Kelebihan dan Kekurangan Bekerja di Perusahaan Startup

Untung Rugi Kerja di Perusahaan ‘Startup’

Bekerja di perusahaan startup kini jadi impian para fresh graduate. Bukan tanpa alasan, perusahaan startup biasanya berani menawarkan suasana kerja yang asyik serta gaji yang bersaing. Ini berbeda dengan bekerja di perusahaan mapan yang cenderung menerapkan nilai-nilai lama.

Padahal, persis seperti bekerja di korporat atau perusahaan yang lain, pasti akan ada tantangan yang akan dihadapi. Pun, perlu kamu kamu tahu, tidak semua perusahaan startup dalam kondisi yang sama. Hal itu bergantung pada kondisi perusahaan sampai budaya kerja yang diterapkan.

Yuk, kita bahas kelebihan dan kekurangan bekerja di perusahaan startup yang sudah dirangkum Magdalene dari berbagai sumber.

Kelebihan Bekerja di Perusahaan Startup

Ada beberapa hal positif yang dapat kamu rasakan saat bekerja di sebuah perusahaan startup, di antaranya:

1. Bekerja di Lingkungan yang Menyenangkan

Kalau kita lihat, umumnya yang bekerja di perusahaan startup diisi oleh generasi milenial. Karena usia yang masih muda, lingkungan kerja akan terasa lebih menyenangkan. Kamu akan merasa bekerja dengan teman-temanmu sendiri.

Jadi kamu dapat memberikan pendapat, bertanya, berkomunikasi, dan melakukan hal lain dengan lebih santai tapi tetap profesional. Santai yang dimaksud disini tidak terlalu kaku dari cara kerjanya.

Selain itu, desain kantor juga akan dibuat lebih menyenangkan. Dinding dengan banyak warna, disediakan cemilan, ada sudut-sudut ruangan yang bisa dipakai untuk istirahat, dan berbagai fasilitas lain untuk mengurangi stres saat bekerja.

Baca Juga: ‘Burnout’ di Tempat Kerja, Ini Ciri dan Tips Mengatasinya

2. Setiap Kontribusi akan Diberikan Apresiasi

Menurut Codeburst.io, umumnya juga jumlah anggota setiap divisi di perusahaan startup jauh lebih kecil. Karena itu, pendapat dan kontribusi dari setiap orang akan selalu terlihat, terdengar, dan diapresiasi.

Seperti yang kita tahu, perusahaan startup masih dalam fase berkembang. Jadi setiap gagasan, inovasi atau pekerjaan yang kamu kerjakan dapat memberi pengaruh pada pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan.

Bekerja di perusahaan yang selalu memberi apresiasi, pastinya akan membuat kamu jadi lebih semangat untuk memberikan perubahan-perubahan menarik lainnya.

3. Membuat Kamu Terus Belajar dan Berkembang

Perusahaan konvensional biasanya sudah mempunyai sistem dan manajemen yang stabil. Jadi, bila kamu bekerja disana, kamu cenderung mengikuti sistem yang sudah ada tersebut.

Berbeda kalau kamu bekerja di perusahaan startup yang masih dalam fase pengembangan. Sangat memungkinkan mereka tengah mencoba beragam strategi, pembaruan sistem, dan manajemen. Karena itu, kamu punya kesempatan untuk menyumbangkan ide atau inovasi untuk perusahaan.

Kamu akan belajar untuk memberikan ide, menciptakan inovasi baru, melakukan banyak riset, meningkatkan pemikiran yang lebih kritis. Kemampuan yang sudah kamu miliki pastinya akan semakin berkembang. Selain itu dengan perubahan yang terjadi, kamu akan jadi gampang beradaptasi dengan berbagai kondisi.

4. Kamu Bebas Berinovasi

Kamu punya banyak sekali ide di kepala dan ingin selalu membuat sebuah inovasi? Maka, kamu sepertinya cocok bekerja di startup, nih!

Menurut Indeed.com, karyawan yang bekerja di perusahaan startup mempunyai kesempatan lebih besar untuk memperlihatkan ide dan berkontribusi dalam proses pengembangan inovasi.

Baca Juga: Agar Tetap Produktif Meski Kerja dari Rumah

Hal ini pastinya akan bermanfaat buat karyawan yang kreatif karena dimudahkan untuk membagikan idenya kepada tim dan menciptakan inovasi baru.

Berbeda bila kamu bekerja di perusahaan konvensional yang sudah stabil, umumnya proses penyampaian ide lebih ribet dan harus melewati persetujuan beberapa atasan terlebih dahulu.

5. Punya Kepuasan Kerja

Tanpa kamu sadari, kamu ternyata ikut berkembang bersama perusahaan. Kamu ada di setiap proses, dimulai dari perusahaan yang baru lahir, belajar merangkak, sampai akhirnya berhasil berjalan dengan stabil.

Dari sini, akan muncul kepuasan dan senang tersendiri. Apalagi saat kamu mengingat kembali ide apa saja yang sudah kamu berikan dan bisa memberikan dampak yang baik untuk perusahaan.

Contohnya, karena ide yang kamu berikan, perusahaan bisa berhasil mendapatkan penjualan tertinggi selama beberapa tahun.

Kekurangan Bekerja di Perusahaan Startup

Dimanapun bekerja, pasti ada kelebihan dan kekurangan, Sama halnya bila kamu bekerja di startup. Tadi kita sudah membahas kelebihannya, sekarang kita akan membahas kekurangannya:

1. Kamu Dituntut untuk Multitasking

Menurut Theladders.com, multitasking merupakan hal yang wajib dikuasai karena besar kemungkinannya kamu akan mengerjakan pekerjaan di luar kewajibanmu.

Hal itu disebabkan, karyawan di perusahaan startup biasanya masih sedikit sehingga kamu harus bekerja dalam tim yang kecil. Jadi, kamu dituntut untuk selalu cekatan dan dapat melakukan dua tiga pekerjaan sekaligus.

Baca Juga: Tidak Bekerja sampai Bukan Pemimpin, 4 Miskonsepsi Kodrat Perempuan

Beban kerja juga semakin banyak, sehingga kadang menyita banyak waktu untuk membereskannya. Bahkan mau tidak mau karyawan harus merelakan jam istirahat kalau masih ada pekerjaan yang belum terselesaikan.

Meskipun mendapatkan kesempatan untuk belajar hal baru, tapi beban kerja yang besar juga bisa menimbulkan stres.

2. Startup Biasanya Belum Stabil

Bekerja di startup memang menantang dan akan membuatmu mendapatkan banyak pengalaman baru. Sayangnya, perusahaan startup biasanya belum stabil.

Menurut Blogs.berkeley.edu, lebih dari 90 persen perusahaan startup gagal dalam tiga tahun pertamanya.

Itulah mengapa lumayan banyak perusahaan startup yang harus tutup karena untuk mempunyai keuangan yang stabil bukanlah perkara gampang.

Meskipun perusahaan startup mempunyai banyak ide menarik, tapi kalau tidak berhasil mendapatkan pendanaan, tentu akan sangat susah buat bertahan.

3. Harus Mampu Mengatur Work-life Balance

Para pekerja pasti menginginkan kehidupan kerja dan sosial yang seimbang. Jika kamu ingin berhasil bekerja di perusahaan startup, maka harus mampu dalam mengatur work-life balance.

Startups.com menyebutkan kalau perbedaan yang sangat terlihat dari bekerja di sebuah perusahaan konvensional dan startup.

Perbedaan utama tersebut berada pada struktur perusahaan. Hal itu berpengaruh pada jam kerja, proses kerja, sampai hubungan kerja.

Jadi, jangan kaget kalau kamu bekerja dalam waktu yang lebih lama karena ada banyak meeting yang harus dihadiri atau pekerjaan yang harus diselesaikan.

Waktu bekerja di perusahaan startup memang fleksibel dan tidak harus dari jam sembilan pagi sampai jam lima sore. Namun, banyak karyawan yang mau tidak mau bekerja lebih lama, karena harus menyelesaikan beragam pekerjaan.

Saat tidak bisa mengatur work-life balance pastinya akan kesulitan untuk beristirahat dan punya waktu bersama keluarga atau teman.

4. Gaji yang Tidak Besar

Kamu mungkin pernah mendengar kalau bekerja di startup, kamu akan mendapatkan gaji yang sangat besar. Padahal hal ini tidak selalu benar. Faktanya, ada perusahaan startup yang memberikan gaji yang cenderung kecil untuk semua pekerjaannya, terlebih jika startup baru mendapatkan dana dari investor. Selain kompensasi yang cenderung kecil, fasilitas lain seperti asuransi kesehatan juga belum tentu bisa kamu dapatkan.

5. Bekerja di Startup, Kamu Dituntut untuk Bisa Beradaptasi

Kemampuan adaptasi memang sangat diperlukan kalau kamu ingin berhasil kerja di startup.

Menurut Themuse.com, perusahaan startup akan sering mengalami perubahan baik pada sistem organisasi sampai target pekerjaan dari setiap pekerjanya.

Baca Juga: Enggak Melulu Buruk, ‘Overthinking’ Kerjaan Punya Segudang Manfaat

Apalagi kalau perusahaan startup tersebut belum lama berdiri. Tidak perlu kaget kalau sering terjadi perubahan, bahkan sampai ke model bisnisnya.

Buat kamu yang susah untuk beradaptasi dengan cepat, pastinya bekerja di perusahaan startup akan menjadi tantangan tersendiri.

