Perbedaan Paid dan Unpaid Leave

Sering Disalahpahami, Apa Bedanya ‘Paid’ dan ‘Unpaid Leave’?

Sebagai pekerja, penting untuk memahami apa perbedaan paid dan unpaid leave. Apalagi, kalau kamu merupakan karyawan baru yang belum familier dengan dua tipe cuti umum yang dapat diambil di perusahaan tempatmu bekerja.

Baca Juga: Cuti Haid bagi Pekerja Perempuan: Problem Klasik yang Masih Mengusik

Masalahnya, letak perbedaan paid dan unpaid leave ternyata bukan sekadar cuti yang dibayar atau tidak. Bingung? Yuk, langsung saja kita bahas perbedaan kedua hal itu.

Apa itu Cuti?

Mengutip Adp.com, cuti adalah waktu yang diberikan oleh perusahaan buat para pekerjanya untuk tidak masuk kerja. Alasannya beragam, tapi umumnya karena ada kepentingan tertentu dalam hidup pribadimu.

Meskipun tidak masuk kerja dalam beberapa hari, mengajukan cuti bisa memastikan kamu tetap mempunyai status sebagai karyawan di perusahaan tersebut.

Saat cuti ini, kamu dapat berstatus paid leave (cuti berbayar) atau unpaid leave (cuti tidak berbayar).

Ada pula cuti sakit yang memang khusus diambil waktu kamu sedang sakit atau tidak dalam kondisi prima untuk bekerja.

Jadi apa perbedaan paid leave dan unpaid leave

Apa itu Paid Leave?

Menurut Thebalancecareers.com, paid leave atau cuti berbayar adalah cuti yang memberikan kamu kesempatan untuk istirahat sejenak dari perusahaan. Akan tetapi, kamu tidak perlu cemas, karena akan tetap digaji penuh kendati tidak bekerja beberapa hari.

Pertanyaannya, apakah kamu dapat memperoleh paid leave secara tidak terbatas? Tentunya tidak. setiap perusahaan jelas memiliki peraturan yang berbeda-beda.

Baca Juga: Kokok Dirgantoro: Cuti Ayah Dukung Perempuan Berkarier

Semua peraturan perusahaan tetap harus mengacu pada peraturan negara, khususnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Dikutip dari Hukumonline.com, Pasal 81 Nomor 23 dalam UU itu menyebutkan, pekerja berhak memperoleh minimal 12 hari cuti tahunan. Namun, ada juga perusahaan yang memberikan lebih. Inilah yang dimaksud dengan paid leave.

Contoh Cuti Paid Leave

Supaya lebih memahami perbedaan paid leave dan unpaid leave, berikut beberapa contoh dari paid leave yang perlu kamu ketahui.

  • Cuti untuk Liburan

Kamu dapat mengambil paid leave untuk keperluan liburan kalau merasa jenuh bekerja. Satu hal yang perlu dipastikan, tidak ada pekerjaan yang belum diselesaikan sebelum mengajukan cuti.

  • Cuti Hamil dan Melahirkan

Untuk para pekerja perempuan, ada cuti hamil dan melahirkan yang dapat diambil cukup panjang. Menurut Gajimu.com, perusahaan akan memberikan waktu istirahat selama 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan sesudahnya. Kalau ditotal, ada waktu 3 bulan. 

  • Berduka

Saat kehilangan keluarga atau orang terdekat, biasanya orang cenderung susah fokus. Maka, sangat disarankan untuk mengambil cuti pada masa-masa berkabung. Selain itu, pasti ada banyak urusan yang perlu diselesaikan pada masa seperti ini, bukan?

Apa yang Dimaksud dengan Unpaid Leave?

Menurut Charliehr.com, unpaid leave adalah cuti yang membuat gajimu dipotong.

Meskipun gajimu dipotong, statusmu sebagai karyawan di perusahaan masih tetap aktif.

Ada beberapa alasan kenapa cutimu dapat tidak dibayar. Salah satunya adalah kalau kamu sudah melewati jatah cuti yang diberikan oleh perusahaan. Contohnya bila perusahaanmu memberikan 12 hari cuti sesuai dengan UU yang sudah kita bahas sebelumnya.

Baca Juga: Tentang Perempuan di Dunia Kerja: Dari Cuti Melahirkan Sampai ‘Glass Ceiling’

Jika kamu terpaksa mengambil cuti karena ada urusan mendesak, itu berarti kamu harus merelakan gaji disunat.

Dikutip dari Ekrut.com, Undang-Undang memang tidak menyebutkan secara detail tentang unpaid leave. Akan tetapi, dalam Pasal 93 ayat 1 UU Ketenagakerjaan disebutkan, upah tidak dibayar kalau pekerja atau buruh tidak melakukan pekerjaan.

Jadi, perusahaan memang boleh memotong gajimu kalau kamu mengambil cuti lebih dari jatah yang diberikan.

Contoh Unpaid Leave

Alasan untuk unpaid leave bisa sangat beragam. Karena ini berhubungan dengan gaji, sebaiknya unpaid leave cuma diambil waktu kamu benar-benar tidak punya pilihan lain.

Sebagai contoh, kamu sudah mengambil cuti hamil dan melahirkan 3 bulan. Akan tetapi, keadaan memaksamu untuk tetap di rumah lebih lama karena harus fokus mengurus anak yang baru lahir.

Cuti yang lebih dari ketentuan 3 bulan tersebut adalah unpaid leave atau cuti yang tidak berbayar.

Setelah akhirnya kamu mulai kerja kembali ke kantor, tentu kamu akan mulai digaji kembali sesuai dengan kontrak kerjamu sebelumnya.

Sekarang kamu dah tahu kan perbedaan antara paid leave dan unpaid leave?

Sebagai karyawan atau pekerja profesional, sangat penting untuk dapat merencanakan waktu cuti agar work-life balance dapat seimbang.

Read More
apa itu digital nomad

Bisa Kerja dari Mana Saja yang Kamu Pilih, Tertarik Jadi ‘Digital Nomad’?

Digital nomad adalah salah satu istilah yang hari-hari ini sering terdengar selama masa work from home (WFH). Secara garis besar, digital nomad adalah seseorang yang memutuskan untuk bekerja secara lepas dan memanfaatkan teknologi, jadi ia tidak terikat oleh waktu dan tempat. Mereka pun juga setiap hari tidak perlu datang ke kantor karena bisa bekerja dari mana saja, seperti perpustakaan, coffee shop, rumah, bahkan di pantai.

Sekilas pengertiannya seperti pekerja remote, bukan? Namun, sebenarnya digital nomad dengan pekerja remote itu relatif berbeda.

Buat kamu yang sedang ingin bekerja sebagai freelancer atau pekerja remote, kamu bisa memilih opsi menjadi digital nomad.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang digital nomad, berikut penjelasannya yang sudah dirangkum dari berbagai sumber.

Apa Itu Digital Nomad?

Dilihat dari asal katanya, digital nomad’berasal dari dua kata, yaitu digital’ dan nomad. Kata ‘digital’ di sini menunjuk pada pekerjaan seseorang yang dilakukan secara digital.

Sementara itu, nomad berasal dari kata nomaden, yaitu hidup berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Baca juga: Rupa-rupa Manajemen di Tempat Kerja, Kantormu Tipe Mana?

Kalau disimpulkan, digital nomad adalah seseorang yang bekerja secara online atau memakai tools online. Mereka bisa bekerja dari mana saja yang mereka pilih secara mandiri, tulis Nomadflag.com.

Seorang digital nomad sering disebut independen secara lokasi, karena mereka yang menentukan sendiri lokasi untuk bekerja.

Lalu, apa yang membedakannya dengan pekerja remote?

Kata “nomad” menjadi sesuatu yang perlu perlu digarisbawahi. Digital nomad tidak cuma bekerja di tempat yang mereka pilih sendiri. Namun, mereka bekerja berpindah tempat sambil melakukan gaya hidup sendiri.

Contohnya, mereka dapat bekerja di pinggir pantai sambil menikmati suasana alam. Dalam kasus lain, mereka juga memilih bekerja dari cafe sambil menikmati makanan terbaik di tempat tersebut.

