resign untuk Mulai Bisnis

7 Pertimbangan Sebelum Memutuskan resign untuk Mulai Bisnis

Punya bisnis dan menjadi bos untuk diri sendiri memang menjadi cita-cita sebagian orang. Nah, sebelum akhirnya kamu memutuskan buat resign dari pekerjaan sekarang untuk mulai bisnis, kamu harus mempertimbangkan berbagai hal lebih dulu.

Yang pasti, kamu tidak boleh terburu-buru memutuskan berhenti dari pekerjaan sekarang. Kamu perlu memastikan bahwa melepas stabilitas finansialmu sebagai karyawan akan jadi keputusan tepat dalam hidupmu, bukan malah nantinya membuat kamu menyalahkan diri sendiri karena kurangnya persiapan.

Baca Juga: Martha Tilaar dan Wulan Tilaar Berbisnis dengan Empati, Selamatkan Pekerja

Kamu juga perlu ingat bahwa menjalankan usaha sendiri enggak berarti kamu bisa lebih santai dibanding menjadi karyawan di perusahaan. Tanggung jawab serta pekerjaan kamu bukan malah jadi berkurang, loh. 

Berikut ini beberapa pertimbangan yang sudah kami rangkum sebelum kamu memutuskan resign untuk mulai bisnis.

Pertimbangan resign untuk Mulai Bisnis

1. Apakah kamu benar-benar resign karena ingin mulai bisnis?

Dikutip dari Forbes, ini adalah pertimbangan pertama sebelum resign yang harus kamu tanya ke diri sendiri.

Apakah alasan kamu resign karena jenuh bekerja? Atau karena kamu menemukan masalah di kantor dan tidak bisa kamu selesaikan?

Sebaiknya, jangan membuat perpindahan karier jika alasanmu adalah punya masalah dengan orang lain. Karena dalam dunia bisnis, kamu pun nantinya harus berhubungan atau berhadapan dengan banyak orang.

2. Apakah kamu yakin dengan memulai bisnis akan membuatmu lebih bahagia?

Sebelum memberanikan diri menjadi wirausahawan, perlu dipastikan lagi bahwa memulai usaha sendiri merupakan suatu hal yang benar-benar kamu inginkan. Ya, banyak orang yang ternyata tidak suka dengan pekerjaan di kantornya sekarang. Namun, itu bukan alasan yang tepat untuk akhirnya langsung banting setir ke dunia wirausaha.

Pastikan bahwa dengan menjadi wirausahawan, kamu akan dapat menemukan kebahagiaan dan aktualisasi diri. Jika kamu masih merasa ragu, mungkin kamu perlu waktu lebih banyak untuk melihat ke dalam dirimu sendiri dan cari tahu pekerjaan apa yang benar-benar membuat kamu enjoy mengerjakannya.

Memulai usaha sendiri tidaklah gampang. Ketika kamu akhirnya sangat yakin bahwa memang ini yang kamu mau, saat nantinya berada di masa sulit pun, kamu akan bisa bertahan.

3. Apakah kamu siap untuk bekerja tak kenal waktu?

Mulai berbisnis setelah resign memang terkesan ideal. Namun, apakah kamu sudah siap bekerja lebih keras dan tidak kenal waktu? Hal ini harus kamu pikirkan sebelum memutuskan buat resign dan mulai mengembangkan bisnis.

Baca Juga: Anne Patricia Sutanto Pebisnis Tangguh yang Bertahan di Tengah Pandemi

Perlu digarisbawahi, ketika berbisnis, kamu akan bekerja tidak ditentukan oleh waktu kapan mulai dan selesai. Pasalnya, kamu perlu bekerja lebih keras tanpa ada jaminan pemasukan yang stabil.

Selain itu, untuk bisa menjadi entrepreneur yang berhasil, kamu harus punya dorongan untuk terus berkembang, baik terkait diri sendiri ataupun bisnis yang sedang digeluti.

