Persiapan magang

9 Jurus Penting Sebelum Sah Jadi Anak Magang

persiapan magang – Para mahasiswa semester akhir biasanya dituntut untuk ikut program magang. Selain jadi kesempatan meningkatkan soft skill mahasiswa, momen ini juga membuat mereka cenderung siap menghadapi dunia kerja nantinya.

Buat saya, magang merupakan kegiatan yang menyenangkan. Pasalnya, kamu bisa mendapatkan pengalaman serta relasi baru, pun kamu bisa belajar dunia kerja (yang kejam) itu seperti apa. Hehe.

Namun, apakah kamu sudah tahu, apa yang perlu dipersiapkan sebelum magang? Nah, berikut ini tips persiapan magang yang sudah kita rangkum dari berbagai sumber.

1. Persiapan Magang Paling Penting: Riset Perusahaan

Persiapan penting yang pertama sebelum mengikuti program magang adalah kamu harus riset perusahaan tersebut. Di sini, kamu harus mencari dan mempelajari budaya serta aturan yang ada dalam perusahaan tersebut.

Baca Juga: 7 Tips Latihan ‘Interview’ Kerja demi Pikat HRD

Informasi ini berguna buat kamu menjadi karyawan yang pas untuk kebutuhan organisasi.

Tidak cuma itu, kamu bisa mencari tahu review orang-orang yang pernah magang di perusahaan tersebut.

Dari hasil riset yang sudah kamu dapat, kamu bisa mulai mempersiapkan mental dan hal-hal penting lainnya yang akan membuatmu unggul selama magang.

2. Cari Tahu Job Description

Jika kamu sudah tahu detail perusahaannya seperti apa, sekarang kamu perlu mencari informasi mengenai tugas yang akan kamu kerjakan selama magang nanti. Dengan mengetahui detail pekerjaan waktu magang nanti, maka kamu bisa mendapatkan gambarannya.

Jangan lupa untuk selalu mau belajar di setiap kegiatan yang kamu ikuti. Ini akan sangat bermanfaat kedepannya.

3. Cari Tahu Rute atau Transportasi ke Kantor Tempat Magang

Dikutip dari careereducation.columbia.edu, mencari rute atau transportasi ke kantor merupakan salah satu persiapan penting sebelum memulai magang.

Kamu bisa mencari tahu rute terbaik ke kantor, satu hari sebelum. Hal ini sangat penting dilakukan supaya kamu tidak telat di hari pertama, karena kamu belum tahu letak posisi kantor.

Baca Juga: 10 Tips Buat Kamu yang Baru Lulus dan Mau Lamar Kerja

Kamu jadi punya gambaran juga ongkos yang perlu dikeluarkan selama magang berlangsung. Perhatikan juga biaya bensin bila kamu membawa kendaraan motor sendiri atau ongkos kendaraan umum.

4. Siapkan Beberapa Pertanyaan Penting

Menurut hercampus.com, persiapan magang selanjutnya adalah kamu perlu siapkan beberapa pertanyaan yang ingin kamu tanyakan.

Kamu harus selalu ingat, magang adalah momen paling tepat buat kamu mendapatkan skill baru serta serba-serbi kehidupan profesional.

Makanya kamu sangat perlu belajar dengan maksimal. Sediakanlah beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan keterampilan yang ingin kamu pelajari lebih mendalam nantinya. Kamu bisa menanyakan ke rekan kerja atau atasanmu di kantor.

5. Hubungi Calon Atasan Merupakan Persiapan Magang yang Penting

Sebagai langkah persiapan magang yang produktif, kamu dapat hubungi calon atasan nanti di kantor.

Bukan cuma untuk menanyakan kabar, di sini kamu dapat menanyakan apapun seputar kantor, seperti misalnya peraturan berpakaian kantor. Kamu juga perlu menanyakan dokumen penting apa saja yang perlu dibawa.

Jadi, menanyakan ulang ke calon atasan bisa menjadi langkah tepat supaya kamu tidak ada yang lupa di hari pertama magang.

6. Siapkan Dokumen Pribadi

Saat magang kamu akan di minta data pribadi. Biasanya data yang dibutuhkan seperti CV, fotokopi KTP, kartu mahasiswa, kartu keluarga, serta foto.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

Kadang perusahaan ada yang meminta surat keterangan sehat dari rumah sakit atau dokter. Jadi bagusnya kamu perlu mempersiapkan beberapa data penting tersebut sebelum kamu apply untuk magang.

7. Siapkan Pakaian yang Tepat

Menurut beberapa orang, mempersiapkan pakaian sebelum magang bukan hal yang penting.

Padahal, hal ini tidaklah benar. Sebab, selain untuk meninggalkan penilaian yang baik, perusahaan biasanya punya dress code atau aturan berpakaian sendiri.

Kamu tidak mau kan di hari pertama magang kamu salah kostum? maka dari itu siapkan baju yang sopan dan rapi. Jangan lupa cari tahu dress code di perusahaan tersebut dengan menanyakan HRD atau calon atasan kamu.

8. Persiapkan Fisik dan Mental

Sejatinya, program magang lumayan mirip dengan pekerjaan full-time.

Sebab, biarpun beban kerjanya tidak begitu berat, kamu tetap harus bekerja pada durasi yang sama dengan karyawan full-time.

Baca Juga: 9 Pekerjaan Bergaji Tinggi yang Cocok untuk Orang Introvert

Saat magang kamu bisa saja mendapatkan kritikan dari rekan kerja atau atasan kamu. Maka dari itu, supaya kamu tidak merasa lelah dan malah mau menyerah, mempersiapkan kesehatan mental serta fisik dirasa hal yang sangat penting.

9. Persiapan Magang dengan Membuat Target untuk Diri Sendiri

Persiapan terakhir yang penting sebelum magang adalah membuat target diri sendiri. Menurut careereducation.columbia.edu, membuat target akhir akan membuatmu jadi lebih fokus waktu menjalankan program magang.

Target ini bisa jadi pedoman tentang hal-hal yang harus kamu lakukan nantinya waktu magang. Untuk membuat target pribadi ini, kamu harus pikirkan secara matang.

Kamu pun bisa mendiskusikannya kepada atasan atau senior kamu di kantor. Sebab, dengan punya target yang jelas akan membuat kamu kelihatan profesional.

Mereka nantinya bisa saja memilih kamu menjadi karyawan full time bila ada posisi yang kosong.

Itulah beberapa persiapan magang yang bisa kamu siapkan nanti. Intinya, mempersiapkan magang dibutuhkan supaya kamu dapat belajar dan bekerja dengan maksimal.

Read More
pekerjaan yang cocok untuk orang introvert

9 Pekerjaan Bergaji Tinggi yang Cocok untuk Orang Introvert

Pekerjaan yang cocok untuk introvert sebenarnya sangat beragam. Apalagi sejatinya, orang dengan kepribadian introvert cenderung lebih bersemangat dan fokus. Berbeda dengan orang dengan kepribadian ekstrovert, mereka akan makin bersemangat waktu dikelilingi oleh banyak orang.

Nah, apa saja pekerjaan yang pas buat introvert? Yuk simak rangkuman dari dari berbagai sumber.

Menjadi Personal Chef

Kamu ternyata sangat senang memasak? Kalau ia, menjadi koki pribadi merupakan pekerjaan yang pas buat kamu coba.

Baca Juga: Tanda Kamu Tidak Suka Pekerjaanmu dan Apa yang Harus Kamu Lakukan

Tidak seperti chef profesional yang biasanya harus bekerja di dapur yang besar, personal chef bisa bekerja dalam lingkungan yang lebih tenang.

Umumnya mereka akan bekerja di dapur pribadi kepunyaan klien dengan di bantu 1 sampai 2 orang.

Selain itu, personal chef juga punya wewenang lebih buat mengeluarkan kreativitas dan kemampuan yang mereka miliki.

Kedua hal tersebut sangat penting buat orang introvert supaya jadi lebih nyaman dan meningkatkan kariernya ke depan.

Pekerjaan Introvert Gaji Besar: Programmer

Di zaman digital ini, perusahaan teknologi informasi sudah sangat berkembang. Mereka banyak membutuhkan programmer. Profesi ini dinilai cocok, lho, untuk pekerja introvert.

Mengapa begitu? Sebab, enggak seperti jenis pekerjaan lainnya, programmer bisa menyelesaikan pekerjaan mereka dari rumah atau WFH.

Karena bekerja di depan layar komputer saja dan tidak begitu banyak berinteraksi dengan orang lain, pekerjaan ini bisa mendorong orang dengan kepribadian introvert untuk jadi seseorang yang lebih produktif serta inovatif.

