Merayakan Perempuan Masa Depan

Baca cerita sebelumnya di sini.

cara asuh anak yang baik
cara asuh anak keluarga indah
cara asuh anak yang tepat
cara asuh anak dengan tidak melihat gender

Teman-teman, enggak terasa ya #KomikCeritaIndah sudah menemani setiap minggunya selama setahun ini. Tapi sayang banget, kita sudah sampai di episode terakhir 🙁

Bertepatan dengan perayaan ulang tahun Salma yang ke satu, Indah dan Adit pun mengundang teman dan saudara untuk merayakannya. Namun, melihat dekorasi yang penuh dengan roket dan Salma yang berpakaian seperti astronot membuat cara asuh Indah-Adit dijulidin. 

Meski begitu, ada juga yang justru terbuka dengan peran yang dijalankan Indah-Adit, mereka bisa menjadi pasangan yang saling mendukung satu sama lain alih-alih saling mendominasi. Selain itu juga membebaskan apa pun cita-cita Salma meski itu bidang yang dianggap ‘maskulin’ sekali pun. 

Buat para orang tua dan yang akan menjadi calon, pasti sudah sangat tahu kalau mengasuh anak bukan perkara mudah. Dalam mendidik anak, setiap orangtua pasti punya caranya tersendiri. Cara apapun yang dipilih bertujuan untuk kebaikan si anak.

Bukan perkara yang gampang untuk mendidik anak sampai ia dewasa. Beberapa orangtua bahkan punya problem dengan pola asuh apa yang bagus untuk mendidik dan membimbing anak dengan karakteristik yang berbeda-beda. Berikut ini beberapa jenis cara asuh yang dapat dipilih oleh orangtua kepada anak.

Tidak lupa memberikan pujian

cara asuh anak yang baik kamu bisa memberikan pujian atas kerja keras karena sudah mau belajar. Karena ini akan membuatnya jadi lebih percaya diri untuk mencoba hal baru dan akan meningkatkan rasa percaya dirinya.

Jangan sampai memukul anak

Perkembangan psikis, mental serta kecerdasan anak sangat rentan dengan trauma seperti perkataan keras atau sampai tindakan fisik. Untuk itu, kamu jangan sampai memarahi anak terlalu keras ya.

Berikan kasih sayang

Cara asuh anak selanjutnya, dengan membuat suasana yang mendukung dengan memberikan kasih sayang dan cinta. Karena ini bisa mengembangkan sel yang ada di otaknya dan mengembangkan kecerdasan secara emosional si kecil.

Jangan suka membandingkan

Waktu kamu membandingkan anak kamu dengan anak lain, perkembangan kecerdasannya bisa jadi terhambat. Ingat kalau setiap anak pasti punya kecerdasan yang berbeda, dan bagusnya kamu fokus dengan kelebihannya. Dan ini merupakan cara asuh anak yang baik.

Jangan otoriter

Cara asuh anak yang otoriter akan membuat anak jadi takut. Sebagai orangtua bagusnya bisa menjadi fasilitator yang dapat mengembangkan kemampuan anak yang terlihat.

Kasih anak tanggung jawab

Kamu bisa ajarkan sikap yang bertanggung jawab meski ia masih kecil. Dengan mengajarkan sikap peduli yang merupakan tanda yang hebat nantinya. Kamu bisa mencoba meminta hal sederhana yang bisa ia lakukan. Contohnya dengan membantu tugas rumah, membuka sepatu sendiri dan menaruhnya di tempatnya.

Read More

Tahun Pertama Menjadi Ibu

Baca cerita sebelumnya di sini.

tahun pertama menjadi ibu
menjadi ibu yang didukung mertua
menjadi ibu yang didukung suami
menjadi ibu dengan suami yang suportif
menjadi ibu yang menerima anak apa adanya

Katanya, mendidik anak di zaman seperti sekarang ini terasa lebih susah dengan berbagai pengaruh negatif dari kemajuan teknologi yang demikian cepatnya. Pernyataan tersebut memang tidak sepenuhnya salah, tapi tidak 100% benar juga, karena setiap zaman punya tantangannya sendiri.

