gaya manajemen di tempat kerja

Rupa-rupa Manajemen di Tempat Kerja, Kantormu Tipe Mana?

Sebagai seorang pemimpin perusahaan, ada tuntutan untuk terus adaptif dan bisa menghasilkan putusan bijak demi kepentingan bersama. Ini termasuk saat dihadapkan pada dilema memutuskan apakah akan tetap menerapkan kerja dari rumah (work from home), kerja hybrid, atau bekerja dari kantor tiap hari.

Tak cuma harus mempertimbangkan untung rugi buat perusahaan, pemimpin juga harus mewadahi aspirasi dari para karyawan. Apalagi karyawan yang sudah terlanjur nyaman bekerja dari rumah dan tetap produktif. Pun, karyawan yang punya kekhawatiran tinggi soal peningkatan kasus COVID-19 dengan varian-varian barunya.

Nah, di sinilah, pelaksanaan gaya manajemen kerja yang benar akan berdampak baik terhadap perusahaan. Contoh keuntungannya, yakni menggenjot produktivitas kerja dan memuaskan banyak kalangan, dari stake holders sampai karyawan grass root.

Untuk kamu yang ingin menjadi pemimpin, pastinya harus paham apa saja jenis gaya manajemen kerja yang dapat diterapkan di kantor. Dengan memahami ini, kamu dapat menciptakan strategi yang paling tepat untuk tim kamu nantinya.

Lalu, apa saja gaya manajemen kerja yang biasanya dipilih oleh para pemimpin? Yuk, kita bahas selengkapnya di bawah ini!

Apa yang Dimaksud dengan Gaya Manajemen di Tempat Kerja?

Menurut Topcareer.id, gaya manajemen adalah pedoman-pedoman yang terdiri dari metode, keahlian, dan metode yang dipakai manajer dalam menangani situasi.

Baca Juga: Tidak Bekerja sampai Bukan Pemimpin, 4 Miskonsepsi Kodrat Perempuan

Hal yang satu ini mencakup bagaimana seorang manajer waktu membuat rencana, mengatur, mengambil keputusan, melimpahkan wewenang, sampai mengatur timnya.

Seorang pemimpin yang baik akan menyesuaikan gaya manajemen kerjanya dengan berbagai faktor dan akan selalu fokus pada tujuan yang ingin dicapai.

Jenis Gaya Manajemen di Tempat Kerja

Setelah kita tahu definisinya, yuk sekarang kita pahami apa saja jenis gaya manajemen kerja yang sering dipakai oleh para pemimpin berikut ini:

1. Gaya Manajemen Persuasif

Dikutip dari Indeed.com, ketika atasan menerapkan gaya manajemen ini, ia akan memakai kemampuan persuasi untuk membuat para karyawan menjadi yakin kalau keputusan yang diambilnya untuk kebaikan tim dan perusahaan.

Dalam melaksanakan strategi ini atasan akan menjelaskan proses pengambilan keputusan. Jadi, karyawan seakan-akan ikut andil dan merasa jadi lebih dihargai pendapatnya.

Kelebihannya adalah membuat karyawan jadi lebih percaya dengan atasan. Pun, karyawan akan memberikan respon yang baik kepada keputusan atasan

Sementara, kekurangannya, karyawan masih dibatasi karena keputusan tetap dibuat oleh atasan. Selain itu, karyawan masih susah dalam mengeluarkan umpan balik pada keputusan yang dibuat

2. Delegasi

Gaya manajemen kerja yang selanjutnya ini, atasan akan datang cuma untuk memberikan tugas.

Baca Juga: Bertanya pada Bos Saat ‘Performance Review’, Kenapa Tidak?

Kemudian, karyawan diberikan tanggung jawab penuh menyelesaikan pekerjaan sesuai keinginannya.

Setelah pekerjaan sudah diselesaikan, atasan akan memeriksa pekerjaan dan cuma memberikan saran kepada karyawan.

Kelebihannya, karyawan akan jadi lebih kreatif. Selain itu, karyawan diberikan kepercayaan untuk menangani permasalahan mereka sendiri.

Adapun kekurangannya, tidak ada pengawasan langsung dari atasan, bisa menyebabkan produktivitas kerja jadi turun. Pun, jaryawan jadi merasa atasan tidak memberikan kontribusi kepadanya.

3. Transformasional

Gaya manajemen transformasional lebih terfokus pada pertumbuhan karyawan. Atasan akan memotivasi karyawan supaya dapat menciptakan pencapaian yang lebih besar.

Selain itu, manajer mau bekerja sama dengan setiap karyawan dan memberikan contoh untuk mereka bagaimana etos kerja yang baik, supaya memperoleh hasil terbaik.

Kelebihannya, karyawan akan memberikan perubahan untuk perusahaan. Karyawan juga jadi lebih kreatif sehingga bisa menciptakan solusi buat permasalahan perusahaan.

Kekurangannya, jika tidak diterapkan dengan benar, gaya manajemen ini dapat membuat karyawan kehabisan tenaga. Pun, karyawan jadi punya beban berlebih karena harus terus-menerus meraih pencapaian yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Gaya Manajemen Kolaboratif

Dikutip dari Indeed.com, dalam gaya ini, atasan akan selalu bekerja sama dengan setiap karyawan.

Baca Juga: ‘Girl Boss’ di Film Indonesia: Stereotipikal atau Tidak?

Pemimpin akan rutin membuat semacam forum terbuka untuk mendiskusikan banyak hal sebelum akhirnya membuat suatu keputusan.

Kelebihannya, karyawan jadi merasa lebih dipercaya, dihargai, dan didengar gagasannya. Selain itu juga menginspirasi supaya setiap karyawan memberikan hasil kerja terbaiknya karena merasa segala gagasan akan didengar atasan.

Kekurangannya, metode seperti forum terbuka dapat menyita waktu yang lebih lama.

5. Visioner

Menurut Valamis.com, gaya manajemen visioner berpusat pada penyampaian visi perusahaan, divisi, atau proyek yang sedang dikerjakan oleh tim. Atasan juga ikut dalam mengerjakan kerjaan sehari-hari dengan detail.

Ia juga setiap waktu memberikan motivasi supaya tim bisa selalu konsisten dan bergerak ke tujuan yang sama.

Kelebihannya, atasan jadi lebih mudah memotivasi karyawan supaya dapat bekerja dengan tujuan bersama. Tak hanya itu, metode ini berpotensi mempererat tim dan meningkatkan kerja sama.

Sementara, kekurangannya, jika karyawan belum mempunyai pengalaman yang cukup, maka produktivitas bisa berkurang karena pengawasan yang sedikit. Tidak semua atasan dapat memberikan inspirasi yang dapat menaikan motivasi karyawan.

6. Partisipatif

Gaya manajemen kerja partisipatif bisa berjalan dengan baik, bila manajer atau karyawan sama-sama aktif dalam proses pengambilan keputusan.

Baca Juga: 6 Hal yang Membuat Kamu Jadi Pemimpin Idola

Karyawan akan diberikan informasi yang lebih mendalam mengenai tujuan yang ingin dicapai, supaya bisa lebih inisiatif dalam memecahkan suatu permasalahan.

Kelebihannya, karyawan merasa dirinya lebih dihargai karena pendapatnya punya pengaruh pada pengambilan keputusan. Produktivitas bisa naik, sehingga inovasi jadi lebih gampang tercipta.

Kekurangannya, yakni membutuhkan waktu yang lebih lama, karena setiap karyawan harus ikut berpartisipasi. Kemudian, metode ini lumayan berisiko buat perusahaan, karena setiap karyawan punya akses untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan.

7. Otoritatif

Gaya manajemen yang selanjutnya ini sering disebut sebagai otoriter, yang pemimpinya selalu mengatur para bawahannya.

Karyawan harus selalu mengikuti perintah dari atasan dan tidak boleh bertanya mengenai otoritas perusahaan.

Sementara itu, pemimpin setiap saat selalu memperhatikan karyawan dengan cermat dan mengatur kinerja mereka.

Kelebihannya adalah dalam pengambilan keputusan tidak membutuhkan waktu yang banyak.
Produktivitas pun diyakini jadi lebih meningkat waktu ada atasan.

Kekurangannya, karyawan jadi tidak terlibat, yang mengakibatkan turn over yang tinggi.
Proses inovasi juga jadi terhambat.