Pekerjaan introvert satu ini juga tidak mengharuskan untuk sering berinteraksi dengan rekan kerja. Deskripsi pekerjaan mereka juga umumnya sudah tersedia dalam brief harian yang singkat.

Admin

Pekerjaan yang cocok untuk orang introvert selanjutnya adalah admin. Mengapa bisa cocok? karena pekerjaan seorang admin akan lebih gampang buat dikerjakan tanpa bantuan orang lain. Pekerjaan yang menyangkut administrasi akan lebih cepat selesai kalau dikerjakan oleh satu orang saja.

Baca Juga: Sekadar Mengingatkan, Pekerjaan Bukan Satu-satunya Identitasmu

Maka dari itu, pekerjaan admin dirasa sangat pas buat orang dengan kepribadian introvert.

Data Analyst

Seorang ilmuwan, pebisnis atau bahkan pemerintah saat melakukan riset, mereka perlu bantuan seorang data analyst buat membantu menganalisis sumber dan menyiapkan rencana pengkajian.

Nah, pekerjaan ini sangat cocok buat para introvert yang suka mengkaji hal baru dan memiliki latar belakang penelitian yang kuat.

Bidang pekerjaan ini juga mengutamakan metode kerja mandiri atau dalam sebuah grup kecil. Hal ini diterapkan, supaya meredam perbedaan opini yang berlebihan.

Data analyst pun umumnya mampu menyelesaikan tugas mereka secara mandiri tanpa perlu diawasi secara ketat dari atasan.

Hal ini merupakan keuntungan buat para introvert yang umumnya memilih keadaan lingkungan yang tidak kaku untuk menunjukkan kemampuannya secara maksimal.

Video Editor

Seorang video editor setiap harinya lebih dekat dengan komponen non-fisik seperti tulisan, gambar, serta special effects. Mereka juga dituntut untuk berpikir lebih kreatif.

Baca Juga: Ketika Pekerjaan yang Kita Impikan Tak Sesuai dengan Harapan

Buat kamu yang merasa introvert serta kreatif, video editor merupakan profesi yang pas. Pasalnya, pekerjaan ini tidak begitu banyak berinteraksi dengan orang lain dan butuh ketenangan.

Dikutip dari id.indeed.com, di Indonesia, rata-rata gaji seorang video editor bisa mencapai 65 juta rupiah per tahun, dan bila di kota besar seperti Jakarta, gajinya bisa sampai 74 juta per tahun.

Fotografer Profesional

Pekerjaan ini juga dirasa sangat cocok buat para introvert yang punya pemikiran kreatif. Fotografer profesional umumnya cuma mengarahkan atau memberi ide gaya untuk para model, supaya menghasilkan foto yang bagus. Tidak ada percakapan panjang lebar untuk menjelaskan.

Mungkin tidak cuma si fotografernya saja, tetapi si modelnya pun tidak membutuhkan banyak interaksi dengan orang lain.

Orang Introvert Cocok Menjadi Penulis atau Editor

Seorang penulis atau editor akan lebih banyak bekerja sendiri dalam menyelesaikan setiap pekerjaanya. Misalnya saat melakukan riset atau mencari informasi, menulis, dan mengedit tulisan orang lain.

Kedua profesi ini memungkinkan untuk membuat jadwal bekerja sendiri, selama bisa memenuhi deadline. Menjadi penulis atau editor bisa bekerja dimana saja.

Baca Juga: 10 Tips Buat Kamu yang Baru Lulus dan Mau Lamar Kerja

Orang yang suka menulis, punya pemikiran kreatif, suka sekali dengan detail, dan mampu bekerja dengan minim pengawasan dapat berkembang dengan pesat di bidang ini.

Akuntan

Seorang akuntan setiap harinya bekerja dekat dengan angka serta rumus, sudah pasti mereka butuh ruangan yang tenang supaya bisa fokus menyelesaikan pekerjaan mereka. Kalau ruangan kerja mereka tidak kondusif, pastinya akan membuat mereka hilang konsentrasi.

Ini akan jadi kesempatan emas buat kamu para introvert yang hebat dalam bidang akuntansi. Selain dapat bekerja dalam ruangan yang tenang, sendirian, kamu akan merasa lebih nyaman karena tidak akan banyak berkomunikasi dengan orang lain atau rekan kerja.

Social Media Specialist Pekerjaan buat Para Introvert yang Sekarang Banyak Dicari

Menjadi social media specialist merupakan salah satu pekerjaan yang cocok buat para introvert. Meski terdengar paradoks, para social media specialist ini tidak harus “menjadi sosial”

Tugas mereka seperti ke strategi konten dalam setahun, tema konten, dan membuat iklan sosial media. Profesi ini akan menghabiskan banyak waktu mereka di depan layar laptop atau komputer.

Itulah beberapa contoh pekerjaan yang cocok buat para introvert, dan tidak menutup kemungkinan untuk peluang karier lain yang dapat disesuaikan serta dikembangkan.

Read More
Tips Latihan Interview Kerja

7 Tips Latihan ‘Interview’ Kerja demi Pikat HRD

Kamu sudah banyak melempar lamaran dan akhirnya mendapatkan panggilan interview dari human resource development (HRD)? Jangan langsung senang dulu. Agar lebih siap, tak tergagap ketika menghadapi HRD, kamu bisa latihan interview matang-matang. Persiapan ini juga termasuk menyusun antisipasi pertanyaan yang mungkin diberikan HRD. Apalagi mengingat, kebanyakan fresh graduate sering merasa grogi dalam menghadapi wawancara kerja, sehingga hasilnya tak maksimal.

Sebelum mulai berlatih interview, kamu perlu mengetahui fakta berikut. Ternyata recruiter lebih mementingkan kepribadian dibanding pengalaman kerja calon karyawan.

Baca Juga: Pentingnya Social Intelligence di Dunia Kerja dan Cara Meningkatkannya

Menurut topinterview.com, kepribadian pelamar kerja memberikan dampak yang sangat besar, diikuti dengan keterampilan dan pengalaman. Sebaliknya, pendidikan tidak memberikan pengaruh yang besar.

Dalam hal kepribadian, menurut catatan getsmarter.com, perusahaan cenderung membenci calon karyawan yang tidak jujur, tidak bisa diandalkan, arogan, dan punya pemikiran sempit.

Tips Latihan Interview Kerja Supaya Lancar Menghadapinya

  1. Paham Kelemahanmu

Dikutip dari avatarjo.co.uk, waktu latihan interview, kamu sadar apa saja kelemahanmu. Contohnya saat berbicara terdengar terbata-bata, terlalu lambat, atau cepat. Dari sana kamu bisa mulai memperbaikinya pelan-pelan.

  1. Buat Daftar Pertanyaan serta Jawabannya

Kamu bisa memulai mencari tahu contoh pertanyaan apa saja yang umum ditanyakan HRD tentang posisi yang kamu lamar.

Misalnya, kamu melamar posisi sebagai sales executive. Berarti kamu bisa mencoba mencari pertanyaan interview yang biasa ditanyakan untuk sales executive lewat internet.

Baca Juga: Sering Takut Sama Atasan Saat Pertama Kerja? Ini Tips untuk Atasi Masalahmu

Setelah punya beberapa contoh pertanyaan, kamu dapat membuat pertanyaan yang tepat.

Kamu tidak perlu sampai menghafal sama persis jawabannya, karena bisa membuang waktu kamu. Menurut thebalancecareers.com, kamu cukup mengingat poin-poin pentingnya saja.

  1. Rajin Berlatih

Tips selanjutnya yang tidak kalah penting adalah rajin berlatih sebelum melaksanakan interview kerja.

Kamu bisa meminta teman atau anggota keluarga kamu buat mencoba mewawancarai kamu. Di kesempatan itu kamu bisa melatih jawaban yang sebelumnya kamu sudah persiapkan.

Selain itu, kamu juga bisa melatih cara berbicara, gaya bahasa, serta body gesture. Kamu bisa memakai gerakan tangan waktu sedang menjawab pertanyaan.

Lakukan ini secara rutin supaya kamu bisa terbiasa dan siap dalam menghadapi interview nanti.

  1. Cari Tahu Proses Wawancara

Tips selanjutnya saat latihan untuk interview kerja adalah mencari tahu prosesnya. Seperti hal pertama yang harus dilakukan? Apakah kamu perlu bersalaman dengan HRD atau langsung duduk di depannya?

Hal-hal seperti ini perlu kamu ketahui lebih dalam. Apalagi kalau kamu merupakan fresh graduate yang belum pernah interview kerja sebelumnya.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

Kamu bisa bertanya kepada teman-teman kamu yang sebelumnya pernah interview atau yang sudah keterima kerja.

