
‘Fear of Success’: Ketika Keberhasilan Malah Bikin Langkahmu Membatu
Pernah enggak sih, kamu merasa deg-degan banget, bahkan sampai cemas berlebihan, justru waktu kamu lagi ada di titik hampir sukses? Rasanya bukan senang, malah kepengin mundur atau kabur. Kalau iya, tenang kamu enggak sendirian.
Dikutip dari Healthline, Explaining the Fear of Success, banyak orang mengalami hal serupa, dan ini dikenal sebagai fear of success. Istilah ini mungkin belum terlalu sering dibahas, tapi realitasnya cukup sering muncul, apalagi di lingkungan kerja yang penuh tekanan dan ekspektasi tinggi.
Yang menarik, takut sukses bukan berarti kamu enggak ingin berhasil. Justru kamu sangat ingin berhasil. Tapi ada sisi dalam diri kamu yang ragu, khawatir, atau takut dengan hal-hal yang mungkin datang setelah sukses itu terjadi. Ini bisa bikin kamu bingung sendiri, karena di satu sisi kamu punya keinginan untuk maju, tapi di sisi lain kamu takut dengan perubahan besar yang bakal datang bersama kesuksesan itu.
Jadi, ini bukan soal kamu kurang ambisi atau mager. Banyak orang ambisius, rajin, dan gigih banget kejar mimpi, tapi tetap diliputi kecemasan waktu mimpi itu mulai kelihatan nyata. Buat sebagian orang, sukses bisa terasa mengintimidasi, bukan karena mereka enggak mampu, tapi karena mereka khawatir harus menanggung tanggung jawab baru, ekspektasi yang makin tinggi, atau bahkan perubahan hubungan dengan orang-orang terdekat yang mungkin enggak siap menerima versi “baru” dari diri kamu.
Baca Juga: Arti Kata ‘Fear Mongering’ yang Viral, Kenapa Pekerja Harus Tahu
Bagaimana Fear of Success Bisa Lebih Kuat Dirasakan oleh Perempuan
Dikutip dari Verywell Mind, Why You May Be Afraid of Success, meski siapa pun bisa mengalami fear of success, ternyata perempuan cenderung lebih rentan terkena dampaknya. Bukan karena mereka kurang hebat atau kurang punya ambisi, tapi karena dari kecil sudah terbiasa menghadapi tekanan sosial, norma budaya, dan ekspektasi gender yang membentuk cara pandang mereka terhadap diri sendiri dan peran mereka di dunia.
Karena itu, rasa takut terhadap keberhasilan ini sering kali terasa lebih rumit dan kadang enggak disadari.
- Tuntutan Sosial terhadap “Peran Tradisional” Perempuan
Sejak dulu, perempuan sering kali diarahkan untuk jadi pendukung, bukan pemimpin. Akibatnya, waktu ada perempuan yang mulai tampil menonjol, punya posisi penting, atau jadi pusat perhatian, komentar miring pun berdatangan, dibilang terlalu ambisius, terlalu dominan, bahkan “enggak seperti perempuan seharusnya.”
Tidak heran banyak perempuan akhirnya menahan diri. Takut dibilang “terlalu” ini atau itu, mereka jadi ogah ambil kesempatan besar, menolak promosi, atau enggak nyaman menunjukkan pencapaian mereka sendiri.
- Takut Dicap Egois atau Enggak Peduli Keluarga
Konflik batin juga sering muncul waktu perempuan harus memilih antara mengejar mimpi atau memenuhi ekspektasi keluarga dan pasangan. Banyak yang merasa bersalah kalau sukses, karena takut dianggap terlalu fokus sama diri sendiri dan meninggalkan urusan rumah atau anak.
Pikiran seperti, “Kalau aku makin sibuk, siapa yang mengurus anak?” atau “Kalau aku sukses, orang-orang bakal berpikir aku egois, enggak sih?” bisa bikin perempuan ragu melangkah lebih jauh.
- Impostor Syndrome yang Sering Nempel di Perempuan
Banyak perempuan merasa tidak pantas waktu mereka berhasil. Meski jelas-jelas punya kapasitas dan kerja keras, mereka tetap merasa seperti “penipu” yang kapan aja bisa ketahuan kalau sebenarnya mereka enggak sepintar atau sehebat itu.
Perasaan ini bikin mereka jadi ragu buat mengambil tantangan baru atau melangkah lebih tinggi, karena merasa belum cukup layak untuk berada di level itu.
- Takut Dijauhi Lingkungan Sosial
Enggak sedikit perempuan yang takut kalau sukses bikin mereka dijauhi atau dianggap berubah. Takut dibilang terlalu sibuk, terlalu dominan, atau “enggak seru lagi” bisa bikin perempuan sengaja meredam keberhasilannya sendiri.
Demi menjaga hubungan yang hangat sama orang-orang terdekat, banyak dari mereka yang memilih tampil ‘biasa aja’ atau bahkan nutupin prestasi mereka.