4. Bagaimana kamu bisa pede bahwa sekarang merupakan waktu paling tepat memulai bisnis?

Memimpin usahamu sendiri memang harus punya keberanian. Namun, enggak cuma asal berani saja, kamu juga harus tahu waktu yang tepat dan paling kondusif untuk meninggalkan status karyawanmu dan beranjak menjadi pengusaha penuh waktu. Artinya, jangan pernah merasa bersalah menunda rencana resign untuk memulai usaha jika kamu yakin semua itu untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Waktu yang tepat enggak cuma masalah modal yang cukup atau kematangan rencana bisnis, tapi juga kesiapanmu mengemban semua tanggung jawab tanpa adanya pendapatan yang selama ini terjadwal masuk ke kantongmu. Jika kamu sudah berkeluarga atau kamu jadi seorang tulang punggung keluarga, pilihan meninggalkan jaminan finansial yang diberikan kantormu sekarang mungkin perlu dipertimbangkan lagi.

Bahkan sebelum memulai bisnismu pun, kamu harus sudah bisa membuat langkah secara realistis dan terbuka.

5. Apakah kamu sudah punya mindset yang tepat untuk mulai bisnis?

Menurut Jeffrey Shaw, penulis buku The Self-Employed Life, tantangan paling berat yang perlu dihadapi oleh self-employed adalah perubahan mindset.

Maksudnya, beralih dari lingkungan kerja yang terstruktur, di mana sudah ada jadwal setiap harinya, ke rutinitas mengerjakan sesuatu dalam kondisi penuh ketidakpastian.

Baca Juga: Masalah Kepercayaan Diri Masih Hantui Perempuan Pemimpin Bisnis

Selain itu, kamu pun dituntut untuk terus bisa berkembang supaya bisnis yang sedang dijalankan tetap bisa berjalan dan menghasilkan uang.

Karena itu, memastikan bahwa kamu punya mindset yang tepat dan mampu mengatur waktu dengan baik merupakan sebuah keharusan sebelum memutuskan resign untuk memulai bisnis.

6. Apakah kamu senang menjual sesuatu dan berbicara dengan orang lain?

Hal ini memang terdengar klise, namun tetap harus kamu pikirkan untuk kamu sebelum resign dan mulai melakukan bisnis.

Ketika berbisnis, kamu harus berhasil menjual sebuah produk atau jasa ke orang lain agar menghasilkan uang. Hal ini tentu saja membutuhkan minat dan kemampuan tersendiri yang perlu diasah. Kalau kamu bisa membuat produk yang unik, logo menarik, atau social media presence yang mantap, tetap saja percuma bila tidak ada orang yang mau membeli produk yang kamu tawarkan.

Baca Juga: Suzy Hutomo dan Bisnis Ramah Lingkungan, Ramah Gender

Kamu juga perlu bertanya pada diri sendiri, apakah kamu termasuk orang yang suka berbicara dengan orang lain? Biasanya, pada awal membuat usaha sendiri, kita belum mampu untuk memperkerjakan orang lain. Saat ada banyak konsumen yang bertanya di WhatsApp misalnya, kamu harus dengan sabar menjawab pertanyaannya satu per satu.

7. Apakah kamu sudah mempersiapkan business plan untuk mulai bisnis?

Penting buat kamu untuk sudah mempersiapkan business plan sebelum akhirnya resign dan menjadi pengusaha. Sebelum memulai bisnis, tentunya kamu harus membuat beberapa rencana, misalnya seperti apa target konsumen kamu nanti, produk kamu itu punya kelebihan apa dibanding kompetitor, hingga berapa target penjualan yang harus dicapai tiap bulannya, supaya bisnismu bisa terus berjalan.

Nah, itu adalah beberapa pertimbangan yang perlu kamu pikirkan sebelum memutuskan resign untuk mulai bisnis. Semoga setelah membaca artikel ini, keputusan kamu semakin mantap dan jelas, ya.

Read More
Cara menghilangkan jenuh kerja

Kalau Kamu Lelah Bekerja, Ambil Jeda Jangan Berhenti

Kamu mungkin akan memasuki masa-masa ketika pekerjaan terasa membosankan dan begitu-begitu saja. Melakukan kegiatan yang sama hingga kamu jumud, rutinitas pun tak membuatmu tertantang. Di titik itu lah hasrat untuk menyerah dan mengundurkan diri bolak-balik mampir ke kepala.