Di era seperti sekarang ini, pekerjaan digital nomad terus berkembang karena perkembangan teknologi. Sekarang ini, banyak perusahaan yang tidak mewajibkan karyawannya bekerja secara fisik di kantor.

Cara Menjadi Digital Nomad

Setelah tahu definisinya, sekarang waktunya kamu mempersiapkan diri untuk menjadi digital nomad. Yuk, ikuti apa saja tipsnya di bawah ini.

1. Mengajukan Kerja Remote pada Perusahaan

Karena pandemi COVID-19, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia mau tidak mau harus beradaptasi dengan teknologi dan melakukan kerja jarak jauh (WFH).

Meskipun sekarang ini sudah banyak yang kembali bekerja dari kantor, sekarang perusahaan sudah terbiasa dengan yang namanya kerja remote.

Salah satu cara yang bisa kamu coba dengan meminta perusahaan untuk diperbolehkan kerja dari jarak jauh.

Baca Juga: Apa itu ‘Cultural Fit’ dan Manfaatnya untuk Para Pekerja?

Alternatif ini dapat kamu coba jika sekarang sudah punya pekerjaan stabil dan disukai di perusahaan.

Kamu dapat mencoba mengajukan ke perusahaan untuk menjadi full-time remote worker. Artinya, kamu bisa jadi pegawai penuh waktu, cuma tidak perlu datang dan bekerja dari kantor (WFO).

Di beberapa startup dan perusahaan berbasis teknologi hal ini bukan suatu hal yang mustahil, loh!

Siapa tahu, perusahaan yang sekarang kamu bekerja juga memperbolehkannya.

2. Cari Pekerjaan yang Tepat

Cara untuk menjadi digital nomad tentu kamu harus memilih pekerjaan yang tepat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa pekerjaan yang memang pas dengan digital nomad karena dapat dengan mudah dilakukan meski tidak dari kantor.

Kalau kamu masih bingung ingin memulainya dari mana, kamu dapat mencoba memilih menjadi seorang freelancer terlebih dahulu.

Kelebihannya menjadi freelancer adalah kamu jadi bebas bekerja dari mana dan bekerja, dan lebih leluasa dalam bekerja.

Akan tetapi, risiko menjadi freelancer adalah tidak akan ada jaminan pemasukan setiap bulan stabil. Karena itulah kamu juga dapat mulai mencari pekerjaan yang full-time dan remote. Perusahaan tidak mewajibkanmu untuk datang ke kantor, sehingga dapat bekerja dari mana saja.

Karena fleksibilitas kantor ini, kamu dapat bebas pergi kemanapun yang diinginkan dan bekerja dari sana.

3. Mulai Usaha Online

Cara lain yang bisa kamu pilih menurut Nerdwallet.com adalah mencoba bisnis online. Bisnis ini harus dapat secara penuh dipantau dan dikerjakan secara digital.

Dengan begitu, kamu dapat berada dimana saja sambil bekerja. Misalnya, bekerja sebagai freelancer. Tentunya opsi ini membuat pendapatanmu tidak akan stabil setiap bulannya.

Baca Juga: Balada Budak Korporat dan Solusi Lawas Jadi PNS

Akan tetapi, kamu akan punya kebebasan dalam mengatur segalanya. Pasalnya, ini merupakan bisnis milikmu sendiri dan kamu tidak perlu mengejar deadline untuk memperoleh penghasilan.

4. Siapkan Tabungan

Salah satu tantangan dari pekerja nomaden adalah penghasilan yang tidak pasti. Karena itu, kamu perlu mempersiapkan tabungan yang cukup untuk menjalaninya.

Jika di satu waktu kamu berhasil mendapatkan banyak proyek dengan bayaran tinggi, kamu masih memiliki dana lebih untuk bertahan hidup.

5. Gabung Komunitas Digital Nomad

Waktu menjadi digital nomad, tentu kamu tetap bisa merasakan jenuh bekerja. Bergabung dalam komunitas dapat menjadi alternatif solusi.

Baca Juga: Kiat-kiat Kantor Dukung Kesehatan Mental Karyawan yang Patut Dicoba

Sekarang ini banyak komunitas dan berbagai forum yang mudah ditemukan di media sosial, termasuk Facebook. Dengan masuk dalam komunitas, kamu dapat memperoleh informasi, tips, dan saran dari orang-orang yang sudah berpengalaman.

Manfaat lainnya, kamu bisa meminta bantuan saat benar-benar membutuhkan. 

Read More
apa itu surat peringatan kerja karyawan

Apa itu Surat Peringatan Kerja? dan Cara Tepat dalam Menanggapinya

Waktu bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan, kamu bisa saja mendapatkan tindakan disipliner. Lalu, apa yang perlu kita lakukan waktu memperoleh surat peringatan kerja dari perusahaan?

Sebenarnya tindakan disipliner dilakukan perusahaan berguna untuk menengur hasil performa kerja, perilaku, atau mengoreksi tindakan pekerjanya yang tidak pantas dilakukan di tempat kerja.

Menurut indeed.com, ada dua jenis teguran yang umum diberikan oleh perusahaan yaitu dengan caralisan dan tertulis.

Bila kita mendapatkan peringatan baik lisan atau tertulis, Sebagai karyawan harus bisa memberikan respons yang tepat dan hati-hati.

Nah, berikut ini kita akan membahas pengertian dan beberapa persiapan yang perlu dilakukan waktu mendapat surat peringatan kerja dan langkah tepat dalam memberikan tanggapan yang profesional.

Yuk, kita bahas selengkapnya di bawah ini!

Pengertian Surat Peringatan Kerja

Menurut greatdayhr.com, surat peringatan kerja adalah surat yang dibuat dan diberikan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran atau kesalahan terhadap aturan mutlak yang sudah dibuat perusahaan. Surat ini harus diperhatikan dengan baik supaya pekerja tersebut benar-benar paham atas perbuatan yang dilakukan. Jika dihiraukan, akan berdampak buruk bagi karyawan.

Baca Juga: Pelajaran dari ‘Buffy the Vampire Slayer’ Soal LingkunganKerjaToksik

Di perusahaan, divisi atau orang yang memberikan surat peringatan tersebut adalah pimpinan. Namun, ada juga yang memberikannya adalah divisi human resource.

Beberapa contoh alasan mengapa karyawan dapat memperoleh surat peringatan tersebut antara lain: absen tanpa memberikan informasi keatasan atau perusahaan, sering terlambat kerja, tidak memenuhi tanggung jawab pekerjaan, dan membocorkan rahasia perusahaan.

Surat peringatan kerja memang tidak selalu berakhir dengan pemecatan, tetapi berguna sebagai pengingat kalau karyawan tersebut perlu memperbaiki perilaku diri. Namun, harus diperhatikan dengan baik dan serius supaya ke depannya dapat memberikan perubahan baik untuk karyawan.

Hal yang Perlu Dilakukan Bila Kamu Dapat Surat Peringatan Kerja

yang perlu dilakukan bila mendapat surat peringatan kerja

1. Waktu Mendapatkan Surat Peringatan Kerja, Kamu Harus Tetap Tenang

Waktu pertama kali memperoleh teguran lewat surat peringatan kerja, mungkin kamu pasti akan kaget, panik, sampai kesal.

Namun, sebaiknya kamu jangan sampai terbawa emosi apalagi sampai bersikap defensif. Hal tersebut malah memnyebabkan situasi menjadi semakinburuk.

Karena itu, cobalah untuk tenangkan pikiran dan pahami situasi yang sedang kamu alami. Jangan sampai kamu emosi, marah, atau menangis di kantor.

Sebaiknya, segera cari tempat yang tenang yang ada di kantor dan mencoba melakukan meditasi untuk menurunkan emosi.

2. Pikirkan Terlebih Dahulu Sebelum Memberikan Bantahan

Hal penting yang harus dilakukan waktu memperoleh surat peringatan kerja dari perusahaan adalah berpikir dengan tenang sebelum bertindak.

Baca Juga: Ada LGBT dan Minoritas di Kantormu? Ini 6 Manfaatnya

Coba untuk membaca ulang surat peringatan yang kamu terima. Apabila dalam isi surat tersebut ada yang menurutmu kurang adil, kamu dapat membantahnya.