- Minimnya Panutan dan Support System
Kurangnya role model perempuan sukses di sekitar atau di media juga jadi faktor kenapa perempuan takut buat bermimpi besar. Kalau enggak ada contoh nyata bahwa perempuan bisa sukses tanpa kehilangan keseimbangan hidup, wajar kalau rasa ragu dan takut muncul.
Apalagi kalau kerja di lingkungan yang mayoritas laki-laki, bisa bikin perempuan merasa harus kerja dua kali lebih keras buat bisa diakui. Tekanan semacam ini bisa bikin sukses terasa menakutkan, bukan menyenangkan.
Baca Juga: Kenapa Ada Perempuan Takut Sukses, Bagaimana Mengatasinya?
Cara Menghadapi Fear of Success
Kalau kamu merasa takut saat berada di ambang keberhasilan, kamu enggak sendiri, kok. Banyak orang mengalami hal serupa, dan kabar baiknya: Fear of success ini bisa diatasi. Kuncinya ada di kesadaran. Begitu kamu bisa mengenali pola pikir yang selama ini ngerem kamu, kamu bisa mulai pelan-pelan mengubahnya jadi cara pikir yang lebih memberdayakan. Memang butuh waktu, tapi setiap langkah kecil yang kamu ambil itu penting banget menuju versi terbaik dari dirimu sendiri.
Masih dikutip dari Verywell Mind, berikut beberapa langkah yang bisa bantu kamu menghadapi rasa takut akan sukses:
- Mulai dari Mengakui Rasa Takut Itu Sendiri
Langkah pertama dan paling penting adalah jujur sama diri sendiri. Tanyakan: “Apa iya aku takut sukses?” Misalnya, kamu sering menunda pekerjaan penting, atau langsung cemas tiap memikirkan kemungkinan besar dalam hidupmu, itu bisa jadi sinyalnya.
Coba tulis semua kekhawatiranmu di jurnal atau notes. Lalu tanya ke diri sendiri:
- Apa sih yang sebenarnya aku takutin kalau sukses?
- Takut kehilangan waktu buat keluarga?
- Takut dijauhi karena dianggap berubah?
Dengan mengenali ketakutan ini, kamu bisa lebih mudah mencari cara buat menghadapinya.
- Lawan Pikiran Negatif yang Selalu Mengganggu
Banyak ketakutan datang dari keyakinan lama yang kita bawa terus tanpa sadar. Misalnya, “Kalau aku terlalu sukses, orang bakal menjauh,” atau “Aku enggak cukup bagus buat ada di posisi ini.” Nah, coba mulai kritis sama pikiran kayak gitu.
Tanya lagi:
- Emangnya siapa yang bilang begitu?
- Itu fakta, atau cuma ketakutan yang enggak berdasar?
- Apa saja bukti bahwa aku sebenarnya mampu?
Mulai ganti self-talk kamu dengan afirmasi positif kayak, “Aku pantas sukses,” atau “Aku bisa terus belajar dan berkembang.” Latih otakmu untuk jadi pendukung, bukan penghambat.
Baca Juga: Tersandera ‘Glass Cliff’, Perempuan Pekerja Sulit Berkembang
- Redefinisi Makna Sukses Versi Kamu
Kadang yang bikin takut bukan suksesnya, tapi bayangan kita tentang sukses yang terlalu berat: harus selalu unggul, harus punya segalanya, harus sempurna. Padahal, sukses bisa punya banyak bentuk.
Coba pikirkan ulang: Apa arti sukses buat kamu, secara pribadi? Mungkin sukses itu bisa kerja sesuai passion, punya waktu buat orang-orang tersayang, atau bisa hidup dengan tenang. Dengan definisi yang lebih realistis dan personal, sukses jadi terasa lebih dekat dan enggak menakutkan.
- Punya Rencana yang Enggak Bikin Overthinking
Rasa takut sering muncul karena kita enggak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Daripada overthinking soal masa depan, lebih baik mulai bikin rencana kecil dan realistis.
Misalnya, daripada memikiran harus jadi “top di bidang ini,” kamu bisa mulai dari hal-hal konkret seperti update CV, cari mentor, atau selesaikan proyek yang sudah lama tertunda. Satu langkah kecil yang konsisten bisa jadi fondasi kuat untuk langkah-langkah berikutnya.
- Kelilingi Diri dengan Support System yang Positif
Ingat, kamu enggak harus hadapi semuanya sendirian. Dikelilingi oleh orang-orang yang suportif bisa bikin perjalananmu lebih ringan. Curhat ke teman dekat, pasangan, atau mentor bisa jadi pelepas stres yang efektif banget.
Kalau bisa, gabung juga ke komunitas atau circle yang relevan dengan minat dan bidangmu. Di sana kamu bisa dapat insight baru, teman seperjuangan, dan merasa bahwa kamu enggak sendirian dalam proses ini.
Read More