Ketentuan buat menentukan pola pendidikan modern, membuat para orang tua menjadi bingung sendiri. Sebenarnya dengan berjalannya waktu para orang tua pasti akan menemukan cara yang dirasa paling pas dengan anak-anaknya.

Namun sebagai referensi kamu ini terdapat cara-cara menjadi ibu yang baik yang bisa kamu coba praktikan.

Peran Orang Tua

Orang tua yang selalu ada untuk anak-anaknya dirasa sangat penting, tidak cuma ibu saja tetapi sosok ayah. Sebelum kamu mencoba tips menjadi ibu yang sukses mendidik buah hati, kamu harus hadir buat mereka secara lahir dan batin.

Ciptakan interaksi nyata dengan anak-anak kamu dengan sediakan waktu bersama, ajak bermain, dan kegiatan positif lainnya. Aktivitas bersama ibu ini nantinya akan mereka ingat terus sampai mereka dewasa nanti.

Kamu sendiri juga harusnya tidak bermain gadget, waktu sedang bermain dengan buah hati. Biarpun kamu merasa kalau mereka masih kecil, tetapi anak bisa merasakan kalau perhatian orang tua tak sepenuhnya terpaku padanya.

Menjadi Pendengar yang Baik untuk Anak

Menjadi pendengar yang baik untuk anak merupakan cara menjadi ibu yang baik untuk buah hati. Mungkin kamu merasa hal tersebut simpel. Padahal menciptakan kebiasaan ini bisa jadi landasan yang membuat orang tua jadi bisa dampingi anak-anaknya disetiap proses penting kehidupannya.

Selalu dengar pendapat anak-anak kamu tanpa melakukan hal lain, biarpun kadang perempuan harus bekerja multitasking. Seusai anak-anak selesai bercerita, kamu bisa memberikan tanggapan, supaya buah hati merasa didengar dengan baik.

Menancapkan kebiasaan ini dari kecil akan membuat anak-anak kamu selalu datang kepada orang tuanya setiap ingin menceritakan perasaannya.

Jangan Membebani Anak dengan Kegiatan yang Berlebihan

Dengan beralasan untuk masa depan anaknya sendiri, para orang tua sekarang ini suka mendaftarkan anak ke berbagai kegiatan luar sekolah. Ini memang tidak salah tetapi kamu juga harus memikirkan minat, bakat, dan keadaan anak.

Selain itu, orang tua juga harus menyediakan waktu kosong buat buah hati bermain, bersantai, dan mengistirahatkan fisik dan mentalnya. Orang tua yang terlalu membebani anak dengan kegiatan yang tidak mereka sukai malah bisa menyebabkan stress di usia dini.

Read More

Menjadi Pemimpin Perempuan

Baca cerita sebelumnya di sini.

menjadi pemimpin perempuan
pemimpin perempuan di tempat kerja
susahnya perempuan jadi pemimpin
perempuan berani jadi pemimpin
perempuan dengan jiwa pemimpin
suami dukung perempuan jadi pemimpin

Dikutip dari mckinsey.com, survey mengatakan kalau satu dari lima pemimpin adalah perempuan. Padahal perempuan lebih banyak mendapatkan gelar sarjana dibanding pria.

Jadi, kenapa masih banyak yang tidak percaya dengan kemampuan kepemimpinan perempuan?

Ini berhubungan erat dengan fakta kalau banyak perusahaan tidak melihat keragaman gender sebagai hal penting, karena mereka tidak melihat hal tersebut bisa menguntungkan.

Perlu diketahui kalau perempuan punya kemampuan yang sangat hebat bila menjadi pemimpin.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut merupakan 3 kelebihan perempuan kalau menjadi pemimpin.

Hebat dalam Hal Soft Skill

Menurut penelitiannya, soft skill dinilai sangat penting buat kesiapan kerja sekarang.

Seringkali disebut sebagai kecerdasan emosional, soft skill lebih kepada kemampuan apa pun yang berhubungan dengan cara mendekati orang lain atau menangani kehidupan profesional.

