
‘Bare Minimum Mondays’: Cara Santai Lawan Stres di Awal Minggu
Setiap awal minggu, banyak orang merasakan kecemasan, rasa malas, atau bahkan tekanan ketika harus kembali ke rutinitas kerja. Kadang kita menyebutnya “Monday blues”, sebuah mood negatif yang muncul tiap Senin. Setelah dua hari menikmati kebebaan di akhir pekan, kembali ke rutinitas kerja terasa berat: energi tersisa sedikit, pikiran belum sepenuhnya kembali, dan beban produktivitas menanti. Banyak orang pun memulai Senin dengan kondisi mental yang kurang optimal.
Menanggapi kelelahan kolektif dan ekspektasi produktivitas yang tak ada habisnya, muncullah tren yang menarik: Bare Minimum Mondays. Dikutip dari HealthMetrics, Bare Minimum Mondays: A New Trend to Beat the Monday Blues, alih-alih menjejalkan daftar tugas panjang di hari pertama kerja, tren ini mengajak kita untuk memulai minggu dengan cara yang lebih lembut dengan hanya melakukan hal-hal penting saja.
Tujuannya memang sederhana: meredakan tekanan, mengatur ulang energi, dan memberi ruang bagi diri sendiri agar bisa menyesuaikan ritme kerja pasca akhir pekan. Daripada langsung “lari maraton” di Senin, kita berjalan perlahan namun konsisten agar sisa minggu bisa dijalani dengan lebih tenang dan produktif.
Dikutip dari VICE, The ‘Bare Minimum Mondays’ Trend is Probably What Your Burnt Out Self Needs, tren ini awalnya populer di kalangan pekerja muda, seperti milenial dan Gen Z yang makin sadar bahwa kesehatan mental bukan sekadar bonus, melainkan elemen penting dalam kehidupan kerja modern. Kini mereka melihat bahwa kerja keras tidak selalu identik dengan kesuksesan, tapi keseimbangan hidup dan keberlanjutan menjadi ukuran baru.
Dengan konsep yang sederhana tapi signifikan, Bare Minimum Mondays menjadi simbol penolakan terhadap kultur kerja yang terlalu menekan. Ini bukan soal bermalas-malasan, melainkan memberi izin bagi diri sendiri untuk beristirahat tanpa beban rasa bersalah, dan menyadari bahwa produktivitas sejati justru muncul dari keseimbangan antara kerja dan pemulihan.
Tren ini juga mencerminkan perubahan besar dalam cara kita memandang pekerjaan: dari sekadar “mengejar hasil” menjadi “merawat diri agar bisa terus berproses”. Sebuah gerakan kecil yang punya potensi dampak besar, baik untuk kesejahteraan personal maupun evolusi budaya kerja secara menyeluruh.
Baca Juga: Kiat-kiat Kantor Dukung Kesehatan Mental Karyawan yang Patut Dicoba
Asal Usul Istilah Bare Minimum Mondays
Dikutip dari Business Insider, How the viral ‘Bare Minimum Mondays’ trend helped me beat the Sunday scaries and avoid burnout, istilah Bare Minimum Mondays mulai viral di media sosial (terutama TikTok) sekitar tahun 2022–2023 sebagai respons terhadap tekanan kerja yang makin berat dan ekspektasi produktivitas tanpa batas. Dalam budaya kerja modern yang mengagungkan “hustle culture”, banyak orang merasakan kelelahan mental dan emosional. Dari kondisi inilah konsep Bare Minimum Mondays mulai mendapat sorotan.
Pencetus istilah ini adalah Marisa Jo Mayes, seorang kreator konten dan pengusaha asal AS. Dalam video TikTok yang viral, dia bercerita bahwa tiap Senin sering dimulai dengan kecemasan, mencoba menyelesaikan banyak hal sekaligus, dan akhirnya merasa kelelahan. Dia akhirnya memutuskan untuk melakukan eksperimen sederhana: pada hari Senin, hanya melakukan tugas minimum yang benar-benar penting. Tidak memaksakan daftar panjang, tidak menumpuk rapat, dan tidak memaksakan diri.
Hasilnya cukup mengejutkan: Marisa merasa lebih tenang, lebih fokus, dan justru lebih semangat menjalani hari-hari berikutnya. Dari pengalaman itu, ia memberi nama pendekatan ini sebagai “Bare Minimum Mondays”.
Konsep tersebut langsung resonan dengan banyak pekerja muda yang merasa terjebak dalam budaya kerja yang menilai produktivitas sebagai ukuran utama. Melalui tagar #BareMinimumMondays, ribuan pengguna TikTok berbagi pengalaman serupa, menunjukkan bahwa memperlambat langkah di hari Senin bukanlah kemalasan, melainkan bentuk perawatan diri.
Yang menarik: tren ini tak hanya populer di AS, tapi menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Dikutip dari The Jakarta Consulting Group, The Bare Minimum Monday Trend, banyak pekerja di sini mulai membicarakan konsep “soft start” atau “slow Monday” sebagai cara untuk menata ulang energi dan mental di awal minggu.
Akhirnya, Bare Minimum Mondays berkembang dari sekadar tren TikTok menjadi gerakan sosial: mendorong keseimbangan hidup, kesadaran diri, dan cara bekerja yang lebih manusiawi. Ini menandai pergeseran paradigma dari budaya kerja keras tanpa batas menuju cara produktivitas yang mempertimbangkan kesejahteraan mental.
