mindset negatif yang menghambat perkembangan karier

Cara Mengubah Mindset yang Menghambat Perkembangan Karier

Pernah merasa kalau kariermu di situ-situ aja dan tak ada kemajuan yang berarti? Ternyata salah satu penyebab utama dari hal ini adalah mindset yang kita miliki. Mindset memainkan peran krusial dalam menentukan bagaimana kita menghadapi tantangan dan peluang dalam karier kita. Artikel ini akan membahas berbagai jenis mindset yang menghambat perkembangan karier dan bagaimana cara mengatasinya.

Apa Itu Mindset?

Dikutip dari Indeed, What is mindset? (And how to become more positive at work), mindset adalah pola pikir atau serangkaian keyakinan yang dimiliki seseorang tentang diri sendiri dan kemampuannya. Pola pikir ini memengaruhi cara seseorang melihat dunia, mengambil keputusan, dan bertindak dalam berbagai situasi. Mindset bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan dapat berubah seiring waktu dan pengalaman. Dalam konteks perkembangan karier, mindset sangat penting karena bisa menjadi pendorong atau penghambat kesuksesan seseorang.

Baca Juga: Manfaat Bekerja ‘Single-Tasking’: Tingkatkan Produktivitas dan Konsentrasi

Perbedaan fixed mindset dan growth mindset

Ada dua jenis mindset yang umum dikenal, yaitu fixed mindset dan growth mindset.

  • Fixed Mindset

Fixed mindset adalah keyakinan bahwa bakat dan kecerdasan adalah sifat bawaan yang tidak bisa diubah. Orang dengan mindset ini cenderung percaya bahwa mereka lahir dengan kemampuan tertentu dan tidak bisa berkembang lebih jauh. Akibatnya, mereka sering kali menghindari tantangan, takut gagal, dan merasa tidak perlu belajar hal-hal baru. Mereka berpikir bahwa usaha tidak akan mengubah kemampuan dasar mereka, sehingga mereka lebih memilih untuk tetap berada di zona nyaman.

Contoh perilaku orang dengan fixed mindset adalah ketika mereka menghadapi kesulitan, mereka cenderung menyerah dengan cepat dan menganggap diri mereka tidak mampu. Mereka juga mungkin merasa terancam oleh kesuksesan orang lain karena menganggap kesuksesan tersebut sebagai ancaman terhadap nilai diri mereka sendiri.

  • Growth Mindset

Sebaliknya, growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan melalui usaha, belajar, dan pengalaman. Orang dengan mindset ini percaya bahwa mereka bisa menjadi lebih baik jika mau bekerja keras dan tidak takut menghadapi tantangan. Mereka melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai cerminan ketidakmampuan diri.

Orang dengan growth mindset cenderung lebih terbuka terhadap kritik dan saran, serta lebih bersemangat untuk mencoba hal-hal baru. Mereka melihat kesuksesan orang lain sebagai sumber inspirasi dan motivasi, bukan sebagai ancaman. Mereka memahami bahwa proses belajar adalah perjalanan yang terus menerus, dan setiap kesulitan yang dihadapi adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik.

Mindset yang Menghambat Perkembangan Karier

Dikutip dari The Caring Techie, 7 Mindsets That Are Slowing Down Your Career Growth, Berikut ini merupakan beberapa mindset yang bisa menghambat karier kamu:

  • Fixed Mindset

Seperti yang sudah jelaskan sebelumnya, fixed mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan bakat seseorang adalah bawaan lahir dan tidak bisa diubah. Orang dengan mindset ini sering kali merasa bahwa usaha tambahan tidak akan banyak berpengaruh pada hasil yang mereka capai. Mereka cenderung menghindari tantangan karena takut gagal dan lebih memilih tetap berada di zona nyaman.

  • Takut Gagal

Rasa takut gagal adalah salah satu penghalang terbesar dalam perkembangan karier. Ketakutan ini membuat seseorang enggan mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru. Mereka khawatir bahwa kegagalan akan merusak reputasi mereka atau mengonfirmasi ketidakmampuan mereka.

  • Tidak Percaya Diri

Kurangnya kepercayaan diri dapat sangat membatasi peluang karier seseorang. Ketika seseorang tidak yakin dengan kemampuan dirinya, mereka cenderung ragu untuk mengambil inisiatif atau mencari peluang baru. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak cukup baik atau tidak layak mendapatkan kesuksesan.

  • Pikiran Negatif dan Pesimis

Pikiran negatif dan pesimis sering kali menjadi penghalang dalam mencapai tujuan karier. Orang dengan pola pikir ini cenderung melihat sisi buruk dari setiap situasi dan meragukan kemampuan mereka untuk berhasil. Mereka mungkin berpikir bahwa usaha mereka tidak akan dihargai atau bahwa mereka tidak akan pernah mencapai sukses.

  • Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Membandingkan diri dengan orang lain adalah perangkap umum yang bisa menghambat perkembangan karier. Ketika seseorang terus-menerus membandingkan pencapaian mereka dengan orang lain, mereka mungkin merasa tidak puas dengan kemajuan mereka sendiri dan kehilangan fokus pada tujuan pribadi mereka.

  • Menghindari Tanggung Jawab

Menghindari tanggung jawab adalah salah satu tanda dari mindset yang menghambat. Seseorang yang selalu menghindari tanggung jawab atau menunda-nunda pekerjaan sulit mungkin akan kehilangan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka dan mendapatkan kepercayaan dari atasan.

  • Perfeksionisme Berlebihan

Perfeksionisme bisa menjadi penghalang besar dalam perkembangan karier jika tidak dikelola dengan baik. Orang yang perfeksionis sering kali menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka mungkin menunda-nunda pekerjaan karena takut hasil akhirnya tidak sempurna.

Baca Juga: Cara Bangun ‘Positive Vibe’ di Tempat Kerja

Cara Mengatasi Mindset yang Menghambat

Mengatasi mindset yang menghambat perkembangan karier memerlukan kesadaran diri, usaha yang konsisten, dan strategi yang tepat. DIkutip dari Inc, Shift to a Growth Mindset With These 8 Powerful Strategies, berikut adalah beberapa cara yang bisa membantu mengubah mindset negatif menjadi lebih positif dan berkembang:

Mengembangkan Growth Mindset

Mengembangkan growth mindset adalah langkah pertama yang sangat penting. growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan kita bisa ditingkatkan melalui usaha dan pembelajaran.

  • Percaya pada Proses Pembelajaran

Sadari bahwa setiap kesulitan dan tantangan adalah bagian dari proses belajar. Jangan takut untuk mencoba hal baru dan belajar dari kesalahan.

  • Fokus pada Pertumbuhan

Alih-alih menghindari tantangan, lihatlah tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Setiap kali kamu menghadapi kesulitan, tanyakan pada diri sendiri, “Apa yang bisa saya pelajari dari ini?”

  • Ubah Pandangan tentang Kegagalan

Lihat kegagalan sebagai feedback, bukan akhir dari segalanya. Setiap kegagalan memberikan pelajaran berharga yang bisa membantu Anda menjadi lebih baik.

Menerima Kegagalan sebagai Pembelajaran

Kegagalan sering kali dianggap sebagai sesuatu yang negatif, tetapi sebenarnya bisa menjadi alat pembelajaran yang sangat efektif.

  • Refleksi Diri

Setelah mengalami kegagalan, luangkan waktu untuk merenung dan memahami apa yang salah. Apa yang bisa kamu lakukan secara berbeda di masa depan?

  • Jangan Menyalahkan Diri Sendiri

Hindari menyalahkan diri sendiri secara berlebihan. Setiap orang pernah gagal, dan itu adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.

  • Ambil Tindakan yang Berbeda

Setelah belajar dari kegagalan, cobalah pendekatan yang berbeda untuk mencapai tujuan kamu. Jangan ulangi kesalahan yang sama.

Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Semangat Kerja yang Sedang Turun

Meningkatkan Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah kunci untuk menghadapi tantangan dan mengambil risiko yang diperlukan untuk perkembangan karier.

  • Kenali dan Hargai Pencapaian Kamu

Buat daftar pencapaian, baik besar maupun kecil. Menghargai diri sendiri atas usaha dan hasil yang telah dicapai akan meningkatkan rasa percaya diri.

  • Tetapkan Tujuan yang Realistis

Tetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART). Mencapai tujuan-tujuan kecil akan memberikan dorongan kepercayaan diri untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

  • Lingkungan yang Mendukung

Kelilingi diri kamu dengan orang-orang yang mendukung dan memberikan energi positif. Dukungan dari teman, keluarga, atau mentor bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri kamu.

Membuat Tujuan yang Jelas

Tujuan yang jelas memberikan arah dan motivasi untuk bergerak maju.

  • Visualisasikan Tujuan

Bayangkan bagaimana rasanya mencapai tujuan. Visualisasi ini bisa memberikan motivasi tambahan dan membantu kamu tetap fokus.

  • Bagi Tujuan Menjadi Langkah-langkah Kecil

Pecah tujuan besar menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah dikelola. Setiap langkah yang dicapai akan memberikan rasa pencapaian dan dorongan untuk terus maju.

  • Evaluasi dan Sesuaikan

Secara berkala, evaluasi setiap Langkah yang kamu capai. Jika perlu, sesuaikan rencana untuk memastikan kamu tetap berada di jalur yang benar.

Mencari Dukungan dari Mentor

Mentor bisa memberikan pandangan dan nasihat yang berharga untuk membantu kamu mengatasi mindset yang menghambat.

  • Temukan Mentor yang Tepat

Cari seseorang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang kamu butuhkan. Mentor yang baik adalah seseorang yang bisa memberikan bimbingan dan dukungan, serta menginspirasi kamu.

  • Jalin Hubungan yang Kuat

Bangun hubungan yang baik dengan mentor kamu. Komunikasi yang terbuka dan jujur akan membantu kamu mendapatkan manfaat maksimal dari hubungan tersebut.

  • Terima Masukan dan Kritik dengan Terbuka

Jangan takut menerima kritik konstruktif. Masukan dari mentor bisa menjadi panduan berharga untuk pengembangan diri kamu nantinya.

Read More
jenis kontrak pekerjaan di Indonesia

Jenis Kontrak Pekerjaan di Indonesia: Panduan untuk ‘Fresh Graduate’

Pernahkah kamu melihat orang yang sudah meneken kontrak kerja bertahun-tahun, tapi sulit diangkat sebagai pekerja tetap? Atau ini malah terjadi di kamu saat ini? 

Memang buat calon pekerja, khususnya kalangan fresh graduate, jenis kontrak kerja penting diperhatikan. Sebab, memahami perbedaan dan implikasi dari masing-masing jenis kontrak pada akhirnya penting agar kita bisa mengambil keputusan karier yang tepat. 

