eski menghadapi berbagai tantangan, perempuan terus membuktikan bahwa mereka bisa menciptakan perubahan baik dalam kemanusiaan. Bahkan, beberapa perjuangan perempuan telah menginspirasi perempuan lain di dunia. Mereka jadi simbol perubahan dan optimisme. Mereka mengukir pencapaian di sejumlah bidang sekaligus mendobrak glass ceiling yang selama ini kerap menyandera.
Di antara mereka, ada nama Malala Yousafzai yang memperjuangkan hak perempuan untuk tetap mengenyam pendidikan. Lalu ada pula Frida Kahlo yang sering dicap sebagai ikon seni perlawanan perempuan. Bagaimana kisah lengkap para perempuan tersebut?
Baca Juga: Nawal El Saadawi Aktivis Perempuan Legendaris dari Mesir
Apa itu Aktivis Perempuan?
Dikutip dari UN Women, Women rising: Women’s activism that has shaped the world as you know it, aktivis perempuan adalah individu yang secara aktif memperjuangkan hak-hak perempuan dan membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Mereka tidak hanya menyuarakan isu-isu perempuan, tetapi juga bekerja untuk mengatasi dan mengubah sistem yang menindas dan mendiskriminasi perempuan.
Aktivis perempuan bisa berasal dari berbagai latar belakang, termasuk pendidikan, hukum, seni, lingkungan, kesehatan, dan politik. Mereka bekerja baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional untuk memastikan bahwa suara perempuan didengar dan hak-hak mereka dihormati.
Aktivis perempuan sering kali berfokus pada isu-isu yang berhubungan dengan kesetaraan gender, kekerasan berbasis gender, hak-hak reproduksi, akses terhadap pendidikan, dan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Mereka juga bisa terlibat dalam upaya-upaya untuk melawan stereotip gender, meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan perempuan, dan mendorong kebijakan yang mendukung pemberdayaan perempuan.
Baca Juga: Perjuangan Naomi Osaka yang Layak Dijadikan Panutan Perempuan
Peran Aktivis Perempuan dalam Masyarakat
Peran aktivis perempuan sangat penting dalam menciptakan kesadaran akan isu-isu yang dihadapi oleh perempuan. Mereka tidak hanya berfungsi sebagai suara bagi yang tertindas, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mendorong perbaikan dalam hukum, kebijakan, dan norma sosial.
Aktivis Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia
- Malala Yousafzai: Pejuang Pendidikan dan Hak Perempuan
Dikutip dari BBC, Malala Yousafzai: Portrait of the girl blogger, Malala Yousafzai adalah aktivis simbol perjuangan untuk hak pendidikan bagi anak perempuan. Lahir di Mingora, Pakistan, Malala mulai menarik perhatian dunia pada usia 11 tahun melalui blognya di BBC Urdu, di mana ia berbicara tentang kehidupan di bawah kekuasaan Taliban dan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan. Pada 2012, ketika berusia 15 tahun, Malala menjadi sasaran serangan Taliban karena vokalnya dalam memperjuangkan hak pendidikan. Meskipun mengalami luka serius, Malala pulih dan melanjutkan perjuangannya di panggung internasional.
Malala kemudian mendirikan Malala Fund, organisasi non-profit yang bertujuan untuk memastikan setiap anak perempuan di dunia memiliki akses ke pendidikan selama 12 tahun. Pada tahun 2014, Malala menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian termuda dalam sejarah. Malala Yousafzai telah menginspirasi jutaan orang dengan keberaniannya dan dedikasinya untuk memperjuangkan pendidikan dan hak-hak perempuan.
- Rosa Parks: Simbol Perlawanan terhadap Rasisme dan Diskriminasi Gender
Rosa Parks dikenal sebagai “Ibu Gerakan Hak Sipil” di Amerika Serikat. Pada 1 Desember 1955, Rosa Parks menolak memberikan tempat duduknya di bus kepada penumpang kulit putih di Montgomery, Alabama, tindakan yang melanggar hukum segregasi pada saat itu. Tindakan sederhana ini memicu boikot bus Montgomery, yang berlangsung selama lebih dari satu tahun dan menjadi titik balik dalam gerakan hak sipil di Amerika Serikat.