Bila kamu sudah mendapatkan gambarannya, kamu bisa mencoba mempraktikkannya nanti secara langsung dari awal sampai akhir prosesnya.

  1. Rekam Dirimu Waktu Berlatih

Kamu juga bisa merekam proses latihan interview kerja yang sudah kamu lakukan.

Kamu dapat merekamnya memakai ponsel, kamera laptop, atau bahkan kamera DSLR. Dari hasil rekaman tersebut, kamu bisa lihat langsung bagaimana cara kamu berbicara serta gerak tubuhmu. Kalau dirasa ada bagian yang kurang, kamu bisa langsung memperbaikinya.

  1. Melatih Bahasa Tubuh serta Gerak Bibir

Melatih bahasa tubuh saat latihan interview kerja merupakan salah satu tips yang harus kamu perhatikan.

Karena bahasa tubuh akan menunjukkan rasa percaya diri kamu. Kalau kamu kelihatan tidak nyaman serta kurang antusias, perekrut bisa melihat bahasa tubuhmu dengan detail.

Baca Juga: Masalah Kepercayaan Diri Masih Hantui Perempuan Pemimpin Bisnis

Oleh sebab itu, sangat penting melatih bahasa tubuhmu dengan baik. Saat suasana terasa tegang, usahakan atur bahasa tubuh, jangan sampai kamu terlihat gugup.

Selain itu, kamu perlu melatih gerak bibir dengan melakukan senam mulut. Hal ini dilakukan supaya artikulasi lancar waktu kamu sedang berbicara berhadapan dengan perekrut.

  1. Berlatih Jauh-jauh Hari

Tips terakhir dalam melaksanakan latihan interview kerja adalah berlatih dari jauh-jauh hari. Karena perekrut biasanya akan meminta berkas ataupun portofolio waktu interview nanti.

Makanya kalau kamu latihan waktunya terlalu berdekatan dengan jadwal interview, dikhawatirkan kamu malah lupa mempersiapkan berkas yang harus dibawa nanti.

Itu dia beberapa tips yang bisa kamu lakukan waktu melaksanakan latihan untuk interview kerja. Tetap semangat dalam menunggu jadwal interview-mu.

Terakhir, kamu harus selalu optimis bisa lolos ke tahap interview nantinya.

Read More
Pentingnya Kecerdasan Emosional dalam Dunia Kerja

Mengenal Kecerdasan Emosional yang Penting di Dunia Kerja

Kecerdasan emosional atau yang lebih dikenal sebagai EQ (emotional quotient) sekarang ini menjadi salah satu pertimbangan bagi perusahaan mencari karyawan. Seseorang yang punya kecerdasan emosional akan mampu mengenali dan mengerti emosi diri sendiri serta orang lain.

Kecerdasan emosional sangat bermanfaat bagi pekerja. Hal ini bisa membantu kita dalam membuat keputusan, dapat memecahkan sebuah masalah, dan berkomunikasi dengan teman atau rekan kerja

Lalu, bagaimana kecerdasan emosional di tempat kerja dapat memberikan pengaruh untuk karier kamu kedepannya? Simak ulasannya di bawah ini.

Kenapa Kecerdasan Emosional Sangat Penting di Tempat Kerja?

Kalau seseorang punya EQ yang tinggi, berarti orang tersebut bisa mengenali dan mengontrol emosi seperti saat ia sedang frustrasi atau sedih. Dan ternyata, kemampuan ini bisa kita latih.

Baca Juga: Apa itu ‘Life Skill’ dan Bagaimana Cara Mengembangkannya?

Dikutip dari Verywell Mind, dalam sebuah survei terhadap beberapa perekrut pekerja dinyatakan, hampir 75 persen responden memperlihatkan bahwa mereka lebih mengutamakan EQ daripada IQ dari calon karyawan. Hal ini menunjukan bahwa EQ dinilai lebih penting dalam merekrut karyawan daripada kemampuan teknis mereka.

Berikut alasan pentingnya kecerdasan emosional di tempat kerja.

Membuat karyawan dapat bekerja di bawah tekanan

Sudah sedikit dijelaskan di atas, salah satu ciri seseorang yang mempunyai EQ tinggi adalah mereka dapat memahami apa yang sedang mereka rasakan dan mengaturnya.

Hal ini dapat menjadi sangat berguna bagi karyawan saat mereka bekerja di bawah tekanan. Mereka tidak membiarkan rasa stres atau sedih karena hal di luar pekerjaan memengaruhi kehidupan profesionalnya.

Orang dengan kecerdasan emosional tinggi mampu memisahkan mana yang jadi urusan pribadi dan urusan pekerjaan kantor, dan bisa mengatur perasaannya dengan baik.

Seseorang dengan kecerdasan emosional bisa menjadi pemimpin yang baik

Menurut Harvard Business Review, EQ menjadi salah satu kunci seseorang bisa menjadi pemimpin yang baik.

Baca Juga: 4 Cara Hadapi ‘Mansplaining’ dan Interupsi dari Rekan Kerja

Sebagai pemimpin, seseorang harus bisa mengatur, mengarahkan, dan didengarkan banyak orang.

Seseorang yang punya kecerdasan emosional tinggi bisa melakukan itu semua secara lebih efektif. Pasalnya, mereka bisa menjadi pendengar yang baik, dapat berempati, dan mencari solusi dari permasalahan dengan kepala dingin.

Meskipun begitu, keterampilan serta kemampuan teknis tetap menjadi aspek penting lain yang perlu diperhatikan untuk bisa menjadi pemimpin.

Mampu menemukan solusi dengan cepat

Mempunyai kecerdasan emosional di dunia kerja juga penting karena hal itu membantu kita memecahkan masalah. Waktu mendapati masalah, orang dengan kecerdasan emosional tinggi akan lebih cepat mendapatkan solusi. Pasalnya, mereka umumnya mempunyai kemampuan problem solving yang baik.

Waktu mereka mendapati masalah kecil ataupun besar, mereka bisa menyelesaikannya dengan tenang.

Hal ini disebabkan mereka bisa mengontrol diri serta pikiran dengan baik, sehingga tidak membiarkan perasaan seperti marah atau sedih memengaruhi proses pencarian solusi.

Mereka tidak berarti menjadi orang yang suka memendam perasaan dan meledak di saat yang tidak menentu. Akan tetapi, orang dengan EQ tinggi tetap dapat mengekspresikan perasaannya pada waktu dan tempat tertentu.

Membantu karyawan untuk bekerja dalam tim dengan baik

Bila kamu mempunyai kecerdasan emosional tinggi, kamu akan mudah bekerja sama dengan orang lain.

Orang dengan EQ tinggi akan gampang menghadapi perubahan dan beradaptasi, serta tidak lupa juga mengatur emosi.

Dengan begitu, mereka enggak akan menjadi beban untuk tim bisa berkembang.

Mampu menjadi pendengar yang baik

Salah satu karakter yang dimiliki seseorang dengan kecerdasan emosional tinggi adalah mereka lebih gampang buat berempati.

Nah, karakter ini sangat penting buat dimiliki di dunia kerja, dan hal tersebut bisa diasah dengan cara berlatih menjadi pendengar yang baik.

Dikutip dari Mindful, salah satu ciri dari pendengar yang baik adalah mereka biasanya menanyakan apa yang ada di pikiran orang lain, benar-benar mendengarkan, dan merespons orang tersebut sesuai porsinya.

Saat ada orang lain yang berbicara, pendengar yang baik enggak akan langsung memotong dan mengeluarkan pendapatnya begitu saja. Mereka akan sabar menunggu gilirannya untuk berbicara.

Pasti kamu sendiri merasa tidak senang kan, jika kamu belum selesai berbicara, namun rekan kerja atau atasan tiba-tiba memotong begitu saja?

Ciri seseorang dengan kecerdasan emosional, ia dapat menerima kritikan dari orang lain

Salah satu ciri seseorang dengan EQ tinggi adalah punya self-awareness yang tinggi.

Dengan begitu, mereka sangat paham dengan kelemahan dan kelebihan yang ada dirinya, dan bagaimana cara memanfaatkan kelebihannya itu.

Ketika mendapatkan sebuah kritikan, mereka akan mendengarkannya, lalu mereka akan melihat langsung ke diri sendiri, dan akan menerima kritik tersebut dengan baik, bukan malah menyalahkan orang lain.

Mereka enggak merasa bahwa sebuah kritik merupakan serangan, tetapi melihatnya sebagai sebuah dorongan untuk bisa memperbaiki diri.

Nah, itu dia penjelasan mengenai mengapa kecerdasan emosional sangat penting di dunia kerja.

Jika kamu ingin bisa sukses dalam berkarier, kamu bisa mulai meningkatkan soft-skill yang satu ini dengan mulai mengatur emosi dan lebih mengenal diri sendiri.

