pekerja lajang

Lajang. Tenggelam. Kerjaan

“Legowo aja, gaji dia lebih gede soalnya dia udah berkeluarga, kamu kan masih single.”

Pernah nggak kamu mengalami atau mendengar curhat temanmu soal gaji yang lebih kecil, tapi beban kerjanya lebih banyak dari karyawan lain hanya karena masih single? 

Hal ini ternyata juga dialami oleh banyak orang, termasuk Annisa, seorang guru berusia 30 tahun. Dengan alasan masih lajang, Annisa  dan teman-temannya yang masih lajang dibebankan berlipat-lipat pekerjaan. Ia pernah speak up soal ini ke kepala sekolah, eh malah disinisin oleh guru lain yang sudah berkeluarga.

Bagaimana ya, perjuangan Anisa agar ia bisa mendapat beban kerja yang adil? Apa saja tantangan yang dihadapi saat membicarakan ini di sekolahnya? Simak kisah Annisa yang dituturkan oleh penyanyi dan aktris Leony Vitria.

Read More

Menjadi “Laki-laki” Sejati

Baca cerita sebelumnya di sini.

menjadi laki-laki sejati komik magdalene
Menjadi laki-laki sejati tidak perlu terlihat maskulin
menjadi laki-laki harus ada buat istri dan anak
cara menjadi laki laki yang hebat

Kembali lagi dengan #CeritaIndah minggu ini, kali suami Indah mendapatkan kabar buruk dari sang Ibu yang terjatuh dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Meski sebelumnya suasana sedang tidak enak karena pertengkaran soal naik jabatan dan tanggungan orang tua, mereka tetap dapat bekerjasama dan berbagi tugas. Suami Indah tetap bisa menemani ibunya yang sakit sedangkan Indah yang harus ke kantor akhirnya menitipkan Salma ke daycare untuk sementara,

Seperti yang dibilang ibu mertua Indah, konsep “menjadi laki-laki sejati” itu enggak melulu tentang sesuatu yang berbau ‘maskulin’, tapi bagaimana kita bisa saling membantu dengan pasangan 🙂

Menjadi laki-laki sejati akan selalu mencintai dan mampu menghargai perempuan seutuhnya. Dia akan mencintai si perempuan tidak cuma dari fisiknya saja, melainkan juga secara keseluruhan, temasuk kepribadian dan juga impiannya. Menjadi laki-laki sejati akan selalu memberikan dukungan serta ikut mencintai hobi dan impian yang sedang dikejar oleh pasangannya, Ini menunjukan kalau ia menghargai pasangannya secara keseluruhan.

Laki-laki sejati adalah dia yang akan selalu mendukung pasangannya selama positif. Dia akan berada di samping pasangannya dan berjalan beriiringan. Seorang lelaki sejati akan selalu mendiskusikan dengan pasangannya keputusan yang akan di ambil. Pria sejati akan selalu menganggap dirinya setara dengan pasangannya. Dan Laki-laki sejati selalu bisa menerima kritikan dan saran yang pasangannya berikan. Bukan jadi seorang yang selalu mengambil kendali atas segala hal.

Selain bertanggung jawab atas perbuatan dan perkataan yang dilakukan, laki-laki sejati tidak akan menyalahkan orang lain apalagi menyalahkan pasangan, kalau dia salah. Mereka juga tidak malu untuk mengakui kesalahan bila mereka memang salah. Meminta maaf bukanlah hal yang susah buat laki-laki sejati. Justru inilah cara mereka buat memperlihatkan rasa percaya diri dan keberanian.

Paham apa yang ia mau merupakan karakter dari laki-laki sejati. Dia punya visi, misi, dan tujuan hidup yang jelas. Pria sejati juga paham betul dirinya sendiri, dia punya passion dan menekuninya. Lelaki tipe ini akan membebaskan pasangannya buat terus mengejar mimpinya dan menekuni hobi tanpa melarang. Hal ini dilakukannya karena ia juga mau di perlakukan sama.

Nah apakah kamu sekarang ini sudah berumah tangga? Cerita yuk, gimana kalian saling bantu peran.

WomenLeadbyMagdalene #WomenLead #CeritaIndah

Read More
atas nama agama, aku dilarang kerja

Atas Nama Agama, Aku Dilarang Kerja

“Udah, kalau kamu disuruh berhenti sama suamimu, nurut aja. Kan memang sudah kewajiban istri buat tetep di rumah.”

Kamu pernah mengalami atau mendapatkan curhat dari teman perempuanmu yang dilarang bekerja oleh pasangannya dengan alasan seperti ini?

