Risa E. Rustam: Pemimpin Perempuan Perlu untuk Atasi Kesenjangan Gender di Tempat Kerja

kepemimpinan perempuan

Dan ini ditanggung perusahaan?

Ya, betul. Selain itu, perusahaan juga menyediakan nursing room untuk karyawan perempuan yang memberikan ASI untuk bayinya, dan financial clinic untuk semua karyawan untuk berkonsultasi soal perencaaan keuangan dengan Certified Financial Planner. 

Di samping itu, kami juga mengadakan webinar tentang topik-topik kesetaraan gender yang narasumbernya sangat beragam. Banyak hal yang sudah kami implementasikan di BEI untuk mendukung karier perempuan, karena kami menganggap lingkungan kerja yang responsif dan sensitif gender itu penting. 

Terkait isu kesetaraan gender, di beberapa perusahaan masih diterapkan upah yang tidak setara antara karyawan laki-laki dan perempuan. Kalau di dunia keuangan, apakah hal ini juga masih terjadi?

Penelitian Organisasi Buruh Internasional (ILO) tahun 2020 menunjukkan bahwa di Indonesia ada kesenjangan upah antar gender sebesar 23 persen. Kesetaraan upah ini sebetulnya dilindungi Undang-Undang, tapi faktanya tetap saja berbeda. 

Saya merasa selisih upah 23 persen itu signifikan. Untuk pekerjaaan yang sama dengan kualifikasi yang sama, perempuan digaji seperempat lebih rendah dari laki-laki. Rasanya kan tidak adil banget.

Kalau tidak ada keberagaman atau masih dominan laki-laki di jajaran pembuat kebijakan dan keputusan, gender pay gap ini akan tetap ada. Sikap gender neutral atau genderless policy saja tidak cukup, perlu ada keberpihakan kepada perempuan. Dan itu baru berhasil apabila ada keberagaman di board atau top management level

Menurut saya, there is a moral responsibility bagi semua perempuan, terutama yang di posisi kepemimpinan atau pengambil keputusan, untuk lebih sensitif terhadap isu-isu gender. Kita harus bisa lebih melihat ketidakadilan.