Rosa Parks tidak hanya memperjuangkan hak-hak sipil bagi orang kulit hitam, tetapi juga memperjuangkan hak-hak perempuan. Dikutip dari Tirto, Rosa Parks, Ibu dari Pergerakan Hak-Hak Sipil, Ia bekerja sama dengan organisasi seperti National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) dan berjuang melawan ketidakadilan rasial dan gender sepanjang hidupnya. Rosa Parks adalah contoh luar biasa bagaimana tindakan individu dapat memicu perubahan besar dalam masyarakat.
- Wangari Maathai: Pelopor Gerakan Lingkungan dan Pemberdayaan Perempuan
Wangari Maathai adalah aktivis lingkungan dan politisi asal Kenya yang mendirikan Gerakan Sabuk Hijau (Green Belt Movement) pada 1977. Gerakan ini berfokus pada penanaman pohon, konservasi lingkungan, dan pemberdayaan perempuan melalui pembangunan berkelanjutan. Maathai melihat hubungan erat antara degradasi lingkungan dan kemiskinan serta kurangnya akses perempuan terhadap sumber daya alam.
Dikutip dari Green Belt Movement, Wangari Maathai, pada 2004, ia menjadi perempuan Afrika pertama yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian dalam pembangunan berkelanjutan, demokrasi, dan perdamaian. Maathai menginspirasi banyak orang di seluruh dunia dengan komitmennya terhadap lingkungan dan pemberdayaan perempuan, serta dedikasinya untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Baca Juga: 10+ Jurnalis Perempuan Hebat dari Berbagai Belahan Dunia
- Frida Kahlo: Ikon Seni dan Aktivisme Gender
Frida Kahlo adalah seniman asal Meksiko yang dikenal dengan karyan kuat dan penuh emosi. Ia juga populer berkat perannya sebagai ikon dalam perjuangan hak-hak perempuan dan identitas gender. Karya-karya Kahlo sering kali mengeksplorasi tema-tema tentang tubuh perempuan, rasa sakit, identitas, dan ketidakadilan sosial. Meskipun Kahlo lebih dikenal sebagai seniman, pengaruhnya sebagai simbol feminisme dan keberanian individu tidak bisa diabaikan.
Frida Kahlo menantang norma-norma gender dan sosial melalui gaya hidup dan karyanya, menjadikannya inspirasi bagi banyak aktivis perempuan. Dia juga memperjuangkan hak-hak pekerja dan masyarakat adat di Meksiko, memperlihatkan bagaimana seni dapat digunakan sebagai alat untuk perubahan sosial dan politik.
- Simone de Beauvoir: Pemikir dan Penulis Feminisme Modern
Simone de Beauvoir adalah filsuf, penulis, dan feminis asal Prancis yang karyanya memiliki pengaruh besar dalam perkembangan teori feminisme modern. Dikutip dari Britannica, Buku Simone de Beauvoir yang paling terkenal, The Second Sex (1949), menjadi landasan penting bagi gerakan feminisme di seluruh dunia. Dalam buku tersebut, Beauvoir mengeksplorasi bagaimana perempuan secara historis dikonstruksi sebagai “yang lain” dalam masyarakat patriarkal dan menyoroti pentingnya kesetaraan gender.
Simone de Beauvoir tidak hanya menulis tentang feminisme, tetapi juga hidup sebagai seorang aktivis yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Ia terlibat dalam berbagai gerakan feminis dan advokasi untuk hak-hak perempuan di Prancis dan internasional. Pemikirannya tentang eksistensialisme dan kebebasan perempuan telah menginspirasi generasi aktivis feminis berikutnya dan terus berpengaruh hingga saat ini.
Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.