Baca Juga: Jenis Masalah Mental di Tempat Kerja: Apa Tanda, Penyebab, dan Solusinya?
Makna dari Bare Minimum Mondays
Secara literal, Bare Minimum Mondays bermakna “Senin dengan usaha seminimal mungkin”. Tapi makna sesungguhnya jauh lebih dalam. Bukan berarti santai sepenuhnya, melainkan soal kesadaran diri, keseimbangan hidup, dan pengelolaan energi di dunia kerja yang cepat dan menuntut.
Dikutip dari Universitas Pendidikan Nasional, Bare Minimum Monday: How to Get Through Monday Without Stress, konsep ini berfungsi sebagai strategi mental dan emosional untuk memulai minggu dengan ritme lembut. Setelah akhir pekan yang relatif bebas, banyak orang “kaget” karena langsung disambut tugas dan deadline. Di sinilah Bare Minimum Mondays hadir, untuk mengganti tekanan itu dengan transisi yang lebih manusiawi.
Daripada buru-buru menyalakan laptop dan merancang daftar panjang tugas, konsep ini mengajak kita untuk bertanya:
“Apa satu atau dua hal paling penting yang harus aku selesaikan hari ini agar minggu ini berjalan lebih baik?”
Dengan pertanyaan itu, kita bisa memilih untuk fokus pada prioritas utama, bukan semua hal sekaligus. Jadi, bukan tentang bermalas-malasan, melainkan melakukan bekerja dengan niat dan kesadaran penuh.
Baca Juga: ‘Sunday Scaries’: Rasa Cemas Hari Minggu yang Serang Pekerja
Cara Menerapkan Bare Minimum Mondays di Tempat Kerja
Menerapkan konsep Bare Minimum Mondays di tempat kerja bukan berarti kamu bisa santai terus atau menunda semuanya. Justru sebaliknya: ini tentang bekerja dengan strategi yang lebih sehat, dan fokus pada prioritas agar Senin bisa dimulai dengan ringan tapi tetap produktif. Dikutip dari IDN Times, Tips Menerapkan Bare Minimum Monday, Senin Lebih Santai!, berikut beberapa cara untuk menerapkan bare minimum Mondays.
1. Tentukan Tugas yang Benar-Benar Prioritas
Mulailah dengan membuat daftar tugas yang realistis. Daripada mencoba menyelesaikan banyak hal sekaligus, pilih dua atau tiga tugas inti yang wajib selesai di hari Senin. Tanyakan ke dirimu:
“Kalau hanya satu tugas yang bisa aku selesaiin hari ini, mana yang paling berdampak untuk minggu ini?”
Metode seperti Eisenhower Matrix (menilai tugas berdasarkan “penting vs mendesak”) bisa sangat membantu menentukan prioritas dengan lebih jelas. Dengan menetapkan tugas prioritas di Senin bisa mengurangi tekanan di hari pertama kerja.
2. Hindari Menjadwalkan Meeting Berat di Hari Senin
Senin pagi biasanya energi kita belum full. Jadi, kalau memungkinkan, hindari rapat panjang atau brainstorming besar di hari ini. Usahakan schedule meeting penting setelah Selasa, ketika kamu sudah lebih siap.
Jika ada meeting Senin, usahakan singkat, jelas, dan spesifik. Cukup untuk menyamakan arah tim, bukan membahas semua hal sekaligus. Dengan mengurangi jumlah rapat Senin dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih tenang dan mengurangi stres.
3. Buat Rutinitas Pagi yang Menenangkan
Mulai Senin bukan langsung lompat ke tugas-tugas berat. Sediakan waktu pagi untuk mempersiapkan mood: bangun agak lebih awal, seduh kopi perlahan, journaling, meditasi, jalan santai sebentar atau dengarkan musik favorit.
Rutinitas kecil ini membantu pikiran dan tubuhmu menyesuaikan diri dengan minggu yang akan datang.
4. Batasi Gangguan dan Multitasking
Salah satu inti Bare Minimum Mondays adalah fokus satu hal dulu. Hindari membuka terlalu banyak tab, notifikasi yang terus keluar, atau multitasking yang bikin energi cepat terkuras. Gunakan teknik manajemen waktu seperti time blocking atau metode Pomodoro (misal 25 menit fokus, 5 menit istirahat). Dengan begitu, kualitas kerja bisa tetap tinggi walaupun kuantitasnya disederhanakan.
5. Sediakan Waktu untuk Transisi
Jangan langsung “nemplok” ke pekerjaan setelah duduk di depan laptop. Berikan waktu 30-60 menit pertama pagi untuk menata rencana kerja: cek email ringan, urutkan prioritas, atau sekadar bersiap mental.
Langkah kecil ini membuat pikiran lebih siap dan menghindari rasa panik yang sering muncul ketika merasa dikejar waktu di awal minggu.
6. Komunikasikan Konsep Ini ke Tim atau Atasan
Jika kamu bekerja dalam tim, penting untuk mengkomunikasikan pendekatan ini secara terbuka. Jelaskan bahwa tujuan Bare Minimum Mondays bukan untuk bermalas-malasan, tapi untuk menjaga fokus dan energi agar performa tetap stabil sepanjang minggu.
Read More