Akan tetapi, sebelum membuat bantahan sebaiknya kamu mencari bukti-bukti terlebih dahulu yang dapat menguatkan argumenmu nantinya.

Kamu bisa mencoba membuat jadwal untuk membicarakannya langsung dengan atasan dan menyampaikan pendapatmu. Selanjutnya kamu membuat sanggahan tertulis untuk membela diri.

3. Sediakan Waktu untuk Introspeksi Diri

Wajar kalau kamu merasa stres dan bingung apa yang harus dilakukan waktu mendapatkan surat peringatan kerja.

Sebenarnya dari kejadian tersebut dapat kamu manfaatkan supaya bisa menjadi karyawan yang lebih baik lagi nanti ke depannya.

Sayangnya, tidak semua orang dapat dengan gampang menerima kritikan meskipun hal tersebut bertujuan supaya kamu dapat berubah menjadi lebih baik.

Itulah mengapa kamu perlu menyediakan sedikit waktu untuk memahami semua hal yang sudah terjadi dan mencoba introspeksi diri.

4. Tanyakan ke Atasan Apa yang Perlu Kamu Lakukan untuk Berubah

Menurut theladders.com, terlebih dulu kamu harus paham tentang kesalahan yang sudah dilakukan dan bagaimana cara menghindarinya di masa depan.

Setelah itu, kamu dapat bertanya kepada atasan apa yang perlu dilakukan untuk berubah sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.

Baca Juga: Jangan Datang dengan Kepala Kosong, 4 Alasan ‘Kepoin’ Calon Perusahaan

Contohnya, kamu disalahkan karena bersikap buruk kepada rekan kerja lain. Dalam kasus tersebut, pastinya kamu perlu melihat dari sudut pandang orang lain dan mencari tahu kenapa sampai kamu dicap buruk.

Setelah kamu tahu yang menjadi penyebabnya, kamu dapat membuat rencana untuk berubah dan menghindari kesalahan tersebut terulang.

5. Jadikan Hal Tersebut Jadi Sebuah Pembelajaran

Tidak salah kalau kamu jadi merasa kecil hati atau stres karena memperoleh teguran langsung dari atasan.

Namun, setelah itu hal yang harus kamu lakukan adalah memperbaiki diri dan jadikan hal tersebut sebagai pelajaran ke depannya.

Perhatikan nasihat yang diberikan atasanmu dan pahami apa yang dapat kamu lakukan supaya bisa menjadi karyawan yang lebih baik.

Manfaatkan kesempatan tersebut untuk belajar jadi lebih baik lagi dan mempertimbangkan kekuranganmu di tempat kerja.

6. Minta Waktu untuk Memperbaiki Kesalahanmu

Umumnya perusahaan yang akan memberikan jangka waktu tertentu untuk karyawannya supaya mereka dapat memperbaiki perilakunya, menurut zippia.com.

Nah, kamu dapat meminta waktu kepada atasan atau HRD yang dapat kamu pergunakan untuk mengkoreksi diri.

Kamu juga harus menerima apabila jangka waktu yang sudah diberikan tersebuthabis dan tidak ada perubahan dari performa kerjamu, maka perusahaan akan memutus hubungan kerja.

Supaya kamu dapat menghindari kejadian tersebut, kamu dapat meminta masukan yang spesifik kepada atasan mengenai apa yang harus dicapai dalam jangka waktu tersebut.

7. Coba Pikirkan untuk Mencari Pekerjaan Baru

Mendapatkan surat peringatan kerja, bukan berarti kamu akan langsung dipecat dari perusahaan. Namun, apabila kesalahan yang kamu buat fatal, pastinya kemungkinan tersebut jadi cukup tinggi.

Karena itu, kamu dapat mulai memikirkan mencari pekerjaan baru. Mulai update CV dan porto foliomu, lalu kamu dapat menghubungi rekan kerja atau kenalan untuk mencari info lowongan kerja.

Keputusan ini sebaiknya diambil waktu kamu merasa sudah tidak ada lagi pilihan atau harapan untuk terus berada di perusahaan tersebut.

Baca Juga: Ciri Rekan Kerja yang Baik, Apakah Kamu Salah Satunya?

Kalau kamu masih merasa dapat memperbaiki diri dan tetap inginbekerja di perusahaan tersebut, tentunya lebih baik kamu fokus pada perbaikan diri.

Akan tetapi, waktu sudah memantapkan hati untuk mencari pekerjaan di tempat lain, cobalah cari pekerjaan yang memiliki budaya kerja yang cocok dengan gaya kerjamu.

Lalu, sebelum ada keputusan dari perusahaan untuk memberhentikan kamu dan kamu belum memberikan surat resign, tetaplah berusaha untuk bekerja dengan baik.

Read More
mengenal cultural fit di tempat kerja

Apa itu ‘Cultural Fit’ dan Manfaatnya untuk Para Pekerja?

Apa yang jadi pertimbangan kamu dalam mencari karier? Kalau jawabanmu adalah gaji dan pekerjaan itu sendiri, tidak salah, tetapi kamu mungkin melupakan salah satu faktor penting, yaitu cultural fit.

Menurut breathehr.com, cultural fit akan membantu kamu bisa bekerja dengan nyaman dalam suatu perusahaan.

Kamu pasti tidak ingin membuang waktu serta tenaga melamar pekerjaan, tapi malah merasa kalau pekerjaan atau perusahaan tersebut ternyata tidak sesuai dengan kamu, kan?

Nah, supaya terhindar dari kejadian tersebut, dibutuhkan cultural fit. Lalu, apa sih cultural fit itu dan mengapa kamu penting untuk mengetahuinya? Berikut penjelasan singkat yang sudah kami rangkum dari berbagai sumber!

Apa Itu Cultural Fit?

Cultural fit atau culture fit adalah kecocokan antara kepribadian kamu dengan budaya perusahaan dan cara bekerja yang dimilikinya.

Perlu diketahui juga kalau culture fit bukan berarti semua orang yang ada di perusahaan tersebut mempunyai perilaku yang serupa.

Makanya, supaya kamu bisa paham cultural fit lebih jauh, sebaiknya kamu juga memahami istilah business atau company culture.

Baca Juga: Dari Budaya sampai Agama, Ini 4 Hal yang Hambat Perempuan Berkarier

Semua perusahaan, menurut cultureamp.com, selalu mempunyai nilai serta prinsip yang dipegang. Hal ini membentuk ‘kepribadian’ dari sebuah perusahaan tersebut.

Sehingga, setiap pekerja di dalam perusahaan diharapkan untuk mempunyai nilai dan prinsip yang dipegang karena hal tersebut ikut memengaruhi proses bisnis perusahaan.

Kalau ternyata nilai dan prinsip pribadimu cocok dengan visi dan misi perusahaan, situasi itu bisa disebut cultural fit.

Mengapa Cultural Fit Penting Buat Para Pekerja?

Buat perusahaan, culture fit menjadi salah satu pertimbangan waktu merekrut calon karyawan.

Hal ini karena cocok atau tidaknya seseorang dengan budaya perusahaan dapat berpengaruh pada lingkungan kerja sampai workflow di perusahaan tersebut nantinya.

Lalu, kenapa kita harus merasa cocok di suatu perusahaan? Mengutip dari  firstbird.com, berikut merupakan beberapa alasannya.

Menurunkan Stres Waktu Bekerja

Salah satu manfaat dari cultural fit, yaitu menurunkan stres waktu bekerja. Waktu tingkat stres tinggi, pastinya kamu sulit untuk bekerja dengan maksimal.

Karena itu, bekerja di lingkungan yang tepat bisa membantumu dalam menurunkan tingkat stres tersebut.

Di sisi lain, waktu kamu merasa cocok dengan lingkungan serta rekan kerja, kamu juga akan dengan mudah bercerita atau meminta bantuan mereka untuk meringankan beban stres.

Cultural Fit dapat Menaikan Produktivitas Kerja

Kalau kamu merasa cocok dengan lingkungan kerja, hal ini juga akan turut menaikan produktivitas kerja kamu. Dengan naiknya produktivitas, hal ini akan membuatmu merasa puas dengan hasil kerja yang kamu kerjakan.