Artikel ini akan membahas berbagai jenis kontrak, mulai dari PKWT hingga Freelance. 

Pentingnya Mengetahui Jenis Kontrak Pekerjaan 

Kenapa penting mengetahui jenis kontrak pekerjaan? Setiap jenis kontrak memiliki hak, kewajiban, dan keuntungan yang berbeda. Dengan memahami ini, kamu bisa menentukan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan karier kamu nantinya. Misalnya, apakah kamu lebih memilih keamanan kerja atau fleksibilitas waktu? Artikel ini akan membantu kamu menemukan jawabannya. 

Baca Juga: Dear ‘Fresh Graduate’, Siapkan Hal Ini untuk Masuk ke Dunia Kerja 

Jenis-Jenis Kontrak Pekerjaan di Indonesia 

Kontrak Kerja Waktu Tertentu (PKWT) 

Dikutip dari Kementerian Ketenagakerjaan, PKWT adalah kontrak yang memiliki batas waktu tertentu. Biasanya, kontrak ini digunakan untuk pekerjaan yang sifatnya sementara atau proyek tertentu. Misalnya, pekerjaan yang berlangsung selama enam bulan atau satu tahun. Perusahaan dapat memperbarui kontrak ini jika pekerjaan belum selesai. 

Keuntungan dan Kerugian PKWT 

Keuntungan PKWT termasuk fleksibilitas bagi perusahaan dalam mengatur tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan proyek. Bagi pekerja, ini adalah kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dalam berbagai jenis pekerjaan. Namun, kerugian utamanya adalah ketidakpastian kerja setelah kontrak berakhir dan hak-hak pekerja yang lebih terbatas dibandingkan PKWTT. 

Kontrak Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) 

PKWTT adalah kontrak tanpa batas waktu tertentu. Pekerja yang dipekerjakan dengan PKWTT berhak bekerja di perusahaan tersebut selama waktu yang tidak ditentukan hingga mereka mengundurkan diri atau diberhentikan. PKWTT memberikan kepastian kerja dan biasanya diiringi dengan hak-hak yang lebih lengkap seperti asuransi kesehatan, cuti tahunan, dan tunjangan lainnya. 

Keuntungan dan Kerugian PKWTT 

Keuntungan utama dari PKWTT adalah keamanan kerja yang lebih tinggi dan fasilitas serta tunjangan yang lebih baik. Namun, kekurangannya adalah kurangnya fleksibilitas bagi perusahaan dalam mengelola tenaga kerja dan biaya yang lebih tinggi karena komitmen jangka panjang. 

Kontrak Harian Lepas 

Kontrak harian lepas adalah kontrak yang dibuat berdasarkan kebutuhan harian atau mingguan. Pekerja dipekerjakan untuk bekerja pada hari-hari tertentu dan mendapatkan upah berdasarkan jumlah hari atau jam mereka bekerja. 

Keuntungan dan Kerugian Kontrak Harian Lepas 

Keuntungan kontrak harian lepas termasuk fleksibilitas tinggi bagi pekerja dan pemberi kerja. Pekerja bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan bekerja di berbagai tempat. Namun, kerugiannya adalah ketidakpastian jadwal kerja dan kurangnya manfaat jangka panjang seperti asuransi dan tunjangan. 

Kontrak Magang 

Kontrak magang biasanya ditujukan untuk mahasiswa atau fresh graduate yang ingin mendapatkan pengalaman kerja. Kontrak ini memiliki jangka waktu tertentu, misalnya tiga hingga enam bulan, dan bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pengalaman praktis. 

Keuntungan dan Kerugian Kontrak Magang 

Keuntungan utama dari kontrak magang adalah kesempatan untuk belajar dan mendapatkan pengalaman praktis. Ini juga bisa menjadi pintu masuk untuk pekerjaan tetap di perusahaan tersebut. Namun, kerugiannya adalah kompensasi yang biasanya lebih rendah dan kurangnya kepastian mengenai pekerjaan tetap setelah magang selesai. 

Kontrak Freelance 

Kontrak freelance adalah kontrak kerja di mana pekerja melakukan pekerjaan untuk perusahaan tanpa ikatan waktu yang tetap. Pekerja freelance bekerja berdasarkan proyek dan memiliki fleksibilitas tinggi dalam menentukan jadwal kerja mereka. 

Keuntungan dan Kerugian Kontrak Freelance 

Keuntungan utama dari kontrak freelance adalah fleksibilitas tinggi dan potensi penghasilan yang lebih besar, terutama jika pekerja memiliki keterampilan yang sangat dibutuhkan. Namun, kekurangannya adalah kurangnya stabilitas dan manfaat seperti asuransi kesehatan dan tunjangan lainnya. 

Baca Juga: Cara Menemukan Karier yang Tepat untuk Para Fresh Graduate 

Perbedaan Antara PKWT dan PKWTT 

Dikuti dari Hukum Online, Pekerja Wajib Tahu Perbedaan PKWT dan PKWTT, berikut perbedaan dari PKWT dan PKWTT:  

  • Aspek Hukum 

PKWT diatur dengan batasan waktu tertentu dan harus diperbaharui setelah masa kontrak habis, sedangkan PKWTT berlanjut tanpa perlu perpanjangan hingga pekerja mengundurkan diri atau diberhentikan. 

  • Aspek Keamanan Kerja 

Pekerja dengan PKWTT memiliki keamanan kerja yang lebih tinggi karena tidak perlu khawatir tentang perpanjangan kontrak. Sementara itu, pekerja PKWT harus menghadapi ketidakpastian mengenai masa depan pekerjaan mereka setelah kontrak berakhir. 

  • Aspek Fasilitas dan Tunjangan 

Pekerja dengan PKWTT biasanya mendapatkan tunjangan dan fasilitas yang lebih lengkap, seperti asuransi kesehatan, cuti tahunan, dan tunjangan lainnya. Pekerja PKWT mungkin memiliki hak yang lebih terbatas dalam hal ini. 

Tips untuk Fresh Graduate dalam Menghadapi Kontrak Pekerjaan 

Sebagai fresh graduate, memasuki dunia kerja adalah langkah besar yang memerlukan persiapan matang, terutama dalam memahami dan menandatangani kontrak kerja. Dikutip dari Hukum Online, Perhatikan Ini Sebelum Tanda Tangan Kontrak Kerja, berikut beberapa tips yang dapat membantu kamu dalam menghadapi kontrak pekerjaan: 

Memahami Isi Kontrak 

  • Membaca dengan Seksama 

Setiap detail dalam kontrak kerja penting untuk dipahami. Bacalah seluruh dokumen dengan seksama, termasuk bagian yang sering dianggap remeh seperti lampiran atau catatan kaki. 

  • Mengerti Terminologi Hukum 

Kontrak kerja sering kali menggunakan istilah-istilah hukum yang mungkin kurang familiar. Jangan ragu untuk mencari tahu arti dari istilah-istilah tersebut, atau meminta penjelasan dari HRD. 

Mengajukan Pertanyaan Penting 

  • Klarifikasi Poin yang Tidak Jelas 

Jika ada bagian dalam kontrak yang tidak kamu mengerti, ajukan pertanyaan kepada pihak perusahaan. Ini termasuk mengenai tanggung jawab pekerjaan, jam kerja, dan sistem penilaian kinerja. 

  • Pertanyaan tentang Tunjangan dan Fasilitas 

Tanyakan mengenai tunjangan kesehatan, cuti, bonus, dan fasilitas lainnya yang mungkin kamu terima sebagai bagian dari kontrak. Pastikan semua tunjangan yang disebutkan dalam tawaran pekerjaan tercantum jelas dalam kontrak. 

Menegosiasikan Syarat Kontrak 

  • Gaji dan Tunjangan 

Jangan takut untuk menegosiasikan gaji dan tunjangan yang kamu rasa sesuai dengan kemampuan dan kontribusi yang akan kamu berikan. Lakukan riset pasar untuk mengetahui standar gaji untuk posisi yang Anda lamar. 

  • Durasi Kontrak dan Status Karyawan 

Negosiasikan durasi kontrak jika kamu merasa perlu, terutama jika kamu menginginkan lebih banyak kepastian kerja. Pertimbangkan juga untuk meminta perubahan status dari kontrak waktu tertentu (PKWT) menjadi waktu tidak tertentu (PKWTT) jika memungkinkan. 

Baca Juga: Persiapan Masuk Dunia Kerja yang Perlu Diketahui Para Fresh Graduate 

Meninjau Kontrak Sebelum Menandatangani 

  • Melakukan Tinjauan Akhir 

Sebelum menandatangani, lakukan tinjauan akhir untuk memastikan bahwa semua kesepakatan yang telah dibicarakan tercantum dalam kontrak. Pastikan tidak ada ketidaksesuaian antara penawaran lisan dan dokumen tertulis. 

  • Memastikan Hak dan Kewajiban Jelas 

Pastikan bahwa hak dan kewajiban kamu sebagai karyawan jelas tercantum dalam kontrak. Ini mencakup tugas harian, tanggung jawab, dan juga hak terkait cuti, asuransi, dan tunjangan lainnya. 

Menyimpan Salinan Kontrak 

  • Mengarsipkan Dokumen 

Setelah menandatangani kontrak, pastikan kamu menyimpan salinan dokumen tersebut di tempat yang aman. Salinan ini akan menjadi referensi penting di masa depan, terutama jika terjadi perselisihan atau kebingungan terkait perjanjian kerja. 

  • Memiliki Dokumen dalam Format Digital 

Selain menyimpan salinan fisik, simpan juga salinan digital dari kontrak kerja kamu. Ini memudahkan akses dan pencarian informasi jika diperlukan di masa mendatang. 

Read More
pengertian fear of rejection

Atasi ‘Fear of Rejection’ atau Perasaan Takut Ditolak di Dunia Kerja

Pernahkah kamu merasa takut untuk mengambil risiko karena khawatir bakal ditolak mentah-mentah? Fear of rejection atau takut ditolak adalah perasaan yang sangat umum. Namun , itu bisa menjadi penghalang besar dalam mencapai kesuksesan karier nantinya. 

Mengapa begitu penting untuk mengatasi rasa takut ini? Mari kita eksplorasi lebih dalam. 

Mengapa Fear of Rejection Perlu Diatasi? 

Rasa takut ditolak bisa menghambat potensi kita untuk berkembang. Jika kita selalu takut ditolak, kita mungkin akan melewatkan banyak peluang berharga yang bisa membawa kita ke puncak kesuksesan. Selain itu, rasa takut ini bisa mempengaruhi kesehatan mental kita, membuat kita merasa cemas dan tidak berharga. 