8. Konsultatif

Gaya manajemen ini dilakukan dengan atasan meminta masukan dan pemikiran dari tiap karyawan.

Pada akhirnya, keputusan yang diambil berasal dari pertimbangan semua informasi yang didapatkan dari setiap karyawan.

Baca Juga: 6 Alasan Kenapa Pemimpin Perempuan Seperti Jacqueline Carlyle Sungguh Keren

Kelebihannya ada beberapa, yakni hubungan akan jadi lebih baik antara karyawan dengan atasan karena saling percaya. Lalu, terciptanya banyak inovasi, karena karyawan lebih gampang mengutarakan pendapatnya.

Kekurangannya, proses mencari pendapat dari setiap karyawan membutuhkan waktu dan tenaga. Pun, bisa terlihat pilih kasih dari atasan kalau ada pendapat karyawan yang tidak di pilih.

9. Gaya Manajemen Pembinaan

Coaching managers atau manajer pembina senang mengambil peran seperti guru dan Umumnya atasan mempunyai pemahaman yang baik tentang berbagai tahap pengembangan profesional. Mereka senang membantu setiap karyawan dengan membangun hubungan pribadi yang kuat.

Baca Juga: Dipromosikan, Bagaimana Menjaga Relasi dengan Rekan Kerja?

Kelebihannya, karyawan jadi merasa dihargai, mereka tahu kalau mereka akan belajar dan bertumbuh sesuai peran mereka, dan lebih mungkin untuk dilibatkan. Atasan akan menciptakan ikatan yang kuat dengan karyawan mereka, dan nantinya diharapkan setiap karyawan akan lebih cenderung memberikan pekerjaan terbaik mereka untuk atasan mereka.

Kekurangannya, terfokus pada pengembangan jangka panjang, dan meninggalkan proyek jangka pendek tanpa dukungan yang tepat.

Sudah kita bahas beberapa jenis gaya manajemen kerja yang sering dipakai oleh banyak pemimpin.

Dengan mengetahui hal tersebut, sekarang kamu jadi punya gambaran seperti apa gaya yang cocok untuk diterapkan di perusahaanmu, kan?

Read More
manfaat overthinking

Enggak Melulu Buruk, ‘Overthinking’ Kerjaan Punya Segudang Manfaat

Overthinking adalah keadaan di mana seseorang cenderung merasakan kecemasan karena berpikir secara berlebihan. Biasanya itu dipicu dari berbagai kejadian tak mengenakkan di masa lalu, kesalahan yang masih kita sesali hingga hari ini, sampai ketakutan akan risiko gagal.

Kebanyakan orang relatif menganggap overthinking sebagai hal negatif. Padahal sebenarnya, kondisi ini punya berbagai manfaat secara fisik dan mental. 

Pengertian Overthinking

Dikutip dari Forbes.com, overthinking, problem solving, dan refleksi diri merupakan hal yang sangat berbeda. Dibanding problem solving dan refleksi diri, overthinking lebih bersifat lebih umum, yaitu memikirkan tentang segalanya dalam satu waktu.

Baca Juga: 8 Tips Cara Membuat CV yang Menarik di Mata Perekrut

Hal ini membuat kamu susah tidur pun cenderung merasakan cemas. Namun di sisi lain, sering overthinking berarti punya modal baik karena otak terbiasa berpikir kritis dan menampung semua kemungkinan.

Nah, kebiasaan overthinking tersebut harus kamu arahkan menjadi tindakan problem solving dan refleksi diri. Sehingga, overthinking yang kamu lakukan sebelum tidur dapat bermanfaat buat diri kamu.

Manfaat Overthinking yang Perlu Kamu Tahu

  1. Membuat kamu lebih kreatif

Dikutip dari Today.com, menurut Adam Perkins, Dosen Neurobiologi di King’s College London, orang-orang yang suka berpikir berlebihan atau overthinking umumnya akan lebih kreatif.

Overthinking menaikkan kemampuan seseorang dalam menemukan makna dari segala kejadian. Karena itulah mereka biasanya berimajinasi lebih baik. Salah satu manfaat overthinking satu ini adalah membuat seseorang bisa melahirkan karya original.

  1. Menyiapkan rencana dengan baik

Manfaat overthinking ini berarti orang-orang yang sering demikian selalu siap untuk hadapi situasi apapun berkat kebiasaannya memikirkan begitu banyak hal.

Bahkan, enggak jarang seorang overthinker bisa mendapatkan solusi dari permasalahan dengan cepat dibanding orang lain. Pasalnya, mereka sudah mempunyai rencana yang tepat untuk menghadapi segala hal.

  1. Membuat keputusan tepat

Overthinking membuat seseorang jadi takut kalau sampai ia melakukan kesalahan. Kebiasaan ini membuat overthinker selalu menimbang ulang berkali-kali yang ia pikirkan dalam kepalanya.

Baca Juga: Tidak Bekerja sampai Bukan Pemimpin, 4 Miskonsepsi Kodrat Perempuan

Memang hal ini terdengar seperti orang yang plin-plan. Akan tetapi, kondisi itu malah bisa menghindarinya dari kesalahan dalam menentukan pilihan.

Seorang overthinker yang sudah berpikir berulang kali bakal menimbang dampak negatif dan positif, sebelum akhirnya yakin dan memutuskan.

Sebaliknya, orang-orang yang terlalu cepat menentukan sesuatu malah lebih sering menyesal dibanding seorang overthinker.

  1. Selalu ingin sempurna

Orang yang overthinking selalu memikirkan tentang harinya.

Biarpun waktu kerja sudah selesai, seorang overthinker umumnya akan mengingat-ingat lagi seharian, apa saja yang sudah dilakukan. Ia juga memikirkan kira-kira apa yang bisa diperbaiki esok harinya.

Orang yang sering overthinking termasuk orang yang perfeksionis. Dengan begitu, mereka ingin semuanya bisa terlaksana dengan baik, sehingga tidak ada penyesalan nantinya.

Oleh karena itu, manfaat dari overthinking lainnya adalah sifat yang selalu ingin sempurna. Pasalnya, seseorang yang sering overthinking ingin memastikan hasil kerjanya bisa sebaik mungkin dan tidak ada kesalahan sedikitpun.

Bisa jadi, seorang overthinker lebih disenangi atasan dibanding karyawan yang lain.

  1. Melatih kemampuan observasi

Manfaat lainnya, seorang overthinker termasuk seorang observator atau pemerhati yang baik. Karena sering overthinking, mereka jadi lebih terbiasa memperhatikan hal-hal kecil dari sekitarnya.

Baca Juga: Dear ‘Fresh Graduate’, Siapkan Hal Ini untuk Masuk ke Dunia Kerja

Overthinker lebih tanggap dan cepat untuk melihat situasi dibanding orang yang cenderung santai dan tidak terlalu banyak berpikir. Lantaran termasuk orang yang teliti, overthinker dapat sangat pas bekerja sebagai peneliti,auditor, dokter, dan masih banyak yang lain.

  1. Menjaga relasi lebih baik

Karena punya kemampuan observasi, seorang overthinker dapat jadi teman atau rekan kerja yang dapat diandalkan.

Kebiasaan overthinking membuat mereka jadi sangat sensitif terhadap perasaan teman atau rekan kerja karena tidak ingin mengecewakan mereka.

Baca Juga: Dipromosikan, Bagaimana Menjaga Relasi dengan Rekan Kerja?

Tidak cuma itu, overthinking sangat bermanfaat saat dihadapkan pada masalah. Mereka akan menghabiskan waktu guna memikirkan solusi yang tepat dan berusaha tenang dalam menghadapinya.

  1. Gampang untuk introspeksi diri

Menurut verywellmind.com, sisi positif dari overthinking yang jarang disadari adalah membuat kamu jadi gampang untuk introspeksi diri. Kebiasaan overthinking akan membuatmu mudah mendapati kesalahan pada diri sendiri.

Dengan mengetahui lebih awal, maka kamu dapat melakukan introspeksi diri jadi dapat belajar dari kesalahan di masa lalu dan membenahi kekurangan yang ada. Tentunya setelah ini kamu dapat jadi pribadi dengan versi yang lebih baik dari sebelumnya.