Baca Juga:Budaya Patriarkal, Konservatisme Agama Hambat Perempuan Jadi Ketua OSIS

Tidak cuma itu, kamu juga akan mempunyai kemungkinan lebih besar untuk memperoleh kebahagian dalam pekerjaan ataupun karier.

Kamu akan Merasa Betah di Tempat Kerja

Manfaat lain adalah kamu akan merasa betah di tempat kerja. Ketika kamu cocok dengan lingkungan kerja, ada kemungkinan besar kamu akan jadi nyaman untuk berpartisipasi di dalamnya.

Sehingga, hal ini akan membuatmu jadi fokus dan memberikan hasil terbaik waktu bekerja.

Membantu Kamu untuk Cocok Bekerja di Perusahaan

Manfaat lain cultural fit adalah membuat kamu bisa cocok dengan orang-orang yang ada di perusahaan.

Perasaan cocok itu tidak sebatas pada interaksi dengan rekan kerjamu. Hal ini juga berdampak pada bagaimana kamu dapat merasa serasi dengan cara perusahaan bekerja.

Waktu kamu merasa sesuai dengan cara perusahaan bekerja, hal ini bisa membuat kamu mencapai work-life balance.

Di sisi lain, kamu juga bisa merasa lebih jadi bagian dalam sebuah tim atau perusahaan. Ini penting buat menaikan kualitas kerja sama atau kolaborasi.

Memudahkan Komunikasi

Alasan lain mengapa cultural fit penting adalah memudahkan kamu berkomunikasi. Dalam menyelesaikan sebuah rencana kerja, pastinya kamu tidak mungkin mengerjakannya sendirian.

Komunikasi dan kerja sama dengan rekan kerja akan jadi kewajiban, baik itu waktu meeting atau diskusi. Tidak cuma itu, kolaborasi dengan rekan kerja pun butuh komunikasi yang terbuka dan jelas.

Baca Juga: Pelajaran dari ‘Buffy the Vampire Slayer’ Soal Lingkungan Kerja Toksik

Sehingga, waktu berada di lingkungan kerja yang cocok, hal ini bisa membuatmu lebih mudah dan nyaman dalam berkomunikasi atau menyampaikan ide.

Itulah penjelasan singkat yang perlu kamu ketahui mengenai cultural fit. Sebab, bekerja di perusahaan yang cocok denganmu ternyata punya efek signifikan pada kebahagiaan kita, baik dalam karier dan kehidupan.

Read More
sunday scaries cara mengatasinya

‘Sunday Scaries’: Rasa Cemas Hari Minggu yang Serang Pekerja

Apakah saban Minggu malam kamu selalu merasa khawatir karena besok bertemu Senin? Sunday scaries adalah sebutan untuk rasa cemas itu.

Menurut Whiteboardjournal.com, Sunday scaries adalah gejala yang merujuk kepada rasa khawatir hingga ketakutan setiap Minggu karena sadar akhir pekan bakal segera berakhir.

Baca Juga: Kesehatan Mental Pekerja Masih Diabaikan, Perusahaan Perlu Buat Perubahan Kebijakan

Perasaan cemas ini diperburuk dengan bayang-bayang pekerjaan di keesokan harinya. Dikutip dari Health.clevelandclinic.org, kamu dapat merasakan sejumlah gejala tidak nyaman, seperti:

  • gampang marah
  • detak jantung jadi lebih cepat
  • sakit perut
  • sulit untuk tidur.

Terkadang, ada juga yang menyebutkannya Sunday syndrome atau Sunday evening feeling.

Kendati punya embel-embel Minggu, gangguan ini tidak selalu menyerang pada hari itu. Seandainya kamu mulai bekerja pada Selasa, Sunday syndrome dapat timbul di Senin sebelumnya.

Sunday Syndrome atau Masalah Lain?

Penyebab Sunday scaries adalah rasa takut dengan pekerjaan esok hari. Menurut Verywellmind.com, perasaan cemas ini sangat wajar diidap banyak orang. Pasalnya, di akhir pekan, kamu biasanya mengerjakan hobi dan hal yang kamu senangi, alih-alih bekerja keras sepanjang minggu.

Sunday syndrome tidak dapat dibiarkan apalagi diabaikan. Sebab, ia dapat memicu rentetan masalah lain, termasuk tidak nyaman atau tidak suka dengan pilihan karier sekarang, work-life balance yang terganggu, hingga lingkungan di tempat kerja yang toksik.

Baca Juga: 10 Jurus Anti-Lemas Saat Harus Puasa di Kantor

Karena itu, ada bagusnya kamu renungkan masih dalam tahap wajarkah Sunday syndrome yang yang kamu alami? Jangan-jangan, rasa khawatir yang kamu idap itu merupakan puncak dari masalah yang sebenarnya jauh lebih besar?

Tips Atasi Sunday Scaries

Lantas, bagaimana, sih cara mengenyahkan rasa cemas itu dengan mudah? Magdalene mencatat sejumlah hal yang bisa kamu tempuh:

Selesaikan Pekerjaan pada Jumat

Menurut Psychologytoday.com, cara ini mungkin bisa mengatasi Sunday scaries karena akar mula dari gangguan ini memang kecemasan soal bayang – bayang pekerjaan yang belum tuntas.

Baca Juga: Terlalu Banyak WFH, Awas Bahaya ‘Cabin Fever

Dengan membereskan pekerjaan dan tugas pada Jumat, diharapkan pada Senin, setidaknya pekerjaan tak menumpuk lebih banyak.

Istirahat yang Cukup

Tidur atau istirahat adalah salah satu indikator yang sangat penting dan seringkali terlupakan. Padahal menurut survei Sciencedirect.com, tidur yang kurang seringkali bisa mengerek rasa cemas dalam dirimu. Jadi, pada Minggu malamnya, coba tenangkan pikiran dan tidur dengan cukup.

Ciptakan Work-Life Balance

Tidak bisa dimungkiri, mungkin keseimbangan adalah hal yang penting bagi setiap aspeknya. Begitu pula dalam atasi Sunday syndrome. Saat akan memasuki akhir pekan, segerakan untuk melakukan hal yang bersifat rekreasi atau relaksasi dengan maksimal. Kamu bisa berolahraga atau menghirup udara segar yang jauh dari hiruk-pikuk kota.

Rutin Berolahraga

Selain membuat badan jadi sehat, apa manfaat lain dari rajin berolahraga? Mencegah Sunday scaries adalah jawabannya.

Baca Juga: Sering Takut Sama Atasan Saat Pertama Kerja? Ini Tips untuk Atasi Masalahmu

Dikutip dari Nbcnews.com, selain latihan fisik, berinteraksi dengan orang lain juga dapat mencegah kecemasan ini. Meski begitu, kamu perlu menghindari pesta atau berkumpul hingga larut malam hingga begadang. 

Mencari Teman Dekat di Tempat Kerja

Punya banyak teman di tempat kerja pastinya sangat bermanfaat. Salah satunya demi menekan Sunday scaries. Teman-teman ini bisa diajak berbagi keresahan, sehingga kamu merasa jauh lebih tenang.

Read More
pengertian cabin fever

Terlalu Banyak WFH, Awas Bahaya ‘Cabin Fever

Merasa bosan dan cemas saat work from home (WFH)? Bisa jadi itu merupakan pertanda kamu terkena cabin fever. Menariknya, “demam” ini cukup jamak menjangkiti semua orang, baik lelaki, perempuan, dan lainnya. Khususnya jika tak banyak yang tersisa dari pilihan bekerja selama pandemi.

Memang apa, sih cabin fever ini? Mengapa bisa terjadi pada kita?

Pengertian Cabin Fever

Menurut Verywellmind.com, cabin fever adalah perasaan-perasaan yang muncul karena terlalu lama berada di ruangan yang membuat kita terisolasi.

Baca Juga: Tanda Kamu Tidak Suka Pekerjaanmu dan Apa yang Harus Kamu Lakukan

Karena selalu berada di rumah, seseorang bisa mengalami perasaan-perasaan negatif, termasuk cemas, sedih, dan bosan.