Baca Juga: ‘Quarter Life Crisis’: Pengertian, Tanda, dan Cara Mengatasinya 

Memahami Fear of Rejection 

Fear of rejection adalah ketakutan yang berlebihan terhadap penolakan sosial, baik itu dari teman, keluarga, atau lingkungan kerja. Perasaan ini bisa sangat mengintimidasi dan membuat kita ragu untuk mencoba hal baru. Menurut Psychology Today, How to Conquer the Fear of Rejection, fear of rejection dapat menyebabkan seseorang menghindari situasi yang berpotensi menimbulkan penolakan, sehingga membatasi peluang dan perkembangan diri. 

Tanda-Tanda Fear of Rejection 

Beberapa tanda umum dari fear of rejection termasuk merasa cemas sebelum presentasi, menghindari situasi sosial, dan takut untuk mengungkapkan ide atau opini di tempat kerja. Jika kamu sering merasa seperti ini, mungkin kamu mengalami ini. 

Medical News Today, Fear of rejection: What it is and how to overcome it, menyebutkan tanda-tanda fear of rejection juga bisa meliputi rasa rendah diri dan kecenderungan untuk mencari persetujuan terus-menerus dari orang lain. 

Dampak Negatif Fear of Rejection pada Karier 

  • Menghambat Pertumbuhan Karier 

Rasa takut ditolak bisa menghambat pertumbuhan karier seseorang dengan cara membuatnya ragu untuk mengambil inisiatif atau menerima tantangan baru. Ketika kita merasa takut ditolak, kita cenderung untuk menghindari situasi-situasi yang menuntut keberanian dan inovasi.  

Akibatnya, kita bisa melewatkan banyak kesempatan untuk belajar dan berkembang. Sebuah studi yang dipublikasikan di Harvard Business Review, Preventing Rejection at Work, menunjukkan bahwa individu yang terlalu takut ditolak cenderung tidak mencapai potensi penuh mereka karena selalu bermain aman dan tidak mau mengambil risiko besar. 

  • Menurunkan Produktivitas 

Rasa takut ditolak juga dapat berdampak langsung pada produktivitas kerja. Ketika kita terlalu fokus pada ketakutan akan penolakan, kita bisa menjadi tidak fokus dan kurang efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas kita. Ini bisa membuat kita lebih lambat dalam bekerja dan mengurangi kualitas hasil kerja kita.  

Sebuah artikel di Forbes, How To Overcome Your Fear Of Rejection, menyebutkan bahwa karyawan yang memiliki rasa takut ditolak yang tinggi sering kali mengalami penurunan produktivitas karena mereka terlalu khawatir tentang bagaimana pekerjaan mereka akan diterima oleh orang lain. 

  • Mengurangi Kepercayaan Diri 

Kepercayaan diri adalah kunci kesuksesan dalam karier. Namun, fear of rejection bisa merusak kepercayaan diri kita secara signifikan. Ketika kita sering merasa takut ditolak, kita mulai meragukan kemampuan dan nilai diri kita sendiri.  

Ini bisa menghalangi kita untuk mengambil langkah-langkah berani dan membuat kita merasa tidak layak untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Masih dari artikel Psychology Today, individu dengan fear of rejection yang tinggi cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah, yang pada gilirannya menghalangi mereka untuk mencapai kesuksesan dalam karier mereka. 

Baca Juga: Sering Takut Sama Atasan Saat Pertama Kerja? Ini Tips untuk Atasi Masalahmu 

Mengapa Fear of Rejection Perlu Diatasi 

Pentingnya Keberanian Mengambil Risiko 

Mengambil risiko adalah bagian dari proses mencapai kesuksesan. Dengan mengatasi rasa takut ditolak, kita akan lebih berani untuk mengambil langkah besar dan mengejar impian kita. 

Dampak Positif pada Kesehatan Mental 

Mengatasi fear of rejection juga bisa membawa dampak positif pada kesehatan mental kita. Kita akan merasa lebih tenang, bahagia, dan percaya diri dalam menghadapi berbagai situasi. 

Mengatasi fear of rejection sangat penting karena berbagai alasan yang signifikan, baik untuk perkembangan pribadi maupun profesional. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa kita perlu mengatasi rasa takut akan penolakan: 

  • Meningkatkan Kemampuan Mengambil Risiko 

Keberanian untuk mengambil risiko adalah salah satu kunci utama dalam mencapai kesuksesan. Dalam dunia kerja, sering kali kita dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan berani, seperti mengajukan ide baru, mengajukan promosi, atau mengambil proyek besar.  

Dengan mengatasi fear of rejection, kita menjadi lebih berani untuk mengambil risiko ini, yang pada gilirannya bisa membuka peluang baru dan membawa kita lebih dekat pada tujuan karier kita. 

  • Membuka Peluang Baru 

Saat kita takut ditolak, kita cenderung menghindari peluang yang bisa membawa kita ke level berikutnya dalam karier. Ini termasuk menghindari aplikasi pekerjaan baru, berbicara di depan umum, atau mengambil proyek-proyek yang menantang. Dengan mengatasi fear of rejection, kita membuka diri terhadap peluang-peluang ini dan meningkatkan kemungkinan untuk berhasil. 

  • Meningkatkan Kepercayaan Diri 

Kepercayaan diri adalah fondasi dari kesuksesan di banyak bidang kehidupan, termasuk karier. Dengan mengatasi rasa takut akan penolakan ini, kita bisa membangun dan memperkuat kepercayaan diri kita. Ini akan membuat kita lebih percaya diri dalam mengambil inisiatif, menyuarakan pendapat, dan menunjukkan kemampuan kita di tempat kerja. 

Baca Juga: Merasa Stagnan dan Hilang Semangat, Apa Itu ‘Sophomore Slump’ di Tempat Kerja? 

Cara Mengatasi Fear of Rejection 

Mengatasi fear of rejection adalah langkah penting untuk mencapai kesuksesan dalam karier. Dikutip dari Healthline, 10 Tips for Overcoming Your Fear of Rejection, berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan: 

Mengubah Pola Pikir 

  • Berpikir Positif 

Berpikir positif adalah langkah pertama dalam mengatasi fear of rejection. Fokus pada hal-hal baik yang bisa terjadi daripada kemungkinan penolakan. Misalnya, daripada berpikir “Apa yang akan terjadi jika saya ditolak?”, coba ubah menjadi “Bagaimana jika ini adalah kesempatan saya untuk sukses?”. Berpikir positif bisa membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional . 

  • Mengubah Perspektif tentang Penolakan 

Penolakan bukanlah akhir dari segalanya. Cobalah melihat penolakan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai kegagalan. 

Setiap penolakan bisa menjadi pelajaran berharga yang membantumu menjadi lebih baik di masa depan. Penting untuk memahami bahwa penolakan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan . 

Meningkatkan Kepercayaan Diri 

  • Mencapai Tujuan Kecil 

Mulailah dengan mencapai tujuan-tujuan kecil untuk membangun kepercayaan diri. Setiap pencapaian kecil akan membuatmu merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan lebih besar. Misalnya, jika kamu takut berbicara di depan umum, mulailah dengan presentasi kecil di depan teman-teman dekat sebelum mencoba berbicara di depan banyak orang. 

  • Memahami Kekuatan dan Kelemahan Diri 

Kenali kekuatan dan kelemahanmu. Dengan memahami diri sendiri, kamu bisa lebih mudah mengatasi rasa takut ditolak dan fokus pada pengembangan diri. Tuliskan apa saja kekuatanmu dan bagaimana kamu bisa memanfaatkannya untuk mencapai tujuanmu. Begitu juga dengan kelemahan, carilah cara untuk memperbaikinya atau mengurangi dampaknya. 

Membangun Dukungan Sosial 

  • Mencari Mentor 

Mentor bisa memberikan bimbingan dan dukungan yang kamu butuhkan untuk mengatasi fear of rejection. Carilah seseorang yang bisa membantumu melihat potensi dan kelebihanmu. Memiliki mentor akan sangat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan perspektif baru tentang penolakan. 

  • Bergabung dengan Komunitas 

Bergabung dengan komunitas yang mendukung bisa memberimu rasa memiliki dan mengurangi rasa takut ditolak. Temukan orang-orang yang memiliki minat yang sama dan saling mendukung satu sama lain. Misalnya, bergabung dengan kelompok profesional di bidangmu bisa memberimu dukungan dan motivasi untuk terus berkembang. 

Read More
tanda perusahaan ramah terhadap pekerja perempuan

Ciri-Ciri Perusahaan yang Mendukung Pekerja Perempuan

Perusahaan yang ramah terhadap pekerja perempuan adalah tempat kerja yang menerapkan kebijakan dan praktik yang mendukung kesejahteraan dan perkembangan karier pekerja perempuan. Ini termasuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, memberikan kesempatan yang sama, dan menawarkan dukungan yang diperlukan untuk keseimbangan kerja-hidup yang sehat.

Mengapa Penting Mendukung Pekerja Perempuan?

Mendukung pekerja perempuan tidak hanya baik untuk individu tersebut, tetapi juga bagi perusahaan secara keseluruhan. Dengan menyediakan lingkungan kerja yang inklusif dan setara, perusahaan dapat menarik dan mempertahankan talenta terbaik, meningkatkan produktivitas kerja, dan menciptakan budaya kerja yang lebih positif.

Baca Juga: Buku-buku Sains Anak Masih Bias Gender, Kurang Representasi Perempuan

Kebijakan Ramah Gender

  • Kebijakan Cuti Hamil dan Melahirkan

Salah satu indikator utama perusahaan ramah perempuan adalah adanya kebijakan cuti hamil dan melahirkan yang adil. Perusahaan yang baik akan memberikan cuti berbayar yang cukup panjang untuk memungkinkan ibu baru pulih dan menyesuaikan diri dengan peran baru mereka.

Menurut sebuah studi oleh World Economic Forum, The Benefits of Paid Parental Leave, perusahaan yang menyediakan cuti hamil yang memadai cenderung memiliki tingkat retensi karyawan yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik. Cuti hamil yang baik tidak hanya mencakup durasi yang cukup tetapi juga perlindungan pekerjaan selama dan setelah cuti tersebut, memastikan bahwa pekerja perempuan dapat kembali ke posisi mereka tanpa diskriminasi.

  • Fleksibilitas Jam Kerja

Fleksibilitas jam kerja adalah aspek penting lainnya. Banyak perempuan harus mengelola tanggung jawab rumah tangga dan pekerjaan sekaligus. Dengan fleksibilitas dalam jam kerja, mereka dapat menyeimbangkan kedua peran ini tanpa mengorbankan karier mereka.

Sebuah laporan dari McKinsey & Company berjudul The Power of Flexibility: Flexible Work Arrangements, menunjukkan bahwa fleksibilitas kerja tidak hanya membantu pekerja perempuan tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kepuasan karyawan secara keseluruhan . Fleksibilitas ini bisa berupa jam kerja yang dapat disesuaikan, opsi kerja jarak jauh, atau minggu kerja yang dipadatkan.

