Tadi Ibu bilang perubahan-perubahan di industri keuangan sangat cepat terjadi, terlebih saat pandemi ini, Bu?
Sebenarnya perubahan [karena pandemi] itu dialami oleh semua perusahaan. Di BEI sendiri, kami melakukan transformasi, dari yang tadinya paper-based dan offline menjadi paper-less dan semuanya online. Sejak awal pandemi, kami sudah menerapkan kebijakan work from home (WFH), diawali dengan split operation dulu di tiga lokasi. Kemudian ketika mulai ada PSBB, kami menerapkan kebijakan full WFH sampai sekarang.
Ada hikmah tersembunyi juga. Walau awalnya banyak tantangannya, pandemi ini membuat kami lebih adaptif, membuat kami lebih bisa menjangkau investor-investor dan calon-calon investor di berbagai daerah di seluruh pelosok Indonesia karena semuanya bisa dilakukan online. Jadi, program-program edukasi serta literasi bursa itu tidak lagi hanya di kelas dan audiens-nya terbatas. Sekarang, the sky is the limit. Itu dimungkinkan karena adanya transformasi digital tadi.
Sebagai Direktur Sumber Daya Manusia, pasti ada adjusment atau kebijakan yang Ibu tetapkan terkait cara atau sistem kerja selama pandemi. Bagaimana penerapannya dan dampaknya di BEI, khususnya bagi karyawan perempuan?
Menurut saya, sebenarnya banyak hal yang sekarang membuat kerja lebih mudah. Dulu kan kita mesti ada secara fisik di kantor, sementara sekarang, pekerjaan bisa dilakukan dari rumah. Karena pekerjaan bisa dilakukan dari jarak jauh, pekerja jadi bisa lebih fleksibel, bisa mengatur waktu sendiri. Sebagai seorang ibu, kita jadi bisa memperoleh lebih banyak quality time dengan keluarga, mengawasi anak-anak, menemani mereka belajar. Sebelumnya, karena kerjanya di kantor, sulit melakukan hal-hal itu.
Nah, itu pros-nya. Di sisi lain, ada cons-nya juga: jam kerja bisa jadi lebih panjang karena batasnya tipis banget antara waktu pribadi dan waktu bekerja. Sekarang, meeting jadi lebih banyak, bahkan bisa seharian meeting terus. Akibatnya kita baru bisa menyelesaikan pekerjaan di malam hari.
Selain itu, sekarang ekspektasinya juga lebih tinggi karena dulu, saat masih pakai kertas, dokumen diedarkan dari direktur satu ke direktur lainnya. Sekarang enggak, secara simultan semua direktur bisa bertanya, mereviu, dan sebagainya karena menggunakan e-mail. Jadi, ekspektasinya semua harus selesai dalam 24 jam. Ini jadi lebih menuntut kerja keras.
Tapi pada akhirnya, semuanya kembali pada kita bagaimana mengatur kerja kantor dan rumah. Kalau kita mulai sejak pagi-pagi sekali, mungkin ada waktu lebih di siang harinya untuk mengerjakan urusan rumah.