Istilah ini sendiri sebelumnya dihubungkan dengan orang-orang yang harus terus berada di rumah akibat musim dingin, sehingga tak bisa beraktivitas di luar.

Ciri-ciri Terkena Cabin Fever

Gejala cabin fever yang dialami setiap orang dapat berbeda. Namun, biasanya perasaan negatif yang muncul berlangsung lumayan lama sampai memengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk saat sedang bekerja, berhubungan dengan orang lain, dan beristirahat.

Berikut ciri-ciri umumnya:

Susah untuk Fokus 

Pandemi COVID-19 berpengaruh pada segala hal, seperti ke mata pencarian. Berbagai berita yang muncul di media pun rata-rata berita yang kurang baik yang semakin berpengaruh pada kesehatanmu.

Kamu pun juga tetap diminta untuk bisa bekerja dengan baik. Hal ini pastinya menjadi beban pikiran tersendiri untuk seseorang sehingga tidak heran kalau mereka jadi susah untuk fokus.

Mereka akan selalu terbebani dengan pikiran yang datang karena pemberitaan tersebut.

Jam Tidur Tak Teratur

Salah satu tanda kamu mengalami cabin fever adalah jam tidur kamu jadi tidak teratur. Kamu akan merasa sulit tidur di malam hari, dan semakin susah untuk bangun keesokannya. Bahkan, di siang hari kamu malah bisa tertidur karena merasa lelah.

Baca Juga: Habis WFH Terbit ‘Workcation’, Ini Fakta-fakta yang Perlu Kamu Tahu

Pelupa adalah Tanda Kamu Terkena Cabin Fever

Tanda lain yang muncul adalah kamu menjadi pelupa. Pasalnya, rasa cemas bisa memengaruhi memori. Menurut Calmclinic.com, hal ini disebabkan saat kita cemas, tubuh akan memproduksi hormon stres yang mengakibatkan kita jadi susah mengingat hal-hal tertentu.

Terkait gejala susah fokus, ini juga membuatmu rawan lupa akan sejumlah hal. Pikiranmu menjadi terdistraksi dan susah mengingat suatu kejadian, perkataan, dan sebagainya.

Kamu Jadi Lebih Emosional

Tanda lainnya yang dapat kamu rasakan adalah kamu akan jadi lebih emosional. Karena sedikitnya interaksi, kamu jadi mempunyai ekspektasi lebih terhadap sesuatu. Hal inilah yang membuatmu bisa menjadi lebih emosional bahkan gampang tersulut emosi.

Baca Juga: Perasaan Languishing yang Banyak Terjadi Karena WFH

Cara Tepat Atasi Cabin Fever

Sebenarnya, cara paling tepat untuk mencegah dan atasi cabin fever adalah dengan pergi keluar rumah. Namun, di saat pandemi COVID-19 seperti sekarang, cara tersebut bukanlah opsi yang tepat.

Supaya kamu bisa terhindar dari cabin fever, kamu bisa mencoba langkah-langkah berikut ini:

Mencari Rutinitas Baru

Tips pertama, kamu dapat mencari suatu rutinitas baru yang selama ini belum sempat dilakukan.

Dengan bekerja di rumah, maka waktu yang biasanya kamu habiskan untuk perjalanan ke kantor dan pulang bisa kamu gunakan.

Contohnya, setelah bangun pagi kamu bisa manfaatkan untuk berolahraga sejenak, menulis jurnal, dan yang lainnya.

Keluar Rumah Sebentar untuk Atasi Cabin Fever

Untuk mencegah dan mengatasi rasa jenuh bekerja karena seharian di rumah saja, kamu dapat keluar ke depan rumah atau duduk di teras untuk sekadar mencari udara segar, berjemur sinar matahari pagi, santai sejenak, atau melihat keadaan sekitar.

Namun, pastikan kamu tetap memberlakukan physical distancing dengan orang yang kamu jumpai, menggunakan masker, serta mencuci tangan setelah kembali ke rumah. Jika kamu sampai berjalan-jalan lumayan jauh dari rumah, sangat disarankan untuk segera mandi dan ganti pakaian setelahnya.

Jaga Hubungan Sosial dengan Orang Lain

Supaya tidak merasakan bosan dan gelisah karena harus di rumah saja, maka kamu perlu untuk menjaga komunikasi dengan orang lain.

Baca Juga: Dear Karyawan, Kamu Layak Dapat Insentif Jika…

Jika biasanya kamu bisa berkumpul dengan teman di suatu tempat, kali ini kamu bisa melakukannya dengan cara virtual. Tak ada salahnya menggunakan via telepon atau video call dengan teman lama di luar jam kantor supaya terhindar dari cabin fever.

Manfaatkan Waktu untuk Me Time

Selanjutnya, yang bisa kamu lakukan untuk menghindari cabin fever adalah dengan menikmati ‘me time’. Aktivitas ini merupakan waktu untuk memberikan dirimu kebebasan dari apa pun.

Kamu dapat menonaktifkan notifikasi ponsel sementara, dan memilih untuk membaca buku, atau melakukan hobi yang lain.

Hal ini dapat membuat perasaan negatif yang kamu rasakan jadi lebih berkurang.

Read More
pengertian insentif untuk para karyawan

Dear Karyawan, Kamu Layak Dapat Insentif Jika…

Kata siapa karyawan tidak bisa dapat kepuasan tambahan selain gaji bulanan? Adalah insentif yang bisa didapatkan oleh para pekerja sebagai bentuk kompensasi, pun sebagai apresiasi atas prestasi yang baik. Kompensasi ini penting untuk dianggarkan lantaran dapat menaikan produktivitas kerja, serta mengerek dedikasi pekerja.

Sebagai pekerja, kamu perlu tahu apa itu insentif, bagaimana cara mendapatkannya, serta dalam kondisi apa kamu laik menerima. Simak penjelasan lengkap mengenai insentif di bawah ini yang sudah Magdalene rangkum dari berbagai sumber.

Pengertian Insentif

Menurut Achievers.com, insentif adalah tambahan pemasukan di luar gaji yang diperoleh karyawan atas prestasi dalam pekerjaannya. Tak hanya menguntungkan karyawan, perusahaan pun juga memperoleh keuntungan signifikan. Pasalnya, insentif diyakini membuat karyawan kian terpacu untuk terus berprestasi.

Baca Juga: Apa itu ‘Information Overload’ dan Kenapa Penting Dipahami Pekerja

Jenis Insentif

Pada dasarnya, insentif adalah apresiasi berupa uang atau objek bernilai. Namun, pada perusahaan yang sedang berkembang atau startup, penghargaan seperti makan bersama atau pujian saat rapat juga dapat dianggap sebagai kompensasi.

Intinya, semua bentuk pemberian tersebut harus dapat membuat karyawan merasa dihargai. Kompensasi yang diberikan juga harus dapat memotivasi pekerja untuk secara konsisten menghasilkan kinerja terbaiknya.

Jenis-jenis Insentif

Finansial

Menurut Indeed.com, jenis insentif pertama yang paling sering ditawarkan oleh perusahaan adalah insentif finansial. Persis seperti namanya, bentuk kompensasi ini diberikan dalam bentuk uang di luar gaji pokok pekerja.

Baca Juga: Ketimpangan Gender dan Kerentanan Perempuan di Sektor Pertambangan

Jenis tunjangan tersebut juga dapat diberikan berdasarkan keuntungan perusahaan serta hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan.

Beberapa contoh insentif finansial yang umum diterima oleh para pekerja, yakni asuransi kesehatan, Jaminan Hari Tua (JHT), atau reimbursement untuk keperluan pendidikan pribadi dan keluarga.

Nonfinansial

Jenis kompensasi yang lain yang menjadi hak para pekerja adalah insentif nonfinansial. Kompensasi yang ini umumnya diberikan dalam bentuk lain selain uang. Mirip dengan insentif finansial, kompensasi yang disediakan tentu harus dapat menunjang kesejahteraan karyawan.

Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat diberikan perusahaan sebagai insentif non-finansial.