Lingkungan Kerja yang Inklusif

  • Pelatihan dan Pendidikan Inklusif

Perusahaan ramah perempuan akan menyediakan pelatihan dan pendidikan yang inklusif. Ini termasuk program yang mendukung pengembangan keterampilan dan pengetahuan tanpa memandang gender, memastikan semua karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.

  • Fasilitas Ramah Perempuan

Fasilitas seperti ruang menyusui dan tempat penitipan anak di tempat kerja sangat membantu. Ini menunjukkan bahwa perusahaan menghargai kebutuhan spesifik pekerja perempuan dan berusaha membuat mereka merasa nyaman dan didukung.

  • Kebijakan Anti-Diskriminasi yang Kuat

Perusahaan harus memiliki kebijakan anti-diskriminasi yang kuat dan jelas, termasuk mekanisme pelaporan yang aman dan efisien. Kebijakan ini harus mencakup langkah-langkah untuk menangani laporan diskriminasi dengan serius dan memastikan bahwa semua karyawan merasa aman dan dihormati di tempat kerja.

Kebijakan anti-diskriminasi yang efektif dapat membantu menciptakan budaya kerja yang lebih inklusif dan mengurangi insiden diskriminasi di tempat kerja.

  • Ruang Kerja yang Mendukung Keberagaman

Menciptakan ruang kerja yang mendukung keberagaman adalah langkah penting lainnya. Ini termasuk menyediakan fasilitas yang mendukung keberagaman, seperti ruang ibadah, area istirahat yang inklusif, dan acara perusahaan yang merayakan keberagaman budaya.

Menurut sebuah laporan dari Deloitte, The Diversity and Inclusion Revolution: Eight Powerful Truths, perusahaan yang menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keberagaman cenderung memiliki karyawan yang lebih terlibat dan loyal, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Baca Juga: ‘Lookism’ dan Diskriminasi di Tempat Kerja: Pekerja ‘Good Looking’ Lebih Sejahtera

Peluang Karier yang Setara

  • Rekrutmen yang Adil dan Transparan

Perusahaan yang ramah terhadap pekerja perempuan biasanya memiliki proses rekrutmen yang adil dan transparan. Ini berarti bahwa setiap kandidat dinilai berdasarkan keterampilan dan kualifikasi mereka, tanpa adanya diskriminasi berdasarkan gender.

Menurut sebuah laporan dari Glassdoor, Why Diversity Matters, perusahaan yang menerapkan proses rekrutmen yang adil dan transparan cenderung memiliki lebih banyak keanekaragaman di tempat kerja dan karyawan yang lebih puas . Transparansi dalam rekrutmen juga mencakup pengungkapan gaji yang jelas dan proses seleksi yang bebas dari bias.

  • Kesempatan Pengembangan Karier yang Sama

Peluang untuk pengembangan karier yang sama adalah aspek penting dari kesetaraan di tempat kerja. Ini berarti bahwa semua karyawan, terlepas dari gender, memiliki akses yang sama untuk promosi, pelatihan, dan pengembangan profesional.

Baca Juga: ‘Glass Ceiling’ dan Faktor Lain yang Halangi Perempuan Naiki Jenjang Karier

  • Gaji yang Setara untuk Pekerjaan yang Setara

Gaji yang setara untuk pekerjaan yang setara adalah indikator lain dari perusahaan yang mendukung kesetaraan gender. Ini berarti bahwa perempuan dan laki-laki yang melakukan pekerjaan yang sama atau setara harus menerima gaji yang sama, tanpa ada perbedaan yang tidak adil.

Menurut laporan dari World Economic Forum, Global Gender Gap Report 2020, kesenjangan gaji gender masih menjadi masalah di banyak tempat kerja, tetapi perusahaan yang berkomitmen untuk transparansi gaji dan evaluasi kinerja yang adil dapat membantu mengurangi kesenjangan ini.

  • Promosi yang Berdasarkan Kinerja

Perusahaan yang adil akan memastikan bahwa promosi didasarkan pada kinerja dan pencapaian, bukan pada favoritisme atau bias gender. Dengan menerapkan sistem evaluasi kinerja yang objektif, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk maju dalam karier mereka.

Read More
kenaikan gaji atau promosi jabatan

Kenaikan Gaji atau Promosi Jabatan, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Ketika mendapat tawaran untuk kenaikan gaji atau promosi jabatan, banyak orang merasa bingung untuk memilih. Keduanya memiliki manfaat dan tantangan masing-masing, dan keputusan ini dapat berdampak besar pada karier dan kehidupan pribadi kamu ke depannya. Jadi, mana yang harus kamu pilih? Mari kita telusuri lebih dalam.

Memahami Kenaikan Gaji

Kenaikan gaji adalah peningkatan jumlah uang yang diterima sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan. Ini bisa berupa kenaikan tahunan, kenaikan berbasis kinerja, atau kenaikan sebagai hasil dari negosiasi ulang kontrak. Menurut sebuah studi dari Harvard University, Performance-Based Pay: An Analysis, kenaikan gaji sering kali diberikan sebagai penghargaan atas kinerja yang luar biasa atau peningkatan tanggung jawab.

Baca juga: Tips Ampuh Negosiasi Gaji Tanpa Canggung

Manfaat Kenaikan Gaji

  • Keamanan Finansial

Dengan kenaikan gaji, kamu akan memiliki lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, menabung, atau berinvestasi. Ini memberikan rasa aman finansial yang lebih besar. Menurut data dari US Bureau of Labor Statistics, Financial Stability Among Workers Receiving Pay Raises, karyawan yang menerima kenaikan gaji memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk meningkatkan tabungan dan investasi mereka, yang pada gilirannya meningkatkan stabilitas finansial jangka panjang mereka.

  • Motivasi dan Kepuasan Kerja

Kenaikan gaji sering kali dianggap sebagai pengakuan atas kerja keras dan dedikasi. Ini bisa meningkatkan motivasi kerja dan kepuasan kerja, membuat kamu merasa lebih dihargai. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Applied Psychology, The Impact of Financial Rewards on Employee Motivation, menunjukkan bahwa penghargaan finansial memiliki dampak positif yang signifikan terhadap motivasi kerja dan kepuasan karyawan.

Kekurangan Kenaikan Gaji

  • Risiko Inflasi

Terkadang, kenaikan gaji tidak sebanding dengan tingkat inflasi. Artinya, meskipun gaji kamu naik, daya beli kamu mungkin tetap sama atau bahkan menurun. Sebuah artikel di Forbes, How Inflation Affects Your Pay Raise, menyoroti bahwa inflasi dapat mengikis nilai riil dari kenaikan gaji, terutama dalam ekonomi yang tidak stabil.

  • Kebiasaan Konsumsi yang Buruk

Dengan lebih banyak uang di tangan, ada kecenderungan untuk meningkatkan gaya hidup. Ini bisa menyebabkan kebiasaan konsumsi yang tidak sehat dan mengurangi kemampuan kamu untuk menabung atau berinvestasi. Penelitian dari Cambridge University, Income Increase and Spending Habits: A Behavioral Study, menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan sering kali diikuti oleh peningkatan pengeluaran, yang bisa berujung pada kebiasaan finansial yang kurang baik.

  • Memahami Promosi Jabatan

Promosi jabatan adalah peningkatan posisi atau level dalam organisasi, sering kali disertai dengan peningkatan tanggung jawab, wewenang, dan biasanya gaji. Promosi jabatan umumnya diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi signifikan seorang karyawan terhadap perusahaan dan potensi mereka untuk peran kepemimpinan yang lebih besar.

Baca Juga: Cara Tepat Mengatasi Gaji yang Hanya Numpang Lewat

Manfaat Promosi Jabatan

  • Pengembangan Karire

Promosi jabatan memberikan peluang untuk mengembangkan karier. Kamu akan mendapatkan pengalaman baru, mengasah keterampilan kepemimpinan, dan meningkatkan kredibilitas profesional. Karyawan yang menerima promosi cenderung memiliki peluang lebih besar untuk mencapai posisi eksekutif dalam jangka panjang.

  • Pengakuan dan Prestise

Promosi sering kali dilihat sebagai tanda pengakuan atas kontribusi kamu untuk perusahaan. Ini memberikan rasa bangga dan prestise yang bisa meningkatkan kepercayaan diri. Sebuah artikel di The Balance Careers, The Professional Impact of Job Promotions, menyebutkan bahwa promosi jabatan dapat meningkatkan reputasi profesional dan memberikan rasa pencapaian pribadi yang kuat.

Kekurangan Promosi Jabatan

  • Tanggung Jawab Tambahan

Dengan jabatan baru, tanggung jawab juga meningkat. Ini bisa berarti jam kerja yang lebih panjang dan lebih banyak tekanan. Menurut penelitian dari American Psychological Association, The Psychological Impact of Increased Job Responsibility, tanggung jawab yang lebih besar sering kali diiringi dengan peningkatan tingkat stres dan tuntutan waktu.

  • Tekanan dan Stres

Posisi yang lebih tinggi sering kali datang dengan ekspektasi yang lebih tinggi pula. Tekanan untuk memenuhi target dan tanggung jawab baru bisa menyebabkan stres. Karyawan yang dipromosikan ke posisi manajerial sering kali mengalami peningkatan tingkat stres karena tanggung jawab tambahan dan ekspektasi kinerja yang lebih tinggi.

Baca Juga: Alokasi Gaji yang Cermat: Tips Perencanaan Keuangan yang Efektif

Faktor yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Memilih Kenaikan Gaji atau Promosi Jabatan

  • Kondisi Keuangan Pribadi

Pertimbangkan kondisi keuangan kamu saat ini. Jika kamu membutuhkan peningkatan pendapatan segera, kenaikan gaji mungkin lebih bermanfaat. Menurut sebuah artikel di Investopedia, Evaluating Personal Financial Health Before Major Career Decisions, mengevaluasi kesehatan keuangan pribadi adalah langkah penting sebelum membuat keputusan karier besar .

  • Tujuan Karier Jangka Panjang

Pikirkan tujuan karier jangka panjang kamu. Jika kamu ingin mencapai posisi manajerial atau eksekutif, promosi jabatan bisa lebih sesuai dengan aspirasi kamu. memiliki rencana karier jangka panjang dapat membantu kamu dalam membuat keputusan yang lebih baik tentang promosi dan perkembangan karier.

  • Lingkungan Kerja dan Budaya Perusahaan

Pertimbangkan bagaimana kenaikan gaji atau promosi akan mempengaruhi interaksi kamu dengan rekan kerja dan lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang positif dapat memengaruhi kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

  • Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi

Evaluasi bagaimana setiap opsi akan mempengaruhi keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi kamu. Promosi mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan energi. Dikutip dari Mayo Clinic, The Importance of Work-Life Balance for Health, keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi yang baik sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik.