Soft skill umumnya termasuk:

  • Motivasi diri
  • Kemampuan untuk menciptakan jaringan
  • kerja sama
  • Komunikasi, baik verbal maupun non-verbal
  • Berpikir tanggap

Perempuan sudah terbukti punya kelebihan utama dalam soft skill.

Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan konsultan global Hay Group, menemukan kalau perempuan bisa melebihi pria dalam 11 dari 12 kompetensi kecerdasan emosional utama.

Dapat memberikan solusi

Setiap orang dapat berbeda dan membawa keragaman perspektif ke dalam suatu perusahaan, yang menaikan kreativitas dan pencarian informasi baru.

Hal ini berujung pada pengambilan keputusan yang lebih tepat, hingga akhirnya keberhasilan jadi lebih besar.

Sebuah analisis mengenai representasi perempuan menemukan kalau perempuan menjadi bagian dari jajaran pemimpin, perusahaan kemungkinan besar dapat memperoleh keuntungan finansial yang lebih besar.

Hebat membangun rasa kepercayaan

Dikutip dari pewresearch.org, 34% pekerja Amerika mengatakan perempuan lebih hebat daripada pria mengenai kejujuran serta etika, sementara cuma 3% yang percaya kalau pria sosok yang bisa di percaya.

Dalam dunia yang selalu bergerak cepat, di mana kepercayaan merupakan suatu yang berharga, maka penting untuk memastikan kalau perusahaan dan para pemimpinnya bisa selalu bersikap etis.

Ketidakberhasilan menegakkan perilaku berbasis etika bisa menciptakan konsekuensi serius dan keterkaitan negatif jangka panjang buat perusahaan mana pun.

Read More

Tinggalkan yang Lama Ciptakan yang Setara

Baca cerita sebelumnya di sini.

lingkaran pertemanan tosik membuat kamu tidak pede
lingkaran pertemanan toksik membuat kamu jadi malas
lingkaran pertemanan toksik membuat kamu jadi tidak percaya diri
lingkaran pertemanan toksik bisa menghambat kamu

Mempunyai banyak teman tentu memberikan segudang manfaat, misalnya kamu bisa mendapatkan dukungan serta mendorong kamu menemukan versi terbaik diri sendiri. Kamu jadi punya seseorang yang asik buat mengikuti kegiatan yang seru bersama. Punya rekan yang bisa jadi teman belajar.

Namun, beberapa hal positif di atas bisa didapatkan kalau kambu berada di dalam lingkaran pertemanan yang baik. Sebaliknya, lingkaran pertemanan yang toksik bisa membuat kamu jadi negatif. Kamu bisa menjadi tidak percaya diri, tidak bersemangat, dan hal negatif lainnya.

Berikut ini beberapa tanda lingkaran pertemanan toksik yang perlu kamu hindari!

1. Ciri Pertemanan Toksik, Kamu di anggap Saingannya

Enggak kelihatan beda antara teman atau lawan, kalau teman kamu itu menganggap kamu sebagai pesaingnya. Padahal teman yang baik itu seharusnya saat kamu berhasil atau sukses ia akan senang dan mendukung kamu hal positif yang kamu lakukan.

Kalau kalian malah saling berkopentitif malah membuat kalian jadi merasa tidak nyaman.

2. Suka Mengeritik yang Tidak Membangun

Kejujuran di dalam sebuat pertemanan merupakan suatu hal yang bermakna. Dan kamu bisa bersyukur kalau kamu punya teman yang akan menegur kamu saat kamu melakukan kesalahan.

Yang menjadi ciri kamu berada di lingkaran pertemanan toksik kalau teman kamu itu selalu mengkritik kamu. Dan di matanya kamu selalu salah. Serta kritikan yang diberikan tidak membangun.

3. Tidak Suka Mengakui Kesalahan

Ciri lain kalau kamu berada di lingkaran pertemanan toksik yaitu saat ia melakukan kesalahan ia tidak mau mengakuinya. Dan yang lucunya ia malah menyalahkan kamu atau orang lain

Teman dengan ciri seperti ini mending kamu hindari. Karena enggak bagus kedepannya buat kesehatan mental kamu. Buat apa punya banyak teman, Tapi cuma bikin kesal kamu saja, iya kan?