  • naik jabatan
  • pujian secara terbuka
  • asuransi kesehatan mental
  • lingkungan kerja yang tidak toksik
  • makan bersama
  • peluang perkembangan karier

Sosial

Masih dilansir dari Indeed.com, bentuk insentif terakhir yang layak didapat karyawan adalah insentif sosial. Bentuk tunjangan ini biasanya tidak akan dirasakan secara langsung oleh para pekerja.

Itu diberikan supaya karyawan dapat mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja dan atasan.

Baca Juga: Untung Rugi Kerja di Perusahaan ‘Startup’

Adapun bentuk-bentuk insentif sosial yang bisa didapat oleh para pekerja, di antaranya:

  • acara makan bersama di tempat kerja
  • merayakan ulang tahun
  • sesi bonding atau team building bersama teman satu divisi
  • testimoni performa karyawan

Indikator Pemberian Insentif

Karena insentif adalah bonus, tidak berarti semua karyawan otomatis mendapatkannya. Bahkan, untuk dapat memperoleh kompensasi, ada beberapa indikator yang harus dicapai pekerja.

Disitir dari Thebalancecareers.com, berikut sejumlah indikator pemberian insentif yang sering diterapkan perusahaan.

  • Kualitas kerja: Indikator ini memaparkan kualitas kerja dan prestasi yang berhasil diperoleh oleh pekerja.
  • Efisiensi pekerjaan: Indikator efisiensi pekerjaan memperlihatkan cara kerja karyawan serta ketuntasan tanggung jawab yang mereka miliki.
  • Jabatan atau level senioritas: Besaran kompensasi juga sering dihitung lewat level senioritas karyawan. Urgensi ini didasari oleh kebutuhan kualitas hidup yang baik seiring usia yang bertambah.
  • Keadilan dan kelayakan: Keadilan serta kelayakan karyawan bisa ditentukan dengan melakukan penilaian jabatan dan kinerja sehingga intensif yang diberikan bisa cair dengan lebih tepat.

Indikator terakhir ini dinilai sangat penting. Sebab, kalau perusahaan gagal memberikan kompensasi dengan adil, mereka akan mengalami kerugian yang lumayan besar. Contohnya, karyawan jadi merasa kurang dihargai dan kualitas kerja mereka bisa menurun.

Manfaat Insentif

Pemberian tunjangan tidak cuma akan menguntungkan pekerja saja, tetapi perusahaan juga. Apa saja manfaat insentif yang dirasakan pegawai dan perusahaan? Magdalene juga telah merangkumnya di bawah ini:

Manfaat untuk Karyawan

Motivasi Kerja Meningkat

Pengaruh kompensasi adalah naiknya motivasi kerja dan semangat karyawan dalam bekerja. Mereka umumnya memperoleh dorongan etos kerja lebih tinggi dan berusaha sebaik mungkin dalam memberikan usaha untuk perusahaan.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku Motivasi untuk Perempuan Pekerja

Menerima Pendapatan Selain Gaji

Selain itu, karyawan juga untung lantaran menerima pendapatan tambahan selain gaji. Pastinya hal ini dapat meningkatkan pemasukan dan bisa dipakai oleh karyawan untuk memenuhi keperluan lainnya.

Merasa lebih Dihargai

Insentif merupakan tanda terima kasih perusahaan kepada prestasi pekerjanya. Dalam hal ini, usaha karyawan diukur secara kualitatif dan kuantitatif dengan adanya fasilitas tunjangan. Imbas dari semua ini, karyawan akan merasa dimanusiakan dan dianggap ada. Sehingga, ini berpeluang menambah rasa kepemilikan mereka terhadap perusahaan tempatnya bekerja.

Manfaat untuk Perusahaan

Buat perusahaan, beberapa manfaat insentif, yaitu:

Kinerja Karyawan Jadi Lebih Baik

Memberikan dorongan motivasi dari perusahaan kepada pekerja. Harapannya, pemberian uang kompensasi dapat mendorong kinerja karyawan semakin baik. Sehingga, ini berpengaruh kepada kemajuan perusahaan.

Pekerja Jadi Lebih Menghormati Atasan

Manfaat lainnya adalah karyawan makin menghormati atasan. Dengan adanya uang kompensasi, karyawan jadi merasa lebih dihargai, sehingga rasa hormat mereka pada atasan pun meningkat.

Rasa Memiliki Karyawan Kepada Perusahaan Meningkat

Ketika perusahaan menghargai prestasi dan kerja keras pekerjaannya lewat dukungan kompensasi, artinya perusahaan mempunyai rasa kepemilikan karyawan sangat besar. Perusahaan tidak cuma menuntut pekerjanya agar bekerja dengan baik, tetapi ada hubungan kerja sama dan saling menghargai antara pekerja serta perusahaan.

Baca Juga: Generasi Milenial Sering Jadi Kutu Loncat, Apa Alasannya?

Turnover Karyawan Rendah

Adanya uang tunjangan dapat membuat pekerja merasa nyaman dengan perusahaan. Akhirnya, turnover karyawan pun akan turun.

Karyawan Sukarela Mengerjakan Sesuatu di Luar Tugasnya

Terakhir, manfaat kompensasi untuk perusahaan adalah karyawan sukarela mengerjakan sesuatu di luar tugasnya. Waktu pekerja mendapatkan kompensasi, maka akan muncul rasa balas jasa dan dorongan menaikkan kualitas kinerjanya untuk perusahaan.

Setelah menyimak penjelasan di atas, apabila kamu merasa sudah cukup berprestasi, jangan ragu untuk ajukan insentif pada atasan atau HRD di kantor, ya.

Read More
externship adalah

Apa itu ‘Externship’ dan Kenapa Penting untuk Mahasiswa

externship – Biasanya kita cenderung familier dengan magang (internship). Magang sendiri dinilai bermanfaat lantaran bisa membuat mahasiswa yang nantinya terjun dalam profesionalitas, bisa melakukan “pemanasan kerja”. Yang jarang kita tahu, ternyata selain magang, ada program yang tak kalah penting. 

Adalah externship yang bisa jadi jalan mahasiswa untuk bersiap masuk dunia kerja. Apa itu externship dan apa yang membedakan dengan program magang biasa? Yuk, cek rangkumannya di bawah ini.

Apa yang Dimaksud dengan Externship?

Tampaknya kita harus bersepakat, sebelum nyemplung ke dunia kerja, kamu ingin mempersiapkan diri dengan pengalaman dan skill baru. Tujuannya tak lain agar kamu jadi kandidat unggul di mata HRD.

Cara mempertebal skill dan pengalaman itu salah satunya adalah lewat externship. Secara harfiah, externship adalah program magang yang memberi pengenalan serta pengalaman terkait dunia kerja atau industri secara langsung.

Menurut Corporatefinanceinstitute.com, istilah ini berasal dari dua kata, yaitu experience dan internship. Kalau magang yang pada umumnya berfokus pada praktik kerja, externship akan membuat kamu terjun untuk mengamati lewat job shadowing.

Baca Juga: Dear ‘Fresh Graduate’, Siapkan Hal Ini untuk Masuk ke Dunia Kerja

Job shadowing sendiri menurut Resumecoach.com, adalah praktik yang umumnya dilakukan karyawan magang untuk belajar dari karyawan lama dengan mengikuti gerak-gerik serta mempelajari keterampilannya.

Secara tidak langsung, ini termasuk bentuk latihan yang dilakukan karyawan magang agar memahami arus lingkungan kantor dan tugas-tugas di dalamnya.

Sekarang ini biasanya kampus sudah punya beberapa organisasi yang bekerja sama untuk menjalankan program ini. Meski begitu, kamu boleh saja mencarinya sendiri.

Beberapa Jenis Externship

Program ini umumnya hanya berlangsung sebentar. Jadi, tujuannya adalah untuk memberikan gambaran umum mengenai dunia kerja kepada pesertanya.

Menurut Thebalancecareers.com, ada dua jenis externship yang dapat kamu temukan, yaitu:

Short-term externship

Persis seperti namanya, jenis program ini terjadi dalam waktu yang sebentar, sekitar beberapa hari atau minggu. Biasanya, kamu cuma akan mengamati segala hal yang terjadi dalam perusahaan tersebut.