Read More
dampak buruk overworked

Kenali Dampak Buruk ‘Overworked’ dan Cara Mengatasinya

Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, banyak orang merasa perlu bekerja lebih keras dan lebih lama untuk mencapai kesuksesan. Namun, bekerja berlebihan atau overworked dapat membawa dampak buruk yang serius. Mengapa topik ini penting? Karena kesehatan dan kesejahteraan kita tidak sebanding dengan pencapaian profesional jika kita harus mengorbankan keseimbangan hidup. Lantas, apa yang bisa dilakukan?

Apa Itu Overworked?

Overworked adalah kondisi di mana seseorang bekerja melebihi batas wajar yang dapat ditoleransi oleh tubuh dan pikiran. Ini tidak hanya berarti bekerja lembur, tetapi juga merasa tertekan untuk selalu produktif tanpa ada waktu istirahat yang cukup.

Menurut World Health Organization (WHO), Burn-out anmoccupational phenomenon: International Classification of Diseases, overworked diidentifikasi sebagai kondisi kerja yang berlebihan dan berkepanjangan yang menyebabkan kelelahan fisik dan mental yang serius .

Faktor Penyebab Overworked

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami overworked. Berikut beberapa di antaranya:

  • Tuntutan Pekerjaan yang Tinggi: Banyak pekerjaan saat ini menuntut karyawan untuk mencapai target yang tinggi dalam waktu singkat. Tekanan ini sering membuat karyawan merasa harus bekerja lebih lama dan lebih keras untuk memenuhi ekspektasi tersebut.
  • Lingkungan Kerja yang Kompetitif: Dalam beberapa industri, persaingan yang ketat antara karyawan dapat menyebabkan mereka bekerja berlebihan untuk menonjol di mata atasan atau untuk mendapatkan promosi.
  • Kurangnya Manajemen Waktu yang Efektif: Beberapa individu mungkin tidak memiliki keterampilan manajemen waktu yang baik, sehingga mereka tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang ditentukan dan akhirnya harus bekerja lebih lama.
  • Budaya Kerja yang Tidak Sehat: Di beberapa perusahaan, ada budaya yang menganggap bekerja lembur sebagai tanda dedikasi dan loyalitas, sehingga karyawan merasa terdorong untuk bekerja lebih lama dari jam kerja normal.
  • Tekanan Ekonomi: Situasi ekonomi yang sulit juga bisa memaksa seseorang untuk bekerja lebih keras dan lebih lama demi memenuhi kebutuhan finansial.
  • Teknologi dan Ketersediaan 24/7: Dengan adanya teknologi yang memungkinkan komunikasi terus-menerus, banyak karyawan merasa harus selalu siap sedia dan merespons pekerjaan bahkan di luar jam kerja normal.

Baca Juga: Beban Pekerja Perempuan GenerasiSandwichBerlapis

Konsekuensi dari Overworked

Overworked tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental, tetapi juga dapat mengurangi produktivitas dan kualitas hidup seseorang. Dikutip dari American Psychological Association (APA), Stress in America: Paying With Our Health, karyawan yang overworked cenderung lebih sering sakit, mengalami kelelahan, dan memiliki tingkat stres yang tinggi. Selain itu, mereka juga mungkin mengalami gangguan tidur, masalah pencernaan, dan penurunan fungsi kognitif .

Mengatasi masalah overworked memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk kebijakan perusahaan yang mendukung keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi, serta upaya individu untuk mengelola waktu dan stres dengan lebih baik.

Tanda-Tanda Overworked

Tanda-tanda overworked dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik fisik, mental, maupun emosional. Mengenali tanda-tanda ini sangat penting agar kita bisa segera mengambil langkah pencegahan dan perbaikan.

Fisik

  • Kelelahan Kronis

Kelelahan yang tidak hilang meskipun sudah beristirahat cukup adalah tanda umum overworked. Kelelahan ini bisa mengurangi produktivitas kerja dan kualitas hidup. Masih menurut American Psychological Association (APA), kelelahan kronis adalah salah satu gejala utama stres kerja yang berlebihan.

  • Gangguan Tidur

Orang yang overworked sering mengalami gangguan tidur, seperti insomnia atau tidur yang tidak nyenyak. Hal ini disebabkan oleh pikiran yang terus menerus aktif memikirkan pekerjaan, sehingga sulit untuk benar-benar beristirahat.

  • Masalah Kesehatan Fisik

Overworked dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik, termasuk sakit kepala, nyeri otot, dan gangguan pencernaan. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), Stress at Work, menyebutkan bahwa stres kerja dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

Mental

  • Stres Berkepanjangan

Stres yang berkepanjangan adalah tanda mental yang umum dari overworked. Ini bisa menyebabkan berbagai masalah psikologis, termasuk kecemasan dan depresi.

  • Sulit Berkonsentrasi

Orang yang overworked sering mengalami kesulitan berkonsentrasi dan mengingat informasi. Ini bisa menghambat produktivitas dan kinerja kerja.

  • Kehilangan Motivasi

Kehilangan motivasi untuk bekerja atau melakukan aktivitas sehari-hari lainnya adalah tanda bahwa seseorang mungkin mengalami overworked. Rasa lelah dan tekanan terus menerus membuat kamu merasa tidak bersemangat.

Emosional

  • Burnout

Burnout adalah kondisi kelelahan emosional, mental, dan fisik yang disebabkan oleh stres berlebihan dan berkepanjangan. Ini membuat seseorang merasa tidak mampu menjalankan tugas sehari-hari. Menurut Mayo Clinic, Job burnout: How to spot it and take action, burnout dapat menyebabkan seseorang merasa putus asa dan kehilangan minat pada pekerjaan yang sebelumnya disukai.

  • Perubahan Suasana Hati

Orang yang overworked sering mengalami perubahan suasana hati yang drastis, seperti mudah marah atau merasa frustasi tanpa alasan yang jelas. Emoasi yang tidak stabil ini bisa mempengaruhi hubungan dengan orang lain.

  • Perasaan Terisolasi

Perasaan terisolasi atau kesepian adalah tanda emosional lain dari overworked. Seseorang mungkin merasa tidak ada yang mengerti atau mendukung mereka, sehingga merasa sendirian dalam menghadapi tekanan kerja.

Baca Juga: Stres di Tempat Kerja? Prioritaskan Istirahat Berkualitas

Cara Mengatasi Overworked

Mengatasi overworked memerlukan pendekatan yang holistik, mencakup manajemen waktu, dukungan dari lingkungan kerja, serta kebiasaan hidup sehat. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi overworked:

Mengatur Waktu Kerja

  • Membuat Jadwal Kerja yang Realistis

Membuat jadwal kerja yang realistis dan tetap berpegang pada jadwal tersebut sangat penting. Pastikan ada waktu untuk istirahat dan kegiatan pribadi di luar pekerjaan. Menurut American Psychological Association (APA), manajemen waktu yang efektif dapat mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas.

  • Menerapkan Batasan Waktu

Tentukan batasan waktu untuk pekerjaan dan istirahat. Misalnya, jangan membawa pekerjaan pulang atau bekerja di luar jam kerja yang telah ditentukan. Ini membantu menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Mengambil Istirahat yang Cukup

  • Istirahat Sejenak di Tengah Hari

Ambil istirahat singkat setiap beberapa jam untuk merilekskan pikiran dan tubuh. Ini bisa berupa berjalan-jalan sebentar, melakukan peregangan, atau hanya duduk santai tanpa melakukan apa-apa. Menurut penelitian dari National Institutes of Health (NIH), istirahat sejenak dapat meningkatkan fokus dan produktivitas.

  • Cuti dan Liburan

Jangan ragu untuk mengambil cuti atau liburan ketika diperlukan. Cuti tidak hanya memberi kesempatan untuk beristirahat, tetapi juga membantu menyegarkan pikiran dan mengurangi risiko burnout.

Baca Juga: Kerja, Kerja, Burnout: Dilema Perempuan Karier

Mengembangkan Keterampilan Manajemen Stres

  • Pelatihan Manajemen Stres

Mengikuti pelatihan atau workshop manajemen stres dapat membantu mengembangkan keterampilan untuk mengelola stres dengan lebih baik. Ini termasuk teknik untuk mengidentifikasi pemicu stres dan cara-cara untuk menghadapinya.

  • Mencari Dukungan Profesional

Jika diperlukan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog atau konselor. Mereka dapat memberikan dukungan dan strategi untuk mengelola stres dan overworked.

Mengembangkan Kebiasaan Hidup Sehat

  • Olahraga Teratur

Olahraga secara teratur dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Menurut Mayo Clinic, olahraga dapat meningkatkan produksi endorfin, yang membantu merasa lebih baik dan lebih rileks.

  • Pola Makan Sehat

Makan makanan yang sehat dan seimbang juga penting untuk menjaga energi dan kesehatan. Hindari makanan yang tinggi gula dan lemak, dan perbanyak konsumsi buah, sayur, dan protein sehat.

  • Tidur yang Cukup

Pastikan kamu mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Tidur yang berkualitas penting untuk pemulihan fisik dan mental, serta membantu menjaga energi dan fokus sepanjang hari.

Mengelola Ekspektasi dan Komunikasi dengan Atasan

  • Bicarakan Kebutuhan Kamu

Jangan ragu untuk berbicara dengan atasan tentang kebutuhan kamu akan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. Komunikasi yang baik dapat membantu mengurangi tekanan dan mengatur ekspektasi yang realistis.

  • Delegasi Tugas

Jika memungkinkan, delegasikan tugas kepada rekan kerja. Ini membantu mengurangi beban kerja dan memungkinkan fokus pada tugas-tugas yang paling penting.

Read More
tips jam kerja efektif

Jam Kerja Efektif: Jurus Anti ‘Burn Out’ dan Stres

Mengelola jam kerja dengan efektif relatif penting buat para pekerja. Alasannya, bekerja berlebihan dengan jam kerja berantakan, rentan meningkatkan risiko penyakit mental. Bahkan juga berpeluang membuat kamu sakit fisik. 

Pertanyaannya, bagaimana kita bisa menghindari stres atau meminimalisasi risikonya saat bekerja? Magdalene merangkumkan tipsnya buatmu. 

Apa itu Jam Kerja yang Efektif? 

Jam kerja yang efektif adalah pengaturan waktu kerja yang memungkinkan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugasnya secara optimal tanpa merasa terbebani atau tertekan. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan durasi jam kerja, tetapi juga cara pengelolaan waktu, pembagian tugas, dan strategi untuk meningkatkan produktivitas kerja

Jam kerja yang efektif memerlukan pendekatan yang terstruktur dan disiplin dalam menyelesaikan tugas, serta kemampuan untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan istirahat yang cukup. 