Read More
social intelligence di dunia kerja

Pentingnya Social Intelligence di Dunia Kerja dan Cara Meningkatkannya

Semua orang yang bekerja di suatu perusahaan pasti ingin punya hubungan yang baik dengan rekan kerja. Nah, supaya kamu bisa memiliki hubungan baik tersebut kamu harus punya yang namanya kecerdasan sosial atau social intelligence.

Jika kamu punya kecerdasan sosial, kamu akan bisa merasakan perasaan orang lain. Karena itu, orang-orang yang punya social intelligence akan lebih gampang menjalin hubungan baik dengan rekan kerja atau atasan.

Enggak cuma itu, ada segudang manfaat lain yang bisa diperoleh kalau kamu punya kemampuan ini. Salah satunya adalah kamu bisa jadi lebih percaya diri saat masuk  lingkungan kerja baru.

Baca Juga: 7 Self Reward yang Baik untuk Diri Sendiri Tanpa Biaya Mahal

Penasaran dan ingin tahu apa sih yang dimaksud dengan social intelligence? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.

Apa Itu Social Intelligence atau Kecerdasan Sosial?

Dikutip dari IntelligentChange, social intelligence adalah kemampuan untuk mengamati, memahami, dan mengelola emosi dalam berbagai konteks sosial. Saat seseorang dapat mengelola emosi dengan baik, ia bisa jadi lebih bijak dalam berhubungan dengan orang lain.

Menurut Daniel Goleman, penulis buku Emotional Intelligence and Social Intelligence: The New Science of Human Relationships, kecerdasan sosial tidak dimiliki sejak lahir. Kecerdasan bisa terbentuk lewat beberapa kondisi seperti pendidikan, hubungan keluarga, lingkungan dan sebagainya. 

Baca Juga: Apa itu ‘Life Skill’ dan Bagaimana Cara Mengembangkannya?

Social intelligence bisa dipelajari oleh siapa pun. Biasanya, kemampuan ini bisa berkembang lewat pengalaman meraih keberhasilan atau kegagalan dalam lingkungan sosial.

Ciri Seseorang Memiliki Social Intelligence

Dikutip dari Psychology Today, berikut ini beberapa ciri seseorang memiliki social intelligence.

Paham tentang norma-norma sosial

Salah satu ciri seseorang yang cerdas secara sosial adalah mereka paham tentang norma-norma sosial sehingga mereka dapat menempatkan diri dengan baik.

Mereka sangat paham cara berinteraksi dan selalu bersikap bijaksana saat bersama orang lain.

Mahir dalam berkomunikasi secara verbal

Seseorang yang punya kecerdasan sosial akan mahir berkomunikasi secara verbal atau punya kemampuan percakapan yang sangat baik.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

Ia bisa melakukan percakapan dalam berbagai macam situasi. Namun, perkataan yang ia lontarkan tidak cuma basa-basi saja.

Mereka juga sangat bijaksana dalam mengeluarkan kata-kata yang dikeluarkan dari mulutnya karena mereka sangat bisa memahami perasaan orang lain yang mereka ajak berbicara.

Orang yang memiliki social intelligence mampu menjadi pendengar yang baik

Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kelebihan yang dipunyai seseorang dengan kecerdasan sosial yang baik.

Enggak cuma mahir berkomunikasi secara verbal, mereka pun bisa jadi pendengar yang baik. Mereka akan selalu mendengarkan dan memperhatikan apa yang diucapkan oleh lawan bicaranya.

Bisa memahami emosi orang lain

Ciri lain orang yang punya kecerdasan sosial adalah sering mengamati orang-orang di sekitarnya. Karena itu, mereka lebih gampang dalam memahami situasi orang lain.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

Enggak cuma orang yang punya kecerdasan emosional, seseorang yang punya social intelligence juga lebih gampang dalam memahami emosi orang lain.

Itulah mengapa ketika kamu mempunyai kecerdasan emosional sekaligus social intelligence kamu akan gampang berteman dan menjaga hubungan dengan siapa pun.

Orang dengan social intelligence tidak suka berdebat

Orang dengan social intelligence juga sangat paham bahwa berdebat atau menyudutkan orang lain bukanlah solusi. Mereka bukan orang yang akan langsung menolak ide dari orang lain. Justru, mereka akan mencoba mendengarkan dengan pikiran terbuka meski ada ketidaksetujuan secara pribadi.

Cara Meningkatkan Social Intelligence

Kalau kamu ingin mengembangkan kemampuan yang satu ini, kamu dapat mencoba beberapa tips yang dikutip dari VerywellMind berikut ini.

Selalu perhatikan sekitar

Seseorang dengan kecerdasan sosial yang tinggi akan selalu memperhatikan hal-hal yang ada di sekelilingnya. Mereka memperhatikan dengan detail bagaimana orang-orang di sekitarnya waktu sedang berinteraksi.

Dengan begitu mereka akan lebih gampang buat berkomunikasi dan menentukan sikap kepada orang yang ada di sekelilingnya.

Tingkatkan kecerdasan emosionalmu

Social intelligence serta kecerdasan emosional memang berhubungan. Namun, kecerdasan emosional lebih tentang bagaimana seseorang bisa mengatur emosinya sendiri dan punya empati kepada orang lain.

Nah, kalau kecerdasan emosionalmu sudah baik, pastinya akan jadi lebih gampang bagi kamu untuk mengendalikan emosi negatif waktu berinteraksi di lingkungan sosial.

Menghargai perbedaan budaya

Perbedaan budaya bukanlah suatu hal yang perlu dihindari, malah semestinya kita hargai. Tiap orang dengan berbagai latar budaya punya keunikan tersendiri, dan hal itu bisa kita pelajari.

Dengan menghargai budaya orang lain, kamu akan lebih gampang buat memahami karakteristik dan kebiasaan yang sering orang lain lakukan.

Belajar active listening

Active listening juga merupakan suatu hal yang enggak bisa dipisahkan dari social intelligence. Jadi, kalau kamu ingin menaikan kemampuan yang satu ini, maka kamu harus mampu melakukan active listening.

Salah satu cara untuk menaikkan kemampuan active listening-mu adalah dengan selalu memperhatikan baik-baik apa yang dibicarakan oleh lawan bicara.

Baca Juga: Cara Menemukan Karier yang Tepat untuk Para Fresh Graduate

Selain itu, cobalah untuk tidak menyela lawan bicaramu waktu ia sedang berbicara.

Saat kamu melakukan hal tersebut, pasti akan lebih gampang buat kamu memahami infomasi yang sedang disampaikan oleh lawan bicaramu.

Hargai orang-orang yang ada di sekitarmu

Salah satu cara paling gampang untuk meningkatkan social intelligence adalah dengan selalu menghargai orang-orang yang ada di sekitar kamu.

Kamu bisa memulainya dengan berlatih cara berkomunikasi yang efektif lewat orang terdekatmu terlebih dahulu. Jika kamu berhasil menjaga hubungan dengan orang terdekat, tentu kamu enggak akan kesusahan buat menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Read More
Self Reward yang Baik untuk Diri Sendiri Tanpa Biaya Mahal

7 Self Reward yang Baik untuk Diri Sendiri Tanpa Biaya Mahal

Setelah sekian lama dan bersusah payah melakukan suatu pekerjaan, kita tentu senang bila mendapat apresiasi dari orang lain. Sikap menghargai yang ditujukan orang lain itu seperti angin segar yang pada akhirnya bisa memompa semangat kita untuk kemudian kembali mengerjakan berbagai hal lainnya. Namun, kita perlu ingat bahwa bukan hanya orang lain yang bisa menghargai diri kita. Kita pun bisa, bahkan perlu melakukannya, salah satunya dengan memberi self reward.

Self reward adalah bentuk penghargaan kepada diri sendiri atas usaha yang dilakukan dan ini wajar dilakukan. Bukan berarti dalam melakukannya kita jadi berlebihan memanjakan diri sampai lupa batasan kemampuan finansial dan melupakan tanggung jawab di depan. Kita perlu melakukan ini sewajarnya, yang terpenting adalah tujuan utamanya tercapai: Menyegarkan pikiran kembali supaya tidak stres.

Banyak orang berpikir bahwa melakukan self reward itu sama dengan berfoya-foya sepuas hati. Padahal, self reward yang baik tidak mesti boros, lho. Nah, berikut ini beberapa contoh self reward murah meriah yang bisa kamu pilih.

1. Bermain Game

Jika kamu sudah merasa lelah dan penat dengan kerjaan, kamu bisa menghadiahi diri sendiri dengan memainkan game kesukaan kamu.

