Kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja, termasuk di ruang redaksi media.
Rena, seorang pekerja media perempuan mengalami kekerasan seksual saat ia bekerja di sebuah media. Dengan berbagai modus termasuk dengan dalih pekerjaan, pelaku melakukan kekerasan seksual berkali-kali kepada Rena.
Ironisnya, media tersebut dikenal sebagai media yang memberitakan ketidakadilan serta kekerasan seksual, namun abai terhadap keamanan redaksinya sendiri dari kekerasan seksual dan tidak memiliki SOP terkait hal ini.
Simak kisah Rena yang dituturkan oleh news anchor dan aktris, Azizah Hanum dalam podcast Women, Work & Untold Stories.
Kamu pernah punya masalah kepercayaan diri? Pernah nggak kamu sadari bahwa itu bisa dipengaruhi oleh pola asuh orang tuamu.
Hal ini dialami Naning, seorang perempuan pekerja berusia 27 tahun, yang baru sadar punya isu kepercayaan diri saat masuk dunia kerja. Ketika ia menggali kembali masa lalunya, ternyata rasa enggak pede ini terjadi karena sejak kecil, Naning tak mendapat apresiasi yang cukup dari orang tuanya.
Wah, gimana ya Naning mencoba menghilangkan rasa nggak pedenya? Yuk, simak kisah Naning yang dibawakan oleh Vina Muliana, seorang konten kreator yang juga fokus dalam isu dunia kerja.
Mau bentuk wajah terlihat tirus, Kulit muka terlihat glowing, bulu mata lentik, dan bibir merah merona?Sekarang hal itu bisa kita dapatkan dengan mengutak-atik filter kecantikan di kamera ponsel yang juga sering disebut beauty camera. Poof, kamu langsung bisa cantik dengan instan tanpa perlu susah-susah make up.
Eh tapi tunggu dulu, semakin canggih beauty camera atau filter kecantikan ini mengubah bentuk wajah hingga tubuh, hal ini ternyata berdampak sangat buruk bagi individu, apalagi perempuan yang sering menjadi target standar kecantikan yang tidak realistis.
Beauty Camera dan Dampaknya Terhadap Standar Kecantikan Masyarakat
Kalau kamu sendiri, pernah enggak mengubah bentuk wajahmu dengan filter-filter kecantikan di beauty camera?
Pada 2019 lalu, seorang fesyen fotografer asal Inggris, John Rankin Waddell, menggelar pameran foto bertema “Selfie Harm”. Bersama dengan M&C Saatchi dan MT Art Agency, Rankin meminta 15 orang remaja untuk mengedit swafoto atau selfie mereka hingga ke tahap yang mereka anggap “social-media friendly”.
Kebanyakan remaja mengubah wajah meniru para idola mereka. Yang diubah adalah hidung yang semakin kecil, mata yang besar, warna kulit yang lebih cerah, bibir yang lebih mungil dan bentuk muka yang semakin tirus.
Jadi penasaran, mengapa banyak orang yang sangat bergantung dengan filter kamera? Dan bagaimana filter kamera ini berdampak pada pandangan kita terhadap ide soal standar kecantikan yang ideal?