Proses mengamati ini dapat dilakukan dengan cara ikut rapat atau wawancara beberapa karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.

Graduate externship

Jenjang pendidikan pascasarjana juga biasanya memberikan kesempatan mengikuti program ini, dan metodenya pun masih sama.

Baca Juga: Cara Menemukan Karier yang Tepat untuk Para Fresh Graduate

Akan tetapi, waktu yang diperlukan akan sedikit lebih panjang, bisa jadi full time atau part time.

Perbedaan Externship dengan Internship

Berikut ini penjelasan yang lebih detail, mengenai perbedaan externship dan internship:

Periode Program

Kalau dibandingkan dengan magang, program ini jauh lebih singkat. Magang biasanya membutuhkan waktu tiga sampai enam bulan, atau bisa juga lebih.

Sementara, externship dapat selesai dalam hitungan minggu bahkan hari saja.

Menurut Indeed.com, biar pun cuma sebentar, kamu tetap akan mendapatkan gambaran secara umum mengenai aspek-aspek dari organisasi atau perusahaan.

Meski “hanya” informasi tersebut, kamu tetap mempunyai bekal pengetahuan mengenai dunia kerja secara umum, jadi tidak masalah kalau kamu ternyata mau beralih haluan karier nantinya.

Selain itu, keuntungan lainnya adalah kamu mempunyai kesempatan untuk mengikuti banyak externship mengingat waktunya yang lumayan sebentar.

Jadi, kamu akan lebih yakin sebelum memutuskan perusahaan atau industri mana yang akan jadi tujuan karier nantinya.

Kedalaman Program

Karena waktu yang terbilang singkat dan kamu tidak terjun langsung untuk jadi karyawan waktu menjalani program ini.

Baca Juga: Untuk Kamu Karyawan Baru, Simak 9 Jurus Tepat Beradaptasi

Sementar, hal yang lebih detail mengenai pekerjaan umumnya kamu dapatkan dari internship.

Supaya tetap memperoleh manfaatnya, salah satu cara yang dapat kamu lakukan adalah dengan ikut externship sebelum akhirnya mengikuti internship.

Alhasil, kamu jadi lebih yakin bidang mana yang benar-benar ingin dipelajari lebih mendalam.

Hal yang Dipelajari

Kala mengikuti externship, kamu akan mengikuti program:

  • job shadowing
  • ikut seminar
  • mengikuti pembelajaran kelompok
  • mempelajari beberapa tugas profesional
  • mengerjakan proyek kecil

Di sini kamu sangat mungkin belajar banyak hal. Sementara itu, internship lebih fokus pada satu pekerjaan operasional sehari-hari yang sama dalam periode magang.

Gaji

Dalam externship, peserta umumnya tidak dibayar. Hal ini juga persis seperti unpaid internship. Ini karena waktu yang dijalani sebentar dan pekerjaan yang kamu lakukan pun tidak berat.

Menyiapkan diri dengan berbagai pengalaman tentu jadi modal yang sangat baik buat kamu memasuki dunia kerja nantinya. Hal ini tentu bisa kamu cantumkan ke dalam CV-mu sebagai poin yang positif.

Read More
information overload yang terjadi di era digital

Apa itu ‘Information Overload’ dan Kenapa Penting Dipahami Pekerja

Di era kiwari di mana semua serba terdigitalisasi, sangat mudah mencari informasi melalui berbagai platform. Namun, kamu berisiko mengalami banjir informasi atau information overload yang berdampak buruk jika tidak dikelola. Hal tersebut bisa terjadi saat kamu melakukan beragam kerja sekaligus (multitasking), percakapan, atau memakai internet.

Jika kamu dihadapkan pada information overload, salah satu akibat yang dirasakan adalah kesusahan dalam mengambil keputusan. Tentunya, kamu tidak mau hal ini sampai terjadi waktu bekerja, bukan?

Magdalene akan menjelaskan padamu apa itu banjir informasi dan tips menghindari information overload. Yuk, kita simak.

Apa Itu Information Overload atau Banjir Informasi?

Menurut Indeed.com, banjir informasi atau information overload merupakan kondisi di mana seseorang mencerna terlalu banyak informasi dalam satu waktu.

Hal yang termasuk dalam informasi pun beragam, misalnya pesan, berita, artikel, konten di media sosial, maupun video.

Akibatnya, kamu harus memerhatikan dan memproses banyak hal dengan bersamaan yang menyebabkan kapasitasmu bekerja secara efektif jadi menurun. Lebih lanjut, hal ini nantinya akan membuatmu jadi susah membuat keputusan. Apabila dibiarkan, bahkan kamu rentan terkena burnout.

Sayangnya, di zaman yang serba digital, risiko mengalami information overload semakin tinggi dan sukar dihindari.

Baca Juga: Kerja, Kerja, ‘Burnout’: Dilema Perempuan Karier

Contohnya, saat sedang membaca artikel di satu website, akan ada efek di mana kamu sulit memahami isi dari artikel tersebut. Pasalnya, ada beragam informasi yang dijejalkan, dari format foto, video, tulisan, data, dan lainnya.

Karena itulah, memahami bagaimana cara mencegah dan tanggap terhadap information overload akan sangat membantumu dalam mengonsumsi informasi yang kamu butuhkan.

Kenapa Penting Menghindari Banjir Informasi?

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, banjir informasi bisa menyulitkan kamu dalam memutuskan dan susah untuk bekerja secara efektif.

Namun, tidak cuma alasan itu saja untuk menghindari information overload. Dikutip dari Interaction-design.org, berikut beberapa manfaat yang lainnya:

  • menaikan kualitas keputusan yang dibuat
  • meningkatkan produktivitas kerja
  • mengembangkan mental clarity serta fokus
  • mengembangkan rasa ingin tahu dan menikmati proses menggali informasi

Tips Menghindari Banjir Informasi

Pastinya kamu pun tidak bisa menghindari untuk tidak memakai handphone atau laptop kamu dalam menghindari banjir informasi.

Dengan melakukan hal tersebut, justru bakal muncul masalah baru, seperti tidak bisa mengetahui tren terbaru di bidang industri yang kamu jalani.

Lalu, bagaimana cara sederhana untuk menghindari information overload? Dirangkum dari Forbes.com, berikut ini beberapa tips untuk menghindarinya.

  1. Buat Batasan dalam Menerima Informasi

Meski ada beberapa hal yang tidak bisa kita hindari, misalnya email atau pesan dari rekan kerja serta atasan, ada keadaan di mana kamu tidak perlu mengonsumsi informasi.

Contohnya, kamu dapat membatasi informasi yang diterima dengan tidak mengakses media sosial, melihat situs berita atau membaca artikel yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaanmu.

Baca Juga: Gara-gara Stigma Janda Media, Ibu Tunggal Sulit Berkarier

Kamu bisa mencoba untuk menghitung jumlah informasi yang kamu terima setiap minggu dan mencatat bagaimana perasaanmu.

Dari situ, kamu tahu kalau berapa banyak sih informasi yang bisa kamu dapat tiap minggunya, tanpa membuat kamu jadi merasakan information overload.

  1. Aktifkan Fitur Filter dan Blocker di Browser

Hal pertama yang bisa kamu coba adalah dengan memakai aplikasi filtering atau blocker yang bisa dipasang di browser-mu.

Dengan begitu, kamu membatasi informasi yang bisa diterima kala berselancar di dunia maya.

Bahkan, beberapa filter bisa mencegah kamu melihat situs tertentu misalnya media sosial. Sehingga, akan membuatmu jadi lebih fokus bekerja.

Blockers juga mencegah munculnya iklan di website, jadi membuat tampilan layar lebih bersih dan menghilangkan beragam bentuk distraksi.

  1. Matikan Notifikasi Handphone dan Browser

Cara sederhana selanjutnya untuk menghindari banjir informasi adalah dengan menonaktifkan notifikasi di smartphone dan browser.

Contohnya, saat sedang bekerja bekerja, ada notifikasi teks dari teman, kamu pun tertarik untuk meninggalkan pekerjaan demi membaca pesan tersebut.

Dengan mematikan notifikasi juga kamu membuat lingkungan kerja lebih kondusif dan menghindari information overload.