Read More
ciri ciri burnout

‘Burnout’ di Tempat Kerja, Ini Ciri dan Tips Mengatasinya

Apakah saat menjalani pekerjaan di kantor, kamu pernah merasa sangat lelah, baik fisik maupun mental? Hati-hati, jangan anggap remeh hal tersebut. Bisa jadi kamu tengah mengalami burnout syndrome. Itu adalah keadaan di mana seseorang mengalami stres berkepanjangan yang belum teratasi dengan baik.

Karena efeknya relatif serius, burnout sampai jadi perhatian khusus World Health Organization (WHO). Organisasi ini menetapkan, burnout syndrome tergolong stres kronis yang menuntut solusi cepat. Pasalnya, dampak negatif burnout akan sangat berpengaruh pada kesehatan, kebahagiaan, hubungan percintaan, kinerja dalam bekerja, dan aspek lainnya.

Dalam buku yang berjudul Burnout: The High Cost of High Achievement (1981), burnout atau lelah fisik dan mental ini memicu gejala umum, kehilangan motivasi untuk menuntaskan urusan. Ini senada dengan definisi yang disampaikan David Ballard dari American Psychological Association di mana burnout sama dengan kehilangan minat yang kemudian berujung pada penurunan produktivitas.

Baca Juga: Kerja, Kerja, ‘Burnout’: Dilema Perempuan Karier

Jadi, burnout adalah kondisi kelelahan secara emosional, fisik, dan mental yang diakibatkan oleh stres berlebihan dan berkepanjangan. Keadaan ini membuat seseorang jadi kewalahan, kelelahan secara emosional, dan akhirnya membuat ia merasa tidak mampu melaksanakan tanggung jawab keseharian.

Ciri-ciri Burnout

Kita semua pasti pernah merasakan kelelahan dan stres waktu bekerja. Akan tetapi, seorang yang mengalami burnout kemungkinan besar akan merasakan atau memperlihatkan ciri-ciri berikut ini:

  1. Gampang marah

Menurut Sehatq.com, saat seseorang mengalami burnout, ia akan jadi gampang marah. Tidak cuma pada rekan kerja, perubahan perilaku ini bisa terjadi saat kamu sedang bersama anggota keluarga atau teman dekat.

Hal-hal yang biasanya tidak pernah menjadi masalah untuk kamu, sekarang dapat jadi pemicu amarah dengan mudah. Kamu juga akan lebih cepat merasa kesal, apabila aktivitas tidak berjalan sesuai rencana.

  1. Turunnya semangat kerja dan kelelahan

Menurut Psychologytoday.com, salah satu ciri-ciri burnout adalah tidak ada lagi semangat dalam bekerja dan hasrat terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan. Tetap bekerja tanpa disertai semangat bisa menguras banyak energi, yang memicu kelelahan.

  1. Produktivitas kerja yang menurun

Salah satu ciri-ciri burnout yang paling umum dirasakan oleh seseorang adalah produktivitas kerja yang menurun. Pasalnya, burnout dapat membuat seseorang jadi memilih untuk menghindar dalam menyelesaikan tanggung jawab.

Keadaan ini juga dapat membuat seseorang yang awalnya rajin menjadi sering menunda mengerjakan tugasnya. Beberapa bahkan ada yang sengaja mengurangi jam kerjanya, jadi sering pulang lebih awal dari jam seharusnya atau bahkan jadi malas masuk ke kantor.

Baca Juga: 7 Cara Jitu Atasi ‘Mental Fatigue’ di Tempat Kerja

  1. Menghindar dari orang lain

Suka menghindar dari orang lain juga merupakan salah satu ciri-ciri burnout. Keadaan ini menyebabkan seseorang merasa kewalahan, sehingga merasa sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain, termasuk rekan kerja, sahabat, dan keluarga.

  1. Tidak mau ikut kegiatan kantor

Menurut Healthline.com, ciri seseorang mengalami burnout adalah ia menganggap pekerjaan sebagai sesuatu yang memberikan tekanan tinggi. Hal ini membuat mereka punya pandangan yang buruk terhadap semua kegiatan maupun hal yang berhubungan dengan pekerjaan.

Mereka jadi tidak tertarik mengikuti kegiatan kantor, tidak bergaul dengan rekan kerja, dan mulai merasa kehilangan ketertarikan dengan tempat kerja.

Cara Mengatasi Burnout

Kalau kamu mengalami ciri-ciri burnout seperti di atas, maka sangat disarankan untuk segera mengatasinya. Berikut ini beberapa cara yang dapat kamu lakukan waktu mengalami burnout:

  1. Lakukan kegiatan untuk relaksasi

Dikutip dari Mayoclinic.org, cara mengatasi burnout bisa ditempuh dengan melakukan kegiatan yang bisa membuat rileks. Contohnya membaca, yoga, mendengarkan musik, dan meditasi.

Kamu juga bisa mencoba menerapkan mindfulness atau kamu berfokus pada kejadian yang sedang dirasakan saat ini dan melakukannya dengan tenang tanpa menghakimi. Mindfulness juga akan membuat kamu lebih sabar dan terbuka dalam menghadapi kondisi burnout.

  1. Istirahat yang cukup

Kamu butuh istirahat yang cukup, jadi kamu bisa membuat jadwal istirahat dengan teratur untuk beberapa periode. Dengan adanya jadwal kamu akan jadi lebih disiplin untuk istirahat nantinya.

Baca Juga: Kerja Jarak Jauh Kian Populer, Tapi Potensi Stres Saat Melakukannya Juga Besar

Kamu bisa memakai alarm untuk mengingatkan kamu bahwa sudah waktunya untuk beristirahat dan berhenti mengerjakan pekerjaan yang sedang kamu jalani.

Tidak perlu ideal istirahat harus rebahan di kasur, kamu dapat tidur sambil duduk waktu jam istirahat kantor sekitar setengah jam agar pikiran kembali jernih.

  1. Rutin berolah raga

Hal lain yang bisa kamu coba adalah olahraga. Kamu bisa melakukannya minimal seminggu sekali. Kamu dapat mengajak temanmu supaya kamu bisa terus semangat untuk berolahraga. Pun, temanmu bisa menjadi pengingat kamu supaya tetap bugar dengan cara berolahraga.

Read More
Kiat Sukses Memasuki Dunia Kerja

Dear ‘Fresh Graduate’, Siapkan Hal Ini untuk Masuk ke Dunia Kerja

kiat sukses di dunia kerja – Masa-masa lulus kuliah adalah transisi yang paling bikin degdegan. Dari yang mulanya kita terbiasa dengan kompensasi dari orang tua, kini mau tak mau kita memasuki dunia baru di mana tanggung jawab besar disematkan di bahu. Menjadi orang dewasa, memiliki pekerjaan yang mapan, mandiri adalah sejumlah tantangan jamak yang harus dihadapi para lulusan baru.

Karena itulah, buat orang yang dulunya merasakan pahit getir berburu kerja usai kuliah rampung, saya menyarankan fresh graduate untuk melakukan persiapan sebelum memasuki dunia kerja. Sebab, bila tidak memiliki persiapan yang memadai, jangan kaget kita terbata-bata memasuki dunia profesional nan kejam. 

Nah, supaya hal-hal yang tak diinginkan menjauh darimu, berikut adalah beberapa kiat sukses menghadapi persaingan di dunia kerja, yang sudah dirangkum dari berbagai sumber.

  1. Pahami Apa yang Kamu Inginkan

Menurut Forbes.com, kiat sukses pertama sebelum memasuki dunia kerja adalah menentukan hal yang benar-benar kamu inginkan. Mungkin, hal ini terdengar agak aneh. Memang, ada hubungannya hal yang kita sukai dengan kehidupan di dunia kerja?

Jangan salah, mengetahui hal yang diinginkan dan tujuan dalam hidup akan membantu kamu dalam kehidupan kerja, termasuk mempermudahmu melewati wawancara kerja.

Selain itu, bekerja dalam bidang yang disukai akan membuatmu lebih semangat dan fokus terhadap semua tugas yang akan diberikan oleh atasan.

Baca Juga: 4 Cara Hadapi ‘Mansplaining’ dan Interupsi dari Rekan Kerja

Maka dari itu, jangan sampai kamu melamar pekerjaan yang tidak kamu minati. Dari sekarang coba kamu cari tahu, hal apa saja yang kamu inginkan dalam hidup. Dijamin nantinya kehidupan di dunia kerja akan relatif lebih lancar.