Hal ini sempat dialami oleh Anggie, perempuan berusia 24 tahun yang saat ini bekerja sambil berkuliah. Ia memutuskan untuk menikah setelah enam bulan pacaran karena desakan keluarga pasangannya. Setelah menikah, pasangannya melarang Anggie untuk bekerja dan melakukan kekerasan terhadap Anggie. Dalam keadaan begitu, mertuanya malah membela sang suami alih-alih membantu Anggie. Bagaimana Anggie menghadapi berlapis tantangan dalam rumah tangganya?

Simak kisah Anggie selengkapnya dalam Podcast, Women, Work & Untold Stories yang dituturkan oleh komika Sakdiyah Ma’ruf.

Read More

Berantakan, Berhenti, Bangkit, Perjalananku Menuju Pulih

“Lembek banget, masalah gitu aja pake bawa-bawa kesehatan mental segala” 

Pernah mendapat komentar serupa dari rekan kerja atau atasanmu pas lagi curhat soal kondisi psikismu? 

Alih-alih bertanya secara empati, kantormu malah menghakimi kamu dan bilang kamu enggak profesional, gara-gara enggak bisa berfungsi di tempat kerja. 

Kali ini Women, Work & Untold Stories akan mengajak kamu menyimak kisah Poppy yang berjuang dengan kondisi kesehatan mentalnya. Bagaimana ya cara Poppy kembali bangkit dari masa-masa kelamnya dan  mampu bertahan?  Cerita Poppy akan dituturkan oleh Hanna Madness, seorang seniman yang juga sangat peduli pada isu kesehatan mental.

Read More

Rehat Pangkal Sehat

Baca cerita sebelumnya di sini.

“Aku capek, tapi aku enggak bisa istirahat dan enggak boleh sakit. Nanti anak sama suamiku gimana? 😭.”

Kamu pernah atau sering merasakan situasi seperti ini? Kamu enggak sendirian, kok. Faktanya, banyak perempuan merasakan hal yang sama, termasuk Indah.

Dalam episode kali ini, kita akan melihat betapa pentingnya dukungan pasangan ketika kesehatan fisik maupun mental kita sedang tidak baik-baik saja, apalagi ketika seseorang baru saja memiliki anak.

Tidak hanya pasangan, kantor juga perlu memberi dukungan pada karyawan terkait dengan penyediaan layanan konseling bagi karyawan yang membutuhkan.

Read More

Ah, itu Biasa!

Baca cerita sebelumnya di sini.

pelecehan seksual di tempat kerja
pelecehan seksual di tempat kerja masih sering terjadi
Cara menghindari pelecehan seksual di tempat kerja
pelecehan seksual di tempat kerja perempuan jangan cuma bersabar

“Ah, biasalah itu. Kamu kan wartawan, harus tahan banting. Digoda sedikit sama narsum laki-laki, gak perlu dibesar-besarin.”

“Maklumi aja, lingkungan kerja kita ini dominasi laki-laki, jadi harus biasa dengan bercandaan mereka yang kadang seksual itu.”

Kita berjumpa lagi dalam cerita Indah dan Dewi yang saat ini tengah mengalami permasalahan lain di kantor mereka. Beberapa kali mereka berdua mengalami pelecehan di tempat kerja, atau malah diremehkan pengalamannya, dan dianggap bahwa hal tersebut lumrah terjadi. Mereka juga disarankan untuk mengalah.

Namun, mau sampai kapan perempuan harus mengalah dan merasa tidak aman ketika bekerja?

Bila kita melihat dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Australian Human Rights Commission dengan judul The Legal Definition of Sexual Harassment, pelecehan seksual di tempat kerja adalah segala tindakan termasuk dalam lingkungan kerja dan budaya tempat kerja yang bersinggungan dengan perilaku menyimpang seksual serta melanggar hukum adalah pelecehan.

Beberapa contoh yang termasuk dalam kekerasan seksual di tempat kerja adalah berbicara asusila, pornografi, mencibir dengan pembahasan seksual di depan umum, percakapan, sindiran, dan lelucon yang menyangkut seksual sampai menyinggung perasaan seseorang.

Apakah kamu merupakan seorang ibu pekerja? Agar gampang mengenali pelecehan seksual di tempat kerja, berikut ini jenis pelecehan seksual di tempat kerja yang perlu kamu ketahui serta waspada.

Pelecehan Seksual oleh Sesama Pekerja

Pelecehan seksual di tempat kerja enggak cuma bisa dilakukan oleh orang yang sudah berada di posisi manajerial atau yang sudah memiliki jabatan.

Malah ada beberapa kasus kekerasan seksual justru berasal dari teman sesama karyawan.