Itulah mengapa, kalau kamu ingin mencoba berkarir di perusahaan startup, sebaiknya pertajam dahulu beberapa kemampuan yang diperlukan, seperti beradaptasi dengan cepat, komunikasi, sampai problem solving.

Kalau sudah tahu untung rugi bekerja di perusahaan startup, semoga kamu tidak salah pilih ya nanti.

Read More
Tips Jitu Supaya Tetap Semangat Bekerja Saat Puasa di Kantor

10 Jurus Anti-Lemas Saat Harus Puasa di Kantor

bekerja saat puasa – Apakah semangatmu sering terjun bebas ketika bekerja dalam kondisi puasa? Pun, apakah fokus dan produktivitas kerja juga terpengaruh oleh rasa lapar dan bosan? Kalau iya, kamu butuh tips agar tetap kuat puasa.

Sudah jamak kita ketahui, selama Ramadan, kebiasaan makan, tidur, dan ibadah mengalami perubahan yang cukup besar. Perubahan inilah yang akhirnya membuat energi dan kualitas kerjamu ikut terpengaruh.

Baca Juga: Afirmasi Positif dalam Pekerjaan dan Apa Pentingnya

Kendati demikian, kamu tidak perlu cemas. Berikut ini beberapa cara supaya kamu tetap semangat bekerja di bulan Ramadan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya.

Bekerja Saat Puasa, Kamu Perlu Istirahat yang Cukup

Tips pertama supaya kamu tetap semangat adalah mempunyai jam tidur yang cukup. Mengatur pola tidur adalah tantangan yang relatif berat selama bulan ini. Karena itulah disarankan agar kamu segera tidur setelah rampung menjalankan ibadah di waktu malam.

Dikutip dari Gulfnews.com, kamu justru harus menghindari lembur saat puasa, karena bisa membuat jam tidur terganggu.

Jangan Mengonsumsi Kafein

Tips selanjutnya agar kamu tetap semangat bekerja saat puasa adalah dengan jangan mengonsumsi kafein.

Kafein pada dasarnya dikonsumsi untuk menghilangkan rasa kantuk. Namun, kamu tetap dianjurkan menghindari kafein selama sahur atau berbuka karena rentan mengalami dehidrasi hingga masalah lambung.

Baca Juga: 5 Tips Sulap Cemas Jadi Produktif di Tempat Kerja

Manfaatkan Waktu Istirahat

Memanfaatkan waktu istirahat juga dapat menjadi cara menjaga semangat kala bekerja saat puasa.

Meskipun waktu istirahat di bulan puasa terasa lebih sebentar, sebaiknya kamu tetap memanfaatkan waktu luang tersebut.

Misalnya, setelah selesai beribadah, kamu dapat menggunakan waktu rehat di siang hari untuk tidur sejenak guna mengembalikan energi.

Dengan begitu, kamu bisa jadi lebih fokus dan semangat waktu bekerja nantinya.

Makan Tak Berlebihan Waktu Sahur dan Berbuka

Menurut Globalsadaqah.com, kamu perlu cukup nutrisi dengan asupan makanan yang sehat waktu berpuasa.

Saat berbuka, makanlah makanan dengan nutrisi seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Selain itu, kamu juga perlu asupan serat supaya kamu tetap sehat dan produktif.

Makanan waktu sahur juga harus kaya serat dan seimbang, sama seperti waktu berbuka. Jangan lupa untuk memerhatikan kebutuhan minum waktu puasa.

Selain langgam makanannya, kamu juga sangat disarankan untuk menjaga porsi makan yang secukupnya.

Mengapa demikian? Sebab, makan yang berlebihan akan mengakibatkan kamu jadi mengantuk dan kurang berenergi nantinya. Hindarilah hal ini supaya kamu tidak malas bekerja saat puasa.

Ubah Jam Kerja

Karena pola hidup yang berubah, coba untuk bekerja dengan jadwal yang berbeda dari biasanya. Tujuannya, yakni untuk mencegah timbulnya rasa malas bekerja saat puasa.

Dilansir dari Britishcouncilfoundation.id, kamu dapat mulai menyiapkan bekerja setelah makan sahur. Sebab, energi untuk bekerja sedang berada di puncak waktu sehabis makan.

Kebanyakan orang, setelah sahur dan salat Subuh, mereka lebih memilih untuk tidur kembali. Kamu perlu menghindari hal ini ya. Sebaliknya, kamu dapat memulai pekerjaan sedikit lebih awal dari hari biasanya, apa lagi jika kamu masih WFH.

Namun, sebaiknya, sebelum melakukan hal ini, kamu perlu berkonsultasi dengan atasan serta rekan kerja.

Baca Juga: Habis WFH Terbit ‘Workcation’, Ini Fakta-fakta yang Perlu Kamu Tahu

Secara khusus, beberapa perusahaan memang memberi kelonggaran untuk mengatur kerja sendiri di bulan puasa.

Bangun Lebih Awal

Tips lainnya agar kamu bisa tetap semangat bekerja saat puasa adalah dengan bangun lebih awal.

Kalau kamu sedang berpuasa dan besok harus bekerja, sebaiknya kamu bangun sahur lebih cepat dan makan makanan yang bernutrisi.

Selain itu, kamu dapat mengkonsumsi vitamin tambahan berupa suplemen supaya badan lebih bugar waktu berpuasa nantinya.

Buka Puasa Bersama

Buka bersama (bukber) dengan rekan kerja atau keluarga juga dapat membuatmu jadi lebih bersemangat ketika bekerja saat puasa.

Kamu bisa ikut menyiapkan takjil, makanan, serta konsep acara untuk menikmati buka puasa bersama teman kantor atau orang-orang terdekat.

Namun, jangan lupa untuk selesaikan pekerjaan sebelum memulai acara buka bersama ya.

Jaga Kehidupan Pribadi dan Kerja Tetap Seimbang

Meski kamu harus tetap fokus bekerja dan berpuasa, jangan sampai terlewat juga untuk memperhatikan kehidupan pribadimu.

Menurut Islamic-relief.org.uk, kamu tetap perlu melakukan hobi yang kamu suka, atau mengobrol dengan teman serta keluarga di waktu luangmu. Hal ini berguna supaya antara kehidupan kerja dan pribadi tetap seimbang (work life balance).

Baca juga: Apa itu ‘Life Skill’ dan Bagaimana Cara Mengembangkannya?

Keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi akan menjaga kesehatan mental.

Mengatur Jadwal Waktu Bekerja Saat Puasa

Hal yang tidak kalah penting yang bisa kamu lakukan adalah mengatur jadwalmu.

Supaya dapat mencegah kamu jadi malas bekerja saat puasa, buat jadwal sepadat mungkin. Hal ini dapat mengalihkanmu dari rasa haus dan lapar, dan lebih berfokus untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang sudah kamu jadwalkan tersebut.

Agar Lancar Bekerja Saat Puasa, Kamu Perlu Meneguhkan Niat dan Tekad

Tips terakhir supaya kamu tetap semangat bekerja saat puasa adalah dengan meneguhkan niat dan tekad. Sejatinya, meneguhkan niat merupakan hal penting yang harus dilakukan sebelum berpuasa.

Pasalnya, ia akan membantumu supaya mampu hadapi semua tantangan waktu bekerja di bulan Ramadan.

Ia juga dapat menjadi langkah yang penting untuk kamu supaya tidak jadi malas bekerja saat berpuasa.

Maka dari itu, jangan lupa untuk masukan niat puasamu waktu beribadah. Dengan begitu, dijamin kamu akan selalu bersemangat biar pun harus pergi ke kantor di bulan puasa ini.

Nah, itu dia beberapa tips yang dapat kamu lakukan apabila ingin tetap semangat bekerja saat puasa.

Biar pun akan dihadapkan dengan berbagai tantangan, kamu tetap harus memaksimalkan kinerja saat berpuasa, ya!

Read More
tanda diterima kerja setelah interview

Hai ‘Job Seeker’, Simak 9 Tanda Kamu Sudah Pasti Diterima Kerja

Tanda Diterima Kerja – Kalau kamu sedang menjalani proses rekrutmen, pasti ada rasa cemas saat harus menunggu kabar dari perusahaan. Sebenarnya kamu bisa melihat tanda-tanda apakah perusahaan menyukaimu atau tidak.

Tanda-tanda tersebut biasanya sudah terlihat sejak sesi wawancara kerja. Penasaran? Berikut sembilan tanda kamu kemungkinan besar diterima di perusahaan tempatmu melamar.

Terlihat dari Durasi Interview

Tanda pertama diterima kerja oleh perusahaan adalah kamu melewati waktu wawancara yang lama. Kendati tak selalu begitu, tapi dilansir dari Indeed.com, umumnya setiap interview kerja sudah ditentukan durasinya masing-masing oleh perusahaan dan tercantum pada surel panggilan wawancara.

Nah, kalau wawancaramu kemarin durasinya lebih lama dibanding waktu yang ditentukan, maka kemungkinan besar tim rekrutmen atau user tertarik denganmu. Mereka antusias dan ingin mengobrol banyak dengan latar, pengalaman kerja, dan pribadimu.

Baca Juga: Dear ‘Fresh Graduate’, Siapkan Hal Ini untuk Masuk ke Dunia Kerja

Diinfokan Budaya Kerja Perusahaan

Apakah di tengah-tengah wawancara kamu mendapatkan bocoran mengenai sistem kerja di perusahaan tersebut? Bila iya, ini ini dapat menjadi salah satu tanda kalau interview-mu terbilang lancar.