  1. Harus Mudah Beradaptasi

Kamu perlu tahu, perusahaan menaruh minat besar kepada calon karyawan yang mudah untuk beradaptasi. Namun, persis dengan kepercayaan, supaya kamu dianggap sebagai individu yang fleksibel, kamu harus memperoleh pengakuan dari pihak lain.

Maka dari itu, jika kamu ingin memperoleh pengakuan, kamu harus membuktikan juga bisa berkontribusi sesuai dengan ekspektasi tim rekrutmen.

Dalam konteks ini, karyawan terbaik adalah seorang individu yang cekatan dan bisa menyesuaikan pendekatan dengan kepribadian orang yang berbeda.

Selain itu, ia juga bisa langsung mengubah jadwal waktu ada kepentingan lain serta dengan cepat mendapatkan solusi dari sebuah permasalahan.

Apakah kamu sudah merasa sudah punya kemampuan tersebut? Kalau belum, masih ada waktu untuk mengembangkan diri kamu.

  1. Menerima Status Sebagai Pemula

Kamu yang baru lulus kuliah, sering sekali tidak sabar begitu diberikan pekerjaan yang berat. Menurut Topresume.com, kamu jangan menolak untuk mengerjakan pekerjaan yang dirasa berat ketika baru masuk kerja.

Baca Juga: 5 Tips Sulap Cemas Jadi Produktif di Tempat Kerja

Sebab, sebagai pemula, rekan kerja biasanya tidak mungkin akan langsung percaya memberikan kamu pekerjaan dengan tanggung jawab besar. Ini termasuk ujian yang harus kamu lalui. Kamu baru bisa memperlihatkan bakat setelah membuktikan kemampuan kamu untuk memberikan kontribusi positif buat perusahaan.

  1. Menjaga Hubungan dengan Atasan

Atasan kamu mempunyai pengaruh besar terhadap kesukesan dan perkembangan kamu di perusahaan tersebut. Menciptakan hubungan kerja yang kuat dan produktif dengannya merupakan salah satu cara paling efektif untuk mempercepat kesuksesan kamu di perusahaan mana pun.

Maka dari itu, ada bagusnya kamu mencari tahu apa disukai atasan dan apa yang dia harapkan dari diri kamu. Kemudian, jadikan itu prioritas, dan lakukan pekerjaan yang diharapkan atasan kamu.

Demikian pula, pelajari cara komunikasi dan gaya kerja mereka. Jika kamu masih belum yakin dengan apa yang diinginkan oleh atasan, kamu bisa mencoba bertanya ke rekan kerja yang lain untuk mengetahui preferensi dan prioritasnya.

  1. Selalu Bersiap Belajar Hal Baru

Masih menurut Topresume.com, pemimpin perusahaan tidak berharap kamu akan paham segalanya mengenai industri atau perusahaan tersebut secara otomatis. Mereka hanya ingin mempunyai pemula yang memiliki kemauan buat terus belajar.

Baca Juga: Tidak Bekerja sampai Bukan Pemimpin, 4 Miskonsepsi Kodrat Perempuan

Sediakan waktu untuk mempelajari apa, mengapa, dan bagaimana pekerjaanmu it. Kamu disarankan juga untuk bertanya, tetapi juga tunjukkan inisiatif lewat riset kamu sendiri. Jangan lupa, akui, perbaiki, dan ambil pembelajaran dari kesalahan yang kamu buat.

  1. Perlihatkan Sikap Positif

Sikap merupakan segalanya. Jika hari-harimu di kantor diwarnai dengan menunjukkan sikap positif, maka ada potensi kariermu sudah berada di jalur yang benar.

Kebanyakan orang akan lebih senang bekerja sama dengan orang yang ceria, suportif, bersemangat, dan selalu mau belajar. 

  1. Membangun Jaringan

Dikutip dari Brightnetwork.co.uk, bagian dari keberhasilan dalam karier bukanlah apa yang kamu ketahui atau siapa yang kamu kenal, tetapi siapa yang mengenal diri kamu. Dari awal kamu harus bersiap membangun jaringan profesional.

Baca Juga: 7 Cara Jitu Atasi ‘Mental Fatigue’ di Tempat Kerja

Perkenalkan diri kepada rekan kerja kamu dan ciptakan sebanyak mungkin hubungan di seluruh divisi perusahaan, bukan cuma di divisi kamu ditempatkan saja. Pelajari tentang peran orang lain dan bagaimana mereka masuk ke dalam susunan perusahaan. Membangun jaringan akan membuat kamu maju dalam perusahaan.kat

Read More
Rasa Cemas Jadi Produktif di Tempat Kerja

5 Tips Sulap Cemas Jadi Produktif di Tempat Kerja

Akhir-akhir ini kamu suka merasa cemas saat di tempat kerja? Ternyata rasa khawatir kamu itu bisa diubah menjadi dorongan agar jadi lebih produktif.

Menurut livingwithfinesse.com, rasa cemas yang muncul di tempat kerja disebabkan oleh ekspektasi yang terlalu tinggi. Akibatnya, kita cenderung tak percaya diri untuk mencapai target yang kita buat sendiri.

Kendati begitu, perlu diketahui sebenarnya kecemasan merupakan modal yang bagus untuk menjadi pendorong produktivitas kerja di kantor. 

Baca Juga: 7 Cara Jitu Atasi ‘Mental Fatigue’ di Tempat Kerja

Nah, bagaimana caranya supaya rasa cemas tersebut diubah jadi semangat untuk produktif? Berikut tipsnya yang sudah kami rangkum dari berbagai sumber.

1. Tentukan Prioritas

Orang-orang yang suka merasa cemas umumnya akan mengalami yang namanya demotivasi. Apalagi jika ia terbiasa tampil dengan performa serba sempurna.

Karena motivasi kerja kamu terbatas setiap harinya, penting untuk bisa memprioritaskan kegiatan dengan saksama.

Salah satu caranya, buatlah pencapaian-pencapaian kecil sampai kamu bisa mencapai tujuan utama pada akhirnya.

Dengan begitu, kamu dapat menentukan prioritas dengan lebih baik, menghindari multitasking yang menurunkan performa kerja, dan menjaga level energi yang cukup untuk bekerja dan mencapai target.

2. Berdamai dengan Rasa Cemas

Kamu harus tahu kalau rasa cemas sering kali tidak dapat dicegah, dan mengubah hal tersebut jadi motivasi untuk produktif bukan perkara mudah.

Baca Juga: 9 Pekerjaan Bergaji Tinggi yang Cocok untuk Orang Introvert

Waktu kecemasan sudah memuncak, kamu akan kesulitan untuk konsentrasi, tapi kamu juga jadi merasa bersalah karena bekerja jadi kurang maksimal.

Namun, kamu jangan sampai menyalahkan diri sendiri terlalu berlebihan. Sebab, hal ini akan membuat kamu jadi semakin kesulitan dalam akan membuatmu semakin kesulitan dalam membereskan pekerjaan.

Jadi, kamu harus belajar berdamai dengan rasa cemas tersebut dan terus berupaya untuk maju supaya tetap produktif.

3. Manfaatkan Adrenalin

Waktu rasa cemas mulai datang, normalnya kamu merasa harus menenangkan diri supaya suasana hati menjadi tenang dan bisa menjadi produktif.

Pasalnya, saat kamu merasa cemas, kemungkinan kamu akan sulit menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di kantor.

Namun, menurut blog.trello.com, lebih baik kita benar-benar menerima saja kalau saat ini sedang merasa cemas. Sebaliknya, justru karena rasa cemas tersebut, adrenalin kita naik dan bisa membuat kamu lebih termotivasi.

Misalnya, waktu kamu merasa cemas karena takut tidak bisa menyelesaikan pekerjaanmu tepat waktu. Dengan perasaan cemas yang dimiliki, teruslah bekerja dengan maksimal untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat sehingga hal yang kamu takutkan itu tidak terjadi.

Baca Juga: Baru Nyemplung ke Dunia Kerja? Ini 7 Cara Kenali Bakat Sendiri

Menurut theatlantic.com, hal ini disebut anxious reappraisal, yaitu menganggap perasaan cemas sebagai rangsangan positif.

4. Mengenali Diri Sendiri Penting untuk Ubah Rasa Cemas jadi Produktif

Menurut satupersen.net, kita harus bisa lebih mengenali diri sendiri. Karena kamu nanti bisa mengetahui apa yang jadi kelemahan serta kelebihan yang ada pada diri kamu. Dengan begitu kamu akan jadi lebih paham karakteristik diri kamu sendiri.