Lingkungan kerja yang membikin kamu jadi enggak nyaman atas sikap serta tindakan tidak pantas yang dilakukan oleh rekan kerja sehingga berpengaruh terhadap pekerjaan adalah salah satu contoh tempat kerja yang enggak bersahabat dan bisa jadi karena adanya pelecehan seksual.

Beberapa jenis pelecehan seksual termasuk:

  • Memegang bagian tubuh tanpa izin
  • Mengatakan jokes yang terdengar mesum dan menyinggung perasaan
  • Diskriminasi gender
  • Kekerasan seksual lewat verbal
  • Mengirimkan surel, pesan, atau foto yang berbau seksual
  • Bahasa tubuh yang memperlihatkan sikap tidak pantas

Akibatnya, korban akan jadi merasa terancam, enggak nyaman, serta menjadi takut ke kantor. Sikap serta hukuman tegas harus diberikan dan tanggung jawab pada setiap karyawan.

Sehingga tidak akan ada lagi kekerasan seksual ataupun diskriminasi gender yang terjadi di tempat kerja.

Read More
podcast percaya diri

Kamu Bagus, Kok Gak Pede?

Kamu pernah punya masalah kepercayaan diri? Pernah nggak kamu sadari bahwa itu bisa dipengaruhi oleh pola asuh orang tuamu. 

Hal ini dialami Naning, seorang perempuan pekerja berusia 27 tahun, yang baru sadar punya isu kepercayaan diri saat masuk dunia kerja. Ketika ia menggali kembali masa lalunya, ternyata rasa enggak pede ini terjadi karena sejak kecil, Naning tak mendapat apresiasi yang cukup dari orang tuanya. 

Wah, gimana ya Naning mencoba menghilangkan rasa nggak pedenya? Yuk, simak kisah Naning yang dibawakan oleh Vina Muliana, seorang konten kreator yang juga fokus dalam isu dunia kerja.

Read More

Dilema Ibu Bekerja

Baca cerita sebelumnya di sini.

dilema ibu bekerja komik women lead
dilema ibu bekerja harus mengurus rumah tangga
dilema ibu bekerja harus mengurusi rumah serta pekerjaan kantor
dilema ibu bekerja meninggalkan anak
dilema ibu bekerja harus suami juga turun tangan

Kembali dengan cerita Indah. Di tengah prosesnya beradaptasi dalam menjalani peran sebagai ibu baru, ia mendapat kabar baik tentang promosi jabatan yang diraihnya dan menjadi sebuah dilema.

Indah sempat merasa kebingungan tentang posisi barunya itu, apalagi itu akan banyak menyita waktunya, dan mungkin akan membuatnya semakin sulit menghabiskan waktu dengan sang putri yang masih kecil. Beruntung suaminya tidak pernah menyalahkan Indah, dan mau bernegosiasi peran dengannya.

Dilema ibu bekerja yang dialami Indah mungkin juga dialami banyak perempuan di luar sana: Sulitnya membagi waktu sebagai seorang ibu sekaligus ingin mencapai posisi strategis di tempat kerja. Tapi mungkin, tidak semua orang seberuntung Indah yang punya pasangan suportif.

Banyaknya perempuan karir sekarang ini dilema. Sebagai ibu bekerja terkadang harus memlih antara pekerjaan atau rasa bersalah terhadap anak-anak karena tidak bisa menjaga atau mengawasi mereka setiap harinya.

Bila anak di titipkan ke orang lain, kadang juga orang tua akan merasa kawatir dan tidak fokus dalam bekerja. Bahkan Ibu yang bekerja dari rumah atau WFH bisa merasakan hal yang sama. Karena tetap tidak bisa menjaga anak-anak sambil menyelesaikan tugas kantor.

Coba kita telusuri permasalahan ini, agar kita bisa mendapatkan solusi secara tepat dan obyektif. Supaya kita dapat mengubah sudut pandang kita terhadap masalah
yang sedang terjadi ini.

Yuk coba kita lihat masalah yang mendasarinya:

Dilema Ibu Bekerja buat Mendapatkan income tambahan

Dari 20 tahun terkahir, perkantoran yang di kuasai kaum pria pria secara signifikan sudah
berevolusi diisi kaum perempuan, bahkan perempuan ada yang bisa menduduki jabatan manajerial. Anggapan usang tentang perempuan yang sudah menikah cuma bisa dirumah mengurusi segala macam urusan rumah tangga sudah ketinggalan jaman.

Buat para Ibu yang bekerja di rumah-pun mereka harus meluangkan waktu untuk tidak mengurusi anak-anak waktu mereka ada pekerjaan penting di kantor. Jika tidak, pekerjaan kantor mereka malah jadi berantakan karena fokus menjaga anak-anak.

Read More