Sekarang ini, bermain game tidak perlu memakai console atau lewat PC. Kamu tinggal nyalakan smartphone dan kamu bisa langsung bermain game.

Baca Juga: Sering Takut Sama Atasan Saat Pertama Kerja? Ini Tips untuk Atasi Masalahmu

Main game bisa membuat kamu jadi lebih santai dan bisa melupakan pekerjaanmu sejenak. Selain itu, menurut WebMD, teryata bermain game bisa membuat otak kita tetap aktif untuk berpikir, melatih fokus, dan menganalisis dengan cepat.

Alhasil, kamu bisa menjadi lebih fokus serta produktif dalam bekerja nantinya. Namun, kamu tetap perlu ingat batasan waktu dalam bermain game, ya. Untuk game yang berbayar, jangan sampai kamu “kalap” mengeluarkan uang untuk mendapat berbagai fitur premium dalam game kesukaanmu. Selain itu, kamu juga perlu menghindari bela-belain begadang main game semalaman, sehingga besoknya malah jadi sangat lelah untuk lanjut bekerja.

2. Mengambil Cuti

Banyak orang bilang kalau cuti itu bagusnya dipakai buat liburan ke tempat jauh saja. Namun, sebenarnya, kita bisa mengambil cuti dan mengisinya dengan bersantai di rumah. 

Sebisa mungkin kamu jangan memikirkan pekerjaan selama cuti. Jangan lupa matikan laptop dan notifikasi handphone yang berhubungan dengan pekerjaan. Kamu bisa memilih melakukan hal yang kamu senangi selama berlibur di rumah, misalnya melakukan hobi yang sempat lama terabaikan karena terlalu sibuk bekerja.

3. Tidur Siang Salah Satu Contoh Self Reward yang Murah

Meski terkesan remeh, tidur siang bisa menjadi opsi self reward yang baik untuk kamu ambil, lho. Selain bisa mengembalikan energi yang sudah terkuras setelah bekerja, tidur siang juga mampu mengembalikan semangat kerjamu, bahkan bila kamu melakukannya selama 15-30 menit saja. Dalam artikel VeryWell Mind dikatakan, tidur siang selama 20 menit bisa membuat tubuh dan pikiranmu lebih segar dibanding meminum secangkir kopi.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

Sementara, menurut Psychology Today, tidur siang di sela-sela bekerja membawa berbagai dampak positif buat kamu. Di antaranya:

  • menurunkan stres
  • meningkatkan kreativitas dan memancing cara berpikir baru
  • meningkatkan performa dalam bekerja
  • menaikkan konsentrasi kerja
  • meningkatkan daya ingat
  • menjaga kesehatan tubuh

4. Ngobrol dengan Orang Rumah

Apakah selama work from home (WFH) kamu jadi jarang ngobrol dengan orang rumah? Coba kamu tinggalkan laptop sejenak, lalu keluar dari kamar hanya untuk ngobrol sebentar dengan orang-orang di rumah atau kos kamu. Mungkin selama ini mereka juga mau mengajak ngobrol kamu, tetapi karena kamu terlihat sibuk, mereka jadi mengurungkan niatnya.

Dengan mengobrol, kita bisa lepas sebentar dari rutinitas harian dan mengejar kabar terbaru terkait kehidupan orang-orang sekitar kita. Hal ini baik untukmu, tak hanya sebagai penyegar pikiran, tetapi juga untuk menjaga relasimu dengan mereka.

5. Bermain dengan Hewan Piaraan

Kalau kamu di rumah punya peliharaan seperti anjing atau kucing, ajaklah mereka bermain sejenak.

Bermain dengan hewan peliharaan dapat membantu menaikkan hormon bahagia dan mengurangi stres. Menurut Help Guide, bermain dengan hewan peliharaan bisa menurunkan tekanan darah saat kamu sedang stres.

Baca Juga: 10 Tips Buat Kamu yang Baru Lulus dan Mau Lamar Kerja

Kalau kamu tidak punya hewan peliharaan, kamu bisa mencoba menonton di YouTube video-video binatang dengan tingkah laku mereka yang lucu. Menurut NBC News, menonton video hewan peliharaan seperti kucing sangat bermanfaat buat kesehatan mental kamu, loh.

6. Keluar Rumah dapat Jadi Self Reward Kamu Saat WFH

Selama WFH ini, coba deh kamu hitung berapa kali kamu keluar rumah untuk sekadar mencari udara segar?

Jika cuaca sedang cerah, kamu bisa keluar kamar atau rumah untuk mencari udara segar dan merilekskan pikiran. Boleh juga kamu manfaatkan waktu tersebut untuk berolahraga ringan seperti jogging keliling kompleks sambil mengajak hewan peliharaan kamu jalan-jalan.

Baca Juga: Kerja Jarak Jauh Kian Populer, Tapi Potensi Stres Saat Melakukannya Juga Besar

Jalan kaki atau jogging bisa jadi pilihan self reward tanpa perlu mengeluarkan biaya, dan ini bisa membantu meningkatkan mood kamu. Manfaat lainnya, tubuh kamu tentu saja menjadi lebih sehat dan ototmu tak begitu kaku lagi setelah berjam-jam duduk di depan laptop.

7. Nonton Serial Favorit Menjadi Pilihan Self Reward yang Baik

Setelah menyelesaikan pekerjaan, menyediakan waktu sebentar untuk nonton drama Korea atau film favorit tentu tidak ada salahnya. Carilah tontonan yang genre-nya ringan buat menyegarkan pikiranmu.

Dengan menonton serial favorit, kita bisa “menghilang” sejenak dari rutinitas kantor yang membuat kita jenuh. Namun, sama seperti bermain game, kamu tetap perlu ingat ya, untuk tidak kebablasan binge watching sampai lupa makan, mandi, atau bersiap-siap untuk bekerja esok harinya.  

Ada banyak cara buat memberikan self reward yang baik atas kerja kerasmu, termasuk dengan hal-hal simpel tadi yang bisa membahagiakan dirimu sendiri tanpa mengeluarkan biaya mahal.

Read More
perasaan languishing

Perasaan Languishing yang Banyak Terjadi Karena WFH

Selama pembatasan kegiatan luar rumah dalam masa pandemi Covid-19 diberlakukan, pernah enggak kamu merasa jenuh dan tidak semangat melakukan apa pun? Perasaan yang sedang kamu alami ini mungkin saja termasuk languishing.

Istilah ini sebetulnya bukan istilah mendis. Languishing merupakan istilah populer dalam psikologi untuk menggambarkan beberapa emosi negatif yang mungkin kamu alami dan masih susah untuk kamu jelaskan.

Berikut ini beberapa hal tentang languishing yang sudah kami rangkum dari berbagai sumber yang perlu kamu ketahui. 

Apa Itu Perasaan Languishing?

Dikutip dari Jstor, istilah languishing pertama kali diperkenalkan oleh sosiolog Corey Keyes sebagai antitesis dari flourishing (berkembang). Hal ini sering dideskripsikan sebagai perasaan cemas, tidak tenang, jenuh bekerja, dan hal-hal yang umumnya membuat kita tak bahagia.

Baca Juga: Sering Takut Sama Atasan Saat Pertama Kerja? Ini Tips untuk Atasi Masalahmu

Perlu dicatat bahwa languishing tidak sama dengan gangguan kecemasan atau depresi. Languishing lebih merujuk kepada rangkaian emosi, bukan termasuk penyakit mental. Akan tetapi, mereka yang pernah mengalami depresi atau gangguan kecemasan akan lebih gampang terserang languishing.

Gejala yang Muncul Jika Kamu Mengalami Languishing

Gejala languishing yang dialami akan berbeda-beda pada tiap orang. Ada orang yang merasa kalau ia susah untu fokus pada pekerjaan dan perlu waktu agak lama untuk menyelesaikannya. Sementara, ada juga orang yang merasa tidak semangat dalam melakukan pekerjaan apa pun.

Perasaan languishing ini dapat memengaruhi emosi, cara kamu membuat keputusan, dan  kepada diri sendiri dan orang lain di lingkunganmu.

Baca Juga: 10 Tips Buat Kamu yang Baru Lulus dan Mau Lamar Kerja

Berikut ini beberapa gejala yang muncul bila seseorang terkena languishing.

  • Gelisah, namun tidak sampai cemas dan gugup
  • Merasa tidak punya semangat dalam melakukan berbagai hal
  • Tidak merasa sedih, namun tidak juga merasa bahagia
  • Merasa kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan, dan butuh waktu lebih banyak untuk menyelesaikannya
  • Merasa asing dengan kehidupan, kegiatan, serta lingkungan sekitarnya
  • Kehilangan hasrat pada hobi serta passion
  • Merasa hidup membosankan dan tidak jarang merasa kehilangan tujuan hidup
  • Merasa sangat lelah dan enggak tertarik pada hal apa pun

Cara Mengatasi Perasaan Languishing

Kalau kamu biarkan perasaan languishing terus berlanjut, tentu nantinya hal itu bisa menggangu produktivitas kerjamu sehingga ini mempengaruhi karier kamu ke depannya.