Read More

Saat Ayah Ada di Rumah

Baca cerita sebelumnya di sini.

Kembali lagi dengan episode terbaru #KomikCeritaIndah.

Kali ini kita bakalan melihat suami Indah yang super suportif. Saat Indah harus bekerja di kantor, suaminya tidak keberatan untuk menjaga anaknya, Salma, sambil bekerja dari rumah. Selain itu, suami Indah juga tidak minder saat koleganya mencemooh dia yang berperan banyak dalam urusan rumah tangga.

Terlihat menyenangkan dan adem gak sih, kalau rumah tangga saling dukung kayak gini? Daripada terus berlomba menjadi yang paling dominan.

Share cerita kamu dan pasangan, yuk, gimana kalian bekerja sama dalam berumah tangga. Tulis di kolom komentar, ya.

Read More
pemimpin perempuan

Pemimpin Perempuan: Perkara Kesempatan

“Hah? Kamu kepala divisinya? Ah masa sih? Kamu kan perempuan, tempat kerja kamu kan banyak laki-lakinya.”

Kalimat tersebut sering kali Nur Saadah dengar dari teman perempuan dan laki-lakinya saat ia memperkenalkan diri sebagai kepala divisi di sebuah perusahaan event organizer. Nur Saadah hanya satu  di antara sekian banyak pekerja perempuan di posisi pemimpin yang sering diragukan kepemimpinannya hanya karena gendernya.

Walau terkadang diremehkan, Nur Saadah tak berkecil hati. Ia terus membuktikan kapabilitasnya sebagai pemimpin.

Bagaimana perjalanan Nur Saadah dalam mendapatkan kepercayaan orang-orang, khususnya koleganya? Mari simak episode terakhir dari rangkaian podcast Women Work & Untold Stories yang akan diceritakan oleh Pemimpin Redaksi Magdalene.co, Devi Asmarani.

Sampai jumpa di podcast-podcast lainnya!

Read More

Bertahan atau Tinggalkan

Kembali dengan episode terbaru #KomikCeritaIndah.

Kali ini, Indah berhadapan dengan teman kantornya yang sudah bertahun-tahun bekerja di perusahaan yang sama, namun sedang bingung memilih keluar karena merasa pekerjaannya kurang diapresiasi, atau bertahan karena pertimbangan tanggungan.

Situasi semacam ini mungkin sedang dialami oleh banyak orang. Sudah tidak punya gairah bekerja, tapi terpaksa bertahan karena berbagai pertimbangan.

Namun, seperti kata Indah, memilih bertahan atau pindah sama-sama punya konsekuensi dan tidaklah mudah dijalani. Semoga pilihan yang kamu ambil adalah jalan yang tepat.

Tujuan dari bekerja buat beberapa orang tidak cuma karena gaji saja. tidak dapat dipungkiri kalau ada orang yang punya keinginan dalam bekerja untuk mendapatkan gaji yang besar. Tapi bila sudah masuk ke dalam dunia kerja, alasan ingin resign enggak melulu tentang gaji saja. Gaji cuma menjadi salah satu faktor saja yang menjadi dasar karyawan bertahan atau tinggalkan perusahaan tersbut.

Nah berikut ini beberapa alasan karyawan memilih bertahan di sebuah perusahaan, yang sudah di rangkum dari berbagai sumber:

situasi Kerja

situasi kerja menjadi faktor faktor penentu buat karyawan memilih bertahan atau keluar dari perusahaan. Suasana kerja yang lebih menonjolkan kekeluargaan akan membuat kondisi kerja menjadi lebih menyenangkan.

Bonus

Bonus yang didapatkan karyawan juga menjadi perhitungan buat karyawan mau bertahan atau mencari perusahaan lain. Bonus merupakan salah satu cara perusahaan buat mengapresiasi prestasi dari karyawan tersebut. Selain itu juga dapat menaikan motivasi kerja dan akhirnya menaikan produktivitas kerja karyawan.