Tujuannya demi membantu kamu untuk dapat mengetahui dan mengembangkan apa yang menjadi passion kamu. Proses yang paling penting dalam mengenal diri sendiri adalah kamu harus jujur dan menerima akan semua fakta tentang dirimu, baik atau buruknya.

5. Minta Saran dari Orang Lain

Rasa cemas sering datang karena kamu tidak tahu tentang apakah kamu sudah melakukan perkembangan yang cukup atau belum.

Nah, untuk menguranginya, kamu bisa minta masukan ke atasan atau rekan kerja yang lain, mengenai kemajuan kerja yang sudah kamu kerjakan.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

Cara ini akan membantu kamu, untuk mengetahui kalau kamu sudah berada di titik perkembangan yang tepat atau belum.

Lalu, tanyakan juga apa yang dapat kamu lakukan untuk mendatangkan hasil yang lebih baik lagi.

Dengan memperoleh anjuran dan afirmasi dari teman sekantor atau atasan, mengubah rasa cemas yang dihadapi jadi produktif tidak akan begitu sulit. 

Read More
perbedaan passion dan hobi

Beda ‘Passion’ dan Hobi, Mana yang Lebih Penting untuk Karier?

Ada dua hal yang relatif jadi bahan pertimbangan ketika memilih karier, passion dan hobi. Namun, apakah kamu tahu apa bedanya? 

Sebagian orang mengatakan, gawe sesuai passion akan membuat kita jadi lebih bahagia karena bisa menikmati pekerjaan. Di sisi lain, ada beberapa orang yang memilih suatu pekerjaan karena dalih hobi. Jadi pekerjaan yang dilakukan setiap hari, tidak membuatnya dilanda kejenuhan.

Lantas, untuk menentukan jalur karier, sebenarnya apa, sih yang paling penting untuk kita pertimbangkan?

Baca Juga: 7 Tips Wawancara Kerja untuk Orang Introvert

Supaya kamu tidak bingung, yuk, ketahui dulu perbedaan passion dan hobi yang sudah kami rangkum dari berbagai sumber berikut.

Apa itu Passion?

Sebelum kita bandingkan passion dan hobi, ketahui dulu definisi dari kedua istilah ini. Passion adalah kecenderungan atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu yang ia senangi atau dianggap penting untuk dikerjakan.

Menurut Pediaa.com, saat mempunyai passion, kamu akan merasa tidak bisa hidup tanpa mengerjakannya.

Entah bagaimana situasinya, kamu akan tetap menyediakan waktu untuk melakukan hal tersebut. Pun, kamu akan punya rasa penasaran dan antusias yang tinggi, sehingga akan selalu ingin lebih baik lagi.

Beberapa contoh passion yang dimaksud, yaitu:

  • latihan sepak bola
  • hidup sehat
  • belajar bahasa
  • berlatih alat musik

Apa itu Hobi?

Hobi adalah kegiatan yang biasanya kamu lakukan ketika punya waktu luang. Berbeda dengan passion, seseorang melakukan hobi cuma saat mereka punya waktu senggang saja. Hal itu dilakukan untuk menghilangkan rasa bosan.

Selain itu, hobi juga dilakukan untuk bersosialisasi atau berkumpul dengan orang lain yang memiliki minat serupa.

Baca Juga: Kerja Jarak Jauh Kian Populer, Tapi Potensi Stres Saat Melakukannya Juga Besar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga menekankan, hobi umumnya tidak sama dengan pekerjaan dan bukan dijadikan sebagai sarana untuk memperoleh tujuan tertentu. Jadi, itu cuma berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan kesenangan saja.

Perbedaan Passion dan Hobi

Menurut Indeed.com, ada beberapa poin lain yang menjadi perbedaan paling utama dari passion dan hobi. Berikut ini penjelasan lengkapnya:

  1. Pekerjaan

Memiliki pekerjaan yang sama dengan hobi terdengar menyenangkan. Namun, mengubah hobi menjadi karier, bukanlah sesuatu hal yang mudah. Kamu perlu waktu yang banyak serta dedikasi penuh.

Baca Juga: 7 Cara Jitu Atasi ‘Mental Fatigue’ di Tempat Kerja

Contohnya, kamu mempunyai hobi fotografi, bisa saja kamu membuatnya menjadi sumber mata pencaharian. Namun, memulai bisnis paruh waktu sebagai fotografer bukanlah hal yang mudah. Untuk mengembangkan teknik fotografi kamu perlu usaha dan waktu.

Sementara itu, passion lebih gampang dijadikan rujukan untuk memilih pekerjaan. Hanya saja, passion tetap mengharuskan kamu untuk terus bekerja keras, supaya memperoleh hasil optimal.

Kesimpulannya, dalam menentukan karier, sebaiknya kamu pertimbangkan passion terlebih dahulu. Pasalnya, hobi gampang berubah, tapi passion adalah hal yang akan membuat kamu terus termotivasi.

  1. Waktu

Perbedaan dari passion dan hobi yang selanjutnya juga dapat terlihat dari berapa lama kamu menghabiskan waktu untuk melakukannya.

Seperti yang disinggung sebelumnya, hobi biasanya dikerjakan waktu kamu punya waktu senggang. Contohnya, setelah bekerja berbulan-bulan, akhirnya kamu bisa mendapatkan waktu cuti beberapa hari. Nah, waktu cuti tersebut biasanya dipakai kamu untuk menekuni hobi dan bertujuan untuk bersenang-senang.

Sementara itu, mendalami passion sering kali butuh waktu yang lumayan lama dan usaha yang lebih banyak. Contohnya, kamu memiliki passion untuk terus belajar bahasa asing. Pastinya kamu butuh waktu yang lumayan lama untuk belajar bahasa asing tersebut.

Kamu akan punya motivasi untuk terus belajar, sampai akhirnya kamu bisa menguasai kemampuan bahasa asing tersebut tanpa mengenal rasa bosan. Bahkan, waktu kamu sedang sibuk-sibuknya bekerja, tentu masih ada keinginan kuat untuk terus belajar.

  1. Berdampak untuk Orang Lain

Perbedaan passion dan hobi yang selanjutnya bisa kelihatan dari nilainya buat diri kamu sendiri. Umumnya waktu menjalankan hobi, kamu tidak memikirkan apakah hal tersebut sesuai nilai atau keyakinan yang dianut.

Contohnya, kamu punya hobi mengoleksi perangko, tentu hal tersebut cuma bisa membuatmu merasa senang dan menikmati setiap prosesnya. Akan tetapi, tidak ada motivasi atau nilai tertentu yang berhubungan dengan hobimu tersebut.

Baca Juga: 9 Pekerjaan Bergaji Tinggi yang Cocok untuk Orang Introvert

Berbeda dengan passion yang biasanya juga terkandung nilai atau keyakinan tertentu dalam dirimu. Contohnya, kamu punya nilai dan keyakinan kalau kamu harus membantu sesama. Maka, kamu dapat mempunyai passion untuk bekerja sebagai sukarelawan.

Dengan begitu, kamu akan lebih gampang memilih karier dengan passion yang dimiliki, semisal bekerja di lembaga nonprofit.

Sangat penting bekerja sesuai dengan nilai-nilai yang kamu junjung tinggi. Dengan nilai-nilai tersebut kamu cenderung akan lebih peduli dengan pekerjaan.

  1. Proses Menikmatinya

Baik hobi dan passion akan membuat kita jadi lebih bersemangat dalam melakukan suatu aktivitas tertentu. Salah satu hal yang membuat kita sangat menikmati waktu menjalankan hobi adalah karena tidak ada paksaan dalam mengerjakannya. Karena itu, waktu hobi kamu jadikan pekerjaan utama, biasanya rasa semangat itu gampang pudar.

Berbeda dengan hobi, berkarir sesuai passion tidak akan membuatmu jadi merasa bosan dan kehilangan semangat dalam mengerjakannya. Waktu kamu sudah mempunyai passion, kamu akan terus bersemangat untuk mengejarnya.

Bahkan, kamu akan merasa puas waktu bisa mengerjakan passion-mu setiap waktu. Itulah mengapa, passion lebih diperhitungkan waktu menentukan jalur karier, karena akan membuatmu selalu termotivasi dalam bekerja.