Apalagi di masa pandemi yang memasuki tahun kedua, rasa jenuh ini berlipat dua karena kita diharuskan tetap bertahan kerja jarak jauh atau bekerja dari rumah (work from home). Jam kerja tanpa batas, beban kerja yang tak habis-habis, juga beban domestik yang sekali-lagi ikut dipikirkan. Semua menambah berat.

Bosan dengan kegiatan monoton memang manusiawi, kita tidak perlu merasa bersalah karena merasakannya. Alih-alih mengeluhkan kondisi tersebut, tarik napas panjang dan beristirahatlah sejenak. Berikut ini beberapa hal lainnya yang bisa kamu lakukan untuk menghilangkan rasa jenuh dalam bekerja.

1. Cara Menghilangkan Jenuh Kerja dengan Istirahat Sejenak

Terlalu serius dan fokus bekerja seringkali membuatmu lupa untuk memberikan jeda atau istirahat pada dirimu. Padahal bekerja tanpa henti mesti badan dan pikiran menolak itu berbahaya buat kesehatan. Beberapa kali kamu mungkin merasa mentok untuk berpikir. Nah, kalau sudah seperti ini jangan dipaksakan ya. Lagipula beristirahat takkan membuatmu terlihat lemah, sebaliknya ini bukti bahwa kamu menyayangi diri sendiri.

Baca Juga: Kesenjangan Gender di Tempat Kerja Tinggi, Perlu Ada ‘Affirmative Action’

Beristirahatlah setidaknya 10-15 menit. Kamu bisa keluar dari ruangan, menonton acara TV kesayangan, mendengar musik, melakukan peregangan, atau mungkin memejamkan mata sejenak.

2. Cari Tahu Penyebab Kamu Jenuh Bekerja

Kamu perlu mencari tahu apa yang bikin kamu jenuh dan lelah dengan pekerjaan. Mungkin dari sisi beban kerja kah? Jadwal yang padat? Atau rekan kerja yang mungkin tidak suportif. Ini wajib kita cari tahu, sebab jika kita sudah tahu apa sebabnya, kita jadi lebih mudah mengatasinya.

3. Selingi dengan Kegiatan yang Menyenangkan

Merasa jenuh dengan aktivitas yang itu-itu saja? Mungkin kamu butuh distraksi di sela-sela istirahat bekerja, loh. Kamu bisa mendengarkan musik yang bikin mood kamu semangat lagi. Kalau mendengarkan musik masih belum nendang, kamu bisa meninggalkan sebentar pekerjaanmu untuk bermain gim di ponsel.

Kamu juga bisa membaca buku favoritmu sebentar untuk mendistraksi otak agar tidak terlalu tegang. Pokoknya, lakukan hal-hal yang membuat kamu rileks.

4. Ubah Suasana Tempat Kerja

Bekerja dari rumah memang membuat sebagian dari kita jenuh bahkan kangen kembali ke kantor. Namun, sebaik-baiknya suasana tempat kerja, di tengah kondisi yang centang perenang ini, lebih aman bekerja dari rumah. Nah, bagi kamu yang kangen suasana kantor, mungkin bisa memulai mendekor ulang meja kerjamu di kamar.

Baca Juga: Berkaca dari Australia: Cara Menangani Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

Kamu bisa menambah dekorasi kecil dan menempel foto-foto di dinding. Kamu bisa juga menambah papan pengingat kecil untuk tugas-tugas yang akan kamu kerjakan. Selain membuat meja lebih rapi dan cantik, kamu juga bisa melihat apa saja tugas-tugas yang belum dikerjakan di papan pengingat itu. Apabila tempat kerja kalian sudah rapi dan cantik, pasti mood kalian dalam bekerja akan naik lagi.

5. Ubah Cara Pandangmu Terhadap Pekerjaan

Mengubah cara pandang kita menjadi lebih positif dan hadapi setiap tugas dan pekerjaan kantor dengan santai. Memang, kita tidak bisa membandingkan kesusahan sendiri dengan orang lain, tetapi di sisi lain kita tetap perlu bersyukur karena masih memiliki pekerjaan, apalagi dalam kondisi pandemi sekarang.

Dengan memiliki cara pandang yang agak positif, setidaknya kamu bisa mengurangi bebanmu di dalam hati.