Pengenalan ini sengaja perusahaan lakukan supaya kamu tidak kaget kalau nanti sudah menjadi karyawan di sana. Selain itu, umumnya mereka juga akan membahas mengenai kewajiban dan hak yang akan kamu dapat kalau berhasil lolos pada wawancara kerja ini.

Perusahaan Terlihat Antusias

Apakah kamu memerhatikan bagaimana nada tim rekrutmen waktu berbicara denganmu? Jika terdengar antusias dan berusaha menggali lebih jauh mengenai dirimu, hal itu menjadi sinyal baik.

Baca Juga: Cara Menemukan Karier yang Tepat untuk Para Fresh Graduate

Pertama-tama interviewer akan menanyakan seputar pengalaman dan latar belakangmu. Bahkan ia akan menanyakan pencapaian kamu dan bagaimana kamu bisa meraihnya ketika interview.

Nah, kalau jawabanmu dirasa sesuai dengan yang mereka inginkan, bisa jadi obrolan akan lebih santai.

Bila tim rekrutmen berubah menjadi lebih santai, itu juga merupakan salah satu tanda kamu akan diterima kerja setelah sesi interview tersebut.

Tanda Diterima Kerja Terlihat dari Bahasa Tubuh yang Positif

Jika tim rekrutmen terlihat nyaman waktu denganmu, tersenyum, dan menganggukkan kepala, bisa jadi kamu lolos ke tahap selanjutnya.

Memang beberapa perekrut umumnya sudah terbiasa untuk mengendalikan ekspresi dan bahasa tubuh mereka, lalu mereka kelihatan ramah ke semua kandidat.

Namun, kamu dapat membedakan mana perekrut yang antusias dengan pengalaman yang kamu punya.

Jangan sampai terlewat, kamu juga harus memerhatikan gaya bicara dan bahasa tubuhmu sendiri waktu interview. Hal tersebut juga menentukan kesan pertama kamu di mata perekrut atau user.

Diinfokan Tahapan Rekrutmen dengan Detail

Setelah sesi interview sudah selesai, umumnya tim rekrutmen akan menginfokan tahapan seleksi berikutnya.

Nah, kalau ia menjabarkannya dengan detail, bahkan memberitahukan kalau kamu akan bertemu dengan siapa saja nanti, bisa jadi ini tanda yang bagus.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

Contohnya, perekrut menginfokan ia akan memberi kabar dalam waktu paling lama dua minggu ke depan. Bisa disimpulkan, peluang kamu lolos setelah interview bakal cukup besar.

Tanda Diterima Kerja, Kamu Dipuji Karena Pengalaman dan Pencapaianmu

Menurut Careersherpa.net, ciri lain kamu akan diterima setelah interview adalah pujian yang dilontarkan para perekrut waktu sesi wawancara.

Pujian tersebut dapat berarti pengalaman serta latar belakangmu dirasa cocok dengan posisi yang dilamar.

Umumnya, perekrut akan mengonfirmasi ulang beragam skill serta pengalaman kerja kamu sebelumnya waktu wawancara.

Nah, supaya terlihat lebih meyakinkan, jangan lupa untuk menyampaikan bagaimana pengalaman dan skill kamu bisa berkontribusi dalam mencapai target.

Tiba-Tiba Diajak Berkenalan dengan Staf Perusahaan, Kamu Harus Berbangga Hati

Tidak semua jobseeker yang menerima panggilan interview punya kesempatan untuk mengenal lebih dekat para pegawai di perusahaan tersebut. Kalau kamu mendapatkannya, ini merupakan privilese buatmu. Itu tandanya, perusahaan secara tidak langsung memberitahu karyawan lain kalau kamu merupakan orang yang akan bergabung ke dalam divisi mereka nantinya.

Bertanya Kapan Kamu Mulai Dapat Bergabung

Bila tim rekrutmen merasa kamu cocok untuk mengisi posisi yang dicari, mereka pastinya ingin kamu bisa dengan cepat bergabung dalam tim. Setelah selesai interview, kamu ditanya kapan dapat mulai kerja, hal tersebut bisa menjadi tanda kamu diterima.

Kamu jangan tergesa menjawab, cobalah berpikir dulu dengan matang. Bila perekrut memang sudah yakin denganmu, ia pasti sangat menghargai jawaban yang kamu berikan saat itu.

Tanda Diterima Kerja, Perekrut Menjelaskan Benefit Bekerja di Perusahaan

Saat interview, bila perekrut antusias menjelaskan seputar benefit dan beragam fasilitas yang akan kamu dapat nanti, ini bisa jadi ciri kamu diterima.

Baca Juga: Untuk Kamu Karyawan Baru, Simak 9 Jurus Tepat Beradaptasi

Waktu perekrut menyampaikan benefit, artinya mereka sedang “menjual” perusahaannya pada kamu.

Bila perekrut dari awal tidak tertarik denganmu, biasanya mereka tidak akan menonjolkan keunggulan perusahaannya di depanmu.

Jadi, ketika ada kesempatan ini, pastikan kamu memanfaatkannya dengan baik. Contohnya, kamu bisa bertanya dengan detail mengenai benefit tersebut.

Nah, itulah tanda-tanda wawancaramu berhasil dan kamu punya peluang besar diterima perusahaan.

Read More
cara adaptasi di lingkungan kerja baru

Untuk Kamu Karyawan Baru, Simak 9 Jurus Tepat Beradaptasi

adaptasi di lingkungan kerja – Saat kamu akhirnya diterima di perusahaan, sangat wajar kamu merasa gugup. Atasan dalam hal ini biasanya akan langsung memberikan rincian tugas, dan kamu dituntut cepat bekerja sama dengan rekan kerja baru. Bisa jadi sudut pandang dan gaya kerja mereka berbeda dibandingkan dengan tempat kerjamu sebelumnya.

Berita buruknya, kamu tak punya waktu untuk mengeluhkan ini. Sebab, karyawan baru ditun tut untuk cepat beradaptasi. Adaptasi ini penting, karena tantangan baru akan bisa dengan cepat kamu selesaikan.

Nah, apakah kamu termasuk orang yang dapat dengan cepat beradaptasi? Tenang, berikut ini beberapa tips untuk meningkatkan kemampuan adaptasi, yang kami rangkum dari beberapa sumber.

1. Tips Pertama Adaptasi di Lingkungan Kerja Baru: Buang Pikiran Negatif

Untuk meningkatkan kemampuan adaptasi, kamu perlu tenang, dan buang pikiran negatif. Merasa malu atau canggung itu tidak apa-apa. Namun, jangan sampai kamu jadi tidak percaya diri.

Baca Juga: Ciri Rekan Kerja yang Baik, Apakah Kamu Salah Satunya?

Kamu harus selalu semangat dan berpikir positif. Sambut pencapaianmu dengan hati yang terbuka.

Biasakan diri dengan semua kesibukan di lingkungan baru kamu. Sangat wajar bila kamu merasa takut. Pastikan kamu tetap positif supaya cepat beradaptasi dan terbiasa dengan lingkungan kerja baru.

2. Cari Informasi Seputar Kantor Baru Kamu

Visi dan misi setiap perusahaan pastinya akan berbeda. Kamu perlu mencari tahu mengenai budaya serta tujuan perusahaan kamu sekarang ini.

Menurut Themuse.com, penting buat kamu cari tahu mengenai etos kerja serta budaya komunikasi di lingkungan kerja baru kamu.

Hal ini agar kamu dapat jadi lebih mudah berinteraksi dengan teman-teman di tempat kerja baru.

Ide-ide dan nilai yang terkandung pada perusahaan akan menjadi petunjuk buat kamu untuk menjalankan keseharian di kantor.

3. Fokus di Minggu Pertama Memudahkan Kamu Adaptasi di Lingkungan Kerja Baru

Minggu pertama bekerja di perusahaan yang baru, kamu tentu akan dikenalkan ke semua orang. Tidak cuma pada rekan kerja, namun juga perkenalan dengan pekerjaan yang bisa jadi sama sekali berbeda.

Baca Juga: Dear ‘Fresh Graduate’, Siapkan Hal Ini untuk Masuk ke Dunia Kerja

Pergunakan waktumu untuk mengenal lingkungan kerja dengan baik, termasuk untuk mengenal perusahaan tersebut dengan lebih mendalam. Siapkan juga dirimu untuk menjalani hari-hari pertama dengan konsentrasi dan kemampuan maksimal, sehingga kamu dapat fokus untuk menjalani masa perkenalan tersebut dengan sebaik mungkin.

4. Perlihatkan Kalau Kamu Sopan dan Ramah

Menyapa rekan kerja baru memang terlihat mudah. Namun, bila kamu terlihat sombong dan terkesan tidak ramah, orang-orang akan malas untuk bercakap denganmu.

Hilangkan rasa gengsi dan coba tersenyum. Sapa teman-teman kerjamu. Dengan itu kamu bisa dengan mudah untuk berbaur dengan mereka.

Jangan lupa, ada batasan tertentu saat masih baru saja berkenalan. Jangan sampai orang-orang merasa kalau kamu SKSD atau sok kenal sok dekat.

Pastikan kamu memperlihatkan impresi pertama yang tidak akan mereka lupakan, ya.

5. Buat Meja Kerja Kamu Menjadi Bersih dan Nyaman juga Merupakan Cara Adaptasi di Lingkungan Kerja Baru

Jangan membiarkan meja kerja kamu terlihat berantakan dan kotor, sebab ini akan membuat kamu jadi kurang nyaman saat bekerja.