  1. Tak Berhubungan dengan Uang

Berbeda dengan hobi, passion terhadap sesuatu tidak akan melulu harus mengeluarkan uang setiap kali melakukannya.

Baca Juga: 7 Self Reward yang Baik untuk Diri Sendiri Tanpa Biaya Mahal

Kamu akan dengan sukarela mengerjakannya secara rutin dan teratur hingga mendapatkan hasil yang terbaik. Akhirnya bisa menghasilkan uang dari usaha kamu tersebut.

Sementara, hobi biasanya akan berkaitan dengan tren. Tren itu akan selalu memaksa seseorang mengeluarkan uang untuk mengikuti perkembangannya.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai perbedaan passion dan hobi. Semoga rangkuman di atas menjawab rasa penasaranmu mengenai hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan karier.

Read More
Berpikir kreatif bisa ditingkatkan

8 Jurus Ampuh Agar Kamu Lebih Kreatif

Berpikir kreatif atau creative thinking adalah kemampuan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang baru dan berbeda. Dengan berpikir kreatif, kamu diharapkan bisa mendapatkan cara baru dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Di dunia kerja pula, berpikir kreatif sangat dibutuhkan dalam membuat keputusan dan menemukan jalan keluar atas masalah

Bahkan, berpikir kreatif juga bisa memengaruhi kesehatan mental kita loh!

Makanya, yuk coba berbagai macam kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuanmu berpikir kreatif yang sudah kami rangkum dari berbagai sumber.

1. Olahraga Ringan Seperti Jalan Kaki

Dikutip dari greatist.com, bila kita sering bergerak, maka oksigen yang mengalir ke otak semakin lancar.

Otak memerlukan oksigen untuk bisa bekerja dengan baik, mulai dari belajar, mengingat sesuatu, sampai berpikir kreatif.

Baca Juga: 8 Tips Cara Membuat CV yang Menarik di Mata Perekrut

Dengan kita sering bergerak, otak akan mengeluarkan hormon endorfin yang dapat memicu perasaan senang.

Ketika pikiran kita senang dan tak terbebani, itu sangat membantu kamu untuk berpikir jernih. Endorfin juga membuat kita merasa kita jadi lebih percaya diri.

Usahakan untuk rutin bergerak minimal 10 sampai 15 menit per hari. Akan lebih bagus lagi kalau kamu berolahraga di luar ruangan.

Tidak cuma jalan kaki, kamu bisa pilih olah raga jogging atau bersepeda.

2. Bekerja Sambil Dengarkan Musik

Menurut klikdokter.com, mendengarkan musik dan bernyanyi pelan, akan merangsang bagian otak yang mengatur emosi dan kemampuan berfikir kreatif.

Mendengarkan musik juga bisa meningkatkan produktivitas kerja. Beberapa penelitian yang baru juga mengemukakan, produktivitas yang naik tersebut terjadi bukan karena mendengarkan musik secara langsung, tapi karena mood kita yang berubah.

Semua jenis musik dipercaya bisa memunculkan efek tersebut. Namun, kalau kamu selama ini cuma mendengarkan genre musik yang itu-itu saja, coba sesekali kamu mendengarkan genre lain.

Hasil penelitian juga ada yang mengemukakan kalau kita mendengarkan musik klasik bisa meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Baca Juga: 7 Tips Wawancara Kerja untuk Orang Introvert

Mendengarkan karya musik dari Mozart, Beethoven, atau komponis lainnya juga bisa meningkatkan fokus dan fungsi kognitif otak.

3. Bermain Building blocks

Dikutip dari indeed.com, Permainan building blocks adalah kegiatan yang bisa membantu tingkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Kita tidak diberikan aturan atau syarat waktu bermain building blocks ini. Kamu dapat bebas sesuai kreativitas kamu dalam membuat bentuk. Tidak ada peraturan yang membatasi.

Dalam menyusun balok-balok tersebut, otak akan terus bekerja dengan berpikir bagaimana caranya mengeluarkan ide-ide abstrak menjadi sebuah kenyataan.

Diharapkan nantinya kesadaran spasial yang kita kembangkan selama kegiatan ini, bisa menaikan kemampuan berpikir kreatif untuk semua jenis proyek kerja.

4. Tidur Sejenak Bisa Tingkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Jika pikiran dirasa sedang suntuk banget, sehingga susah untuk mencari solusi untuk masalah yang tidak terlalu besar, coba tidur siang.

Manfaat tidur siang untuk para pekerja nggak cuma untuk menghilangkan ngantuk, loh! ternyata tidur itu bisa membuat pikiran menjadi segar kembali.

Tidur sebentar saja sudah bisa menolong otak untuk bekerja lebih baik dan bisa memicu proses creative thinking, membuat koneksi, menciptakan ide, dan membuat solusi.

Kalau kurang tidur, otak malah harus bekerja lebih keras untuk menjalankan fungsi terbaiknya.

5. Melamun Sejenak Dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Menurut sehatq.com, melamun sering dianggap sesuatu yang negatif. Berdiam diri dan membiarkan pikiran kita melayang kemana-mana dianggap sebagai sesuatu yang membuang waktu.

Padahal, kegiatan ini dapat menjadi sesuatu yang manjur untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Baca Juga: Sering Takut Sama Atasan Saat Pertama Kerja? Ini Tips untuk Atasi Masalahmu

Melamun membuat pikiran kita masuk ke area bawah sadar yang mungkin belum pernah terjamah.

Siapa tahu, sehabis melamun akan memunculkan gagasan dan ide-ide baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan.

6. Membaca Buku Cara yang Mudah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Membaca buku merupakan salah satu cara yang sudah biasa dan gampang dilakukan untuk mengasah pola pikir menjadi lebih kreatif. Ini disebabkan karena pengetahuan yang kamu terima dari membaca, dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam menciptakan ide baru.

7. Membuat Cerita Pendek

Dikutip dari indeed.com, kegiatan lain yang gampang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif adalah membuat tulisan berupa cerita pendek. Tidak masalah kalau kamu sebelumnya belum pernah menulis.

Kamu bisa coba memilih kata secara acak dari kamus (bahasa Indonesia atau Inggris). Gunakan kata yang kamu pilih, satu kata di atas, dan satu di bawah untuk membuat cerita pendek yang menarik serta berlekatan.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

Tanpa kamu sadari, dengan cara ini dapat meningkatkan kemampuanmu untuk membuat koneksi dan menghubungkan ide-ide yang tidak selalu berhubungan.

8. Berteman dengan Orang Kreatif

Selain lewat buku, berita dan sebagainya kamu pun bisa memperoleh banyak inspirasi dengan bergaul bersama orang yang kreatif. Karena, kamu dapat melihat pandangan baru dan cara mereka dalam mencari jalan keluar dari permasalahan.

Itulah beberapa cara dalam meningkatkan berpikir kreatif yang dapat kamu lakukan. Nggak cuma dalam pekerjaan, untuk kehidupan sehari-hari pun kemampuan ini sangat penting untuk kamu punya, demi menunjang kualitas hidup yang lebih baik serta efektif.

Read More
tips membuat cv yang benar

8 Tips Cara Membuat CV yang Menarik di Mata Perekrut

Bagaimana cara membuat CV yang menarik? Buat kamu yang masih fresh graduate atau yang baru lulus sekolah pasti pernah kepikiran pertanyaan tersebut. Terkadang, perekrut butuh waktu tidak lebih dari 10 detik untuk menilai CV seseorang apakah layak untuk dipanggil ke tahap wawancara atau tidak.

Itulah mengapa kita harus tahu dan belajar tentang bagaimana cara membuat curriculum vitae yang menarik. Yuk disimak tips berikut ini, yang sudah di rangkum dari berbagai sumber.

1. Membuat CV Tidak Perlu Terlalu Panjang

Menurut totaljobs.com, CV yang bagus adalah CV yang singkat, padat, dan jelas ringkasannya. Jadi, tidak membingungkan perekrut saat membacanya.

Baca Juga: 7 Tips Latihan ‘Interview’ Kerja demi Pikat HRD

Kamu bisa membuat CV dengan padat mungkin, dan bagusnya paling banyak 2 halaman saja.

Jangan lupa mencantumkan data pribadi dengan jelas dan singkat. Kalau kamu ingin menyertakan deskripsi diri, usahakan perlihatkan apa yang jadi kelebihan kamu, supaya tidak terlalu panjang lebar.

