film perempuan karier

7 Rekomendasi Film Perempuan Karier di Asia

Belakangan ini saya tengah rajin mencari-cari film Asia yang menceritakan tentang kehidupan perempuan karier. Sebetulnya, alasan saya mencari film dengan tema ini lantaran penasaran dengan kehidupan perempuan pekerja di benua ini. Terlebih di empat negara Asia bagian timur seperti, Korea Selatan, Cina, Hongkong, dan Jepang. 

Keempat negara ini memang dikenal maju dalam sektor perekonomian, tapi sayangnya negara-negara itu belum ramah terhadap perempuan. Beberapa contohnya, baru-baru ini di Jepang terjadi  kasus penusukan terhadap beberapa perempuan di kereta listrik Odakyu di jalur Setagaya. Pelakunya bernama Yusuke Tsushima, seorang laki-laki berusia 36 tahun. Ia melakukan penusukan itu karena membenci para perempuan yang menampakkan ekspresi bahagia. 

Baca Juga: 4 Film yang Gambarkan ‘Ageism’ terhadap Perempuan Pekerja

Beralih ke Korea Selatan, seksisme dan sikap misoginis juga sering dialami oleh perempuan Korea Selatan. Dua contoh di antaranya adalah seksisme yang diterima oleh para idol perempuan, dan kasus lainnya dapat kamu lihat dari perlakuan netizen laki-laki Korea Selatan terhadap atlet panahan asal Korea Selatan An San yang dihujat hanya karena rambut pendeknya.  

Dengan kondisi yang sangat kompleks ini, saya jadi penasaran bagaimana industri perfilman di negara-negara tersebut memotret isu-isu yang dialami perempuan, khususnya para perempuan pekerja. Nah, berikut ini beberapa pilihan film menceritakan perempuan karier di Asia, yang memotret permasalahan perempuan dari berbagai latar belakang dan pekerjaan. 

Samjin Company English Class (2020)

Di 2019, film Kim Ji Young sebuah cerita tentang kehidupan perempuan yang mendapatkan banyak pujian, sebab memotret secara apik permasalahan perempuan. Setahun berselang, industri Korea Selatan kembali menyuguhkan film bertema perempuan namun dibungkus lebih jenaka. 

Samjin Company English Class bercerita tiga orang perempuan bernama Lee Ja -young (Ko Ah-Sung), Jung Yoo-na (Esom) dan Sim Bo-Ram (Park Hye Soo) yang bekerja sebagai pegawai di perusahaan bernama Samjin. Namun, karena mereka hanya lulusan SMA, sangat sulit bagi mereka untuk menaiki tangga karier dan stuck jadi pegawai rendahan.

Suatu ketika, perusahaan mengumumkan, pegawai yang berhasil mendapat nilai tes TOEIC sebesar 600 atau lebih tinggi, akan langsung mendapat kenaikan jabatan asisten manajer. Ketiga perempuan itu pun bersemangat untuk belajar bahasa inggris di kelas bahasa inggris yang diadakan oleh perusahaan. 

Namun di saat yang bersamaan, ternyata ada sebuah skandal korupsi di perusahaan mereka, dan ketiga perempuan ini tak sengaja mengetahui hal ini. Walaupun film ini bercerita tentang bagaimana tantangan perempuan pendidikan rendah  berkompetisi untuk memperbaiki karier mereka, film ini dibungkus secara apik, tidak menggurui, dan yang paling utama penuh dengan humor.

Film Perempuan Karier 2020: Honest Candidate

Diadaptasi dari film asal Brazil berjudul sama, Honest Candidate versi Korea Selatan ini memutuskan untuk mengganti karakter utamanya menjadi seorang politikus perempuan. Pergantian karakter ini menjadi menarik sebab, tantangan yang dihadapi oleh politikus perempuan lebih berlapis ketimbang politikus laki-laki.

Baca Juga: Pelecehan Seksual di Industri Film dan Kenapa Perlu Lebih Banyak Pekerja Film Perempuan

Film perempuan karier ini berkisah tentang Joo Sang-sook (Ra Mi-ran), anggota Majelis Nasional, yang sudah tiga kali terpilih dan saat ini tengah menjalani masa kampanye untuk keempat kalinya. Seperti halnya politikus pada umumnya, yang cuma bermodal mulut manis, janji-janji palsu, dan simpati masyarakat, Sang-sook pun juga melakukan hal yang sama demi mempertahankan jabatannya. Namun, suatu hari hal aneh terjadi pada sang sook, ketika ia kehilangan keahlian berbohongnya dan malah menyampaikan sebuah fakta yang seharusnya tak diucapkan, beberapa hari sebelum hari pemilihan tiba. 

Dikemas dengan bumbu humor satir, film Honest Candidate karya sutradara Jang Yu-Jeong patutlah masuk ke daftar tontonanmu untuk mengisi waktu weekend.  

Slate (2021)

Sejak kecil, Yeon-hee (Ahn Ji Hye) sudah bermimpi menjadi seorang  bintang film laga. Walaupun ia memiliki keahlian berpedang yang mumpuni, realitasnya, sulit bagi Yeon-hee untuk menggapai cita-cita.

