Bentuk Diskriminasi Gender di Tempat Kerja dan Cara Mengatasinya

Biarpun sekarang ini memang sudah lebih modern, diskriminasi gender masih sering ditemui. Tempat yang lumayan sering ada kasus diskriminasi gender adalah di tempat kerja.

diskriminasi gender adalah merupakan bentuk ketidakadilan dengan adanya perbedaan sikap serta perlakuan kepada sesama manusia yang cuma dilihat dari jenis kelamin. Kalau kita membahas diskriminasi gender di tempat kerja akan searah dengan Tema Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) pada tahun sebelumnya. Tema HAKTP pada tahun 2019 adalah menghentikan Kekerasan berbasis Gender di Dunia Kerja.

Baca Juga: Kesenjangan Gender di Tempat Kerja Tinggi, Perlu Ada ‘Affirmative Action’

Akan tetapi memang, perempuan punya peran berarti dalam perekonomian dunia. Mereka bisa dibilang merupakan tokoh sentral di dalam keluarga yang menentukan serta mengatur alur finansial rumah tangga. Namun terbebas dari mengatur keuangan dalam keluarga, perempuan masih diperlakukan ‘kurang’ di lingkungan kerja pria di kantor atau dunia kerja. Berikut beberapa isu yang masih sering muncul mengenai diskriminasi gender, yang masih menghantui perempuan di tempat kerja.

1. Gaji Perempuan yang Tidak Sama

gaji perempuan berbeda dengan pria

Data dari Institute for Women’s Policy Research, perempuan mendapatkan 49 sen dibandingkan dengan setiap $ 1 yang pria peroleh. Kalian mungkin masih berfikir kalau ini bisa saja disebabkan karena perempuan di berikan cuti hamil. Tetapi ada hasil penelitian lain, data baru ini memperhitungkan para pekerja paruh waktu serta perempuan yang sudah mengambil cuti dari pekerjaan.

Biarpun sudah memperhitungkan hal-hal tersebut, pendapatan perempuan masih terasa lebih kecil. Untuk mampu mengurangi perbedaan ini, para ahli mengatakan supaya ada kebijakan baru dibuat, termasuk cuti orang tua yang dibayar lebih banyak, support untuk perawatan anak, serta kebijakan lain yang mendukung keluarga.

2. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja Masih Sering Didapati

Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

Halangan yang sering dihadapi banyak perempuan di dunia kerja adalah pelecehan seksual. Memang masih sangat sedikit yang diketahui, mengenai berapa banyak perempuan yang mengalami jenis penindasan semacam ini.

Baca Juga: Memperkenalkan Kesetaraan Gender Mulai dari Buku-buku Teks Anak

Survei pernah dilakukan pada bulan Januari tahun 2018 oleh Stop Street Harassment, yang akhirnya mendapati 38 persen perempuan mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, serta 81 persen mengadukan telah mengalami beberapa motif pelecehan seksual dalam hidup mereka, seperti serangan secara verbal dan fisik.

3. Contoh Diskriminasi Gender di Tempat Kerja: Perempuan Lebih Jarang Mendapatkan Promosi Dibanding Pria

Contoh Diskriminasi Gender di Tempat Kerja

Biarpun punya jenjang pendidikan lebih tinggi dibanding pria serta punya pengalaman hampir setengah dari angkatan kerja, perempuan dipromosikan di tempat kerja jauh lebih sedikit daripada laki-laki. 

Kalian mungkin sudah tahu kalau perempuan yang jadi CEO kurang dari 5 persen. Perempuan kulit berwarna bahkan lebih buruk, karena mereka tidak ditemui dalam list Fortune 500.

4. Bentuk Diskriminasi Gender di Tempat Kerja: Rasisme

Bentuk Diskriminasi Gender di Tempat Kerja

Diambil dari website AsYouSow, ras sepertinya punya peran penting dalam bagaimana perempuan diperlakukan dan diberi bayaran di tempat kerja. Upah yang didapatkan oleh perempuan sangat beragam tergantung dari ras serta etnisnya.

Baca Juga: Ketimpangan Gender dan Kerentanan Perempuan di Sektor Pertambangan

Data yang didapatkan dari Institute for Women’s Policy Research menemukan bahwa perempuan Asia punya penghasilan tahunan rata-rata paling tinggi dan diberi kompensasi sebesar 46.000 USD. Perempuan berkulit putih pendaptan tahunanya sebesar 40.000 USD, sedangkan untuk perempuan asli Amerika serta Hispanik mendapatkan gaji paling kecil, cuma 28.000 USD sampai 31.000 USD rata-rata pertahunnya. Pendapatan juga sangat beragam bila dilihat dari ras jika disandingkan dengan apa yang didapatkan laki-laki.

5. Perempuan Segan Dalam Nego Gaji di Tempat Kerja

perempuan segan nego gaji

Perempuan masih sering takut dengan meminta gaji yang lebih tinggi dalam suatu pekerjaan. Bagi perempuan, perundingan gaji sering dipandang sebagai serakah atau putus asa, yang berujung pada rasa ragu untuk bernegosiasi waktu interview kerja.

Penelitian yang belum lama ini dari Glassdoor menemukan perempuan lebih jarang menegosiasikan gaji mereka dibanding pria. Dan infonya juga dari 70 persen perempuan menerima gaji yang ditawarkan tanpa negosiasi, sementara kalau untuk kaum pria cuma 52 persen yang melakukan hal yang sama.