Menurut studi University of California, The Cost of Interrupted Work: More Speed and Stress, seseorang dapat memaksimalkan produktivitasnya dengan cara membatasi gangguan dan fokus pada satu tugas pada satu waktu. Studi ini menemukan bahwa gangguan sering kali membuat seseorang membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ke tingkat fokus sebelumnya . 

Baca Juga: Pangkas Jam Kerja Panjang untuk Hasil Lebih Optimal, Dorong Kesetaraan Gender 

Manfaat Jam Kerja yang Efektif 

Mengatur jam kerja secara efektif membawa berbagai manfaat, tidak hanya bagi produktivitas kerja tetapi juga bagi kesehatan mental dan fisik. Berikut beberapa manfaat dari jam kerja yang efektif: 

  • Peningkatan Produktivitas: Dengan pengelolaan waktu yang baik, pekerja dapat menyelesaikan lebih banyak tugas dalam waktu yang lebih singkat. Hal ini juga memungkinkan mereka untuk memberikan kualitas kerja yang lebih baik karena fokus yang lebih tinggi. 
  • Pengurangan Stres: Stres kerja sering kali muncul akibat beban kerja yang tidak teratur dan kurangnya waktu istirahat. Jam kerja yang efektif membantu mengurangi stres dengan menyediakan waktu yang cukup untuk istirahat dan relaksasi. 
  • Keseimbangan Hidup dan Kerja: Mengatur jam kerja dengan baik memungkinkan pekerja untuk memiliki waktu yang cukup untuk kehidupan pribadi mereka, termasuk berinteraksi dengan keluarga dan teman, serta mengejar hobi dan minat pribadi. 
  • Kesehatan Mental dan Fisik yang Lebih Baik: Pekerjaan yang teratur dan terstruktur dapat membantu mengurangi kelelahan mental dan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti insomnia, gangguan pencernaan, dan penyakit kardiovaskular . 
  • Peningkatan Kepuasan Kerja: Pekerja yang mampu mengelola waktu dengan baik cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka karena merasa lebih produktif dan tidak terlalu terbebani dengan beban kerja yang menumpuk. 

Mengenali Sumber Stres di Tempat Kerja 

Mengelola stres di tempat kerja dimulai dengan mengenali sumber-sumber utama yang menyebabkan stres tersebut. Berikut adalah beberapa sumber stres yang umum di tempat kerja dan cara untuk mengidentifikasinya: 

Beban Kerja yang Berlebihan 

Salah satu penyebab utama stres di tempat kerja adalah beban kerja yang terlalu banyak. Ketika seseorang diberikan tugas yang berlebihan dalam waktu yang singkat, hal ini dapat menyebabkan tekanan dan kelelahan. Menurut International Journal of Environmental Research and Public Health, Impact of Workplace Environment on Productivity and Stress, 46 persen pekerja melaporkan, beban kerja yang berlebihan adalah penyebab utama stres mereka di tempat kerja. 

Baca Juga: Tips Manajemen Stres di Tempat Kerja yang Efektif 

Deadline yang Ketat 

Deadline yang sangat ketat sering kali menyebabkan pekerja harus bekerja di bawah tekanan tinggi. Ini dapat mengurangi kualitas kerja dan meningkatkan risiko kesalahan. Dikutip dari University of Cambridge, Managing Workplace Stress, menunjukkan bahwa tenggat waktu yang tidak realistis adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan stres di tempat kerja

Konflik dengan Rekan Kerja 

Konflik interpersonal dengan rekan kerja atau atasan dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak nyaman dan penuh tekanan. Menurut American Psychological Association, Stress in the Workplace, konflik di tempat kerja adalah salah satu penyebab utama stres yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan produktivitas pekerja . 

Lingkungan Kerja yang Tidak Kondusif 

Faktor lingkungan seperti pencahayaan yang buruk, kebisingan berlebih, dan ventilasi yang buruk dapat memengaruhi kenyamanan dan konsentrasi kerja. Penelitian dari International Journal of Environmental Research and Public Health menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang tidak mendukung dapat meningkatkan tingkat stres dan mengurangi produktivitas. 

Strategi Mengelola Waktu dengan Baik 

Mengelola waktu dengan baik merupakan kunci untuk mencapai jam kerja yang efektif dan mengurangi stres di tempat kerja. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengelola waktu dengan lebih baik: 

Prioritas Tugas 

Menetapkan prioritas adalah langkah pertama yang penting dalam mengelola waktu. Tidak semua tugas memiliki tingkat urgensi atau penting yang sama. Oleh karena itu, kita perlu mengidentifikasi tugas-tugas yang harus diselesaikan segera dan yang dapat ditunda. 

Menurut Stephen Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People, penting untuk membedakan antara tugas yang penting dan yang mendesak. Mengutamakan tugas yang penting namun tidak mendesak dapat membantu mengurangi stres jangka panjang . 

Baca Juga: Rupa-rupa Manajemen di Tempat Kerja, Kantormu Tipe Mana? 

Menggunakan Teknologi untuk Mengatur Waktu 

Teknologi dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam mengelola waktu. Aplikasi manajemen waktu seperti Todoist, Trello, atau Asana dapat membantu kita mengatur jadwal, menetapkan prioritas, dan mengingatkan kita tentang tenggat waktu yang akan datang. 

Manfaat Menggunakan Aplikasi Manajemen Waktu: 

  • Organisasi: Memungkinkan kita untuk mengorganisasi tugas dan proyek dengan lebih baik. 
  • Pengingat: Memberikan pengingat otomatis untuk tenggat waktu yang akan datang. 
  • Kolaborasi: Memudahkan kerja tim dengan fitur kolaborasi dan penugasan tugas. 

Menurut artikel di Harvard Business Review, How to Spend Way Less Time on Email Every Day, penggunaan aplikasi manajemen waktu dapat meningkatkan produktivitas hingga 20% karena membantu pengguna tetap fokus dan terorganisir . 

Menghindari Prokrastinasi 

Prokrastinasi adalah kebiasaan menunda-nunda pekerjaan yang sering kali menjadi penyebab utama stres di tempat kerja. Mengatasi prokrastinasi memerlukan disiplin dan strategi khusus untuk tetap fokus pada tugas yang ada. 

Strategi Mengatasi Prokrastinasi: 

  • Membuat Daftar Tugas: Buat daftar tugas harian yang jelas dan realistis. 
  • Mengatur Waktu Kerja: Gunakan teknik manajemen waktu seperti Teknik Pomodoro untuk bekerja dalam interval yang teratur dan beristirahat sejenak. 
  • Menghargai Diri Sendiri: Beri diri sendiri penghargaan kecil setelah menyelesaikan tugas yang sulit. 

Menurut American Psychological Association, The Effects of Procrastination on Productivity, prokrastinasi dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan peningkatan stres. Mengatasi kebiasaan ini memerlukan pendekatan yang sistematis dan berfokus pada pengembangan kebiasaan kerja yang lebih baik . 

Read More
Fakta claudia sheinbaum presiden prempuan meksiko

Presiden Perempuan Pertama Meksiko Claudia Sheinbaum: Saintis yang Feminis

Pertama kali dalam sejarah, Meksiko punya presiden perempuan yang menang dalam Pemilu 2024. Adalah Claudia Sheinbaum yang meraup suara 58 persen dan berhasil membungkam rivalnya, Xochiti Galvez dan Jorge Alvarwez Maynez. 
 
Kemenangan bekas Wali Kota Mexico City itu diwarnai tantangan berat. Terlebih saat ini Meksiko punya rentetan kasus kriminal dan kejahatan berbasis gender. Meski tak mudah, tapi rekam jejaknya yang baik, membuat rakyat Meksiko layak optimis. 

Latar Belakang Claudia Sheinbaum 

Perempuan bernama lengkap Claudia Sheinbaum Pardo itu. Dikutip dari Britannica, Claudia Sheinbaum president-elect of Mexico, ia lahir pada 24 Juni 1962 di Meksiko. Ia berasal dari keluarga Yahudi Ashkenazi yang bermigrasi ke Meksiko dari Eropa Timur. Ayahnya, Carlos Sheinbaum, adalah insinyur elektro yang memiliki karier gemilang di bidang energi. Sementara ibunya, Annie Pardo, adalah ahli Biologi yang sangat dihormati. Keluarga Claudia sangat menghargai pendidikan dan kerja keras, nilai-nilai yang kemudian membentuk perjalanan hidupnya. 

Baca Juga: Sonia Sotomayor Hakim Agung Perempuan dalam Pelantikan Presiden Amerika Joe Biden dan Kamala Harris 

Pendidikan 

Claudia tumbuh dalam lingkungan yang mendukung dan mendorong pendidikan. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Claudia kuliah di National Autonomous University of Mexico (UNAM), salah satu universitas paling bergengsi di Meksiko. Di sana, ia menekuni Fisika lalu meraih gelar doktor di bidang Teknik Energi. 

Selama masa studinya, Claudia menunjukkan bakat luar biasa dalam penelitian ilmiah dan teknologi, yang kemudian membuka jalan baginya untuk berkontribusi dalam isu-isu lingkungan dan energi di Meksiko. 

Karier Akademik dan Penelitian 

Setelah meraih gelar doktor, Claudia melanjutkan karier di dunia akademik. Ia menjadi profesor di UNAM, tempat di mana ia tidak hanya mengajar tetapi juga aktif dalam penelitian. 

Claudia memiliki minat khusus dalam isu-isu lingkungan, terutama yang berkaitan dengan perubahan iklim dan energi terbarukan. Ia telah menerbitkan berbagai makalah ilmiah dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian yang berfokus pada pengurangan emisi karbon dan peningkatan efisiensi energi. Kontribusi ilmiahnya diakui secara luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. 

Pengaruh Keluarga pada Karier Politik 

Latar belakang keluarganya yang kuat dalam ilmu pengetahuan dan dedikasi terhadap pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk pandangan dunia Claudia. Keluarganya selalu mendorongnya untuk berpikir kritis dan berani mengambil risiko, nilai-nilai yang kemudian ia bawa ke dalam karier politiknya. Orang tuanya memberikan teladan tentang pentingnya inovasi dan kerja keras, yang menjadi dasar dalam pendekatan Claudia terhadap politik dan pemerintahan. 

Baca Juga: 4 Cara Mendidik Anak Perempuan Sejak Dini Untuk Jadi Pemimpin 

Masuk ke Dunia Politik 

Masih dikutp dari Britannica, Claudia Sheinbaum memulai karier politiknya pada awal 2000-an, namun minatnya pada politik sudah ada sejak masa muda. Berkat latar belakang keluarganya yang aktif dalam dunia akademik dan sosial, Claudia selalu memiliki ketertarikan terhadap isu-isu publik dan kebijakan. 