Hal ini sangat penting, apalagi kalau kamu berbagi meja dengan rekan kerja lainnya. Kamu dapat mencoba mengatur cara pembagian dan juga merapikannya dengan teman kamu tersebut dari awal.

6. Jangan Takut Membuat Kesalahan

Menurut Money.howstuffworks.com, meskipun kesalahan sering membuat kita menjadi berkecil hati, membuat kesalahan juga akan memberikan pelajaran buat kita.

Baca Juga: Cara Menemukan Karier yang Tepat untuk Para Fresh Graduate

Dengan membuat kesalahan, kamu jadi belajar bagaimana memecahkan permasalahan ke depannya. Khususnya, waktu kamu berhadapan dengan permasalahan yang sama. Ubahlah mindset kamu terkait membuat kesalahan di tempat kerja. Semakin baik kamu mengakui dan menerima kesalahan, maka akan semakin gampang kamu beradaptasi di lingkungan kerja baru.

7. Berlatih Kecerdasan Emosional

Waktu kamu berusaha untuk cepat beradaptasi, kamu bisa sekaligus melatih kecerdasan emosional, ya. Hal ini dilakukan untuk menegaskan kalau emosi kamu dapat selalu terkontrol dan kamu paham akan emosi yang juga dipunyai orang lain. Dengan begitu, kamu dapat membangun sikap dan respons yang baik waktu menghadapi perubahan atau bertemu situasi tertentu.

8. Menjadi Pendengar yang Baik

Supaya gampang beradaptasi di lingkungan kerja baru, kamu harus secara aktif menjadi pendengar yang baik dan paham apa yang sedang terjadi di tempat kerja. Dengan begitu, kamu menjadi paham bagaimana sebuah situasi perlu diatasi dan respons apa yang harus diambil. Hal ini akan menolong kamu dalam mengatasi konflik atau perubahan dengan tenang, sehingga kamu dapat mempunyai tanggapan yang positif pada setiap keadaan.

9. Mencoba untuk Lebih Inisiatif

Cara selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan adaptasi kamu di lingkungan kerja baru adalah untuk bersikap lebih inisiatif. Kamu dapat mencoba memberikan pendapat dan masukan yang menarik. Kreativitas akan memberikanmu kemudahan saat sudah mulai bekerja.

Baca Juga: Dipromosikan, Bagaimana Menjaga Relasi dengan Rekan Kerja?

Kalau kamu menjadi seorang yang inisiatif serta kreatif, dipastikan atasan serta teman kerjamu akan menyukaimu.

Itulah beberapa cara adaptasi di lingkungan kerja baru, supaya jadi kunci keberhasilan untuk kamu. Semoga kamu nyaman dan meningkatkan karier di perusahaan baru, ya!

Read More

Afirmasi Positif dalam Pekerjaan dan Apa Pentingnya

Apakah kamu kerap diselimuti perasaan negatif saat bekerja? Jika iya, kamu butuh afirmasi positif. Selain memperbaiki mood kamu, afirmasi positif bisa membuat kepercayaan dirimu terdongkrak naik.

Apa Itu Afirmasi Positif

Menurut Alodokter.com, afirmasi positif adalah pernyataan positif yang kita ucapkan berulang kali untuk diri sendiri (self-talk). Tujuannya, yakni untuk membangun pola pikir positif dan membuang berbagai pikiran negatif.

Baca Juga: Ciri Rekan Kerja yang Baik, Apakah Kamu Salah Satunya?

Afirmasi positif berguna untuk mengurangi stres, menaikkan rasa percaya diri, dan meningkatkan keyakinan pada kemampuan diri kita sendiri (self-efficacy). Dengan mengulang pernyataan positif, otak akan terangsang untuk memercayai kalau afirmasi tersebut merupakan fakta betulan.

Contoh, saat mengatakan pada diri sendiri mampu menyelesaikan suatu pekerjaan, maka kamu dapat melakukannya dengan baik.

Sebaliknya, jika dari mula berpikir tidak mampu, tentu hasilnya kamu akan sulit merampungkannya.

Kamu dapat menggunakan positive affirmation untuk bermacam situasi di tempat kerja, misalnya:

  • menaikkan self-esteem waktu wawancara kerja
  • mengatur pikiran serta emosi negatif seperti rasa takut, rasa kecewa, dan tidak sabar
  • mengurangi kebiasaan buruk yang menghambat pertumbuhan karier, misalnya suka menunda pekerjaan
  • meningkatkan produktivitas kerja dan skill yang dimiliki
  • jadi lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan jadwal.

Manfaat Afirmasi Positif

Dikutip dari Wikijob.co.uk, berikut ini merupakan manfaat afirmasi positif yang akan dirasakan diri sendiri.

1. Afirmasi Positif dapat Mengurangi Stres

Hal ini karena positive affirmation akan membantu kamu mengurangi pikiran negatif.

Contohnya, kamu dapat mengatakan “saya bisa bekerja tepat waktu”, maka akan mendorongmu lebih fokus terhadap pekerjaan saat ini.

Baca Juga: ‘Burnout’ di Tempat Kerja, Ini Ciri dan Tips Mengatasinya

Hal ini pastinya lebih baik dibanding memikirkan hal-hal yang membuat jadi stres, seperti takut tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

2. Meningkatkan Skill

Memberikan positive affirmation pada diri sendiri bisa membantumu mengerek keterampilan pribadi.

Contohnya dengan mengatakan “saya percaya diri” sebelum memulai presentasi, itu bisa membantumu tampil paripurna.

Kamu tentu juga dapat mengatakan hal yang serupa waktu melakukan wawancara kerja supaya berlipat-lipat kepercayaan dirimu.

3. Meningkatkan Kemampuan Interpersonal

Positive affirmation pun dapat menaikkan kemampuan interpesonal kamu dalam memberikan reaksi dan perasaan positif terhadap rekan kerja yang lain.

Contohnya, dengan mengatakan “kesuksesan orang lain merupakan kesuksesan saya juga” dapat membuat diri kamu jadi lebih terdorong untuk bekerja sama dengan rekan kerja.

4. Memberikan Pandangan Positif

Afirmasi positif pun bisa membantu kamu untuk memperoleh pandangan positif terhadap pekerjaan yang dimiliki.

Contohnya “saya sangat beruntung mendapatkan pekerjaan ini” dapat mengubah perspektif kamu terhadap pekerjaan saat ini dan cenderung lebih bersyukur.

5. Menjadi Lebih Fokus

Afirmasi positif pun dapat membantumu mengurangi distraksi agar dapat fokus menyelesaikan pekerjaan.

Sebagai contoh, dengan kamu mengatakan “saya mampu menyelesaikan pekerjaan hari ini” dapat membuat kamu jadi lebih termotivasi untuk fokus mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan hari ini sesuai jadwal.

6. Meningkatkan Kepuasan Kerja

Selain menaikkan produktivitas kerja, serta kemampuan interpersonal, positive affirmation juga membantu kamu meningkatkan kepuasan kerja.

Baca Juga: ‘Digital Fatigue’: Kelelahan Digital dan Cara Tepat Mengatasinya

Dengan mengucapkan kalimat-kalimat positif pada diri sendiri, kamu turut menaikan optimisme dan kebahagiaanmu dalam pekerjaan serta karir.

Cara Tepat Menggunakan Afirmasi Positif

Dikutip dari Indeed.com, berikut ini beberapa contoh momen yang tepat untuk melakukan positive affirmation pada diri sendiri.

Lakukan Sebelum Mulai Bekerja

Mengucapkan dalam hati perkataan baik pada diri sendiri sebelum bekerja bisa membuat sepanjang harimu dipenuhi hal positif.

Contohnya, saat mengatakan “saya akan sangat produktif hari ini” selama beberapa menit sebelum memulai bekerja bisa menaikan motivasi supaya dapat produktif bekerja.

Me-review Afirmasi

Catat afirmasi positif dengan rutin, baik itu harian atau mingguan.

Ketika kamu membuat sebuah pernyataan positif, hal ini bisa memberikan dorongan untuk mencapai tujuan atau menyempurnakan skill yang sudah dimiliki agar lebih berhasil di pekerjaan.

Afirmasi Positif Digunakan Waktu Meditasi

Apabila kamu suka melakukan meditasi, memberi afirmasi seperti “pikiran saya terbebas dari stres dan rasa cemas”, bisa membuat kamu jadi lebih rileks dan meningkatkan fokus.

Baca Juga: Enggak Melulu Buruk, ‘Overthinking’ Kerjaan Punya Segudang Manfaat

Digunakan dengan Berpikir Positif

Pikiran positifmu pun dapat kamu gabungkan dengan bentuk afirmasi ini.

Contohnya dengan mengatakan “saya berhasil di pekerjaan saya” bisa membuatmu melihat pekerjaan yang sekarang ini menjadi lebih positif dibandingkan sebelumnya.

Tulis dalam Notifikasi Smartphone

Kamu dapat membuat afirmasimu jadi lebih efektif dengan menaruhnya pada notifikasi di ponsel atau laptopmu.

Baca Juga: Dear ‘Fresh Graduate’, Siapkan Hal Ini untuk Masuk ke Dunia Kerja

Sehingga, waktu kamu melihat layar smartphone atau laptop, kamu akan jadi lebih termotivasi untuk bekerja dengan baik.

Diulang Waktu Mengalami Pikiran Negatif

Saat kamu mulai diselimuti pikiran negatif, afirmasi positif pun dapat membantumu untuk menghilangkannya.

