tipe gaya kepemimpinan

7 Gaya Kepemimpinan yang Disukai Karyawan

Gaya kepemimpinan adalah daya upaya seorang untuk memengaruhi dan memberdayakan orang lain, baik dalam organisasi maupun perusahaan.

Setiap perusahaan umumnya menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda. Hal ini dipengaruhi sistem perusahaan, berapa banyak karyawan, dan target yang harus dikejar.

Jika kamu punya tujuan menjadi seorang leader atau manajer di kantor sekarang kamu bekerja, kamu perlu memahami beragam gaya orang dalam memimpin. Ini juga berguna bila kamu belum menjadi seorang pemimpin, kamu jadi tahu cara yang tepat menghadapi atasan dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Baca Juga: Menjadi Pemimpin Efektif dengan Gaya Kepemimpinan Feminis

Ada beberapa gaya kepemimpinan yang dapat kamu pelajari dengan saksama. Kira-kira apa saja, ya? Berikut ini beberapa gaya kepemimpinan yang sudah dirangkum dari berbagai sumber.

1. Gaya Kepemimpinan Multikultural

Cocok dengan namanya, gaya kepemimpinan ini umumnya diterapkan pada kantor atau perusahaan yang para karyawannya memiliki latar lintas budaya.

Gaya kepemimpinan multikultural berarti atasan harus bisa menghargai dan menerima seluruh budaya yang “dibawa” oleh setiap karyawannya. Contoh yang umum, pemimpin mendukung setiap perayaan hari raya dari berbagai budaya.

Waktu menjelang hari natal, perusahaan akan membuat kegiatan tukar kado antar karyawan. Lalu, waktu bulan Ramadan, pemimpin akan mengusulkan untuk membuat acara buka puasa bersama. Hal-hal seperti ini bisa membuat karyawan jadi merasa lebih diterima dan dilibatkan, sehingga berpengaruh positif kepada pengalaman bekerjanya.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Dikutip dari Blog.hubspot.com, gaya kepemimpinan demokratis agak mirip dengan paham politik demokrasi.

Kepemimpinan demokratis akan mempunyai pembagian kekuasaan yang setara. Berarti, tidak ada satu pihak yang lebih menguasai dari lainnya dalam proses pengambilan keputusan.

Gaya demokratis tidak memperlihatkan hierarki. Pemimpin yang menerapkan gaya ini memberikan kesempatan yang sama buat para karyawannya untuk berperan serta lebih aktif untuk mengambil keputusan.

Di sini, pendapat boleh ditukar dengan bebas tanpa dihakimi karena diskusi sangat dianjurkan. Peran pemimpin lebih membimbing memegang kendali atas jalannya musyawarah.

Nah, pemimpin juga punya tugas untuk menentukan siapa di dalam grup yang bisa berkontribusi pada keputusan yang dibuat.

Baca Juga: Tidak Bekerja sampai Bukan Pemimpin, 4 Miskonsepsi Kodrat Perempuan

Namun, ini tidak berarti kalau setiap keputusan harus selalu dibuat dalam grup. Tergantung dari peran dan tanggung jawab setiap karyawan, keputusan akhir tetap di tangan pemimpin.

Dengan menerapkan gaya kepemimpinan ini, komunikasi atasan ke bawahan dan sebaliknya dapat terjalin dengan efektif serta efisien.

3. Kepemimpinan Strategis

Seluruh bagian dari suatu perusahaan dapat ikut serta dalam memberikan kinerja terbaiknya kalau gaya kepemimpinan yang diterapkan berfokus pada strategi.

Tidak cuma yang berada di top management yang memiliki kuasa dan peranan penting, sebagai karyawan biasa, kamu yang ingin menaikkan mutu kehidupan atau perusahaan juga dapat mengambil peran.

Gaya kepemimpinan ini pasti dibutuhkan oleh tim riset dan strategi dari beragam jenis perusahaan, khususnya dalam membuat pola yang dinamis untuk mengikuti perubahan pasar atau target.

Lewat kepemimpinan strategis, seharusnya tiap pekerja yang ada di perusahaan memiliki keleluasaan untuk mengeluarkan ide serta gagasannya. Apalagi kalau ada peluang baru yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar, ini akan jadi kesempatan besar suatu perusahaan meningkat.

Kolaborasi antara demokratis dan strategis akan menciptakan produk-produk andalan. Terlebih, di zaman yang serba digital seperti sekarang ini.