Lingkungan Kerja

Tidak cuma situasi kerja yang membuat para pekerja jadi nyaman tapi lingkungkan kerja juga punya pengaruh besar. Lingkungan kerja yang bersih serta hubungan dengan rekan kerja yang baik. Tentunya bekerja dalam tim work yang tidak kompak, akan membuat karyawan nyaman.

Fasilitas Kerja

Fasilitas perusahaan dapat menjadi salah satu cara perusahaan dalam mensupport kinerja karyawan. Dengan adanya fasilitas yang memadai, karyawan akan lebih terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan. Selain itu fasilitas ini akan berbeda-beda tergantung karyawan tersebut berada di posisi mana serta jabatannya. Jika sudah berada di posisi top management umumnya akan mendapatkan fasilitas seperti tempat tinggal, mobil, atau alat komunikasi. Tujuan perusahaan memberikan fasilitas ini adalah untuk memberikan motivasi agar produktivitas karyawan meningkat.

Atasan yang Baik

Punya atasan yang bisa menjadi sosok bersahabat serta dapat berbaur dengan para karyawan, merupakan hal yang selalu di idam-idamkan. Atasan yang dapat memahami setiap bawahannya dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang baik membuat karyawan nyaman dan mengerjakan setiap pekerjaan tanpa beban.

Read More

Trauma Finansial Bebani Perempuan, Apa Jalan Keluarnya?

Besarnya kesenjangan gender membuat perempuan cenderung mengalami stres finansial dibandingkan laki-laki. Artinya, mereka lebih berisiko mengkhawatirkan kesejahteraan di hari tua, karena tidak memiliki uang yang cukup.

Akademisi Australia, Gary Neil Marks mencatat dalam risetnya yang bertajuk Income Poverty, Subjective Poverty and Financial Stress (2005), penyebab kekhawatiran ini memang karena pendapatan perempuan lebih rendah. Hal ini tak berlaku bagi laki-laki.

Berdasarkan riset Salary Finance, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang membantu pekerja mengembangkan kesehatan keuangan, 68 persen dari perempuan generasi milenial, tidak menabung lantaran penghasilannya hanya cukup untuk bertahan hidup.

Melihat kondisi tersebut, Dan Macklin, CEO Salary Finance menyampaikan beberapa faktornya.

“Perempuan menerima penghasilan lebih sedikit dibandingkan laki-laki, tidak diberikan akses pinjaman, memiliki dampak dari cuti hamil, dan berpotensi mengalami serangan panik akibat masalah keuangan,” tuturnya dilansir NBC News.

Karena itu, perempuan juga cenderung mengalami trauma finansial, yakni menurunnya kondisi fisik, emosional, dan kognitif akibat mengalami kerugian finansial, atau stres akut karena sumber penghasilannya tidak mencukupi.

Umumnya, seseorang mulai mempertanyakan keamanannya secara finansial, walaupun sebenarnya mereka memiliki dana yang mencukupi kebutuhan hidup dalam beberapa bulan. Penyebabnya adalah pengeluaran yang lebih besar dibandingkan pendapatan dalam jangka waktu berkepanjangan. Contoh konkretnya adalah pandemi yang memengaruhi seluruh sektor pekerjaan.

Hal ini dialami oleh Etun, 32, wiraswasta yang perusahaannya bekerja sama dengan pemerintah, termasuk dalam menyelenggarakan acara. Namun, pandemi membuat semuanya terhenti. Sampai di pertengahan, event hybrid seperti wisuda online bermunculan, meskipun nilainya tidak besar.

Awalnya, kondisi ini tidak begitu memengaruhi Etun dan suaminya, tetapi pandemi yang tak kunjung selesai, membuatnya terpaksa merumahkan sebagian karyawan, dan menggaji sisanya berdasarkan proyek.

“Dulu kami masih bisa gaji 12 karyawan pakai tabungan, tapi setengah tahun berjalan, akhirnya nyerah. Malah Mei kemarin kita shock tahu-tahu punya utang hampir dua miliar,” ceritanya pada Magdalene, (29/11). Karenanya, tidak ada harta yang tersisa selain rumah, motor, mobil, dan perhiasan.

