arti kata fear mongering yang viral di twitter

Arti Kata ‘Fear Mongering’ yang Viral, Kenapa Pekerja Harus Tahu

Belum lama ini istilah fear mongering viral di Twitter. Frasa ini dipakai saat orang-orang membicarakan isu ancaman resesi global di mana ekonomi dunia bakal tertatih-tatih di 2023. 

Supaya masyarakat bersiap bila terjadi krisis ekonomi, beberapa influencer finansial berusaha memberikan edukasi. Isinya tak jauh-jauh dari apa saja yang bisa kita persiapkan untuk menghadapinya.

Namun, sebagian lainnya justru berpendapat kalau ancaman resesi di 2023 tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, kehebohan yang berlebihan ini cuma membuat rasa takut berlebihan, persis seperti tujuan fear mongering.

Jadi, sebenarnya apa itu fear mongering dan apakah dampaknya selalu negatif?

Pengertian Istilah Fear Mongering

Dikutip dari Kompas, fear mongering adalah tindakan yang dilakukan hanya untuk membuat orang atau sekelompok orang merasa takut. Sementara kita tahu, takut yang berlebih akan membuat kesehatan mental menjadi terganggu.

Baca juga: Dian Eka Purnama Sari: Perempuan Pengusaha yang Lawan Stereotip

Seseorang yang akhirnya terpengaruh, bakal memakai segala kekuatannya supaya terhindar dari bahaya yang disebarkan dan akhirnya mengabaikan ancaman lainnya. Contohnya dapat kita lihat pada isu resesi sekarang ini.

Banyak orang yang akhirnya menahan untuk mengeluarkan uangnya karena takut tidak bisa bertahan dengan krisis ekonomi yang akan datang. Tanpa disadari, hal ini justru bisa membuat roda perekonomian terhenti.

Akibatnya, banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tidak dapat bertahan karena daya beli masyarakat berkurang.

Dampak Positif Fear Mongering

Kita sebagai masyarakat, perlu menyadari dampak positif dan negatif dari fear mongering, supaya dapat menapis dampak negatifnya dan memaksimalkan efek positifnya saja.

Berikut ini beberapa dampak positif dari fear mongering yang perlu diketahui, terutama dari kelas pekerja.

1. Mengubah perilaku kurang baik

Dampak positif yang pertama adalah mampu mengubah perilaku kurang baik yang selama ini susah dihilangkan. Orang-orang yang tadinya mempunyai gaya hidup konsumtif atau impulsive buying, sekarang jadi bisa menahan beli barang yang kurang diperlukan, karena ada dorongan untuk menabung.

Mereka jadi merasa khawatir kalau sampai krisis benar-benar terjadi, dan mereka tidak punya aset untuk bertahan.

Baca Juga: 4 Hal yang Tidak Kita Bicarakan saat Membicarakan Penyakit Mental

2. Menjadi lebih waspada

Karena banyak berita buruk, sebagai manusia kita pasti ingin dapat terhindar dari bahaya yang ada. Di lain sisi, kampanye menjual ketakutan ini efektif untuk menaikan kewaspadaan kita dibanding menggunakan pesan imbauan biasa.

Contohnya dapat dilihat pada pandemi Covid-19. Meskipun ada saja yang melanggar melanggar protokol kesehatan, bahaya itu terus disebarkan oleh media sukses. Sehingga, ini membuat masyarakat konsisten menjaga protokol kesehatan.

3. Menaikkan kesadaran

Memang tidak semua orang di masyarakat peduli dengan isu besar yang ada sekarang ini, padahal dampaknya dapat mempengaruhi kehidupan mereka secara langsung.

Ini termasuk isu resesi 2023. Kendati dianggap menimbulkan ketakutan yang tak perlu, keramaian mengenai krisis global di 2023 berhasil mencuri perhatian banyak orang. Tidak terkecuali masyarakat yang mungkin tadinya tidak begitu acuh dengan berita ekonomi.

Hasilnya, banyak orang yang mencari tahu apa itu resesi, strategi terbaik apa yang bisa dilakukan, serta belajar mengenai investasi.

Dampak Negatif Fear Mongering

Tidak cuma memberikan dampak positif, berikut ini beberapa dampak negatif dari fear mongering.

1. Percaya dengan berita hoaks

Dikutip dari Psychology Today, rasa takut dan gelisah dapat membuat kita berpikir berkali-kali mengenai suatu informasi.

Akan tetapi, bila dalam proses tersebut kita sedang merasa takut, kita akan cenderung mencari informasi yang mendukung kepercayaan kalau berita buruk tersebut memang terjadi.

2. Membuat kita jadi tidak rasional

Ada perbedaan antara waspada dan tidak rasional. Waktu pandemi, kewaspadaan kamu terlihat saat memutuskan untuk mengurangi aktivitas sosial, dan mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan mencuci tangan.

Bukan malah jadi takut berlebihan dengan melakukan panic buying, atau bahkan mengucilkan orang-orang terkena Covid-19.

Baca Juga: Kesehatan Mental Pekerja Rentan Selama Pandemi, Ini yang Bisa Dilakukan Perusahaan

Keputusan yang tidak rasional ini disebabkan oleh rasa takut berlebihan akibat fear mongering. Jadi, saat kamu merasa takut, segera jernihkan pikiranmu dan coba untuk menyaring informasi supaya tetap bisa berpikir rasional.

3. Mempengaruhi kesehatan mental dan fisik

Rasa takut yang terus menerus dapat membuat stres dan berpengaruh pada kekebalan tubuh. Imun tubuh yang melemah akan membuat kita menjadi rentan akan berbagai gangguan kesehatan fisik dan juga mental.

Pikiran dan hati yang bahagia merupakan kunci untuk kesehatan kita. Ketika kamu merasa ketakutan, sikap optimis dalam diri dapat berubah menjadi pesimis. Hal inilah yang akhirnya bisa menurunkan semangat kamu.

Intinya, fear mongering adalah teknik manipulasi yang bisa memberikan dampak positif dan negatif. Semoga penjelasan di atas bisa membuatmu jadi jauh lebih bijak dalam menyikapi segala hal, termasuk ancaman krisis global.

Terjadi atau tidak, belajar mengatur uang merupakan hal penting untuk dipelajari.

Read More