  1. Sering Menyegarkan Pikiran atau Istirahat Sejenak

Setiap hari kita pasti duduk di depan komputer atau laptop, menonton TV akan membuat kita memperoleh banyak informasi. Namun tidak kita sadari, informasi-informasi yang kita peroleh tersebut tidak semuanya betul-betul dibutuhkan.

Bahkan bila terlalu banyak informasi, akan membuat kita banyak pikiran. Jika dibiarkan, ini dapat membuat kita mudah stres.

Baca Juga: ‘Digital Fatigue’: Kelelahan Digital dan Cara Tepat Mengatasinya

Hal yang membantu kita supaya tidak stres, dengan menyegarkan pikiran. Menyegarkan pikiran bisa dilakukan dalam berbagai hal misalnya bertamasya, atau sekedar keluar kantor untuk membuat pikiran kita jadi lebih tenang.

  1. Tentukan Sumber dalam Mencari Informasi

Kamu juga dapat menentukan sumber yang menurutmu bisa diandalkan dalam mencari informasi yang kamu butuhkan.

Dengan begitu, kamu jadi mendapatkan informasi yang benar-benar relevan. Di sisi lain, kamu jadi lebih menghemat waktu dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

  1. Lakukan Kegiatan di Luar Ruangan Tanpa Membawa Gawai

Jika kamu merasa terbebani karena banyaknya informasi yang diterima belakangan ini, cobalah sediakan waktu beraktivitas tanpa gawai.

Baca Juga: Afirmasi Positif dalam Pekerjaan dan Apa Pentingnya

Contohnya, berjalan kaki di luar tanpa membawa handphone bisa meningkatkan keadaan mentalmu. Kamu pun dapat mencoba meditasi untuk menambah fokus dan kesehatan mental jadi terjaga.

Nah, sudah kita bahas beberapa hal yang perlu diketahui tentang banjir informasi atau information overload. Apakah kamu punya cara tersendiri untuk menghindarinya?

Read More
Mau Cuti Lebaran? Ingat Tips Ini Agar Lebih Efektif

Mau Cuti Lebaran? Ingat Tips Ini Agar Lebih Efektif

Pemerintah sudah memutuskan cuti bersama Idulfitri 1443 Hijriah jatuh dari (29/4) hingga (6/5). Ketetapan ini sontak dinanti-nantikan oleh publik, khususnya masyarakat Muslim. Pasalnya, selain bisa bersilaturahmi, cuti Lebaran merupakan waktu yang tepat untuk beristirahat. Syaratnya tentu saja agar pikiran dapat kembali segar, harus benar-benar bebas dari pekerjaan dan tanggung jawab lain selama curi.

Baca Juga: Cara Paling Mudah Menghitung THR Prorata untuk Karyawan Baru

Berikut  beberapa tips mengelola cuti Lebaran yang sudah kamu rangkum buat kamu.

Pastikan Pekerjaan Kamu Sudah Beres

Tips pertama kelola cuti Lebaran adalah memastikan kalau semua pekerjaan kamu sudah diselesaikan. Hal ini penting kamu lakukan supaya jadwal libur tidak terganggu dengan panggilan tugas. Selain itu, inisiatif ini diperlukan agar rekan kerja di kantor terbebas dari tanggung jawab yang kamu tinggalkan.

Baca Juga: 6 Tips Agar Ibadah Puasa dan Kerja Tetap Seimbang

Sudah menyelesaikan pekerjaan dari jauh hari pun dapat jadi cara yang baik untuk memperoleh izin cuti dari atasan.

Izin Cuti Lebaran dari Jauh Hari

Izin cuti dari jauh hari merupakan tips kelola libur Lebaran berikutnya yang perlu kamu ikuti.

Menurut Themuse.com, hal satu ini sangat penting kamu lakukan supaya dapat memperoleh tanggal cuti yang diinginkan.

Selain itu, meminta izin cuti dari jauh hari juga dapat membantu perusahaan untuk membatalkan semua timeline kerjamu, serta mencari rekan kerja yang lain untuk menggantikanmu sementara waktu.

Dengan begini, kamu jadi bisa liburan tanpa perlu khawatir dengan pekerjaan atau bentrok dengan jadwal cuti teman kerja yang lain.

Buat Rencana Kerja Sehabis Cuti Lebaran

Tips kelola cuti Lebaran berikutnya adalah untuk menyiapkan rencana kerja usai berlibur. Dalam membuat rencana ini, kamu harus memikirkan kembali hal-hal yang belum diselesaikan.

Selain itu, pikirkan juga durasi kerja yang kamu perlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan tersebut.

Apabila dirasa kamu butuh bantuan, jangan sungkan untuk menghubungi atasan atau teman kerja satu divisi untuk menolongmu menuntaskan pekerjaan itu.

Baca Juga: 10 Jurus Anti-Lemas Saat Harus Puasa di Kantor

Ingat ya, rencana kerja yang kamu buat harus realistis dan sesuai dengan kebutuhan.

Bicarakan Jadwal Cuti Ke Atasan

Tips lainnya untuk kelola cuti Lebaran dengan baik adalah dengan membicarakan jadwal liburmu pada atasan serta rekan kerja. Hal ini harus dilakukan agar atasan lebih siap dengan absensimu selama sedang berlibur.

Rekan kerja juga perlu diinfokan supaya rencana liburnya tidak bertabrakan dengan jadwal cutimu.

Tidak cuma itu, menurut Bizjournals.com, inisiatif ini penting dilakukan agar kamu terbebas dari pekerjaan-pekerjaan yang akan diberikan selama libur.

Periksa Tenggat Pekerjaan Kamu

Memeriksa semua tenggat waktu dan status pekerjaan merupakan tips kelola cuti Lebaran yang sering dilupakan para pekerja.

Hal satu ini tidak dapat kamu lupakan. Sebab, menurut siliconrepublic.com, proyek akan terus berjalan biarpun kamu sedang cuti.

Memperhatikan deadline juga penting agar kamu dapat mengganti jadwalnya bila memang tidak sempat diselesaikan.

Sebagai saran, bila ada deadline pekerjaan yang belum selesai, beri tahu atasan dan rekan kerja di kantor.

Dengan begitu, mereka bisa membuat jadwal baru setelah waktu cutimu selesai.

Cek Apakah Ada Jadwal Meeting Waktu Cuti Lebaran

Sebelum mulai liburan, kamu bisa mengecek apakah ada jadwal rapat saat kamu sedang cuti. Tips kelola cuti Lebaran satu ini penting dilakukan supaya waktu libur tidak terganggu pekerjaan.

Jika ada rapat saat kamu cuti, bila memungkinkan kamu dapat membuat kesepakatan dan jadwal baru dengan peserta meeting yang lain sebelum berlibur.

Baca Juga: Kokok Dirgantoro: Cuti Ayah Dukung Perempuan Berkarier

Dengan itu, kamu bisa merencanakan tanggal rapat yang lebih sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Bila meeting tetap harus dilaksanakan saat kamu cuti, jangan lupa minta kesimpulan dan minutes of meeting (MOM)-nya pada peserta meeting yang lain.

Pastikan Kamu Dapat Dihubungi

Tips terakhir untuk kelola cuti Lebaran adalah dengan memastikan kamu nanti tetap bisa dihubungi orang kantor.

Biarpun kamu berhak menjauhkan diri dari pekerjaan selama cuti, pastikan kamu masih bisa selama selama liburan.

Baca Juga: Pangkas Jam Kerja Panjang untuk Hasil Lebih Optimal, Dorong Kesetaraan Gender

Pasalnya, terkadang ada pekerjaan atau informasi penting yang penting kamu terima selama cuti.

Selain itu, infokan juga lokasi yang akan kamu tuju selama mengambil cuti Lebaran.

Dengan begini, mereka akan mengerti kalau kamu agak sulit dihubungi, apalagi kalau tempat tujuanmu tidak mempunyai sinyal yang baik.

Itulah beberapa tips yang dapat kamu terapkan untuk mengatur waktu cuti buat para pekerja kantoran. Jadi, di libur Lebaran tahun ini apakah kamu yang termasuk mengambil jatah cuti?

Read More