4. Visioner

Dikutip dari Thebalancecareers.com, gaya kepemimpinan visioner adalah kepemimpinan yang lebih melihat tujuan ke depan dan dengan cepat mengambil tindakan untuk mewujudkannya.

Pada dasarnya, orang dengan gaya kepemimpinan ini selalu mencari peluang perusahaan atau organisasi yang tidak disadari oleh orang lain.

Lalu, ia akan mengeluarkan ide-ide brilian yang memungkinkan perusahaan bisa ikut bersaing dengan para kompetitor.

Kendati demikian, banyak berpendapat kalau gaya kepemimpinan ini kurang efektif untuk diaplikasikan ke dalam perusahaan.

Pasalnya, anggota timnya akan bingung dalam menentukan tugas mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Karena pemimpin visioner akan selalu mengeluarkan ide-ide baru.

Menurut Michiganstateuniversityonline.com, sangat penting buat para pemimpin visioner untuk membuat dirinya lebih seimbang dengan orang-orang yang ada disekelilingnya.

Bahkan, lebih bagus lagi kalau gaya kepemimpinannya tidak cuma visioner saja, akan tetapi menanamkan gaya lain yang lebih demokratis.

Baca Juga: 5 Karakter Pemimpin Perempuan dengan Tipe Maskulin di Sinema

Pada intinya, kepemimpinan visioner akan efektif kalau ia bisa menyesuaikan dirinya dengan rekan kerja yang lain.

5. Pemimpin yang Fasilitatif

Gaya kepemimpinan ini terlihat sama dengan gaya yang sebelumnya, tetapi ada pembeda yang signifikan, khususnya dari segi penerapannya.

Pemimpin tipe ini umumnya lebih melihat ke hasil, tidak begitu memikirkan peningkatan skill karyawannya.

Selama pekerjaan tetap bisa terselesaikan, kemungkinan besar atasan tidak akan ikut campur terlalu banyak. Namun, kalau ada divisi maupun karyawan yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, pemimpin ini tidak akan ragu untuk langsung turun langsung mengamati proses.

Hal yang positif dari pemimpin fasilitatif adalah ia tidak akan membatasi karyawan dalam membereskan pekerjaan.

Kalau karyawan memiliki cara sendiri yang dirasa lebih baik, atasan tidak akan memprotes selama pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik.

Gaya yang satu ini umumnya dipilih para pebisnis yang usahanya sudah mempunyai banyak cabang dan tidak perlu selalu dipantau setiap saat karena sudah ada standar yang perlu dipenuhi para karyawan.

6. Memimpin Sambil Mengajar

Gaya kepemimpinan tersebut sangat menguntungkan buat para pekerja. Jenis pemimpin yang satu ini mirip dengan servant leadership, yang tidak akan ragu untuk langsung membantu serta membimbing setiap pekerjanya dalam meningkatkan keterampilan dan wawasan.

Jika kamu ingin menjadi pemimpin yang bergerak sambil mau membantu setiap karyawan, dibutuhkan kerelaan untuk menyediakan waktu sebaik-baiknya. Sebab, waktumu pastinya akan terbagi, salah satunya untuk membimbing karyawanmu.

Jenis kepemimpinan ini dibutuhkan dalam pelatihan-pelatihan yang diadakan secara periodik supaya kemajuan para staf juga bisa terpantau.

Baca Juga: 6 Alasan Kenapa Pemimpin Perempuan Seperti Jacqueline Carlyle Sungguh Keren

Selain waktu, para atasan juga akan mencurahkan motivasi kerja dan bantuan buat para karyawan yang ada di bawah pengawasannya.

Divisi HRD merupakan salah satu divisi yang harus mengaplikasikan gaya kepemimpinan ini dalam setiap kegiatannya karena tujuannya terbilang sangat relevan.

7. Gaya Kepemimpinan yang Berpusat pada Tim

Dalam hal ini, setiap karyawan harus bekerja dengan sepenuh hati. Sayangnya, sikap percaya dan saling dukung antarkaryawan jadi tidak terlalu dilihat karena fokusnya adalah mencapai visi-misi bersama. Gaya kepemimpinan ini sebenarnya cukup bagus diterapkan jika tiap pekerja tidak punya banyak kewajiban atau target pribadi.

Gaya yang berfokus pada tim juga membutuhkan visi yang jelas. Jadi, kamu lebih terarah fokus pada pekerjaan yang jadi tanggung jawabmu serta rekan kerja lainnya. Akan tetapi, apabila kualitas pemimpinnya masih belum mumpuni, maka hasil akhirnya bakal di bawah ekspektasi.

Read More