2. Masukan Pengalaman yang Relevan

Cara selanjutnya untuk membuat CV yang menarik adalah mencantumkan beberapa pengalaman kerja selama ini.

Perlu dipastikan pengalaman yang kamu cantumkan tersebut, relevan dengan posisi yang kamu lamar.

Contohnya, kamu ingin melamar untuk posisi sales marketing. Kamu bisa memasukkan pengalaman sebagai sales di perusahaan sebelumnya. Dengan memasukkan pengalaman tersebut di CV, kamu akan memperoleh nilai tambah di mata perekrut.

Buat yang baru lulus dan belum pernah bekerja sebelumnya, kamu bisa mencantumkan hard skill atau soft skill yang kamu kuasai waktu kuliah.

Selain itu, pengalaman dalam berorganisasi juga bisa kamu masukan ke dalam CV. Apalagi jika kamu memegang jabatan yang cukup penting saat berorganisasi,. Kamu bisa tuliskan dengan detail apa yang kamu lakukan di sana dan memberikan dampak apa ke diri kamu.

3. Periksa Kembali Tata Bahasa yang Kamu Gunakan

CV-mu mau di tulis dalam bahasa apa? Indonesia atau Inggris? Bahasa apapun yang kamu gunakan, pastikan di CV kamu tidak ada typo dan grammar yang salah.

Supaya grammar-nya tidak salah, typo, dan lain-lain, kamu perlu membaca ulang cv kamu atau kamu bisa meminta bantuan teman.

4. Perhatikan Font Waktu Membuat CV

Cara ini mungkin terlihat kurang penting, tetapi dalam membuat CV yang menarik, pastikan font yang kamu pilih kelihatan profesional, bukan font yang sembarangan yang akhirnya membuat susah buat dibaca.

Baca Juga: Baru Nyemplung ke Dunia Kerja? Ini 7 Cara Kenali Bakat Sendiri

Pada dasarnya, font yang sering dipilih dalam membuat CV adalah Arial, Calibri, dan Times New Roman.

Selain itu, menurut prospects.ac.uk, font yang baik berukuran antara 10 sampai 12. Pemilihan font sangat penting agar perekrut saat membacanya tidak bingung dan pusing.

5. Masukan Kontak Kamu yang Dapat Dihubungi

Hal ini kadang terlewat oleh para pencari kerja. Dalam membuat CV mereka sering memasukan nomor handphone atau email yang jarang mereka pakai, bahkan sudah tidak aktif.

Padahal, kontak dalam CV sangat penting buat perekrut, untuk menghubungi kamu kalau lolos ke tahap selanjutnya.

Oleh karena itu, pastikan lagi kamu memasukan nomor ponsel yang aktif, begitu juga email.

Untuk email, jangan pernah membuat nama email yang terlihat tidak profesional. Cukup pakai nama pribadi kamu saja.

6. Masukan Pencapaian yang Pernah Kamu Raih

Kalau kamu memiliki pencapaian, maka hal tersebut bisa menjadi nilai plus kamu di mata rekrutmen. Kamu bisa tulis capaian atau penghargaan yang pernah kamu raih dengan detail, termasuk di tahun berapa, di mana, dan seberapa besar pengaruh pencapaian tersebut untuk perusahaan.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

7. Menggunakan Kata-kata yang Tepat

Pada dasarnya, cara terbaik dalam membuat CV yang menarik adalah memperhatikan penggunakan kata-kata.

Kamu bisa memilih kata yang memiliki power atau kekuatan. Sebab, menurut topuniversities.com, kata-kata yang dipilih dalam CV sangat memberikan pengaruh terhadap penilaian perekrut.

Jadi, apa yang dimaksud dengan kata-kata yang mempunyai kekuatan?

Singkatnya, dibanding kamu memilih kata ”pekerja keras” kamu dapat memakai kata “kreatif”.

Pasti para perekrut sudah sering membaca atau mendengar kata “pekerja keras”.

Coba bayangkan kalau kamu memilih menggunakan kata seperti “kreatif”. Maka, otomatis HRD akan melihatmu sebagai orang yang punya kreativitas dan bisa mengembangkan perusahaan ke depannya.

Jadi, jangan lupa gunakan kata-kata yang tepat, untuk kamu masukan ke CV.

8. Pilih Keyword yang Relevan dalam Membuat CV

Selain memasukan pengalaman yang relevan, cara lain untuk membuat CV yang menarik adalah memasukkan keyword yang relevan dengan posisi yang kamu incar.

Baca Juga: Apa itu ‘Life Skill’ dan Bagaimana Cara Mengembangkannya?

Contohnya seperti ini, kalau kamu ingin melamar sebagai Social Media Specialist. Mungkin, kamu dapat memasukan kata kunci seperti SEM, Digital Media Specialist, Digital Marketing, dan lain-lain.

Skill yang kamu tulis tersebut akan membantumu untuk meyakinkan perekrut kalau kamu merupakan pribadi yang berkualitas.

Selain itu, dengan memasukan keyword yang relevan akan memudahkan kamu di temukan oleh perekrut waktu mereka mencari kandidat di LinkedIn.

Itu dia delapan cara yang bisa kamu lakukan dalam membuat CV yang menarik. Kamu bisa memilih template CV yang simpel dan menarik, ya, supaya semakin memikat perhatian perekrut. Selamat mencoba!

Read More
mengatasi mental fatigue di tempat kerja

7 Cara Jitu Atasi ‘Mental Fatigue’ di Tempat Kerja

Apakah akhir-akhir ini kamu sering merasa stres dengan pekerjaan kantor? Kamu kurang bersemangat waktu berangkat kerja di pagi hari? Bila demikian, mungkin kamu mengalami mental fatigue.

Mental fatigue atau beban mental di tempat kerja itu bisa diatasi kok. Namun, memang butuh latihan serta proses alias tak bisa instan. 

Simak beberapa tips di bawah ini yang sudah kami rangkum dari berbagai sumber!

1. Cari Tahu Penyebab Stres, Berguna Atasi Mental Fatigue

Tips paling penting dalam mengatasi mental fatigue adalah cari tau apa yang menyebabkan kamu jadi stres.

Bisa jadi ada masalah relasi dengan rekan kerja, istirahat yang kurang, beban kerja berlebih, atau karena pekerjaanmu bersifat sangat genting (contohnya petugas kesehatan di tengah pandemi COVID-19).

Kalau sudah menemukan penyebab kamu stres, kamu akan jadi gampang dalam menemukan solusinya.

2. Berpikir Realistis

Sifat perfeksionis serta ambisius ternyata bisa menimbulkan mental fatigue. Ya, punya target dan ekspektasi memang penting waktu bekerja.

Namun, kamu tetap harus realistis saat menentukan kapasitasmu sendiri. Tidak perlu menyanggupi semua tugas atau tenggat waktu yang diberikan.

Kamu harus paham, ada saatnya untuk jadi perfeksionis dan memastikan semua hal berlangsung sesuai rencanamu. Namun, ada saatnya kamu menjadi lebih fleksibel.

3. Kerjakan Pekerjaan yang Mendesak Dahulu

Menurut healthline.com, kita harus sering mengatur pikirkan serta tenaga.

Perlahan, atur prioritasmu dan tunda dulu pekerjaan yang sifatnya tidak begitu mendesak.

Kamu bisa berdiskusi dengan tim atau atasan, pekerjaan mana saja yang harus cepat diselesaikan dan mana yang bisa ditunda sementara waktu.

Lalu, bagi pekerjaanmu dalam beberapa tugas kecil supaya gampang untuk dipantau dan dikendalikan.

4. Istirahat yang Cukup, Merupakan Hal Penting Atasi Mental Fatigue

Istirahat merupakan hal penting buat mengatasi mental fatigue. Oleh sebab itu, kamu perlu mengatur waktu istirahat agar pekerjaanmu tidak tertunda dan berujung lembur.

Kamu bisa mencoba dua metode. Yang pertama, sediakan waktu istirahat singkat setiap beberapa jam.

Kedua, batasi jam kerjamu. Di luar jam yang sudah kamu tentukan, jangan tergoda buat mengecek email kantor atau melanjutkan bekerja. Kalau perlu, kamu bisa menggambil cuti beberapa hari.