Contohnya, kamu akan presentasi di depan klien namun muncul pikiran negatif kalau kamu tidak akan berhasil.

Nah, memberikan dirimu afirmasi positif berulang kali bisa membantu kamu atasi pikiran negatif tersebut.

Itulah beberapa hal yang perlu kamu pahami mengenai afirmasi positif di tempat kerja. Kira-kira, apa hal positif yang umum kamu ucapkan pada dirimu sendiri?

Read More
tips produktif selama wfh

Agar Tetap Produktif Meski Kerja dari Rumah

Sebagai orang yang juga nyaris dua tahun merasakan pengalaman bekerja dari rumah, saya merasa butuh suntikan semangat agar tetap bisa produktif selama WFH. Apa yang saya rasakan ini dibenarkan oleh Kff.org, bahwa setelah sekian lama WFH, semangat kerja dan kesehatan mental cenderung akan menurun kualitasnya.

Tidak cuma itu, sistem kerja jarak jauh yang minim pengawasan terkadang membuat kita jadi kurang termotivasi dan enggan bekerja dengan baik.

Nah, meskipun hal-hal tersebut wajar untuk dirasakan, sebagai pekerja profesional, kamu patut menghindarinya dan berupaya untuk tetap produktif.

Jangan bingung, berikut ini beberapa tips yang kami rangkum dari berbagai sumber, agar kamu bisa tetap produktif selama WFH. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Ciptakan Rutinitas Pagi

Rutinitas pagi penting lantaran bisa membuat kamu berpikir seakan-akan harus pergi ke kantor.

Baca Juga: ‘Love-Hate Relationship’ dengan Pekerjaan, Haruskah Karyawan Bertahan?

Cara memulainya, kamu bisa bangun lebih pagi dan olahraga sebentar lalu sarapan.

Coba lakukan kegiatan ini dengan rutin dalam seminggu. Dijamin, semangat kerjamu dapat meningkat dan tubuh juga ikut bugar karena berolahraga pagi. Menarik bukan?

Bekerja Sambil Mendengarkan Musik Favorit

Kalau kamu mempunyai lagu atau genre musik favorit, tidak ada salahnya untuk mendengarkannya sambil bekerja. Menurut Nhs.uk, tips ini bagus agar kamu bisa tetap produktif. Pasalnya, musik dapat menutup suara yang biasanya mengganggu kamu berkonsentrasi dalam bekerja.

Namun, perlu kamu ingat, mendengarkan musik cuma efektif dilakukan saat tuntutan pekerjaanmu tak begitu berat. Sebaliknya, bila kamu sedang butuh konsentrasi, sebaiknya jangan sambil mendengarkan musik terlebih dahulu.

Membuat Urutan Kerja Penting Supaya Produktif Selama WFH

Tips yang tidak kalah penting yang bisa kamu coba supaya tetap produktif selama WFH adalah dengan membuat urutan atau jadwal kerja.

Menurut Travelers.com, strategi satu ini bisa membuat kamu bekerja dengan lebih efisien karena adanya urutan mana tugas yang perlu dikerjakan terlebih dahulu.

Baca Juga: Habis WFH Terbit ‘Workcation’, Ini Fakta-fakta yang Perlu Kamu Tahu

Tidak cuma itu, dengan membuat jadwal kerja, kamu juga tidak perlu membuang-buang waktu untuk memikirkan pekerjaan untuk esok hari.

Bekerja di Ruangan dengan Pecahayaan yang Baik

Ruangan pribadi memang dibutuhkan supaya kamu dapat bekerja dengan produktif. Namun, hal tersebut harus disertai dengan pencahayaan ruangan yang baik.

Menurut Forbes.com, ruangan dengan pencahayaan yang kurang bisa membuat pekerja mudah merasa mengantuk dan motivasi kerja jadi berkurang. Maka dari itu, pastikan kamu bekerja di ruangan yang terang. Agar lebih sehat, kamu dapat membuka jendela dan memanfaatkan sinar matahari sebagai lampu meja di siang hari.

Supaya Lebih Produktif Selama WFH, Kurangi Akses Media Sosial

Tips berikutnya supaya kamu dapat tetap produktif selama WFH adalah dengan mengurangi aktivitas di media sosial.

Untuk kamu yang belum menyadari, media sosial merupakan salah satu tantangan buat para pekerja selama WFH.

Platform tersebut memang diperlukan untuk berhubungan dengan orang lain. Namun, bila terlalu dipakai berlebihan, media sosial bisa menghilangkan fokus kerja kita dengan cepat.

Tidak cuma itu, di waktu yang tidak menentu ini, berita hoaks atau negatif di media sosial bisa memberi dampak pada kesehatan mental juga, loh.

Nah, menurut Vantagecircle.com, coba kurangi diri dengan aktivitas di media sosial selama di jam kerja.

Kamu dapat mengakses media sosial nantinya selama waktu jam istirahat kerja, atau setelah pekerjaan sudah diselesaikan.

Sediakan Waktu untuk Istirahat

Tips selanjutnya agar kamu bisa tetap produktif selama menjalankan WFH adalah dengan menyediakan waktu untuk beristirahat. Terkadang, bekerja dari rumah membuat pekerja lupa atau tidak mau mengambil waktu istirahat.

Baca Juga: ‘Burnout’ di Tempat Kerja, Ini Ciri dan Tips Mengatasinya

Hal ini agak berbahaya. Jangan sampai kesehatan mental serta fisik menurun karena terlalu sibuk bekerja. Melansir Hubspot.com, kamu dapat mengambil waktu beristirahat dengan makan siang bersama keluarga yang ada di rumah.

Selain itu, kamu dapat sediakan waktu pada sore hari untuk olahraga lari atau jalan sore di sekitar rumah. Intinya, sediakan waktu sebaik mungkin supaya kamu bisa melepaskan penat dari rutinitas pekerjaan setiap harinya.

Sediakan Ruang Kerja Pribadi Supaya Kamu Tetap Produktif Selama WFH

Tips yang tidak kalah penting, supaya kamu bisa tetap produktif selama WFH adalah dengan menyediakan ruang kerja pribadi.

Masalah kebanyakan pekerja WFH adalah perhatian kita jadi mudah teralihkan dengan suasana di rumah. Contohnya suara tv yang berisik atau percakapan menganggu.

Baca Juga: 5 Tips Sulap Cemas Jadi Produktif di Tempat Kerja

Hal ini dapat kamu hindari kalau mempunyai ruang kerja pribadi. Idealnya, ruang kerja harus mempunyai pintu, sehingga kamu dapat mempunyai tempat yang tenang untuk bekerja seharian.

Tak hanya itu, kamu perlu meletakan peralatan yang mungkin kamu butuhkan selama bekerja, misalnya laptop, kertas, printer, dan yang lainnya.

Dengan peralatan yang lengkap, kamu jadi tidak perlu keluar ruangan yang bisa membuat kamu kehilangan fokus dalam bekerja.

Itulah beberapa tips mudah yang bisa kamu ikuti supaya tetap produktif selama WFH. Semoga tips-tips tersebut dapat membantu kamu dalam menjaga semangat kerja dan kesehatan dengan baik, ya.

Read More
apa itu workcation tren kaum milenial

Habis WFH Terbit ‘Workcation’, Ini Fakta-fakta yang Perlu Kamu Tahu

Kamu merasa jenuh bekerja dan bosan dengan WFH selama pandemi corona? workcation bisa jadi solusi untuk kamu. Apa itu workcation? Workcation atau work and vacation merupakan sebuah kegiatan mengunjungi destinasi tertentu untuk berlibur mencari suana baru sekaligus bekerja. Umumnya pekerjaan tersebut bersifat fleksibel, bisa dikerjakan kapan saja, di mana saja dengan dukungan koneksi internet yang baik.

Dikutip dari BBC, workcation tersebut sedang dipertimbangkan oleh banyak pekerja AS dan kanada yang sedang WFH. Haruskah kita mengikuti tren tersebut?

Mengapa Workcation Kedepannya akan Jadi Tren?

Seperti yang disebutkan di atas, workcation dapat jadi solusi kejenuhan bekerja secara jarak jauh karena pandemi. Bekerja dengan suasana baru dianggap lebih menyenangkan dari biasanya. Itulah mengapa, kegiatan ini kemungkinan besar akan jadi sebuah tren.

Baca Juga: ‘Burnout’ di Tempat Kerja, Ini Ciri dan Tips Mengatasinya

Mengapa Tidak Langsung Cuti Saja?

Mungkin beberapa orang akan berpikir bekerja sambil liburan, bukannya malah jadi tidak fokus? Pikiran jadi terbagi antara harus menyelesaikan pekerjaan, dan sebagian lagi membayangkan kegiatan lain yang menyenangkan yang dapat dilakukan di tempat wisata.

Walau begitu, nggak berarti workcation jadi kegiatan yang buruk. Supaya kamu tetap fokus dalam menyelesaikan pekerjaan, ada beberapa syarat yang harus kamu lakukan.

Dikutip dari Themuse.com, jangan berpikir workholiday itu sama dengan liburan saja. Kamu harus melihat kegiatan ini sebagai penghilang kejenuhan.

Kamu dapat bekerja dengan ditemani pemandangan baru, tanpa menghilangkan jatah cuti tahunan kamu. Tenang saja, kamu tetap bisa merasakan liburan dan sejenak melupakan pekerjaan kantor di luar jam kerja. 