Suatu hari, perempuan muda itu  lolos audisi dan mendapat kesempatan untuk memainkan peran dalam sebuah film laga. Namun, ketika ia datang ke lokasi syuting, Yeon-hee malah terlempar ke dunia paralel, dimana orang-orang di dalam dunia tersebut harus membunuh satu sama lain untuk bertahan hidup. Tak lama setelah terlempar ke dunia tersebut, Yeon-hee disambut oleh masyarakat di sebuah desa tanpa nama, dan menobatkan Yeon hee sebagai penjaga desa. Dengan berbekal sebilah pedang, Yeon-hee pun berusaha mengamankan desa itu dari kelompok jahat.

The Calling of a Bus Driver (2020) 

Sedih, marah, dan merasa terkhianati, hal inilah yang dirasakan Suki (Ivana Wong) seorang perempuan berusia 27 tahun, setelah mengetahui bahwa pacarnya, Chico (Edmond Leung) yang sudah tujuh tahun bersamanya berselingkuh dengan perempuan bernama Kiki (Jacky Choi). 

Satu tahun kemudian, Suki mendapatkan undangan pernikahan dari mantan pacarnya, dan tak sengaja bertemu dengan mantan pacar Kiki, bernama Manny (Philip Keung), yang menawarkan kerjasama pada Suki untuk balas dendam terhadap mantan mereka. 

Baca Juga: 10 Rekomendasi Film tentang Perempuan Pemimpin

Film perempuan karier yang dibalut dengan kisah komedi romantis yang bercerita tentang perempuan yang tengah menata kembali kehidupannya setelah diselingkuhi ini, menarik untuk ditonton dan menjadi penyemangat bagi kamu yang sedang galau setelah diselingkuhi pasangan. 

The Secret Diary of a Mom (2019) 

Bagi beberapa perempuan, anak merupakan sebuah hadiah, dan pelipur lara dalam hidup. Namun bagi Carmen (Dada-chan), menganggap bahwa anak merupakan sebuah bencana yang mengubah kehidupan perempuan.  Selama bertahun-tahun, Carmen tidak ada niatan untuk memiliki seorang anak, dan hidup bahagia bersama sang suami. Akan tetapi, kehidupan tersebut langsung berubah, ketika ia mengalami kehamilan yang tidak direncanakan (KTD). Hal ini membuat rencana kepindahannya ke Amerika untuk pekerjaan baru batal seketika, dan ia pun harus merelakan hari tanpa rokok dan minuman keras. 

Film berkisah tentang perempuan karier ini menjadi gambaran bagi kita bagaimana kondisi-kondisi biologis perempuan malah menjadi hambatan bagi mereka untuk mengembakngkan karier mereka. Alih-alih mendukung apapun keputusan perempuan, perusahaan seringkali malah mengabaikan kebutuhan pekerja perempuannya. Akibatnya? Ya bisa kamu tonton dalam cerita The Secret Diary of Mom ini.   

Film Perempuan Karier yang Sangat Menginspirasi: Wild Grass (2020) 

Film ini bercerita tentang dua perempuan dan satu laki dengan latar belakang berbeda-beda yang memiliki satu tujuan, yaitu mengubah nasib mereka menjadi lebih baik. Ketiganya dipertemukan dalam sebuah kecelakaan yang mengubah hidup ketiga orang tersebut. Yun Qiao (Sandra Ma), ingin mengubah hidupnya seperti cerita-cerita dalam sebuah film, Li Mai (Elaine Zhong) ingin mensukseskan kariernya sebagai penari profesional, sedangkan Wu Feng ( Johnny Huang) bersiap untuk menghadapi hidupnya yang baru. 

Setelah kecelakaan itu, ketiganya terus berusaha untuk mengubah nasib mereka menjadi lebih baik, dengan kemampuan yang mereka miliki dan tantangan yang berada di hadapan mereka. 

Film Perempuan Karier yang Menjadi Seorang Mangaka: 37 Seconds (2019) 

Film perempuan karier ini bercerita tentang seorang mangaka perempuan bernama Yuma, yang sangat berbakat dalam menggambar. Namun, kariernya sedikit terhambat karena Yuma mengidap penyakit cerebral palsy yang membuat dirinya seumur hidup harus menggunakan kursi roda.   

Karena kondisinya ini, seorang sahabatnya malah memanfaatkan bakat Yuma, dan menjadikan Yuma hanya sebagai seorang ghost writer, dan mengambil seluruh kredit untuk dirinya sendiri. 

Baca Juga: Film-film Hayao Miyazaki dan Representasi Kepemimpinan Perempuan

Mengetahui hal itu, Yuma pun bertekad untuk mewujudkan mimpinya sendiri dengan melamar pekerjaan ke sebuah penerbitan manga atau komik Jepang yang berfokus pada genre erotica. Editor dari penerbit itu pun mengatakan bahwa Yuma memang berbakat dalam menggambar, namun ia ragu dengan pengalaman seksual Yuma, karena kondisi Yuma. Sang editor menambahkan, Yuma harus  merasakan pengalaman berhubungan seks untuk menjadi seorang  mangaka dalam genre hentai atau genre dewasa. 

Dari situ, petualangan Yuma dalam merasakan seks pertamanya pun dimulai. Cerita dengan alur sederhana namun dikemas dengan baik  serta heartwarming ini, menjadi gambaran bagaimana individu difabel, masih sulit untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Selain itu, film ini juga mengangkat isu tentang seksualitas komunitas difabel, yang seringkali tidak dipandang dan diabaikan oleh masyarakat.

Read More