5. Teknik Relaksasi Sederhana Atasi Mental Fatigue

Stres berkepanjangan bisa memberikan dampak buruk buat kesehatan fisik dan mental, kalau kamu tidak dapat mengelolanya dengan benar. Kondisi ini bisa mendatangkan berbagai penyakit, misalnya sakit kepala, gangguan kecemasan, sampai burnout.

Dikutip dari alodokter.com, ada beberapa teknik relaksasi yang dapat kamu coba. Namun tentu saja, setiap orang punya cara yang paling efektif yang berbeda-beda. Di antaranya adalah:

  • Latihan pernapasan
  • Meditasi
  • Yoga
  • Terapi Musik

6. Kelilingi Diri dengan Energi Positif

Mengelilingi diri kamu dengan orang-orang yang berpikir serta bersikap positif bisa membantumu untuk tetap fokus, pikiran jadi segar kembali, dan berenergi sepanjang hari. Hal ini pastinya akan mengoptimalkan semangat dan produktivitas kerja kamu.

Rasa lelah dan stres dalam bekerja bukanlah hal yang bisa dianggap remeh, karena bisa mempengaruhi produktivitas kerja maupun kualitas hidup. Kalau kamu merasa sedang mengalami mental fatigue, segeralah bergegas untuk mengatasinya.

7. Minta Bantuan Psikolog

Kamu sudah coba tips di atas untuk mengatasi mental fatigue, tapi tidak ada dampak yang berarti?

Itu berarti kamu butuh bantuan orang lain. Jika teman sekantor atau atasan dan keluarga dirasa tidak membantu, maka kamu perlu mengunjungi profesional.

Kamu bisa memulainya dengan datang ke psikolog untuk dibantu menemukan akar permasalahan dan mencari solusinya.

Read More
wawancara kerja untuk introvert

7 Tips Wawancara Kerja untuk Orang Introvert

interview kerja introvert Kesulitan berinteraksi dengan orang lain dapat menjadi masalah bagi kaumintrovert saat wawancara kerja. Untuk itu, kamu harus tahu tips interview kerja agar proses wawancara bisa berjalan lancar.

Orang-orang introver mudah merasa lelah saat terlalu lama melakukan interaksi dengan orang lain. Tentunya hal tersebut akan menyulitkan mereka saat melakukan wawancara kerja.

Untuk kamu yang termasuk introver, tidak perlu takut. Kamu tetap bisa berhasil dalam wawancarakerja, kok.

Tapi bagaimana caranya? Yuk, kita simak beberapa tips interview kerja untuk paraintrovert yang sudah kami rangkum dari berbagai sumber di bawah ini!

1. Sediakan Waktu untuk Persiapan Wawancara Kerja

Tips interview kerja untuk introver yang pertama ini sangat penting. Dengan menyediakan waktu yang dipakai buat menyiapkan diri, maka kamu bisa tampil maksimal di hadapan HRD.

“Baterai” seorang introvert akan cepat habis bila berhubungan dengan orang lain dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Sering Takut Sama Atasan Saat Pertama Kerja? Ini Tips untuk Atasi Masalahmu

Untuk itu, sebaiknya sebelum interview kamu sediakan waktu untuk menenangkan diri. Hal ini bertujuan agar kamu bisa lebih fokus dan lebih percaya diri dalam menghadapi para calon atasan.

2. Riset Perusahaan

Tidak cuma untuk introvert, tips interview kerja yang kedua ini patut dilakukan oleh semua orang. Pasalnya, salah satu kunci kesuksesan wawancara kerja adalah dengan melakukan riset yang mendalam.

Menurut flexjobs.com, ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam melakukan riset perusahaan. Misalnya dengan melihat laman resmi, mencari artikel yang membahas seputar perusahaan tersebut, sampai mencari review seseorang yang pernah bekerja di sana.

Selain itu, penting buat kamu untuk mencari tahu seputar pekerjaan yang kamu lamar. Contohnya, jika kamu melamar sebagai internal auditor. Pastikan kamu sudah paham cara bekerjanya dan tren mengenai internal auditor yang terbaru.

3. Tunjukan Sifat Introvert-mu Sebagai Kelebihan

Tips interview kerja untuk introvert yang selanjutnya adalah dengan berani menunjukkan sifat introvert-mu sebagai kelebihan.

Baca Juga: 10 Tips Buat Kamu yang Baru Lulus dan Mau Lamar Kerja

Saat kamu diminta oleh perekrut untuk menceritakan dirimu, hendaknya jangan ragu untuk mengatakan mengenai kepribadianmu.

Seperti yang dijelaskan oleh thebalancecareers.com, kamu dapat mengatakan kalau kamu merupakan seorang introvert. Lalu, buat kepribadianmu itu menjadi kelebihan yang bisa membuatmu lebih unggul dibanding kandidat yang lain.

Jelaskan kalau kepribadian introvert-mu itu membuat kamu bisa lebih teratur dan teliti. Selain itu, kamu juga mandiri karena sudah biasa melakukan riset dan memecahkan masalah secara mandiri.

4. Siapkan Obrolan Ringan

Seorang yang introver umumnya menghindari obrolan ringan karena terkesan basa-basi. Mereka lebih senang ke obrolan yang langsung ke poin utamanya.

Namun, biasanya para perekrut akan mengajak kamu membahas obrolan ringan terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara kerja.

Setelah obrolan ringan tersebut, kamu baru diberikan pertanyaan-pertanyaan serius tentang deskripsi pekerjaan dan budaya kerja di perusahan tersebut.

Karena itu, menurut themuse.com kamu perlu menyiapkan diri buat menjawab obrolan ringan dari para pencari pegawai. Hal ini terbilang penting supaya kamu dapat membangun hubungan yang baik dengan perekrut dan membuat mereka menyukaimu.

5. Ciptakan Kesan Pertama yang Baik

Supaya bisa memberikan kesan pertama yang baik, kamu dapat melakukan obrolan ringan dan menarik untuk memperlihatkan antusiasme tinggi.

Baca Juga: Maksimalkan Jadwal Kerja ‘Hybrid’ dengan Cara Ini

Saat kamu masuk ke ruangan wawancara, tunjukkan sikap yang sopan serta percaya diri. Kamu juga boleh menawarkan berjabat tangan ke perekrut dengan ramah. Hal tersebut pastinya akan membuat perekrut berpikir kamu merupakan seorang kandidat yang bersemangat, ramah, serta percaya diri.

Kalau kamu bisa memberikan kesan pertama yang baik, pastinya akan membuatmu lebih menonjol dan akan membuat perekrut gampang mengingatmu.

6. Beri Tahu Pencapaianmu

Banyak kaum introver yang merasa kurang nyaman dalam membicarakan pencapaian yang mereka raih. Namun saat wawancara kerja, mau tidak mau kamu perlu memperlihatkan hasil pencapaianmu. Hal ini bertujuan supaya perekrut tahu kalau kamu merupakan kandidat yang mereka cari.

Menurut topresume.com, perekrut akan mempertimbangkan kesuksesan serta hasil pencapaian kandidat tersebut dalam sesi wawancara kerja.

Baca Juga: Kerja, Kerja, ‘Burnout’: Dilema Perempuan Karier

Jadi, coba tinggalkan dulu rasa tidak nyaman kamu waktu membicarakan pencapaian. Perlihatkan kalau kamu adalah kandidat yang pantas diterima di perusahaan tersebut.

7. Tunjukan Antusiasmu dengan Bertanya

Introvert jelas berbeda dengan ekstrovert. Rasa percaya diri yang dimiliki juga tidak setinggi ekstrovert, sehingga butuh menyusun kata-kata dulu sebelum akhirnya berbicara. Saat perekrut melemparkan pertanyaan, jawablah dengan jawaban yang logis, singkat, dan padat. Manfaatkan waktu yang disediakan rekruter untuk menyusun kata dengan baik.

Selain menjawab pertanyaan, kamu juga harus aktif bertanya. Tidak salah kalau memberikan beberapa pertanyaan kepada perekrut. Dengan begitu akan membuat sesi wawancara terasa hidup.

Introvert atau ekstrovert, pada dasarnya keduanya sama saja. Sama-sama punya kesempatan memperoleh pekerjaan yang baik dan layak di dunia kerja. Cuma saja para introvert harus lebih berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, karena karakternya yang pendiam dan terkadang pemalu. Dengan melakukan beberapa tips di atas, diharapkan para introvert dapat lolos waktu interview kerja.

Read More