Pada 2000, Claudia bergabung dengan Partai Revolusi Demokratik (PRD), sebuah partai politik sayap kiri di Meksiko. Ia terinspirasi oleh visi partai tersebut untuk menciptakan keadilan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai seorang akademisi dan peneliti, Claudia melihat politik sebagai jalan untuk mengimplementasikan pengetahuan dan hasil penelitiannya dalam kebijakan publik yang nyata. 

Bergabung dengan Morena 

Pada 2014, Claudia membuat keputusan penting dalam karier politiknya dengan bergabung dengan Movimiento Regeneración Nacional (Morena), partai besutan Andrés Manuel López Obrador. Morena adalah partai politik yang relatif baru pada waktu itu, tetapi dengan cepat mendapatkan popularitas berkat platformnya yang anti-korupsi dan pro-rakyat. Bergabungnya Claudia dengan Morena menunjukkan komitmennya terhadap perubahan sosial dan politik yang lebih luas di Meksiko. 

Kemenangan sebagai Wali Kota 

Pada Juli 2018, Claudia Sheinbaum terpilih sebagai Wali Kota Mexico City, menjadikannya perempuan pertama yang menduduki posisi ini dalam sejarah kota tersebut. Kemenangan ini tidak hanya signifikan untuknya, tetapi juga gerakan politik di Meksiko yang memperjuangkan kesetaraan gender dan representasi perempuan dalam pemerintahan. 

Sebagai Wali Kota, ia segera mulai bekerja dengan mengimplementasikan berbagai kebijakan progresif yang telah ia janjikan selama kampanye. Ia memperkenalkan program perumahan terjangkau, meningkatkan sistem transportasi umum, dan meluncurkan inisiatif lingkungan yang ambisius. 

Ia juga bekerja keras untuk memastikan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, menjadikan pemerintahannya lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan warganya. 

Claudia Sheinbaum Mempromosikan Kesetaraan Gender 

Dikutip dari The Conversation, Mexico elects first female president − but will that improve the lot of country’s women?,sebagai presiden perempuan pertama Meksiko, Sheinbaum sangat berkomitmen untuk mempromosikan kesetaraan gender. Dalam karier, ia selalu berusaha untuk memastikan bahwa perempuan mendapatkan kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu langkah awalnya adalah dengan meningkatkan representasi perempuan dalam pemerintahan dan posisi kepemimpinan. 

Claudia berupaya untuk memperkenalkan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender di berbagai sektor. Ia percaya bahwa kesetaraan gender bukan hanya tentang memberikan hak yang sama, tetapi juga tentang menghapuskan hambatan-hambatan yang menghalangi perempuan untuk mencapai potensi penuh mereka. Dalam hal ini, Claudia memprioritaskan penciptaan lingkungan yang mendukung partisipasi aktif perempuan di semua tingkatan pemerintahan dan sektor ekonomi. 

Inisiatif Pemberdayaan Perempuan 

Salah satu inisiatif penting yang diusung Claudia adalah program pemberdayaan perempuan. Program ini mencakup pelatihan keterampilan, pendidikan, dan dukungan finansial untuk perempuan yang ingin memulai usaha atau mengembangkan karier mereka. Claudia memahami bahwa pemberdayaan perempuan adalah kunci untuk mencapai kesetaraan gender yang sejati. Oleh karena itu, ia fokus pada memberikan alat dan sumber daya yang dibutuhkan perempuan untuk sukses. 

Claudia juga mempromosikan program-program yang mendukung perempuan dalam bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika). Ia mendorong perempuan muda untuk mengejar pendidikan dan karier di bidang ini, dengan menyediakan beasiswa dan program magang yang khusus dirancang untuk mereka. Dengan demikian, Claudia berusaha untuk mengurangi kesenjangan gender dalam bidang yang didominasi oleh laki-laki dan membuka peluang baru bagi perempuan. 

Kebijakan Anti-Kekerasan terhadap Perempuan 

Sebagai bagian dari komitmennya terhadap kesetaraan gender, ia juga fokus pada kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi kekerasan terhadap perempuan. Ia memperkenalkan berbagai inisiatif untuk melindungi perempuan dari kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual. Salah satu kebijakan utamanya adalah pendirian pusat-pusat layanan untuk korban kekerasan, yang menyediakan perlindungan, konseling, dan dukungan hukum. 

Ia juga bekerja sama dengan lembaga penegak hukum untuk meningkatkan penanganan asus kekerasan terhadap perempuan. Ia memastikan bahwa petugas kepolisian dan sistem peradilan dilatih untuk menangani kasus-kasus ini dengan sensitivitas dan keadilan. Selain itu, Shenbaum mendorong kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu kekerasan terhadap perempuan dan pentingnya melaporkan insiden kekerasan. 

Baca Juga: 7 Rekomendasi Drama Korea dan Serial TV Soal Perempuan Pemimpin 

Promosi Kesetaraan dalam Keluarga 

Shenbaum juga percaya kesetaraan gender harus dimulai dari keluarga. Karena itu, ia mendukung inisiatif yang mempromosikan pembagian tugas rumah tangga yang adil dan peran orang tua yang setara. 

Shenbaum mengadvokasi kebijakan cuti orang tua yang lebih fleksibel dan inklusif, yang memungkinkan kedua orang tua untuk berbagi tanggung jawab dalam merawat anak-anak mereka. Dengan cara ini, ia berharap dapat mengubah norma-norma sosial yang tradisional dan menciptakan lingkungan keluarga yang lebih adil dan seimbang. 

Read More
skill manajemen waktu pengertian

‘Skill’ Manajemen Waktu buat Kamu dengan Beban Kerja Bejibun

Dear sobat hustle culture

Kamu pernah enggak merasa kewalahan dengan pekerjaan yang menumpuk? Terkadang bahkan kamu merasa waktu 24 jam sehari pun tidak pernah cukup? Bergulat dengan pekerjaan satu dan lainnya atau kerja tunggal tapi bebannya terlalu banyak. Sementara, menjadi multitasking setiap hari, tentu sangat melelahkan. 

Jika itu yang dirasakan, maka sudah saatnya kamu belajar tentang manajemen waktu. Menguasai skill manajemen waktu tidak cuma membantu kamu bekerja lebih efisien, tetapi bisa menjaga kesehatan mental. 

Lalu bagaimana caranya bisa mengatur waktu dengan baik? 

Apa itu Manajemen Waktu? 

Dikutip dari Mind Tools, What Is Time Management? manajemen waktu adalah proses perencanaan seseorang dalam menghabiskan waktu untuk kegiatan tertentu. Manajemen waktu melibatkan proses menetapkan tujuan, membuat daftar tugas, mengatur jadwal, dan menentukan prioritas. 

Dalam konteks dunia kerja, manajemen waktu adalah kemampuan untuk menggunakan waktu dengan produktif dan efisien guna mencapai tujuan. 

Baca Juga: Plus-Minus Melakukan ‘Multitasking’ dalam Bekerja dan Belajar 

Manfaat dari Manajemen Waktu yang Efektif 

Manfaat manajemen waktu yang efektif sangat beragam. Berikut beberapa di antaranya: 

  • Peningkatan Produktivitas: Dengan manajemen waktu yang baik, kamu jadi bisa menyelesaikan lebih banyak tugas dalam waktu yang lebih singkat. Ini berarti lebih banyak keluaran dalam waktu yang sama. Hal ini tentu bakal dihargai dalam dunia kerja. 
  • Mengurangi Stres: Ketika kamu punya kontrol yang baik atas waktu, kamu bisa menghindari tenggat yang ketat dan pekerjaan menumpuk. Ini membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan terkait pekerjaan. 
  • Keseimbangan Kehidupan Kerja: Manajemen waktu yang baik memungkinkan kamu untuk menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau work-life balance. Dengan demikian, kamu dapat menikmati waktu luang tanpa harus terganggu oleh pekerjaan yang belum selesai. 
  • Pencapaian Tujuan Lebih Cepat: Dengan mengelola waktu dengan baik, kamu jadi lebih fokus pada tugas-tugas yang penting, sehingga kamu bisa mencapai tujuan lebih cepat dan efisien. 
  • Peningkatan Kualitas Kerja: Ketika kamu memiliki waktu yang cukup untuk setiap tugas, kamu bisa memastikan pekerjaan dilakukan dengan kualitas yang lebih baik tanpa terburu-buru. 

Komponen Time Management yang Efektif 

Untuk mengelola waktu dengan baik, ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan: 

  • Perencanaan: Ini melibatkan membuat jadwal harian atau mingguan, menentukan tugas-tugas yang harus diselesaikan, dan merencanakan cara untuk menyelesaikannya. 
  • Prioritization: Memutuskan tugas mana yang paling penting dan harus diselesaikan terlebih dahulu. Teknik seperti matriks Eisenhower bisa membantu menentukan prioritas berdasarkan urgensi dan kepentingan. 
  • Pengendalian: Mengendalikan gangguan dan menghindari kegiatan yang tidak produktif. Ini bisa melibatkan menonaktifkan notifikasi, menetapkan batasan waktu untuk setiap tugas, dan fokus pada satu tugas pada satu waktu. 
  • Evaluasi: Melakukan penilaian rutin terhadap bagaimana waktu dihabiskan dan mencari cara untuk meningkatkan efisiensi. Evaluasi ini bisa membantu mengidentifikasi kebiasaan yang buruk dan mencari solusi yang lebih baik. 
  • Fleksibilitas: Meskipun penting untuk memiliki rencana, fleksibilitas juga diperlukan untuk menangani kejadian tak terduga dan perubahan prioritas. 

Baca Juga: Pindah Kerja ke Tempat Baru? Perhatikan Tanda-tanda Ini untuk Tahu Atasanmu ‘Toxic’ Atau Enggak 

Skill Manajemen Waktu yang Penting 

Melansir Jobstreet, How to manage your time so it doesn’t manage you, berikut ini contoh skill manajemen waktu yang bisa kamu cantumkan di CV. 

  • Prioritizing Tasks 

Memprioritaskan tugas adalah skill dasar dalam manajemen waktu. Ini berarti menentukan tugas mana yang paling penting dan harus diselesaikan terlebih dahulu. Untuk melakukan ini, kamu bisa menggunakan metode seperti matriks Eisenhower yang membagi tugas berdasarkan urgensi dan kepentingannya. Dengan memprioritaskan tugas, kamu bisa memastikan waktu digunakan untuk hal-hal yang benar-benar penting dan mendesak. 

  • Time Blocking 

Time blocking adalah teknik di mana kamu mengalokasikan waktu tertentu untuk kegiatan atau tugas yang berbeda untuk meningkatkan produktivitas kerja dan mempertahankan fokus. Dengan metode ini, kamu menetapkan waktu yang spesifik di kalender untuk mengerjakan tugas tertentu dan hanya fokus pada tugas itu selama periode tersebut. 