Melansir Refinery29, trauma finansial tidak melulu terjadi setelah mengalami sebuah insiden.

Fenomena ini pun dialami people pleaser, atau seseorang yang berusaha menyenangkan orang-orang di sekitarnya. Karena tak dimungkiri, sebagian orang melihat uang sebagai kekuatan, kekuasaan, jaminan hidup, dan penanda kesuksesan.

Alhasil, keberhargaan diri sering diartikan dengan jabatan pekerjaan dan jumlah uang yang dimiliki, hingga berusaha menunjukkannya ke kerabat. Misalnya mentraktir di restoran mewah atau membelikan barang bernominal tinggi.

Pada kesehatan, baik fisik maupun mental, trauma finansial berdampak pada sistem saraf, memicu stres dalam wujud sesak napas, kecemasan, kelelahan, sakit kepala, hingga hilang ingatan.

Baca Juga: Anak Muda Rentan Terjerat Utang Saat Pandemi, Ini Cara Hindarinya

Etun menceritakan, saat itu kesejahteraan hidupnya sangat terganggu. Perempuan yang juga bekerja sebagai peneliti di sebuah perguruan tinggi itu merasa energinya terkuras, tidak tenang, dan tidak terpikirkan untuk melakukan aktivitas menyenangkan.

“Bayangkan aja, saya sampai meninggalkan pekerjaan itu selama tiga bulan untuk jadi full-time mother, karena asisten rumah tangga harus diberhentikan,” ucapnya.

Sementara bagi keuangan, dampaknya berupa kurangnya penghasilan, berlebihan dalam menggunakan uang, serta menghindar dan menolak dari perbincangan finansial untuk mengurangi ketidaknyamanan.

Namun, kondisi tersebut bukan sesuatu yang tidak dapat dicegah atau ditangani. Untuk mengatasinya, berikut kami merangkum lima cara agar perempuan terlepas dari jeratan trauma finansial.

1. Kenali Emosi dan Perasaan

Langkah awal adalah mengenali emosi dan perasaan, penyebab seseorang mengalami stres dan trauma atas peristiwa yang terjadi. Ini karena ia perlu memahami cara pandangnya dan bagaimana selama ini ia memperlakukan uang, apakah derajatnya dilihat berdasarkan status sosial dan kekayaan, atau alat pembayaran ini bukan tolok ukur harga diri.

Pun stres berpengaruh pada kesehatan tubuh dan cara berperilaku. Oleh sebab itu, Chantel Chapman, peneliti trauma finansial, pendidik, dan Co-Founder The Trauma Money Method, mengatakan, hal-hal yang terjadi pada tubuh juga perlu diperhatikan agar seseorang dapat meregulasi sistem saraf.

“Napas perlahan, sadari lingkungan sekitar dengan kelima panca indera; apa yang dilihat, didengar, dicium, dirasakan,” ujarnya kepada Refinery29. Setelah itu, barulah seseorang mampu mengevaluasi pola pikir dan relasinya dengan uang. 

Kemudian, ia menyalurkan perasaannya di dalam jurnal dan menemukan ada banyak hal yang ingin disampaikan. Berdasarkan pengalamannya, kini Chapman menganggap uang sebagai bagian kecil dalam hidupnya, dan tidak mendefinisikan keberhargaannya.

Baca Juga: Kepemimpinan Perempuan di Industri Jasa Keuangan

2. Belajar Mengontrol Pikiran

Saat mengalami trauma finansial, seseorang cenderung khawatir dan fokus terhadap materi yang tidak dimiliki, sehingga menimbulkan rasa takut tidak dapat keluar dari situasi tersebut. Untuk mengatasinya, diperlukan abundance thinking atau cara berpikir yang melihat adanya sumber daya dan potensi bagi setiap orang, agar dapat menemukan peluang dalam kesulitan dan hambatan, serta mengubahnya menjadi kreativitas.

