Serial Komik dari Magdalene
Serial komik dari Women Lead ini mengangkat cerita Indah yang merupakan seorang ibu pekerja dengan berbagai tantangan yang dihadapinya.
Perempuan Kerja, Buat Apa?
Kembali lagi dengan #KomikCeritaIndah.
Setelah Indah diangkat jadi manajer di perusahaannya, ternyata ia harus menghadapi atasannya yang cukup otoriter dan kurang berempati. Meski sesama perempuan, atasannya itu menuntut Indah untuk pulang lebih larut karena sudah jadi manajer, padahal Indah juga harus mengurus Salma.
Apa yang dialami Indah ini mungkin juga dialami oleh banyak orang di luar sana. Meski perempuan bisa berkarier sampai jadi pemimpin, belum tentu mereka paham tentang berbagai tantangan yang dialami pekerjanya dan berempati, termasuk ke sesama pekerja perempuan.
WomenLead #WomenLeadbyMagdalene.
Read MoreMenjadi “Laki-laki” Sejati
Baca cerita sebelumnya di sini.
Kembali lagi dengan #CeritaIndah minggu ini, kali suami Indah mendapatkan kabar buruk dari sang Ibu yang terjatuh dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Meski sebelumnya suasana sedang tidak enak karena pertengkaran soal naik jabatan dan tanggungan orang tua, mereka tetap dapat bekerjasama dan berbagi tugas. Suami Indah tetap bisa menemani ibunya yang sakit sedangkan Indah yang harus ke kantor akhirnya menitipkan Salma ke daycare untuk sementara,
Seperti yang dibilang ibu mertua Indah, konsep “menjadi laki-laki sejati” itu enggak melulu tentang sesuatu yang berbau ‘maskulin’, tapi bagaimana kita bisa saling membantu dengan pasangan 🙂
Menjadi laki-laki sejati akan selalu mencintai dan mampu menghargai perempuan seutuhnya. Dia akan mencintai si perempuan tidak cuma dari fisiknya saja, melainkan juga secara keseluruhan, temasuk kepribadian dan juga impiannya. Menjadi laki-laki sejati akan selalu memberikan dukungan serta ikut mencintai hobi dan impian yang sedang dikejar oleh pasangannya, Ini menunjukan kalau ia menghargai pasangannya secara keseluruhan.
Laki-laki sejati adalah dia yang akan selalu mendukung pasangannya selama positif. Dia akan berada di samping pasangannya dan berjalan beriiringan. Seorang lelaki sejati akan selalu mendiskusikan dengan pasangannya keputusan yang akan di ambil. Pria sejati akan selalu menganggap dirinya setara dengan pasangannya. Dan Laki-laki sejati selalu bisa menerima kritikan dan saran yang pasangannya berikan. Bukan jadi seorang yang selalu mengambil kendali atas segala hal.
Selain bertanggung jawab atas perbuatan dan perkataan yang dilakukan, laki-laki sejati tidak akan menyalahkan orang lain apalagi menyalahkan pasangan, kalau dia salah. Mereka juga tidak malu untuk mengakui kesalahan bila mereka memang salah. Meminta maaf bukanlah hal yang susah buat laki-laki sejati. Justru inilah cara mereka buat memperlihatkan rasa percaya diri dan keberanian.
Paham apa yang ia mau merupakan karakter dari laki-laki sejati. Dia punya visi, misi, dan tujuan hidup yang jelas. Pria sejati juga paham betul dirinya sendiri, dia punya passion dan menekuninya. Lelaki tipe ini akan membebaskan pasangannya buat terus mengejar mimpinya dan menekuni hobi tanpa melarang. Hal ini dilakukannya karena ia juga mau di perlakukan sama.
Nah apakah kamu sekarang ini sudah berumah tangga? Cerita yuk, gimana kalian saling bantu peran.
WomenLeadbyMagdalene #WomenLead #CeritaIndah
Read MoreRehat Pangkal Sehat
Baca cerita sebelumnya di sini.
“Aku capek, tapi aku enggak bisa istirahat dan enggak boleh sakit. Nanti anak sama suamiku gimana? 😭.”
Kamu pernah atau sering merasakan situasi seperti ini? Kamu enggak sendirian, kok. Faktanya, banyak perempuan merasakan hal yang sama, termasuk Indah.
Dalam episode kali ini, kita akan melihat betapa pentingnya dukungan pasangan ketika kesehatan fisik maupun mental kita sedang tidak baik-baik saja, apalagi ketika seseorang baru saja memiliki anak.
Tidak hanya pasangan, kantor juga perlu memberi dukungan pada karyawan terkait dengan penyediaan layanan konseling bagi karyawan yang membutuhkan.
Read MoreAh, itu Biasa!
Baca cerita sebelumnya di sini.
“Ah, biasalah itu. Kamu kan wartawan, harus tahan banting. Digoda sedikit sama narsum laki-laki, gak perlu dibesar-besarin.”
“Maklumi aja, lingkungan kerja kita ini dominasi laki-laki, jadi harus biasa dengan bercandaan mereka yang kadang seksual itu.”
Kita berjumpa lagi dalam cerita Indah dan Dewi yang saat ini tengah mengalami permasalahan lain di kantor mereka. Beberapa kali mereka berdua mengalami pelecehan di tempat kerja, atau malah diremehkan pengalamannya, dan dianggap bahwa hal tersebut lumrah terjadi. Mereka juga disarankan untuk mengalah.
Namun, mau sampai kapan perempuan harus mengalah dan merasa tidak aman ketika bekerja?