Tips Melakukan Workcation Supaya Lebih Menyenangkan

Sekarang kita bahas beberapa tips untuk melakukan workcation. Yuk kita simak apa saja.

Cari Lokasi yang Tepat untuk Workcation

Tips pertama kamu harus tentukan lokasi workcation yang tepat. Dalam tahapan ini, kamu harus ingat, workcation boleh dijalani sambil rebahan dan minum es kelapa muda di pinggir pantai, tapi kamu harus tetap bekerja ya.

Menurut Themuse.com, kamu harus hindari tempat wisata yang banyak destinasi menarik. Sebab, kemungkinan kamu bisa kunjungi destinasi tersebut bisa batal, karena kamu harus menyelesaikan pekerjaan.

Baca Juga: ‘Love-Hate Relationship’ dengan Pekerjaan, Haruskah Karyawan Bertahan?

Sebagai saran, ini ada beberapa saran yang bisa kamu pilih:

  • Cari tempat dengan suasana yang tenang serta nyaman, dan kamu juga harus mencari tempat yang mempunyai koneksi internet bagus.
  • Main ke tempat saudara atau teman di kota lain, jadi kamu bisa sekalian mengunjungi mereka di waktu luang.
  • Cari tempat yang punya destinasi wisata yang tidak terlalu banyak namun menarik.

Intinya, cari destinasi yang cocok dengan tujuanmu, yaitu tempat untuk bekerja sambil liburan.

Atur Jadwal

Selanjutnya, kamu harus membuat jadwal yang jelas. Kamu tentukan waktu kamu harus bekerja dan waktu untuk kamu jalan-jalan. Buatlah jadwal tersebut dengan matang ya.

Walau kadang kita bisa keluar dari jadwal yang sudah ditentukan, paling tidak saat kamu sudah mempunyai jadwal akan mencegah kamu membuang waktu. Kamu pun jadi tidak merasa cuma pindah lokasi kerja, tetapi dapat memakai waktumu untuk sedikit bertualang.

Buat Persiapan Matang

Menurut Inc.com, workcation terasa lebih gampang kalau dilakukan oleh generasi Z. Pasalnya, kebanyakan dari mereka belum ada tanggungan, sehingga lebih fleksibel dan tidak perlu membuat persiapan rumit sebelum berangkat.

Walau begitu, bukan berarti kalau kamu punya anak dilarang kerja sambil liburan. Kamu cuma perlu menyiapkan workcation jadi lebih mendetail.

Kamu perlu pikirkan kira-kira siapa yang akan menjaga anak kamu saat sedang bekerja. Lalu, kapan waktu paling tepat untuk dapat berkunjung ketempat wisata. Tidak cuma untuk para ayah dan ibu, pemilik peliharaan juga perlu membuat persiapan. Pastikan ada yang menggantikanmu mengurus hewan kesayangan selama beberapa waktu.

Lakukan di Jadwal Kamu Sedang WFH

Kalau jadwal kamu harus ke kantor, kamu pastinya tidak mungkin dapat pergi ke tempat wisata dan bekerja dari sana. Jadi, lakukanlah workcation waktu kamu mendapat jadwal WFH.

Baca Juga: Dear ‘Fresh Graduate’, Siapkan Hal Ini untuk Masuk ke Dunia Kerja

Kamu yang sekarang masih setiap harinya bekerja dari rumah atau malah bebas bekerja darimana, tentu kamu bisa mencoba workcation.

Komunikasikan dengan Rekan Kerja

Poin kelima ini penting karena kamu harus bertanggung jawab dengan pekerjaan di kantor. Sebagai pekerja yang profesional, kamu seyogyanya menginfokan ke rekan yang lain kalau kamu akan liburan nyambi bekerja beberapa hari.

Kamu dapat memperlihatkan juga jadwal yang sudah kamu buat nantinya. Tujuannya supaya mereka dapat membantu menangani tugasmu di kantor untuk beberapa waktu ke depan. Tetap jaga komunikasi dan saling perbarui kabar dengan teman demi memperlihatkan kalau kamu tetap berkontribusi.

Jaga Diri dengan Vaksin dan Patuhi Protokol Kesehatan

Status pandemi Corona belum berakhir. Jadi, demi menjaga diri serta orang di sekitar, segera vaksinasi di klinik terdekat. Jadi, kamu akan jadi lebih tenang saat menjalani workcation.

Nah, jika kamu sudah mendapatkan dosis vaksin lengkap? Tetap jangan lengah, kamu tetap harus jaga protokol kesehatan selama liburan nantinya. Sebab, sebagaimana dikutip dari Cdc.gov, kendati kamu sudah vaksin, kamu tetap bisa terkena COVID-19 dengan pelbagai gejala ringan. Bahkan kamu tetap bisa berpotensi menularkan virus Corona ke orang lain.

Read More
ciri rekan kerja yang baik

Ciri Rekan Kerja yang Baik, Apakah Kamu Salah Satunya?

rekan kerja yang baik – Idealnya, karyawan yang baik harus selalu bisa mengerjakan tugas yang diberikan atasan, bertanggung jawab, dan mampu menjaga harmoni dalam berelasi. Tak cuma ke atasan tapi juga ke sesama kolega kerja.

Kenapa, sih penting sekali membahas perihal ini? Menurut Gradjobs.co.uk, kepribadian baik karyawan di kantor merupakan salah satu faktor yang memengaruhi produktivitas kerja. Pasalnya, semangat serta kerja sama bisa turut digenjot karena hal ini. 

Baca Juga: Dipromosikan, Bagaimana Menjaga Relasi dengan Rekan Kerja?

Yuk, langsung saja kita simak ciri-ciri rekan kerja yang baik berikut ini versi Magdalene.

Menghormati Sesama

Sebagai rekan kerja yang baik, kamu harus bisa menghormati sesama. Dalam bekerja, pasti akan bertemu suatu masalah, baik problem personal atau pekerjaan. Tidak peduli seberapa kompleks masalah yang terjadi, kamu harus selalu memperlakukan semua orang dengan rasa hormat, ya.

Kamu bisa utarakan rasa tidak suka atau kurang setuju dengan perkataan sopan dan baik. Dengan begitu, masalah yang timbul dapat diselesaikan secara dewasa.

Aturan ini juga berlaku dalam situasi sehari-hari biarpun sedang tidak ada masalah. Selalu pilih kata-kata yang sopan dan perlakukan teman kerja dengan baik.

Rekan Kerja yang Baik akan Terbuka dengan Masukan

Rekan kerja yang baik bukan cuma mereka yang pintar dalam memuji tetapi juga membuat orang lain berkembang jadi lebih baik, yakni dengan memberikan kritik dan saran yang membangun. Cara paling tepat untuk mengingatkan orang lain adalah dengan membicarakannya langsung.

Baca Juga: Benarkah Kita Dilarang Berteman Dekat dengan Orang Kantor?

Namun, kamu juga harus mampu terbuka dalam menerima masukan. Menerima kritik dan saran memang tidak gampang, tetapi dampaknya bukan cuma baik untuk diri sendiri, tapi juga untuk perusahaan.

Rekan Kerja yang Baik akan Mempunyai Sifat yang Jujur

Kejujuran merupakan salah satu karakter yang penting dalam diri seseorang. Untuk dapat jadi teman kerja yang dipercaya, pastinya seseorang harus memperlihatkan kalau ia jujur dalam melaksanakan tugas.

Tak hanya itu, jujur juga berlaku waktu kamu sengaja atau tidak melakukan kesalahan. Kamu harus bisa mengakui kesalahan yang dilakukan dan belajar dari kesalahan tersebut.

Teratur

Menurut Indeed.com, teratur di sini berarti seseorang tersebut paham bagaimana menentukan jadwal serta mana yang penting untuk dikerjakan terlebih dahulu.

Kemampuan ini membuatmu dapat membereskan pekerjaan tepat waktu jadi tidak akan menyulitkan rekan kerja yang lain. Jika kamu merupakan seorang pekerja yang teratur, tentu orang yang ada dalam satu divisi dengan kamu akan cenderung menyukaimu.

Punya Dedikasi

Ciri lain dari rekan kerja yang baik adalah punya dedikasi. Kalau kamu ingin dikenal sebagai rekan kerja yang jadi panutan, sifat ini jangan sampai terlupakan.

Baca Juga: 4 Cara Hadapi ‘Mansplaining’ dan Interupsi dari Rekan Kerja

Seseorang yang berdedikasi akan bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tanggung jawabnya. Dengan begitu, ia mampu menjadi anggota tim yang mendorong hasil-hasil positif dalam pekerjaan.

Akan tetapi, berdedikasi disini bukan berarti kamu jadi tidak punya work-life balance ya. Kamu juga harus pisahkan waktu bekerja dengan serius dan kapan waktunya untuk kamu beristirahat.

Terbuka dan Kolaboratif

Kamu pasti mengharapkan seseorang yang rela membantu orang lain, apa lagi kalau mereka mempunyai inisiatif untuk menolong tanpa diminta. rekan kerja seperti ini ingin dan bisa meringankan beban kerja kamu sambil membentuk relasi. Kamu dapat membentuk hubungan yang baik dengan mereka dan hal ini sangat berguna buat kamu berdua di nantinya.

Sebagai anggota tim yang baik, rekan kerja seperti ini pastinya dapat diandalkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaannya dengan baik. Keterampilan ini juga diperlihatkan dengan adanya kemampuan untuk mau mendengarkan pendapat dari rekan yang lain, brainstorming tentang jalan keluar dari permasalahan yang muncul, terbuka dengan ide baru, serta dapat dipercaya.