6. Kurangi Lembur Cara Tepat Menghilangkan Jenuh Kerja

Dalam masa pandemi seperti ini, sebagian besar dari kita memiliki jam kerja yang lebih panjang dari yang biasanya. Rutinitas pun sontak berubah. Jika sebelum pandemi, kita harus bersiap-siap untuk bekerja, lalu berangkat ke kantor. Kini jam kerja dimulai lebih awal dan diakhiri lebih petang. Nah, hal ini juga yang membuat kita terkadang sudah berapa lama kita bekerja, dan tidak sadar kalau sudah berkali-kali kita lembur.

Baca Juga: Mahalnya Biaya Ibu Bekerja, Sebagian Putuskan ‘Resign’

Bekerja hingga larut malam memang tidak masalah jika dilakukan sesekali saja. Namun, ketika hal ini sudah memengaruhi pikiran dan fisik kamu sampai membuat lelah, maka jangan terlalu memaksakan diri dan hindari bekerja sampai larut malam. Gunakan libur akhir pekan kalian untuk benar-benar istirahat. Kalian bisa menonton film kesayangan atau mengobrol bersama anggota keluarga lain.

7. Curhat ke Rekan Kerja

Ketika sedang pandemi, kita memang jadi tidak bertemu dengan rekan kerja kita, dan ini membuat kita merasa jenuh. Kalian mungkin bisa ngobrol lewat video call dengan rekan kerja. Kalian bisa berbagi tips dan curhat tentang pekerjaan kalian. Ini sesekali perlu dilakukan, jangan cuma berada di depan layar laptop atau komputer saja.

8. Ingat Tujuan yang ingin Dicapai Saat Bekerja

Terkadang karena sudah lama bekerja kita jadi lupa apa sih tujuan kita untuk bekerja. Ini yang membuat kita jadi merasa jenuh dengan pekerjaan kita. Coba deh ingat-ingat lagi apa yang mau kamu capai. Kalau kamu memang lupa, kamu bisa banget membuat tujuan-tujuan baru yang mau kamu capai. Niscaya, ini bisa memotivasi kamu lagi. 

Baca Juga: Apa Hukum Perempuan Bekerja di dalam Islam?

9. Pekerjaan Jangan Jadi Beban Merupakan Cara menghilangkan Jenuh Kerja yang Efektif

Kadang-kadang kita mungkin kita beranggapan, bekerja itu cuma kewajiban untuk mencari nafkah, maka ujung-ujungnya kalian jadi sedikit tidak nyaman dan berat setiap harinya. Pemikiran seperti ini sebetulnya tidak bagus.

Jika kalian sering berpikiran seperti ini, tentunya ini bakal memengaruhi kinerjamu dan berujung stres sendirian. Bila kamu menjalani pekerjaan dengan santai dan hati ringan, maka rasa bosan juga bisa dikurangi.

10. Tidur yang Cukup

Cara menghilangkan jenuh kerja selanjutnya dengan tidur malam yang cukup. Jangan terlalu sering begadang biarpun itu urusan pekerjaan.

Lantaran begadang itu tidak baik untuk kesehatan. Selain buat pikiran jadi stres, begadang juga dapat membuat badan jadi lemas. Makanya, selalu atur jam tidur kamu dengan baik.

Tidur di malam hari itu bagusnya 6 sampai 8 jam, itu sangat bagus buat pikiran jadi fresh kembali. Yang perlu diingat, tidur jangan terlalu malam! Maksimal jam 10.00 atau 11.00 malam kalian sudah bisa tidur

11. Cari Pekerjaan Sesuai Passion Kalian

Ini memang susah dan jadi dilemma hampir semua orang. Pekerjaan sesuai passion kerap tak menjanjikan banyak cuan, tapi bekerja yang sama sekali di luar minat justru bikin keuangan berlipat. Nah, dengan kondisi kelelahan terus-menerus dan tak bisa lagi diusahakan, mungkin sudah saatnya kalian memikirkan untuk undur diri.

Baca Juga: Tentang Perempuan di Dunia Kerja: Dari Cuti Melahirkan Sampai ‘Glass Ceiling’

Namun, perlu diperhatikan, saat kamu memutuskan mundur, setidaknya sudah ada rencana cadangan yang dipikirkan.

Sekali lagi, bagaimanapun caramu menghilangkan jenuh dalam bekerja, lakukan demi kebahagiaan.

Read More