Bahkan, efek yang lebih parahnya bisa mempengaruhi kesehatan mental kamu nantinya. Maka itu, kamu harus cepat-cepat deh, mengatasinya supaya tidak memburuk.

Berikut ini beberapa tips menghilangkan perasaan languishing dengan memprioritaskan diri kamu.

1. Ganti suasana kerja

Suasana kerja ternyata bisa memberikan pengaruh kepada mood kamu dalam bekerja. Buktinya, lingkungan kerja sering jadi faktor seseorang bertahan atau resign dari perusahaan.

Jika kantor kamu sekarang masih menerapkan WFH, kamu perlu memikirkan untuk memisahkan ruang kerja dengan ruangan untuk kamu beristirahat.

Kamu juga bisa mencoba suasana kerja baru, mulai dari hal simpel saja. Contohnya, kamu bisa mengganti warna dinding di ruang kerja atau menambahkan dekorasi. Bisa juga sesekali kamu pergi ke kafe untuk mencari suasana baru dalam bekerja.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

2. Ambil cuti

Merasa bosan dan susah untuk fokus pasti sangat berpengaruh pada pekerjaan kamu. Karena itu jika memungkinkan, ambillah cuti beberapa hari.

Memang, sih, beberapa orang merasa sayang buat menghabiskan cuti di masa pandemi seperti sekarang ini karena kegiatan di tempat jauh juga masih dibatasi. Namun, cuti sangat berguna untuk kesehatan mental.

Waktu cuti bisa dipakai untuk bersantai di rumah dan melakukan sesuatu hal yang tidak sempat kamu lakukan saat sedang bekerja. Perlu digarisbawahi, cuti enggak selalu harus traveling.

Esensinya, kamu bisa melupakan sejenak pekerjaan sehari-hari dan mengisinya waktunya dengan hal-hal yang kamu senangi.

Memasak, menonton tv, atau melakukan hobi yang kamu senangi bisa jadi opsi buat menyegarkan pikiran.

3. Belajar hal baru

Ternyata saat kita belajar hal baru, akan ada pengaruh positif buat otak yang muncul, sekaligus membuat kita jadi lebih fokus.

Tantangan baru bisa bikin kamu jadi lebih bersemangat. Apalagi, di masa pandemi ini banyak kursus-kursus online yang dibuka, baik yang berbayar maupun gratis.

4. Membuat jurnal mengurangi perasaan languishing

Menulis dalam jurnal atau buku harian memang bermanfaat buat kesehatan mental, termasuk untuk mengatasi perasaan languishing.

Baca Juga: 11 Akibat Buruk Terlalu Percaya Diri di Tempat Kerja

Menulis jurnal bisa menolongmu mengeluarkan emosi serta isi pikiranmu. Ini juga dapat menjadi salah satu cara untuk mencatat segala hal positif yang terjadi sehari-hari. Dengan begitu, diharapkan kamu bisa lebih berpikir positif.

5. Jangan mengasingkan diri dari lingkungan

Waktu mengalami perasaan languishing, keinginan buat menarik diri dari segala bentuk hubungan sosial sangat besar.

Namun, tetap berhubungan dengan sahabat serta keluarga dapat menjadi cara tepat untuk membantu kamu tetap merasa terhubung.

Ini juga bisa membuat kamu merasa didukung oleh mereka. Pastinya, ini sangat bagus buat kesehatan mental kamu.

6. Terapi dengan profesional

Bila kamu sudah melakukan berbagai cara, namun perasaan languishing tidak juga hilang, pergi ke terapis profesional adalah jawaban paling tepat.

Kamu bisa konsultasi ke psikolog. Mereka pasti dapat membantu kamu menggali apa yang kamu rasakan dan menemukan solusinya.

Baca Juga: Bertanya pada Bos Saat ‘Performance Review’, Kenapa Tidak?

Dikutip dari Hopkins Guide, menurut Magavi, seorang psikiater dari Johns Hopkins Medicine, menjelaskan bahwa metode cognitive behavioral therapy dalam konseling psikologi bisa membantu seseorang untuk berpikir positif.

Dalam situasi normal saja, perasaan languishing sering menyerang beberapa orang. Apalagi kalau mereka ternyata punya riwayat masalah mental.

Makanya, enggak heran di masa pandemi seperti sekarang, perasaan ini juga banyak muncul. Mengetahui bahwa kamu kamu tidak sendirian dan ada beragam solusi yang bisa diaplikasikan seperti disampaikan di atas tadi, pastinya akan memuat kamu jadi lebih baik.

Read More
akibat buruk terlalu percaya diri

11 Akibat Buruk Terlalu Percaya Diri di Tempat Kerja

Dalam situasi apa pun, khususnya di dunia kerja, memiliki rasa percaya diri merupakan suatu hal yang positif. Banyak orang berpendapat bahwa untuk bisa sukses, kita harus bisa percaya pada diri kita sendiri. Namun, bagaimana jadinya kalau kita terlalu percaya diri? Akankah ini menimbulkan banyak hal positif, atau sebaliknya?

Di kebanyakan kasus, mengetahui kemampuan serta berani mengambil risiko merupakan kualitas diri yang mengagumkan. Namun, saat rasa percaya diri yang dimiliki malah membuat seseorang tersebut jadi tidak fleksibel, tidak mau untuk mencoba sesuatu yang baru, dan malah cenderung mengambil keputusan yang tergesa-gesa, tentu saja itu bisa merusak hal-hal yang sudah dia raih.

Tidak cuma itu, sifat ini bisa membahayakan kariermu kedepannya. Berikut ini dampak buruk dari sifat terlalu percaya diri yang sudah dirangkum dari berbagai sumber.

Dampak Terlalu Percaya Diri

Dikutip dari Corporate Finance Institute, sikap terlalu percaya diri atau overconfidence datang waktu seseorang merasa dirinya jauh lebih baik dibanding kenyataan. Ini dapat membuat kamu jadi kurang tepat dalam menganalisis dan tidak hati-hati waktu mengambil keputusan.

Baca Juga: Kehilangan Motivasi Kerja, Penyebab dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Menurut Halodoc, percaya diri berlebihan juga dapat membuat seseorang merasa putus asa karena tidak sanggup menjalankan pekerjaannya lagi. Ini disebabkan karena mereka sering mengiyakan atau mengambil pekerjaan apa pun meski faktanya mereka belum punya keterampilan yang mumpuni. Bukan hanya itu, orang yang punya rasa percaya diri berlebih terkadang mengasingkan rekan kerja mereka sehingga kerap dikira sombong.

Berikut ini beberapa dampak atau akibat yang bisa terjadi karena terlalu percaya diri di pekerjaan.

1. Terlalu percaya diri bisa menimbulkan kecelakaan kerja

Terlalu percaya diri menurut Small Business bisa menyebabkan kecelakaan kerja. Ini disebabkan orang yang merasa punya kepercayaan diri berlebihan menganggap dirinya tidak akan melakukan kesalahan.

Contohnya, sebagian pekerja tambang yang tidak mau memakai pelengkapan safety seperti helm kerja sesuai peraturan karena merasa sudah biasa melakukan pekerjaan tersebut.

Nah, hal ini dapat membuat mereka jadi lebih lalai dalam mematuhi peraturan. Bahkan, hal ini tidak cuma membahayakan diri mereka sendiri, tetapi orang-orang di sekitar.

2. Produktivitas menurun

Akibat percaya diri berlebih, produktivitas kerja seseorang dapat menurun. Tidak cuma terjadi pada orang tersebut, dampak buruk ini bisa merembet ke divisi di mana ia berada.

Baca Juga: 5 Karakter Pemimpin Perempuan dengan Tipe Maskulin di Sinema

Overconfidence ini bisa menciptakan konflik seperti adu argumen, yang ujung-ujungnya membuat suasana canggung atau drama di tempat kerja. Ini yang akhirnya berpengaruh pada produktivitas kerja.

3. Menciptakan konflik

Terlalu percaya diri juga bisa membuat seseorang jadi terlihat arogan. Biasanya, ini lebih sering dirasakan oleh orang yang bekerja sama dengannya.

Orang yang overconfidence punya kebiasaan untuk omong besar, tidak peduli, dan suka meremehkan orang lain. Hal ini semakin memungkinkan terjadinya konflik dan membuat lingkungan kerja toksik.

