juga: Hak Pekerja Hamil Tak Sebatas Cuti

“Kami (perusahaan Kokok) juga sepakat bahwa pekerja dan manusia pada umumnya itu harus mengabdi sepenuhnya pada keluarga. Bukan hanya hamba sahaya kapitalisme belaka. Jadi imbang. Uangnya dapet, psikisnya dapet, anaknya juga dapet limpahan kasih sayang yang cukup,” ujar Kokok, yang juga politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu.

Simak obrolan lengkap Kokok Dirgantoro dengan Patresia Kirnandita dari Magdalene berikut ini.

Magdalene: Mas Kokok menetapkan waktu cuti melahirkan yang lebih panjang dari ketentuan undang-undang. Keresahan Mas Kokok terhadap isu keluarga, perempuan, dan anak itu dipicu sejak kapan dan oleh apa?

Kokok Dirgantoro: Dipicu oleh kehamilan istri saya waktu anak pertama. Istri saya masih kerja, lalu dia hamil. Yang tiga bulan pertama itu berat, kan. Saya baca Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan itu, [waktu cuti] tiga bulan dibagi dua.

Itu kalau yang kondisi fisiknya lemah, tiga bulan bisa habis selama masa hamil saja. Berarti habis lahiran harus masuk. Pada saat itu, istri sering tidak masuk. Kantornya sering telepon. Sementara, istri saya enggak bisa ngapa-ngapain. Lihat cahaya aja pusing. Bawaan masing-masing [perempuan hamil] kan beda.

Ya sudah, akhirnya dia harus resign. Ini berat karena kita jadi single income kan. Akhirnya, saya bilang sama istri saya, suatu hari saya akan punya perusahaan dan saya mau cuti [melahirkannya] enam bulan.

Bagaimana kemudian kebijakan itu diimplementasikan di perusahaan?

Tahun 2015, ada karyawan hamil. Saya bilang ke direksi yang lain, saya mau cutinya enam bulan. [Mereka bilang] Oh, oke. Finance-nya hitung, deh. Kami kan harus siapkan enam bulan gajinya, supaya selama dia enggak masuk, dia tetap punya gaji.

Habis itu kami harus siapkan karyawan temporer untuk pengganti. Berarti double cost, kan. Nah, kami hitung. Ternyata bisa. Tipis, tapi hidup. Kan baru satu yang hamil. Ya sudah, kami jalanin. Terus, pada masa hamil, kalau dia feeling sick, izin, tidak akan dipotong cutinya. Jadi, enam bulan itu diambil di belakang penuh. 

Nah, habis itu saya ngomong, kami akan ada karyawan temporer enam bulan untuk menggantikan yang lagi cuti. Itu karyawan lain malah menolak. Enggak usah, Pak, katanya. Jadi, beban yang cuti di-absorb sama yang kerja. Akhirnya, sebagian [karyawan] ada yang belajar pajak, admin, accounting. Itulah, berjalan akhirnya. Sudah dua kali yang dapat cuti melahirkan. Terus, tahun 2017 kami terapkan cuti ayah. 

Apa ada pro-kontra terkait cuti ayah itu?

Ada. Kalau cuti untuk ibu, lima menit selesai [diputuskan]. Kalau cuti untuk ayah, itu setahun kami berdiskusi karena konsultan utama kami itu laki-laki semua. Manajemennya juga kebetulan laki-laki semua. Jadi, kami harus berpikir, kalau istri kami hamil, kami juga ambil enam bulan, ini kantor pasti suffer. Akhirnya, kami putuskan sebulan, deh. Kami enggak bisa tiga bulan. Sudah dua orang yang ambil [cuti ayah] ini.

Apa kendala lainnya dalam penerapan cuti ayah selain masalah pekerjaan?

Yang jadi masalah di kami itu patriarki. Jadi, kita enggak mau cuti ayah tapi jadi moral hazard. Ayahnya di rumah, tapi malah ngerepotin istrinya. Padahal istrinya lagi hamil, habis melahirkan. Harusnya kan dia [si suami] yang merawat, ya.

Jadi, harus ada konsekuensinya, yaitu mereka harus mau dan bersedia dipantau oleh pemegang saham perusahaan. Apakah dia benar-benar membantu keluarga? Dan dia enggak boleh keberatan kalau kami tanya ke mertuanya, orang tuanya, apakah dia menitipkan anaknya ke orang tua sama mertuanya? Terus, kami juga harus ngomong sama istrinya, apa yang dia lakukan selama cuti. Apakah dia mencuci baju, memasak, atau tidur-tiduran? Susah, Mbak. Susah.

Baca juga: Menjadi Perempuan Buruk Pabrik di Indonesia

Karena karyawan perempuan sedikit dan sedikit juga yang mengambil cuti panjang melahirkan, mungkin enggak terasa. Tapi, kalau laki-laki yang ambil (cuti karena istrinya melahirkan), jadi terasa. Apa ada pertimbangan untung-rugi dari segi penggajiannya?

Saya rasa sih kalau masalah gaji karyawan enggak terlalu pusing. Dampak karyawan ke perusahaan yang saya pusing, karena ada beberapa karyawan kunci yang susah digantikan. Kami kan perusahaan kecil. Itu yang bikin lama. Tapi, sekarang udah lancar, udah ngerti.

Baru-baru ini konsultan utama kami istrinya melahirkan. Dia cuti sebulan. Kantor jalan, tetep. Wah, sudah oke, nih. Tantangan kami adalah kalau kami punya direksi perempuan. Ini belum terjadi, ya. Kalau ada direksi perempuan yang hamil dan melahirkan, berarti kan dia enam bulan cuti, nih. Enam bulan kami harus menggaji direksi yang cuti, terus mengganti orang. Nah, ini yang enggak mudah. 