Time blocking membantu mengurangi gangguan dan meningkatkan fokus, sehingga kamu bisa menyelesaikan tugas dengan lebih efisien. Misalnya, kamu bisa menetapkan time blocking dari jam 9 pagi hingga 11 pagi hanya untuk menangani email, sehingga kamu tidak terganggu oleh email sepanjang hari. 

  • Delegating Tasks 

Delegasi adalah keterampilan penting yang melibatkan pendelegasian tugas kepada orang lain. Ini memungkinkan kamu untuk fokus pada tugas yang lebih strategis dan penting, sementara tugas-tugas yang lebih sederhana atau bisa dilakukan oleh orang lain didelegasikan. Untuk mendelegasikan dengan efektif, kamu perlu memahami kemampuan dan beban kerja tim, serta memberikan instruksi yang jelas dan dukungan yang diperlukan. 

  • Goal Setting 

Goal setting adalah kunci untuk mengarahkan upaya kamu ke arah yang tepat. Tujuan yang jelas membantu kamu tetap fokus dan termotivasi. Dalam menetapkan tujuan, pastikan kamu menggunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) agar tujuan kamu jelas dan dapat dicapai dalam waktu yang ditentukan. Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang juga bisa membantu kamu tetap berada di jalur yang benar dan memonitor kemajuan tersebut. 

Baca Juga: Pulanglah ‘Teng Go’, Terlalu Lama Kerja Bisa Bikin Stroke 

  • Avoiding Procrastination 

Menghindari penundaan adalah keterampilan yang membutuhkan disiplin. Ini berarti menyelesaikan tugas sesuai jadwal tanpa menunda-nunda. Supaya pekerjaan tidak tertunda, kamu bisa menggunakan teknik seperti ‘Pomodoro Technique‘, di mana kamu bekerja selama 25 menit kemudian istirahat selama 5 menit. Teknik ini membantu menjaga fokus dan mencegah kelelahan. Mengidentifikasi alasan di balik penundaan kamu dan mencari cara untuk mengatasi hambatan tersebut juga bisa sangat membantu. 

  • Staying Organized 

Tetap terorganisasi membantu kamu mengatur tugas dan jadwal dengan lebih efisien. Ini termasuk menjaga lingkungan kerja yang rapi dan sistem pengarsipan yang baik. Menggunakan alat bantu seperti to-do list, kalender digital, dan aplikasi manajemen proyek seperti Trello atau Asana bisa membantu kamu untuk tetap terorganisasi. 

Selain itu, kebiasaan seperti merapikan meja kerja setiap hari dan menyortir email masuk juga bisa membuat kamu lebih terstruktur dan siap menghadapi tugas sehari-hari. 

Read More
atasan di tempat kerja toxic

Pindah Kerja ke Tempat Baru? Perhatikan Tanda-tanda Ini untuk Tahu Atasanmu ‘Toxic’ Atau Enggak

Kamu pernah gak merasa cemas menghadapi atasan baru? Memastikan atasanmu tidak toxic adalah langkah penting demi kenyamanan dan produktivitas kerja. Atasan toxic bisa merusak suasana kerja dan berdampak negatif pada kesehatan mental. Jadi, bagaimana cara memastikan atasan di tempat kerja baru kamu tidak toxic?

Baca Juga: Kiat-kiat Kantor Dukung Kesehatan Mental Karyawan yang Patut Dicoba

Mengidentifikasi Tanda-Tanda Atasan Toxic

Dikutip dari The Muse, 6 Signs of a Toxic Boss and How to Deal With Them, atasan toxic adalah individu yang menciptakan lingkungan kerja tidak sehat melalui perilaku mereka yang merusak. Mereka cenderung menggunakan kekuasaan mereka untuk menekan dan memanipulasi karyawan, mengakibatkan stres, kecemasan, dan ketidakpuasan di tempat kerja. Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda atasan toxic yang harus diwaspadai.

Perilaku Manipulatif

Perilaku manipulatif adalah salah satu ciri khas atasan toxic. Mereka sering kali menggunakan strategi seperti:

  • Gaslighting: Membuat karyawan meragukan diri sendiri atau realitas mereka. Atasan ini mungkin akan menyangkal pernah mengatakan sesuatu atau membuat karyawan merasa salah.
  • Memecah Belah Tim: Atasan toxic mungkin akan memecah belah tim dengan menyebarkan gosip atau informasi yang tidak benar, menciptakan persaingan yang tidak sehat di antara anggota tim.
  • Menggunakan Rasa Takut: Mereka sering kali mengandalkan rasa takut untuk mengendalikan karyawan, misalnya dengan ancaman pemecatan atau pengurangan gaji.

Baca Juga: ‘Girl Boss’ di Film Indonesia: Stereotipikal atau Tidak?

Komunikasi Buruk

Komunikasi yang buruk dapat mencakup berbagai bentuk, seperti:

  • Tidak Ada Feedback yang Konstruktif: Alih-alih memberikan masukan yang membantu, atasan toxic mungkin memberikan kritik yang tidak membangun atau tidak memberikan feedback sama sekali.
  • Komunikasi Pasif-Agresif: Menggunakan nada atau kata-kata yang secara tersirat merendahkan atau menghina karyawan, tanpa mengungkapkan secara langsung apa yang diinginkan atau yang salah.
  • Kurangnya Transparansi: Tidak memberikan informasi penting atau menyembunyikan informasi yang seharusnya diketahui oleh tim, yang bisa menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian.

Ekspektasi Tidak Realistis

Menetapkan ekspektasi yang tidak masuk akal tanpa mempertimbangkan kapasitas dan sumber daya yang tersedia merupakan tanda lain dari atasan toxic. Beberapa contoh perilaku ini adalah:

  • Deadline yang Tidak Masuk Akal: Meminta pekerjaan diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat tanpa mempertimbangkan beban kerja yang sudah ada.
  • Volume Kerja yang Berlebihan: Memberikan tugas yang jauh melebihi kapasitas kerja normal, menyebabkan karyawan harus bekerja lembur terus-menerus.
  • Ketidakpedulian terhadap Keseimbangan Kerja-Hidup: Tidak menghormati waktu pribadi karyawan, misalnya dengan mengharapkan mereka menjawab email atau panggilan di luar jam kerja.

Kurangnya Pengakuan dan Penghargaan

Atasan yang toxic sering kali tidak mengakui atau menghargai usaha dan pencapaian karyawan. Ini bisa meliputi:

  • Tidak Memberikan Penghargaan: Mengabaikan atau mengklaim hasil kerja karyawan sebagai milik mereka sendiri.
  • Mengabaikan Prestasi: Tidak memberikan pujian atau pengakuan atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik.
  • Fokus pada Kesalahan: Selalu mencari kesalahan dan mengkritik, tanpa mengakui upaya atau keberhasilan karyawan.

Micromanaging

Atasan yang terlalu mengendalikan setiap aspek pekerjaan karyawan menunjukkan kurangnya kepercayaan dan bisa sangat memberatkan. Micromanaging bisa meliputi:

  • Kontrol Berlebihan: Mengawasi setiap detail kecil pekerjaan karyawan, tidak memberikan ruang untuk kreativitas atau otonomi.
  • Kurangnya Kebebasan: Tidak mengizinkan karyawan membuat keputusan sendiri atau mengambil inisiatif, yang bisa menghambat pertumbuhan profesional mereka.
  • Selalu Mengawasi Karyawan: Terus-menerus mengecek pekerjaan karyawan, yang bisa mengganggu alur kerja dan menambah stres.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

Strategi Menghadapi Atasan yang Toxic

Menghadapi atasan yang toxic bisa menjadi tantangan besar, namun ada beberapa strategi yang dapat kamu terapkan untuk menjaga kesejahteraan dan produktivitasmu. Dikutip dari Forbes, 13 Effective Tactics For Dealing With A Toxic Boss, berikut adalah beberapa langkah yang bisa kamu ambil:

  • Berkomunikasi dengan Efektif

Komunikasi yang jelas dan tegas: Pastikan kamu berkomunikasi secara jelas dan tegas. Jangan biarkan perasaan takut atau tidak nyaman menghalangi kamu untuk menyampaikan pendapat atau masalah yang kamu hadapi. Gunakan bahasa yang sopan namun tegas, dan pastikan untuk mendengarkan respons atasanmu.

Menyampaikan feedback secara konstruktif: Jika ada sesuatu yang mengganggu, coba sampaikan feedback secara konstruktif. Fokuslah pada perilaku dan dampaknya, bukan pada pribadi atasan. Misalnya, “Saya merasa kesulitan ketika arahan tidak jelas, mungkin kita bisa mendiskusikan lebih detail di awal proyek.”

  • Menetapkan Batasan

Kenali batasan pribadimu: Menetapkan batasan adalah kunci untuk melindungi kesehatan mentalmu. Ketahui batasanmu dan pastikan kamu tidak melewatinya demi pekerjaan. Ini termasuk waktu kerja, beban kerja, dan cara atasan berkomunikasi denganmu.

Beri tahu batasanmu secara diplomatis: Jangan ragu untuk mengomunikasikan batasanmu dengan cara yang diplomatis. Misalnya, jika atasan sering menghubungi di luar jam kerja, kamu bisa mengatakan, “Saya akan segera bereskan hal ini saat jam kerja dimulai besok pagi.”

  • Mencari Dukungan

Cari dukungan dari rekan kerja: Kadang-kadang, rekan kerja bisa menjadi sumber dukungan yang kuat. Mereka mungkin menghadapi situasi yang sama dan bisa memberikan saran atau sekadar menjadi teman bicara.

Cari Bantuan ke HRD: Jika perusahaan memiliki departemen HR, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan HRD. Mereka ada untuk membantu menyelesaikan masalah seperti ini. Jangan ragu untuk melaporkan perilaku yang tidak pantas dan mencari bantuan mereka untuk mediasi atau solusi.

Baca Juga: 5 Tips Jadi HRD Profesional untuk Lingkungan Kerja Setara

  • Membangun Hubungan Positif di Tempat Kerja

Jalin hubungan baik dengan rekan kerja: Membangun hubungan yang positif dengan rekan kerja bisa menjadi sumber dukungan emosional yang penting. Selain itu, hubungan yang baik bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan.

Cari mentor: Mentor bisa memberikan bimbingan dan dukungan yang kamu butuhkan. Mereka bisa membantu kamu menghadapi situasi sulit dan memberikan nasihat berdasarkan pengalaman mereka.

  • Fokus pada Pengembangan Diri

Tingkatkan Skill: Alihkan perhatianmu pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan. Mengikuti kursus atau pelatihan bisa memberikanmu kepercayaan diri dan peluang karier yang lebih baik kedepannya.

Tetap positif: Cobalah untuk tetap positif dan fokus pada hal-hal yang bisa kamu kontrol. Menghadapi atasan yangtoxic memang sulit, tetapi menjaga sikap positif bisa membantu kamu bertahan dan mencari solusi yang lebih baik.

Read More