4. Terlalu percaya diri bisa membuat kualitas kerja menurun

Orang yang terlalu percaya diri biasanya teramat yakin kalau hasil pekerjaannya akan sempurna. Kepercayaan diri seperti ini tentu tidak jelek kalau diimbangi dengan kenyataan yang sesuai.

Akan tetapi, hal ini akan berubah jadi masalah ketika kualitas pekerjaannya buruk.

Keyakinan bahwa mereka enggak melakukan kesalahan membuat orang yang terlalu percaya diri susah mendengarkan masukan atau kritik yang membangun. Hal ini dapat berdampak pada kinerja perusahaan secara menyeluruh.

5. Orang yang terlalu percaya diri suka menyalahkan orang lain

Sudah dijelaskan di atas, mereka yang punya kepercayaan diri berlebih amat yakin dirinya tidak pernah salah sekalipun bukti-bukti mengatakan sebaliknya.

Baca Juga: Tanda Kamu Tidak Suka Pekerjaanmu dan Apa yang Harus Kamu Lakukan

Jadi, mereka akan selalu mencari alasan dan menyalahkan orang lain. Manajemen perusahaan harus bisa bersikap tegas untuk bisa menanggulangi permasalahan ini.

6. Tidak menghargai orang lain

Kerja sama tim yang baik pastinya butuh yang namanya sikap saling menghargai. Orang yang punya kepercayaan diri berlebih sering kali merasa semua keberhasilan di kantor disebabkan oleh usahanya sendiri dan tidak ragu menerima pujian atas pekerjaan rekan kerjanya.

Akhirnya, hal ini bisa membuatnya jadi sosok yang sering melupakan kinerja orang lain. Kalau orang tersebut berada di posisi yang lebih tinggi, tentu ini membuat anggota tim merasa sia-sia dan tidak diapresiasi.

7. Merendahkan orang lain

Menurut The Muse, orang yang terlalu percaya diri akan sering merendahkan orang lain, apalagi kalau orang tersebut tidak sengaja melakukan kesalahan.

Bukannya memberikan masukan yang membangun, orang yang punya rasa percaya diri berlebih malah menganggap orang lain tidak becus dalam melakukan pekerjaannya.

Alhasil, kesalahan yang terjadi tidak diperbaiki. Malah, hal ini menciptakan konflik.

8. Tidak punya persiapan yang matang

Mengingat bahwa orang yang overconfidence terlalu yakin dengan kemampuan dirinya, mereka sering sekali tidak punya persiapan, contohnya dalam sebuah presentasi bisnis.

Percaya diri berlebih ujung-ujungnya akan membuat seseorang luput memperhatikan hal-hal yang sebenarnya penting.

9. Sering kehilangan kesempatan berharga

Tidak punya percaya diri dan terlalu percaya diri sama-sama dapat membuat kamu kehilangan kesempatan berharga.

Baca Juga: Ketika Pekerjaan yang Kita Impikan Tak Sesuai dengan Harapan

Orang yang overconfidence akan cenderung meremehkan dan menolak pekerjaan yang ia anggap terlalu mudah atau tidak sepadan dengan kemampuannya.

Padahal, hal-hal yang diremehkan tersebut bisa saja berlanjut menjadi sesuatu yang lebih besar dan menguntungkan buat kariernya ataupun kehidupan personal.

10. Gagal dalam interview kerja

Kalau dilihat, perbedaan perlalu percaya diri dengan sombong sangat tipis. Hal ini justru bisa memberi kesan negatif ke HRD. Bukannya mereka jadi terkesan, sikap ini malah mengakibatkan kamu jadi gagal dalam interview kerja.

11. Lingkungan kerja yang tidak menyenangkan

Pada akhirnya, segala hal yang dilahirkan dari sikap overconfidence bisa menciptakan lingkungan kerja yang tidak nyaman alias toksik.

Lingkungan kerja yang toksik ini ke depannya bisa memberikan efek domino, mulai dari menurunnya kualitas kerja, kesejahteraan karyawan, sampai berpotensi terjadi turn over tinggi.

Itulah beberapa akibat jika terlalu percaya diri. Kepercayaan diri memang merupakan sikap yang positif. Akan tetapi, ini bisa jadi suatu sikap yang buruk kalau kamu memilikinya terlalu berlebihan.

Read More
Pertanyaan Tepat ke Atasan Waktu Performance Review

Bertanya pada Bos Saat ‘Performance Review’, Kenapa Tidak?

Performance review, performance appraisal, atau penilaian kinerja akan jadi salah satu tahapan yang harus dilewati setiap karyawan. Hal ini dilakukan pihak kantor untuk menilai produktivitasnya. Penilaian ini juga bisa jadi penentu karyawan tersebut ke depannya, apakah akan mendapatkan promosi, mutasi atau bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Buat para HR, melakukan performance review sudah menjadi salah satu tugas yang wajib dikerjakan. Ini mengingat salah satu tugas HRD adalah memastikan setiap karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut bisa produktif dan memberikan hasil terbaik.

Setelah melalui proses ini, HR dan atasan dapat menilai performa karyawan secara objektif selama kurun waktu tertentu, sekaligus menentukan rute pengembangan karier yang tepat untuk setiap karyawan.

Nah waktu kamu menghadapi performance review, sebenarnya ini merupakan momen yang bagus untuk mengajukan pertanyaan kepada atasan, loh. Dengan memberikan pertanyaan yang tepat, kamu bisa memperoleh gambaran lebih baik tentang karier kamu ke depannya.

Baca Juga: Sering Takut Sama Atasan Saat Pertama Kerja? Ini Tips untuk Atasi Masalahmu

Kali ini, kami akan memberikan beberapa contoh pertanyaan yang dapat kamu ajukan waktu performance review tiba. Yuk, simak beberapa poin penting berikut.

1. “Apa perkembangan yang diinginkan dari departemen atau perusahaan ini?”

Saat performance review, kamu dapat memberikan pertanyaan ini kepada atasan untuk mengetahui peluang perkembangan kariermu nanti kedepannya.

Hal sangat penting, apalagi kalau kamu memang berencana untuk bertahan di perusahaan tersebut dalam waktu yang lama.

Dengan pertanyaan ini, kamu bisa tahu apakah atasan kamu memiliki rencana buat mengembangkan departemenmu atau malah berencana buat mengurangi karyawannya.

2. Waktu Performance Review Penting TanyakanSkill apa yang perlu saya kembangkan lagi?”

Dikutip dari TheMuse, pertanyaan ini bisa diajukan untuk mengetahui ke mana arah perkembangan yang bagus bagi diri kamu.

Baca Juga: Perempuan Pekerja, Simak Cara Ini untuk Keluar dari ‘Likeability Trap’

Idealnya, atasan bisa memberikan dua sampai tiga aspek yang bisa kamu kembangkan dalam waktu tiga sampai enam bulan ke depan.

Nah, dari jawaban yang diberikan, kamu bisa memulai membuat rencana untuk mempelajari skill-skill tersebut supaya kamu bisa semakin andal dalam bidang pekerjaanmu.

3. “Bagaimana saya dapat menunjang keberhasilan tim ini?”

Jika kamu menanyakan hal ini ke atasan, kamu akan dinilai sebagai salah satu karyawan yang baik.Tentunya, ini merupakan kualitas positif yang diinginkan perusahaan ada di dalam diri setiap karyawannya.

Jawaban dari atasanmu akan menjadi acuan andil apa yang dapat kamu tunjukkan untuk mencapai goals dari departemen tempatmu bekerja.

4. “Apa yang perlu saya lakukan supaya mendapatkan kenaikan jabatan?”

Sesudah bekerja sekian lama di sebuah perusahaan, sangat wajar jika kamu ingin memperoleh kenaikan jabatan. Nah, pertanyaan ini dapat ditanyakan pada atasan waktu performance review.

Baca Juga: Tanda Kamu Tidak Suka Pekerjaanmu dan Apa yang Harus Kamu Lakukan

Akan tetapi, menurut situs Grove, kamu tidak boleh sampai terburu-buru. Kamu harus tahu waktu yang paling tepat untuk melontarkan pertanyaan ini. Jangan sampai terlalu cepat, misalnya waktu kamu baru bekerja setengah tahun di perusahaan tersebut.

Dari pertanyaan ini, paling enggak kamu sudah bisa tahu jenjang karier ke depannya dan apa saja skill yang perlu kamu kuasai atau tingkatkan lagi untuk bisa memperolehnya.