Rekan Kerja yang Baik Dapat Diandalkan

Ciri yang tidak kalah penting dari seorang rekan kerja yang baik adalah dapat diandalkan. Menurut Jobstreet.com.sg, kolegamu di kantor harus bisa mengandalkanmu dalam membereskan tugas yang diberikan. Tidak hanya itu, kamu juga harus jadi seseorang yang bertanggung jawab. Berarti, kamu juga harus bertanggung jawab dari kesalahan yang kamu buat waktu bekerja.

Baca Juga: Rupa-rupa Manajemen di Tempat Kerja, Kantormu Tipe Mana?

Punya Sikap Positif

Optimisme juga termasuk hal yang sangat dibutuhkan di tempat kerja. Rekan kerja positif yang mempunyai optimisme di kantor bisa menjadi penopang buat teman lainnya, apalagi di waktu-waktu sulit.

Untuk bisa bersikap positif, kamu dituntut untuk melatih kecerdasan dalam mengatur emosi.

Berempati

Mempunyai rasa empati berarti kamu dapat memahami apa yang dirasakan orang lain. Dengan adanya empati, kamu dapat membuat suasana kerja yang nyaman untuk semua orang.

Pasalnya, empati punya peran yang sangat penting dalam menciptakan hubungan interpersonal dengan rekan kerja maupun atasan.

Self-starter

Sifat yang merupakan salah satu ciri-ciri rekan kerja yang baik ini lumayan mirip dengan arti kata inisiatif.

Sebagai teman sekantor yang baik, kamu harus memiliki keinginan dari dalam diri untuk mulai tanpa harus disuruh atau diperintah orang lain.

Tentunya, ini terpaut hal-hal baik di kantor, ya. Self-starter dapat berlaku untuk pekerjaan, seperti memberikan pendapat atau mendapatkan solusi dari suatu masalah.

Selain itu, self-starter juga bisa berarti punya inisiatif untuk menolong teman-teman lainnya di kantor.

Rekan Kerja yang Baik Merupakan Pendengar yang baik

Menjadi seorang pendengar yang baik juga sangat penting di tempat kerja.

Baca Juga: Dear ‘Fresh Graduate’, Siapkan Hal Ini untuk Masuk ke Dunia Kerja

Mendengarkan orang lain tidak hanya dibutuhkan waktu mereka curhat kepadamu, tetapi juga waktu terjadi diskusi mengenai permasalahan pekerjaan.

Dengan mampu mendengarkan dengan baik, kamu bisa mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan persoalan yang ada.

Problem-solver

Tidak semua rekan kerja yang baik pasti mempunyai sifat ini. Akan tetapi, kemampuan dalam mencari solusi akan sangat baik jika dimiliki.

Problem-solver merupakan orang yang bisa memberi ide dan saran untuk mengatasi suatu permasalahan di pekerjaan.

Jika ingin disebut problem-solver, kamu juga perlu mempunyai skill untuk mencari jalan keluar dari suatu permasalahan.

Read More
tipe gaya kepemimpinan

7 Gaya Kepemimpinan yang Disukai Karyawan

Gaya kepemimpinan adalah daya upaya seorang untuk memengaruhi dan memberdayakan orang lain, baik dalam organisasi maupun perusahaan.

Setiap perusahaan umumnya menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda. Hal ini dipengaruhi sistem perusahaan, berapa banyak karyawan, dan target yang harus dikejar.

Jika kamu punya tujuan menjadi seorang leader atau manajer di kantor sekarang kamu bekerja, kamu perlu memahami beragam gaya orang dalam memimpin. Ini juga berguna bila kamu belum menjadi seorang pemimpin, kamu jadi tahu cara yang tepat menghadapi atasan dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Baca Juga: Menjadi Pemimpin Efektif dengan Gaya Kepemimpinan Feminis

Ada beberapa gaya kepemimpinan yang dapat kamu pelajari dengan saksama. Kira-kira apa saja, ya? Berikut ini beberapa gaya kepemimpinan yang sudah dirangkum dari berbagai sumber.

1. Gaya Kepemimpinan Multikultural

Cocok dengan namanya, gaya kepemimpinan ini umumnya diterapkan pada kantor atau perusahaan yang para karyawannya memiliki latar lintas budaya.

Gaya kepemimpinan multikultural berarti atasan harus bisa menghargai dan menerima seluruh budaya yang “dibawa” oleh setiap karyawannya. Contoh yang umum, pemimpin mendukung setiap perayaan hari raya dari berbagai budaya.

Waktu menjelang hari natal, perusahaan akan membuat kegiatan tukar kado antar karyawan. Lalu, waktu bulan Ramadan, pemimpin akan mengusulkan untuk membuat acara buka puasa bersama. Hal-hal seperti ini bisa membuat karyawan jadi merasa lebih diterima dan dilibatkan, sehingga berpengaruh positif kepada pengalaman bekerjanya.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Dikutip dari Blog.hubspot.com, gaya kepemimpinan demokratis agak mirip dengan paham politik demokrasi.

Kepemimpinan demokratis akan mempunyai pembagian kekuasaan yang setara. Berarti, tidak ada satu pihak yang lebih menguasai dari lainnya dalam proses pengambilan keputusan.

Gaya demokratis tidak memperlihatkan hierarki. Pemimpin yang menerapkan gaya ini memberikan kesempatan yang sama buat para karyawannya untuk berperan serta lebih aktif untuk mengambil keputusan.

Di sini, pendapat boleh ditukar dengan bebas tanpa dihakimi karena diskusi sangat dianjurkan. Peran pemimpin lebih membimbing memegang kendali atas jalannya musyawarah.

Nah, pemimpin juga punya tugas untuk menentukan siapa di dalam grup yang bisa berkontribusi pada keputusan yang dibuat.

Baca Juga: Tidak Bekerja sampai Bukan Pemimpin, 4 Miskonsepsi Kodrat Perempuan

Namun, ini tidak berarti kalau setiap keputusan harus selalu dibuat dalam grup. Tergantung dari peran dan tanggung jawab setiap karyawan, keputusan akhir tetap di tangan pemimpin.

Dengan menerapkan gaya kepemimpinan ini, komunikasi atasan ke bawahan dan sebaliknya dapat terjalin dengan efektif serta efisien.

3. Kepemimpinan Strategis

Seluruh bagian dari suatu perusahaan dapat ikut serta dalam memberikan kinerja terbaiknya kalau gaya kepemimpinan yang diterapkan berfokus pada strategi.

Tidak cuma yang berada di top management yang memiliki kuasa dan peranan penting, sebagai karyawan biasa, kamu yang ingin menaikkan mutu kehidupan atau perusahaan juga dapat mengambil peran.

Gaya kepemimpinan ini pasti dibutuhkan oleh tim riset dan strategi dari beragam jenis perusahaan, khususnya dalam membuat pola yang dinamis untuk mengikuti perubahan pasar atau target.

Lewat kepemimpinan strategis, seharusnya tiap pekerja yang ada di perusahaan memiliki keleluasaan untuk mengeluarkan ide serta gagasannya. Apalagi kalau ada peluang baru yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar, ini akan jadi kesempatan besar suatu perusahaan meningkat.

Kolaborasi antara demokratis dan strategis akan menciptakan produk-produk andalan. Terlebih, di zaman yang serba digital seperti sekarang ini.

4. Visioner

Dikutip dari Thebalancecareers.com, gaya kepemimpinan visioner adalah kepemimpinan yang lebih melihat tujuan ke depan dan dengan cepat mengambil tindakan untuk mewujudkannya.

Pada dasarnya, orang dengan gaya kepemimpinan ini selalu mencari peluang perusahaan atau organisasi yang tidak disadari oleh orang lain.

Lalu, ia akan mengeluarkan ide-ide brilian yang memungkinkan perusahaan bisa ikut bersaing dengan para kompetitor.

Kendati demikian, banyak berpendapat kalau gaya kepemimpinan ini kurang efektif untuk diaplikasikan ke dalam perusahaan.

Pasalnya, anggota timnya akan bingung dalam menentukan tugas mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Karena pemimpin visioner akan selalu mengeluarkan ide-ide baru.

Menurut Michiganstateuniversityonline.com, sangat penting buat para pemimpin visioner untuk membuat dirinya lebih seimbang dengan orang-orang yang ada disekelilingnya.

Bahkan, lebih bagus lagi kalau gaya kepemimpinannya tidak cuma visioner saja, akan tetapi menanamkan gaya lain yang lebih demokratis.

Baca Juga: 5 Karakter Pemimpin Perempuan dengan Tipe Maskulin di Sinema

Pada intinya, kepemimpinan visioner akan efektif kalau ia bisa menyesuaikan dirinya dengan rekan kerja yang lain.

5. Pemimpin yang Fasilitatif

Gaya kepemimpinan ini terlihat sama dengan gaya yang sebelumnya, tetapi ada pembeda yang signifikan, khususnya dari segi penerapannya.

Pemimpin tipe ini umumnya lebih melihat ke hasil, tidak begitu memikirkan peningkatan skill karyawannya.

Selama pekerjaan tetap bisa terselesaikan, kemungkinan besar atasan tidak akan ikut campur terlalu banyak. Namun, kalau ada divisi maupun karyawan yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, pemimpin ini tidak akan ragu untuk langsung turun langsung mengamati proses.

Hal yang positif dari pemimpin fasilitatif adalah ia tidak akan membatasi karyawan dalam membereskan pekerjaan.