Ada sebuah penelitian, ternyata banyak yang ambil cuti ayah malah dipakai untuk penelitian, menulis buku, dan lain-lain. Bagaimana menurut Mas Kokok?”

Kalau di kantor saya, itu langsung diberi Surat Peringatan (SP) kedua. Kami enggak ada ampun. 

Berarti termasuk urusan rumah tangga seseorang [ketika laki-laki ambil cuti], itu bisa mempengaruhi kebijakan perusahaan?

Ya, saya enggak peduli. Pokoknya istrinya, mertuanya, orang tuanya komplain, ya kita sidak. Harus ada tindakan tegas, kalau enggak, semakin lama malah semakin longgar aturannya dan dia bisa seenaknya. Cuti bukannya ngurusin istri, malah minta masakin ini-itu. Gimana sih, istrinya pasti mikir, udah kerja aja daripada ngerepotin

Kami sampai tanya, kamu bisa masak sayur daun katuk enggak? Karena daun katuk itu penting untuk ASI istrinya. Kamu ngerti baby blues enggak? Kamu bisa massage punggung sama lower back yang benar enggak? Di online banyak kok, yang bisa dipelajari. Enggak usah pakai buku atau guru. Saya minta mereka belajar sendiri dan dipraktikkan. Ya, alhamdulillah sih, berjalan.

Feminist Men Allies Support

Sidaknya berapa kali sebulan?

Acak, sih. Bisa dua, bisa tiga, bisa empat. Yang apes kalau rumah karyawannya itu dekat kantor. Waktu itu satu karyawan agak jauh rumahnya. Jadi, kami cuma satu-dua kali ke sana. Kalau kami datang, matanya merah, rambut acak-acakan, capek. Nah, berarti benar [karyawannya mengurus rumah dan anak selama cuti].

Selain cuti ayah dan cuti yang lebih panjang buat ibu, apa ada lagi kebijakan yang berhubungan dengan keluarganya pekerja di perusahaan Mas? Mungkin yang saya pernah dengar, karyawati dikasih excuse kalau anaknya sakit, atau harus ke sekolah ambil rapor. Apa laki-laki diperlakukan sama?

Sama. Boleh ambil rapor. Boleh bawa anak ke kantor. 

Situasinya kondusif kalau karyawan bawa anak? 

Iya. Ada satu tempat khusus untuk anak. Jadi, ada satu kamar steril buat yang lagi mau pumping, atau yang bawa anak karena baby sitter-nya enggak masuk. Kalau sekarang eranya kayak begini, bisa kerja di rumah.

Jadi, kantor Mas juga menerapkan sistem kerja fleksibel?

Pandemi ini mengajarkan saya buat berpikir lebih fleksibel. Karena menurut saya, ketika masuk semua dengan ketika WFH [work from home], [hasil kerjanya] beda tipis, loh. Kalau di kantor itu, infrastrukturnya aja menunjang. Cuma kayaknya, kalau di kantor itu mereka lebih merasa, ini bekerja.

Baca juga: Ibu Bekerja di Indonesia Butuh Subsidi Penitipan Anak

Masih sedikit perusahaan yang menerapkan cuti ayah. Adakah upaya yang bisa dilakukan untuk mendorong supaya kebijakan seperti di kantor Mas bisa menyebar lebih banyak?

Ya, itu politik. Perubahan itu pasti membutuhkan politik. Tapi rasanya, itu harus ada komunikasi antar-partai politik bahwa ini permasalahan serius. Karena di belahan negara yang lain, di Asia Tenggara, kalau saya enggak salah ingat, kita itu tertinggal. Yang lain paling enggak sudah ada tujuh, 10, 15 hari [cuti ayah]. Paling enggak kita bertahaplah. Dari dua hari jadi tujuh atau 14 hari.

Kenapa bertahap? Waktu itu saya diundang ke Kedutaan Besar Swedia. Mereka cuti ayah dan ibu itu bisa setahun apa dua tahun. Nah, cuti ayahnya itu mandatory. Di sana sampai ada istilah papa latte. Jadi, sesama bapak muda bawa anaknya, bawa stroller di taman, sambil minum latte, ngomongin masa depan pas cuti. Jadi, perempuannya bisa balik kerja, laki-lakinya gantian ngurus anak. Jangan semua dibebani ke istri, habis itu dibilang perempuannya tidak punya ambisi buat berkarier. Ya, punya. Sekarang gantian

Terus saya tanya ke wakil duta besarnya, gimana sih, supaya cuti melahirkan bisa tahunan gitu? Kuncinya apa? Katanya, kuncinya itu bertahap. Yang pertama itu enam bulan, kuncinya itu untuk ibu. Habis itu, tiap pergantian rezim, nambah lagi jadi tujuh bulan, delapan bulan. Ini yang ingin saya coba omongin ke mana-mana. Kalau enggak bisa enam bulan, yuk kita ikut konvensi ILO (International Labour Organization) tentang kesehatan maternity, itu 14 minggu, sekitar tiga setengah bulan. Memang enggak revolusioner, tapi menurut saya, bisa jadi lebih tertata.  Menurut saya, cuti itu selalu dibenturkan antara pekerja sama pemilik modal/usaha. [Seharusnya] pemerintah masuknya di situ. Misalnya, dengan cuti melahirkan atau cuti ayah, negara support [penggajian selama cuti] separuh. Pemerintah pusat support 50 persen, daerah 25 persen. Berarti perusahaan 25 persen.

Read More