Cara Mengatasi dan Menangani Diskriminasi Gender di Tempat Kerja

Cara Mengatasi Diskriminasi Gender di Tempat Kerja

Kamu pernah merasa sulit mencapai jenjang karier tinggi meskipun latar belakang pendidikan dan kompetensimu sama mumpuni dibanding pekerja lelaki? Bisa jadi kamu tengah mengalami diskriminasi, yakni sebuah kondisi tak ideal di mana kamu dinomorduakan hanya karena perusahaan tak mempercayaimu. Alasan ketidakpercayaan itu pun beragam, mulai dari perbedaan gender, beban ganda sebagai ibu di rumah, distigma sebagai sosok lemah, dan lainnya.

Ya, sehari-hari perempuan memang masih diperlakukan diskriminatif, termasuk di tempat kerja. Maraknya diskriminasi gender di lingkungan kerja ini, bahkan jadi tema global “16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan” dua tahun silam.    

Untuk menghindari diskriminasi gender di lingkungan kerja, perusahaan bisa mulai menginisiasi kebijakan yang inklusif dan mendukung perempuan pekerja. Tujuannya agar pekerja perempuan mereka yang berbakat bisa diberdayakan untuk kemajuan kantor. 

Berikut adalah cara-cara lengkap yang bisa diupayakan untuk mengurangi diskriminasi gender di tempat kerja:

Peraturan Perusahaan yang Inklusif

Kebijakan inklusif singkatnya, mampu mengakomodasi dan menghargai keragaman karyawannya, sehingga mereka dapat berkontribusi secara penuh dan tanpa diskriminasi, serta mencapai pengalaman positif dalam pekerjaan. Dalam konteks ini, perbedaan perspektif, kepribadian, dan kemampuan tak jadi soal. Kebijakan yang inklusif ini mesti dikomunikasikan dan dijadikan landasan bersama di antara karyawan. 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, menyusun kebijakan inklusif bisa meningkatkan tingkat kepuasan para pekerja dari pelbagai gender. Imbasnya, jika boleh meminjam logika untung rugi, perusahaan akan mendapatkan keuntungan lebih banyak. Semakin beragam latar belakang pekerja yang ada, semakin banyak juga inovasi yang muncul untuk memajukan perusahaan. 

Pemimpin Perusahaan Perlu Jadi Contoh Nyata 

Sebagai seorang pemimpin yang ingin menciptakan lingkungan ramah terhadap semua karyawan, terutama perempuan, mulailah dengan memberi contoh di awal. Pemimpin di sini mesti paham betapa pentingnya kesetaraan gender untuk semua orang. Ketika pemimpinnya sudah memberikan contoh yang baik, pekerja pun bakal nyaman bekerja. Bahkan, ketika ada pelanggaran kinerja, mereka jadi cenderung terbuka untuk membicarakan hal ini. 

Baca Juga: Kebijakan SDM yang Lebih Inklusif Dorong Keberagaman di Tempat Kerja

Rayakan Perbedaan Karyawan

Setelah pemimpin memahami manfaat inklusi dan keragaman tempat kerja, perusahaan bisa mulai mencari ide-ide atau program yang dapat membangun indikator inklusivitas yang dimau. Misal, Kamu bisa membuat perayaan atau penghargaan keragaman dan inklusi di tempat kerja. Undang karyawan dengan latar belakang dan tradisi berbeda untuk unjuk gigi menampilkan keberagaman mereka.

Tak lupa, berikan penghargaan kepada partisipan agar dapat memacu motivasi yang lainnya untuk menerima perbedaan.

Buat Aturan Komprehensif untuk Mencegah Kekerasan Seksual di Tempat Kerja

Salah satu hal yang mendukung agar diskriminasi gender tak muncul di tempat kerja adalah memberi rasa aman bagi semua tanpa kecuali. Rasa aman itu salah satunya diwujudkan dengan membuat pedoman atau peraturan kekerasan seksual di lingkungan kerja.

Hal ini penting untuk dilakukan, agar korban bisa melaporkan kasusnya secara aman tanpa terintimidasi. Peraturan ini juga harus memiliki perspektif yang berpihak terhadap korban. Selain itu, perusahaan juga perlu membuat lembaga independen yang akan mengurus hal-hal ini serta yang paling utama adalah lembaga ini menjaga kerahasiaan identitas korban.

Baca Juga: Bagaimana Stereotip dan Norma Gender Mematikan Kepercayaan Diri Perempuan

Jangan Menganggap Remeh Masalah Diskriminasi Gender 

Diskriminasi gender bentuknya sangat beragam, bahkan candaan bernada seksual pun juga termasuk dalam diskriminasi dan pelecehan seksual. Hal-hal kecil seperti ini seharusnya tidak lagi dinormalisasi dan karyawan perlu aktif menolong (active bystander) jika ada karyawan lain yang melakukan hal ini. 

Khususnya bagi departemen sumber daya manusia alias HRD, perlu ada itikad baik untuk langsung menyelidiki masalah yang terjadi dan mencari solusi paling tepat untuk mengatasi masalah.

Adakan Pelatihan Tentang Kesetaraan Gender 

Memang masih banyak orang yang belum paham tentang kesetaraan gender, dan tidak tahu kalau mereka sudah melakukan diskriminasi gender pada orang lain. Oleh sebabnya, penting untuk perusahaan untuk mengadakan pelatihan tentang apa itu kesetaraan gender dan mengatasi diskriminasi gender di tempat kerja. 

Read More