Pilihan Perempuan

Baca cerita sebelumnya di sini.

pilihan perempuan untuk mengejar mimpi
pilihan perempuan buat mengejar mimpi
pilihan perempuan untuk berkarier

Kembali lagi dengan episode terbaru #KomikCeritaIndah.

Kali Indah sedang ada waktu luang dan akhirnya bisa berkumpul dengan teman-teman perempuannya. Mereka mengambil pilihan hidup yang beragam. Ada Indah yang tetap berusaha berkarier sambil mengurus Salma, temannya ada yang lanjut sekolah, lalu ada juga yang memilih menjadi ibu rumah tangga. Semuanya punya konsekuensi masing-masing.

Indah dan teman-temannya ini merupakan contoh pertemanan yang saling menghargai dan mendukung tanpa perlu membandingkan hidup siapa yang paling berhasil.

Pilihan perempuan yang ingin berkarier memang bukan jadi pilihan yang gampang. Seperti kita ketahui, hidup memang mengenai sebuah pilihan yang kita buat, termasuk untuk lebih memilih untuk karier.

Salah satu pilihan perempuan yang sekarang ini sering dialami adalah kepentingan kehidupan pribadi dan kehidupan pekerjaan. Sementara, dua hal tersebut bisa dibilang sangat penting buat semua orang dan keputusan itu pun menjadi sangat susah buat ditentukan, khususnya perempuan.

Akan tetapi, enggak berarti pilihan perempuan yang sulit ini enggak bisa diputuskan, akan tetapi banyak yang harus di pikirkan sebelum akhirnya memilih prioritas yang dianggap paling penting.

Belum lagi, kalau mendengarkan pendapat orang di sekeliling, yang sering kali berpendapat yang tidak mengenakan. Belum lagi, pertimbangan mengenai tanggapan orang sekitar perihal keputusannya yang sering kali tidak mengenakkan hati.

Dikutip dari Times of India, berikut alasan sebagian perempuan yang memilih karier dibanding masalah percintaan.

Diumur 20an rata-rata orang pasti ingin memakai waktunya buat menjelajahi kehidupan, atau mencoba hal baru, begitu juga dengan perempuan.

Di jaman sekarang ini, menjadi momen yang tepat buat perempuan karier untuk membangun dan mengejar kariernya, sekaligus menggali apa yang ingin mereka dapatkan dalam hidup mereka sendiri.

Karenanya, banyak dari mereka akhirnya menghabiskan waktu buat bekerja, apa lagi bekerja yang sesuai passion mereka.

Hal ini menjadi pilihan perempuan untuk melajang supaya bisa mengejar mimpi yang belum tercapai. Karena mereka pikir bila akhirnya berkeluarga akan susah buat mengejar mimpinya lagi.

Read More

Tentang Kodrat Perempuan

kodrat perempuan setelah menikah
kodrat perempuan najwa shihab
kodrat perempuan dalam islam
kodrat perempuan yang seharusnya
kodrat seorang perempuan
kodrat wanita setelah menikah

Ini cerita tentang seorang ibu yang berusaha mengejar kariernya setelah melahirkan. Di tengah kepayahan itu, ia kerap dihakimi karena menyalahi kodrat perempuan dan tidak diam di rumah saja mengurus anak dan rumah.

Namun, ia masih beruntung karena punya suami dan adik ipar yang mendukungnya untuk bekerja. Sementara, banyak ibu di luar sana yang mungkin tidak mendapatkan dukungan yang sama.

Tak sedikit pula orang berpikir bahwa ibu memilih bekerja itu sama saja menelantarkan anak. Padahal, banyak ibu yang berjuang bekerja untuk kehidupan anak yang lebih baik. Selain itu, setiap orang punya cara masing-masing untuk membangun hubungan emosional dengan anak.

Miskonsepsi kodrat tentang seorang perempuan sebagai ibu pun berlanjut pada keyakinan kedua bahwa ibu memerlukan anak-anaknya. Hal ini berdasarkan keyakinan bahwa secara kodrati, perempuan dilahirkan dengan naluri keibuan mereka, padahal menurut Ann Oakley, feminis dari Inggris kalau instuisi ibu sebenarnya tidak ada. Karena banyak sekali perempuan yang baru saja menjadi seorang ibu, ternyata masih belum begitu paham atau bahkan tidak mengetahui sama sekali cara menyusui atau mengurus anak mereka saat mereka sakit.

Kapasitas perempuan mengenai cara menyusui atau merawat anak yang sakit bukan berdasarkan insting seorang ibu yang otomatis dimiliki, tetapi justru karena mereka belajar dan mengamati dari anggota keluarga mereka sendiri. Naluri ibu tercipta karena pengalaman dan rutinitas yang ada, sangat persis dengan kita yang sudah lama bekerja dalam suatu bidang tertentu. Secara alami, ketika ada suatu permasalahan datang, kita langsung bertindak sesuai pengalaman dan rutinitas yang sudah biasa kita kerjakan berulang kali tanpa diselimuti rasa panik berlebih.

Hal ini menjadi sebuah fakta kalau ibu bukan dilahirkan, melainkan dibuat dari konstruksi sosial budaya yang ada. Insting seorang ibu tidak pernah otomatis ada di dalam diri seorang perempuan, namun naluri ibu baru datang waktu seorang perempuan sudah menjadi ibu dan mengalami berbagai macam kesukaran dalam mengurus anak-anak.

Perempuan bisa menjadi seorang ibu tidak ada korelasinya dengan kepemilikan ovari atau rahim, melainkan karena perempuan dibentuk secara sosial dan kultural untuk menjadi ibu.

Read More