Menurut Psychology Today, langkah awal mengontrol pikiran adalah menyadarinya berpotensi untuk mengelabui atau mempertanyakan hal-hal yang dipikirkan. Dengan demikian, ketenangan bisa didapatkan dan mulai berpikir rasional. Pun ini salah satu cara memulai mindfulness, atau memusatkan perhatian pada situasi saat ini.

Sementara, Ted DesMaisons, penulis dan mindfulness teacher di Stanford University’s Continuing Studies Program AS mengatakan, pikiran kita berdampak pada tubuh, sehingga kesadaran merupakan kunci untuk memberdayakan diri. Itulah sebabnya melatih mindfulness dapat mengubah regulasi emosi dan pengambilan perspektif.

Karena stres menyita pikiran dan membuat lelah, terdapat beberapa aktivitas yang dapat dilakukan agar lebih rileks, seperti olahraga selama 30 menit, meditasi, mengobrol dengan orang lain, atau aktivitas apa pun yang menyenangkan.

3. Cari Dukungan dari Teman atau Profesional

Bukan hanya sebagai teman berbagi, membuka diri kepada orang-orang di sekitar mampu memperluas perspektif dan bersikap optimis, bahwa setiap orang memiliki masanya dalam menghadapi kesulitan finansial.

Apalagi, memiliki dukungan sosial mampu mengubah reaksi seseorang terhadap stres yang disebabkan trauma finansial. Selain itu, pengalaman dan cara mereka mengatasinya dapat dijadikan pembelajaran.

Linda Gallo, ilmuwan dan akademisi di San Diego State University, AS menjelaskan kepada American Psychological Association, “Secara keseluruhan, dukungan sosial penting untuk mengatasi stres, sekaligus menjaga kesehatan dan kesejahteraan.”

Karena itu, Etun dan suaminya mencoba rekonsiliasi dengan berdiskusi untuk mencari jalan keluar, mengingat sebelumnya mereka cenderung emosional dan berargumentasi dengan kuat dalam menghadapi permasalahannya.

Namun, bantuan profesional dapat menjadi opsi lainnya apabila stres dan kepanikan sudah mendominasi pikiran dan kesehatan mental.

Baca Juga: ‘Squid Game’: Mereka yang Bertaruh Nyawa demi Cuan

4. Cari Sumber Pendapatan Baru dan Rencanakan Masa Depan

Ketika seseorang berada dalam kondisi trauma finansial, mereka akan mengupayakan cara bertahan hidup dan melihat jangka panjang, seperti mencari sumber pendapatan baru. Cara ini dilakukan oleh Etun dan suaminya, dengan investasi crypto pada Agustus lalu.

“Kita mulai dengan modal Rp20 juta, itu cukup untuk bertahan sehari-hari dan ambil keuntungan Rp2 juta per bulan. Tapi kan masih ada kewajiban besar untuk bayar utang, akhirnya sertifikat rumah digadaikan, motor dan mobil juga ditarik sama pihak yang kita utangi,” katanya. Pada akhirnya, di pertengahan September, utang tersebut telah dilunaskan dan asetnya dapat dikembalikan, sehingga kini kondisi finansialnya jauh lebih baik.

Namun sebelumnya, susun daftar kesulitan finansial yang paling mencemaskan, rencana anggaran belanja, serta langkah-langkah yang bisa menghasilkan stabilitas keuangan. Pun saat ini Etun tengah riset dan mengupayakan bisnis yang bertahan, meskipun terdapat kejadian besar seperti pandemi.

Apabila tetap tidak mampu membayar tagihan, Verywell Mind menyarankan menghubungi bank atau perusahaan kartu kredit, untuk menjelaskan kondisi finansial agar mereka mengatur rencana pembayaran sesuai kemampuan.

Cara lain yang dapat dilakukan adalah membuat rencana keuangan dan menabung untuk masa pensiun, sekalipun jumlahnya kecil. Tidak hanya mempersiapkan kebutuhan hidup, melansir Forbes, menabung juga memberikan harapan akan berhasil melalui kesulitan finansial sekaligus mempersiapkan diri apabila tidak ada penghasilan yang diperoleh.

Pun mengetahui keinginan dan menyadari kondisi finansialnya membuat trauma finansial lebih mudah diatasi.

Read More