Terkenal dengan pembawaanya yang tegas dan komentar-komentar kritisnya terhadap pemerintah, perempuan yang memiliki nama lengkap Susi Pudjiastuti ini dikenal masyarakat sejak ia diberi mandat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) pada periode lalu.
Susi lahir di Pangandaran, Jawa Barat, pada 15 Januari 1965. Ia mengawali kariernya sebagai pengusaha perempuan pada tahun 1983 sebagai distributor makanan laut. Dari situ, bisnisnya pun berkembang dan pada tahun 1996 meluncurkan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan nama produk “Susi Brand”. Ia juga mulai mengembangkan sayapnya di Asia dan Amerika.
Permintaan yang semakin besar atas produk PT ASI Pudjiastuti menimbulkan kebutuhan untuk transportasi udara untuk distribusi. Pada tahun 2004, Susi mengakuisisi pesaat Cessna 208 Caravan dan mendirikan PT ASI Pudjiastuti Aviation. Pesawat Cessna tersebut diberi nama Susi Air. Pesawat ini digunakan Susi untuk distribusi makanan laut segar ke Jakarta, serta Singapura, Hong Kong, dan Jepang.
Susi Pudjiastuti Membantu Korban Tsunami Aceh 2004
Ketika gempa dahsyat dan tsunami menghantam Aceh tahun 2004, Susi Air yang saat itu hanya terdiri dari dua pesawat Cessna Caravan, menjadi salah satu penanggap pertama yang mendistribusikan makanan untuk korban di daerah terpencil. Dalam wawancaranya bersama The Jakarta Post, Susi mengatakan bahwa saat itu ia memutuskan untuk masuk ke Aceh walaupun asuransi pesawatnya tidak mencakup provinsi tersebut.
Baca Juga: Tips Usaha Sendiri dari Pebisnis Perempuan Sukses Cynthia Tenggara
Meski demikian, Susi tetap mendorong orang-orang untuk mengasuransikan pesawatnya. Akhirnya Susi Air mendapat asuransi dan menjadi pesawat pertama yang mendarat di Meulaboh dan Simeleu. Setelah dua minggu memberikan jasa secara gratis, ketika meninggalkan Aceh, LSM asing pun menyewa pesawat Susi Air selama setahun. Sejak saat itu Susi semakin fokus untuk mengembangkan bisnis penerbangannya, karena ia menyadari betapa pentingnya transportasi ini apalagi untuk lalu lintas ke daerah terpencil.
Kebijakan yang Berani Sebagai Menteri KKP
Pada tahun 2014, Susi mendapatkan mandat dari Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP). Sepanjang menjabat sebagai Menteri KKP pada periode 2014-2019, Susi banyak membuat gebrakan yang berani, salah satunya adalah ia tidak segan-segan menghancurkan kapal-kapal nelayan ilegal yang berlayar di laut Indonesia. Ketika ia menjabat, sebanyak 10.000 kapal nelayan ilegal dari luar Indonesia sudah hengkang dari perairan Indonesia. Sejak 2013 hingga 2017, berkat kebijakannya, persediaan ikan meningkat lebih dari dua kali lipat.
Baca Juga: Diajeng Lestari, Pengusaha Muslimah Sukses dengan Brand HIJUP
Kebijakan-kebijakan tersebut tidak hanya berani tetapi juga memberikan efek kejut bagi banyak pihak. Akibat kebijakannya yang super tegas tersebut, Susi pernah mendapatkan ancaman dari orang tidak dikenal perihal kebijakan ekspor kepiting bertelur. Ia pun tak gentar dengan ancaman tersebut, karena menurutnya kebijakan ini akan akan menambah populasi kepiting dan membawa keuntungan pada nelayan serta penambak.
Dipertanyakan Kredibilitasnya Hanya Karena Lulusan SMA
Ketika ditunjuk sebagai Menteri KKP, banyak pihak yang meremehkan Susi akibat dari latar belakang pendidikannya yang tidak lulus SMA. Dalam salah satu wawancara dengan media, Susi tidak mempermasalahkan pihak-pihak yang meremehkan latar belakangnya, ia mengatakan, “Just go through and do it!”
Baca Juga: Martha Tilaar dan Pelajaran Penting Soal Perempuan Pengusaha
Di tahun 2015, ia pun mulai mengambil pendidikan Paket C yang setara dengan ijazah SMA. Di tengah-tengah kesibukannya sebagai Menteri, Susi dengan tekun menjalankan pendidikannya dan tidak malu dengan kondisi tersebut. Pada 2018, Susi dinyatakan lulus Paket C dengan nilai total 429.
Seorang Susi Pudjiastuti Diremehkan Karena Penampilan
Selain latar belakang pendidikannya, Susi juga sering diremehkan dan dicemooh karena penampilannya yang dianggap urakan dan juga bertato. Beberapa kali orang mencemooh Susi dengan kata preman hanya karena ia merokok dan bertato. Walaupun sering dicemooh dan diremehkan karena penampilannya, Susi tetap tidak gentar dan terus bekerja dengan baik sebagai Menteri KKP pada periode lalu.