Bila kita melihat dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Australian Human Rights Commission dengan judul The Legal Definition of Sexual Harassment, pelecehan seksual di tempat kerja adalah segala tindakan termasuk dalam lingkungan kerja dan budaya tempat kerja yang bersinggungan dengan perilaku menyimpang seksual serta melanggar hukum adalah pelecehan.
Beberapa contoh yang termasuk dalam kekerasan seksual di tempat kerja adalah berbicara asusila, pornografi, mencibir dengan pembahasan seksual di depan umum, percakapan, sindiran, dan lelucon yang menyangkut seksual sampai menyinggung perasaan seseorang.
Apakah kamu merupakan seorang ibu pekerja? Agar gampang mengenali pelecehan seksual di tempat kerja, berikut ini jenis pelecehan seksual di tempat kerja yang perlu kamu ketahui serta waspada.
Pelecehan Seksual oleh Sesama Pekerja
Pelecehan seksual di tempat kerja enggak cuma bisa dilakukan oleh orang yang sudah berada di posisi manajerial atau yang sudah memiliki jabatan.
Malah ada beberapa kasus kekerasan seksual justru berasal dari teman sesama karyawan.
Lingkungan kerja yang membikin kamu jadi enggak nyaman atas sikap serta tindakan tidak pantas yang dilakukan oleh rekan kerja sehingga berpengaruh terhadap pekerjaan adalah salah satu contoh tempat kerja yang enggak bersahabat dan bisa jadi karena adanya pelecehan seksual.
Beberapa jenis pelecehan seksual termasuk:
- Memegang bagian tubuh tanpa izin
- Mengatakan jokes yang terdengar mesum dan menyinggung perasaan
- Diskriminasi gender
- Kekerasan seksual lewat verbal
- Mengirimkan surel, pesan, atau foto yang berbau seksual
- Bahasa tubuh yang memperlihatkan sikap tidak pantas
Akibatnya, korban akan jadi merasa terancam, enggak nyaman, serta menjadi takut ke kantor. Sikap serta hukuman tegas harus diberikan dan tanggung jawab pada setiap karyawan.
Sehingga tidak akan ada lagi kekerasan seksual ataupun diskriminasi gender yang terjadi di tempat kerja.
Read MoreDilema Ibu Bekerja
Baca cerita sebelumnya di sini.
Kembali dengan cerita Indah. Di tengah prosesnya beradaptasi dalam menjalani peran sebagai ibu baru, ia mendapat kabar baik tentang promosi jabatan yang diraihnya dan menjadi sebuah dilema.
Indah sempat merasa kebingungan tentang posisi barunya itu, apalagi itu akan banyak menyita waktunya, dan mungkin akan membuatnya semakin sulit menghabiskan waktu dengan sang putri yang masih kecil. Beruntung suaminya tidak pernah menyalahkan Indah, dan mau bernegosiasi peran dengannya.
Dilema ibu bekerja yang dialami Indah mungkin juga dialami banyak perempuan di luar sana: Sulitnya membagi waktu sebagai seorang ibu sekaligus ingin mencapai posisi strategis di tempat kerja. Tapi mungkin, tidak semua orang seberuntung Indah yang punya pasangan suportif.
Banyaknya perempuan karir sekarang ini dilema. Sebagai ibu bekerja terkadang harus memlih antara pekerjaan atau rasa bersalah terhadap anak-anak karena tidak bisa menjaga atau mengawasi mereka setiap harinya.
Bila anak di titipkan ke orang lain, kadang juga orang tua akan merasa kawatir dan tidak fokus dalam bekerja. Bahkan Ibu yang bekerja dari rumah atau WFH bisa merasakan hal yang sama. Karena tetap tidak bisa menjaga anak-anak sambil menyelesaikan tugas kantor.
Coba kita telusuri permasalahan ini, agar kita bisa mendapatkan solusi secara tepat dan obyektif. Supaya kita dapat mengubah sudut pandang kita terhadap masalah
yang sedang terjadi ini.
Yuk coba kita lihat masalah yang mendasarinya:
Dilema Ibu Bekerja buat Mendapatkan income tambahan
Dari 20 tahun terkahir, perkantoran yang di kuasai kaum pria pria secara signifikan sudah
berevolusi diisi kaum perempuan, bahkan perempuan ada yang bisa menduduki jabatan manajerial. Anggapan usang tentang perempuan yang sudah menikah cuma bisa dirumah mengurusi segala macam urusan rumah tangga sudah ketinggalan jaman.
Buat para Ibu yang bekerja di rumah-pun mereka harus meluangkan waktu untuk tidak mengurusi anak-anak waktu mereka ada pekerjaan penting di kantor. Jika tidak, pekerjaan kantor mereka malah jadi berantakan karena fokus menjaga anak-anak.
Read MoreSudah Setara?
Baca cerita sebelumnya di sini.
Kembali lagi dengan cerita keluarga Indah. Kali ini, ada cerita dari Dewi yang sudah mulai kerja sebagai jurnalis.
Ketika ia ingin menulis tentang kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan di dunia kerja, isu tersebut malah dianggap nggak “seksi”. Selain itu, atasannya juga beranggapan bahwa masalah kesenjangan upah tidak terjadi di Indonesia, seiring dengan bidang pekerjaan yang sudah mulai terbuka untuk perempuan.
Padahal realitasnya, data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS 2020 menunjukkan bahwa perempuan menerima upah 23 persen lebih rendah dari laki-laki. Walaupun sama-sama mengantongi ijazah sarjana, rata-rata perempuan mendapat gaji sebesar Rp3,7 juta, sementara laki-laki bisa mencapai Rp5,4 juta.
Read More