Kalau karyawan memiliki cara sendiri yang dirasa lebih baik, atasan tidak akan memprotes selama pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik.

Gaya yang satu ini umumnya dipilih para pebisnis yang usahanya sudah mempunyai banyak cabang dan tidak perlu selalu dipantau setiap saat karena sudah ada standar yang perlu dipenuhi para karyawan.

6. Memimpin Sambil Mengajar

Gaya kepemimpinan tersebut sangat menguntungkan buat para pekerja. Jenis pemimpin yang satu ini mirip dengan servant leadership, yang tidak akan ragu untuk langsung membantu serta membimbing setiap pekerjanya dalam meningkatkan keterampilan dan wawasan.

Jika kamu ingin menjadi pemimpin yang bergerak sambil mau membantu setiap karyawan, dibutuhkan kerelaan untuk menyediakan waktu sebaik-baiknya. Sebab, waktumu pastinya akan terbagi, salah satunya untuk membimbing karyawanmu.

Jenis kepemimpinan ini dibutuhkan dalam pelatihan-pelatihan yang diadakan secara periodik supaya kemajuan para staf juga bisa terpantau.

Baca Juga: 6 Alasan Kenapa Pemimpin Perempuan Seperti Jacqueline Carlyle Sungguh Keren

Selain waktu, para atasan juga akan mencurahkan motivasi kerja dan bantuan buat para karyawan yang ada di bawah pengawasannya.

Divisi HRD merupakan salah satu divisi yang harus mengaplikasikan gaya kepemimpinan ini dalam setiap kegiatannya karena tujuannya terbilang sangat relevan.

7. Gaya Kepemimpinan yang Berpusat pada Tim

Dalam hal ini, setiap karyawan harus bekerja dengan sepenuh hati. Sayangnya, sikap percaya dan saling dukung antarkaryawan jadi tidak terlalu dilihat karena fokusnya adalah mencapai visi-misi bersama. Gaya kepemimpinan ini sebenarnya cukup bagus diterapkan jika tiap pekerja tidak punya banyak kewajiban atau target pribadi.

Gaya yang berfokus pada tim juga membutuhkan visi yang jelas. Jadi, kamu lebih terarah fokus pada pekerjaan yang jadi tanggung jawabmu serta rekan kerja lainnya. Akan tetapi, apabila kualitas pemimpinnya masih belum mumpuni, maka hasil akhirnya bakal di bawah ekspektasi.

Read More
cara atasi digital fatigue

‘Digital Fatigue’: Kelelahan Digital dan Cara Tepat Mengatasinya

Matamu terasa capek, kulit kering, sampai sakit kepala karena terlalu lama berada di depan laptop? Barangkali kamu tengah mengalami digital fatigue. Gejala ini jamak terjadi, terutama kala pandemi COVID-19, di mana rata-rata para karyawan dipaksa untuk mengubah kebiasaan kerja jadi serba daring, sehingga mau tidak mau kita jadi lama berada di depan layar gawai.

Berikut tips atau cara mengatasi digital fatigue untukmu yang sudah kami rangkum dari berbagai sumber.

Baca Juga: Beda ‘Passion’ dan Hobi, Mana yang Lebih Penting untuk Karier?

Ciri Kamu Terkena Digital Fatigue

Dikutip dari Hellosehat.com, tidak cuma mata menjadi lelah, kulit jadi kering, sampai sakit kepala, ada ciri lainnya yang menunjukkan kamu terkena digital fatigue:

  • Merasa sangat jenuh dengan berbagai kegiatan digital, seperti online meeting
  • Hilangnya semangat dalam melakukan pekerjaan di depan laptop
  • Motivasi kerja yang menurun
  • Nyeri di otot leher
  • Sakit dibagian pinggang karena jarang bergerak
  • Konsentrasi jadi berkurang
  • Nyeri punggung dan pinggang

Cara Mengatasi Digital Fatigue

Dari survei yang dilakukan Deloitte.com kalau satu dari tiga orang merasa kewalahan dengan teknologi di masa pandemi seperti sekarang ini.

Kalau kamu sekarang mengalaminya, jangan sampai dibiarkan terlalu lama, karena dapat berujung pada kesehatan mental dan fisik yang terganggu.

Nah, supaya kesehatan serta produktivitas kerja tidak terganggu, ini beberapa cara mengatasi digital fatigue:

Tentukan Batasan untuk Atasi Digital Fatigue

Salah satu cara atasi digital fatigue dan malah bisa mencegahnya dengan menentukan batasan waktu kerja.

Ya, kerja jarak jauh (WFH) selama pandemi ini membuat orang-orang kesulitan membagi waktu kerja dan pribadi.

Jadinya, kita bisa bekerja sampai malam atau bahkan lembur di akhir pekan Nah, dengan menentukan batasan, sangat berpotensi bisa mencegah burnout.

Bukannya menghambat, hal ini malah membuat kamu menemukan ritme yang pas dan menjaga produktivitas kerja.

Baca Juga: 7 Cara Jitu Atasi ‘Mental Fatigue’ di Tempat Kerja

Karena bila kamu bekerja terus menerus juga akan membuat kamu penat, fokus jadi menurun, dan malas melakukan apa pun. Dalam hal ini, menentukan batasan malah bisa membuat pekerjaanmu jadi selesai dengan baik.

Istirahat Tidur yang Cukup

Menurut Lixar.com, tidur yang kurang menjadi salah satu penyebab kamu mengalami digital fatigue. Karena bila kita terlalu lama melihat layar dapat menghambat pembentukan hormon tidur.

Untuk mengatasi digital fatigue, kamu dapat mengatur waktu tidur, sehingga kamu mendapatkan istirahat yang cukup.

Supaya kamu bisa tidur lebih nyenyak, pastikan untuk tidak melihat layar ponsel atau laptop satu jam sebelum tidur.

Sediakan Waktu Me-time

Sediakan waktu untuk bekerja dan bersantai. Work-life balance ini sangat membantu kamu jadi lebih tenang dan menjaga kesehatan mental.

Itu sebabnya, setelah seharian bekerja dengan fokus, kamu dapat menyediakan waktu untuk dirimu sendiri.

Berikan penghargaan buat diri sendiri yang sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik.

Mencari Posisi Duduk yang Nyaman Waktu Kerja

Digital fatigue dapat menyebabkan kamu jadi sakit pinggang, serta leher, dan bahu terasa nyeri.

Keadaan ini bisa semakin parah kalau tidak didukung dengan posisi duduk yang benar waktu kamu kerja seharian.

Baca Juga: Kiat-kiat Kantor Dukung Kesehatan Mental Karyawan yang Patut Dicoba

Itu sebabnya, perlu dipastikan postur duduk yang tegak dan nyaman waktu sedang bekerja. Tidak disarankan bekerja sambil berbaring atau duduk di bangku tanpa ada sandaran.

Berinteraksi dengan Orang Lain

Pandemi membuat kita harus membatasi bertemu dengan orang lain. Jadi, sangat normal kalau banyak dari kita jadi merasa kesepian. Apalagi yang tinggal di kosan.

Namun, kalau memungkinkan, tetaplah melakukan interaksi dengan orang lain.

Berbincang sebentar dengan orang serumah, teman kos, atau bertemu teman dengan protokol kesehatan yang ketat dapat menjadi cara dalam mengatasi digital fatigue. Pun, kamu bisa juga berbincang dengan rekan kerja via telepon.

Sediakan Waktu Istirahat Sejenak

Selama bekerja, kamu perlu ambil waktu istirahat sejenak dari depan layar. Tidak perlu lama, kira-kira 15 menit. Kamu dapat keluar ruangan untuk sekadar melihat keadaan sekitar atau ke halaman rumah.

Pokoknya, alihkan pandanganmu sebentar dari layar laptop, ponsel, atau perangkat elektronik yang lain.

Melakukan Kegiatan Non-digital

Selama di rumah, mungkin kamu berpikir tidak banyak yang dapat dilakukan setelah selesai bekerja. Kamu cuma berbaring sambil lihat media sosial, bermain gim atau menonton film. Kegiatan seperti ini cuma akan menambah waktu kamu menatap layar.

Baca Juga: Para Perempuan yang Tergilas Teknologi Digital

Bagusnya, carilah kegiatan non-digital dan rutin dilakukan setiap hari. Contohnya kamu bisa mengajak hewan peliharaan keliling sekitaran komplek rumah, merawat tanaman, membaca buku, atau membersihkan rumah.

Detoks Digital

Dikutip dari Entrepreneur.com, rasanya memang susah untuk lepas dari akses dunia digital. Apalagi, kalau sekarang ini semua kegiatan dilakukan secara daring. Namun, kamu bisa mencoba detoks digital demi kesehatan fisik dan mental. Sebisa mungkin coba untuk mengurangi akses kamu ke internet dan elektronik.

Bila memungkinkan, kamu dapat memanfaatkan jatah cuti beberapa hari dan sama sekali hindari segala bentuk yang berbau digital. Jalan-jalan ke alam atau pergi ke rumah saudara mungkin dapat memaksimalkan momen detoks kamu.

Itulah beberapa ciri dan cara mengatasi digital fatigue. Pekerjaan dan aktivitasmu memang tidak akan mungkin lepas dari produk-produk digital.

Itu sebabnya, yang dapat kita lakukan sekarang adalah punya batasan. Bukan cuma mengatasi, ini juga dapat menjadi cara untuk mencegah digital fatigue. Kesehatan mental tidak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik.

Read More