5. Saat Performance Review Kamu Bisa Bertanya “Apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan saya?”

Menurut Jennifer Kraszewski dari SDM online Paycom, kamu tidak perlu malu meminta feedback kepada atasan, bahkan untuk hal-hal kecil. Mengetahui kelebihanmu merupakan cara tepat untuk menumbuhkan motivasi kerja, supaya kamu bisa berkerja lebih baik lagi ke depannya.

Selain itu, kamu juga dapat menanyakan apa yang jadi kelemahanmu ketika performance review. Dengan mengetahui kelemahan diri selama ini, kamu bisa belajar memperbaiki hal tersebut dan termotivasi untuk mengembangkan diri.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku Motivasi untuk Perempuan Pekerja

Memang tidak gampang untuk bisa menerima kekurangan diri, tetapi jawaban dari atasan harus kamu jadikan sebuah dorongan agar kamu bisa menjadi lebih baik lagi.

6. “Apa yang menjadi tantangan paling besar bagi perusahaan sekarang ini?”

Jawaban dari pertanyaan ini sangat perlu kamu catat. Setelah mengetahui permasalahan perusahaan, kamu bisa mencari cara untuk berkontribusi sebaik mungkin dalam memecahkan permasalahan tersebut.

Selain itu, pertanyaan ini juga dapat memberikan gambaran tentang masa depan perusahaan. Hal ini juga merupakan bahan pertimbangan untuk kariermu selanjutnya.

Jika perusahaan kelihatan tidak bisa menjadi tempat yang bagus untuk berkarier jangka panjang, kamu dapat mulai memikirkan resign dan mencari tempat kerja yang baru.

7. “Siapa orang lain yang bisa memberi saya masukan?”

Selain atasanmu langsung, kamu juga dapat dinilai oleh orang lain yang bekerja denganmu, loh.

Baca Juga: Kalau Kamu Lelah Bekerja, Ambil Jeda Jangan Berhenti

Memperoleh feedback dari orang lain atau rekan kerja bisa memperdalam pemahamanmu tentang performa diri sendiri serta mengoreksi kinerja supaya lebih maksimal.

Mengajukan pertanyaan ini juga memperlihatkan kepada atasan kalau kamu memang sungguh-sungguh dalam menjadi bagian dari tim serta perusahaan.

Nah, itulah tujuh pertanyaan yang dapat menjadi referensimu untuk performance review ke depannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membuat sesi penilaian dengan atasanmu menjadi lebih bermanfaat dan berarti.

Read More
meningkatkan produktivitas kerja

6 Cara Tepat dan Mudah Meningkatkan Produktivitas Kerja

cara meningkatkan produktivitas kerja – Dalam bekerja, kita selalu dituntut untuk bisa produktif supaya pekerjaan bisa cepat terselesaikan dan kita bisa mengerjakan perkerjaan yang lain. Kita mungkin sering mengakalinya dengan membuat semacam planner, to-do-list, mencatat di sticky notes, bahkan menyetel alarm atau reminder untuk mengingatkan kita. Namun, hal ini ternyata tidak selalu efektif.

Tampaknya, ada saja kejadian di mana kita sangat terdistraksi dan ujung-ujungnya membuat produktivitas kerja menurun.

Baca Juga: Kehilangan Motivasi Kerja, Penyebab dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Lalu, bagaimana cara meningkatkan produktivitas supaya kita dapat bekerja dengan maksimal? Dan, apa sih, arti dari produktivitas itu sendiri?

Pengertian Produktivitas Kerja

Dikutip dari SmallBusiness, pengertian produktivitas adalah ukuran perbandingan kualitas dan kuantitas dari seorang tenaga kerja dalam satuan waktu untuk dapat mencapai hasil atau performa kerja secara efektif dan efisien dengan sumber daya yang digunakan.

Jadi, produktivitas kerja punya dua aspek. Aspek yang pertama adalah efektivitas yang mengacu pada pencapaian kerja maksimal (berhubungan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu). Aspek yang kedua adalah efektivitas yang berkenaan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya.

Cara Meningkatkan Produktivitas Kerja

Di antara kita pasti ada yang sering banget merasa sedang tidak produktif dalam bekerja. Hal ini dapat terjadi karena banyak faktor, seperti mood, gangguan dari luar, dan sebagainya.

Baca Juga: Sering Takut Sama Atasan Saat Pertama Kerja? Ini Tips untuk Atasi Masalahmu

Kalau kamu merasakan itu, jangan khawatir. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara-cara sederhana yang selama ini kita tidak sadari. Dikutip dari Entrepreneur, ada beberapa cara sederhana untuk kamu meningkatkan produktivitas kerja. 

1. Hindari multitasking 

Apakah kamu sering banget kerja multitasking? Mungkin kamu merasa sangat produktif bila melakukan multitasking, namun faktanya ternyata tidak sama sekali.

Mengerjakan beberapa pekerjaan bersamaan dalam satu waktu ternyata malah bisa membuat kamu merasa lebih lelah. Kamu akan menjadi kurang fokus dengan pekerjaan yang sedang kamu kerjakan dan akhirnya justru membuat produktivitas kamu menurun. Selain itu, multitasking juga bisa mendorongmu membuat banyak kesalahan dan pada akhirnya kreativitasmu pun jadi menurun.

Maka dari itu, lebih bagus fokus pada satu hal, selesaikan, dan baru kerjakan perkerjaan yang lain.

2. Jangan lupa bersihkan meja kerja

Supaya bisa tetap merasa nyaman dan tidak mudah terditraksi waktu bekerja, rapikan dan bersihkan meja yang biasa kamu gunakan. Rapikan dokumen atau kertas-kertas yang berantakan di atas meja, yang bisa membuat kamu merasa kurang nyaman dalam bekerja. 

Baca Juga: 10 Tips Buat Kamu yang Baru Lulus dan Mau Lamar Kerja

Atur dokumen di atas meja kerjamu sesuai dengan project yang sedang kamu kerjakan.

Supaya meja kerjamu tetap terlihat rapi, sediakan waktu kurang lebih 10 menit sebelum bekerja untuk menyortir dokumen apa saja yang dibutuhkan pada hari itu.

3. Membuat to-do-list penting buat meningkatkan produktivitas kerja

Meningkatkan produktivitas kerja bisa dilakukan dengan membuat semacam catatan kecil atau to-do-list. Usahakan untuk mengerjakannya satu per satu, supaya kamu bisa berkerja lebih fokus.

Tulis secara berurutan, pekerjaan mana yang harus segera di selesaikan di hari tersebut. Ingat, dalam membuat to-do-list, kamu harus tetap rasional untuk menentukan goals serta tugas yang akan diselesaikan.

To-do-list sangat membantu kamu supaya tetap berada di jalur saat menyelesaikan hal-hal yang mesti kamu kerjakan.

Hindari memaksakan diri untuk bisa menyelesaikan pekerjaan di hari yang sama. Hal ini akan membuat kamu bekerja di luar kemampuan.

Buatlah tugas menjadi poin-poin kecil, spesifik, dan simpel untuk membantu kamu mengukur sampai di mana batas kemampuanmu.

4. Menghilangkan gangguan

Mungkin kamu sering merasa tidak produktif karena ada beberapa gangguan yang memecahkan konsentrasimu. Kamu bisa melakukan beberapa cara mudah untuk meminimalisasi gangguan tersebut, seperti men-silent handphone dan menjadwal ulang meeting atau kegiatan yang dirasa kurang penting.

Baca Juga: 7 Tips Menjaga ‘Work-Life Balance’ Buat ‘Fresh Graduate’

Kamu juga bisa menghindari rekan kerja yang malas-malasan, karena umumnya rasa malas dapat menular. Rekan kerja yang malas biasanya akan mengajakmu mengobrol hal-hal yang kurang penting, sehingga bisa menghilangkan konsentrasi dan fokus kamu dalam bekerja.

5. Seminggu sekali melakukan evaluasi

Untuk meningkatkan produktivitas kerja, kamu juga dapat melakukan evaluasi setiap minggu. Ini bertujuan untuk melihat kembali pekerjaan mana yang sudah berhasil diselesaikan sesuai target dan mana yang belum. Dengan melakukan evaluasi, diharapkan kamu bisa tahu penyebab kenapa kamu tidak bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

6. Tips terakhir untuk meningkatkan produktivitas kerja: rutin berolahraga

Stamina yang baik juga sangat membantu meningkatkan produktivitas kerja kamu. Oleh karena itu, kamu disarankan untuk rutin berolahraga. Enggak harus melakukan olahraga yang berat-berat, kamu dapat melakukan aktivitas olahraga ringan seperti jogging atau jalan kaki selama 30 menit.

Itulah beberapa informasi yang perlu kamu ketahui tentang produktivitas kerja dan cara meningkatkannya. Semoga kamu bisa terus produktif ya, saat bekerja.

Read More