Apa itu Sabotase Diri dalam Pekerjaan, Bagaimana Menghentikannya?

mengatasi work anxiety atau cemas di tempat kerja

Sudah bukan rahasia umum jika kita ingin tampil prima dalam karier yang dijalani. Namun terkadang tanpa disadari kamu senang menghalangi dirimu sendiri menuju kesuksesan. Upaya menghambat diri ini lebih dikenal dengan sabotase diri (self-sabotage).

Self-sabotage adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang secara tidak sadar dengan membatasi diri sendiri dari mencapai potensi penuhnya. Dalam artikel ini, akan dibahas tentang pengertian self-sabotage, penyebab, dan cara mengatasinya.

Pengertian Self-Sabotage di Dunia Kerja

Dikutip dari Psychology Today, self-sabotage adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan seseorang yang menyebabkan dirinya sendiri mengalami kegagalan atau tidak mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam dunia kerja, self-sabotage bisa terjadi pada siapa saja, serta bisa memengaruhi kinerja dan produktivitas seseorang.

Itu terjadi karena berbagai alasan, seperti kurangnya keyakinan diri, ketakutan menghadapi risiko, atau bahkan kebiasaan buruk seperti prokrastinasi (menunda-nunda kerja).

Penyebab Self-Sabotage Dunia Kerja

Self-sabotage dalam dunia kerja dapat terjadi karena berbagai alasan. Beberapa penyebab self-sabotage dalam dunia kerja, antara lain:

Kurangnya keyakinan diri dapat jadi penyebab self-sabotage

Kurangnya keyakinan diri dapat menjadi penyebab self-sabotage dalam dunia kerja. Seseorang yang tidak percaya pada dirinya sendiri dapat meragukan kemampuan dan keputusannya, biasanya bakal membatasi diri sendiri dalam mencapai tujuan.

Baca Juga: Pengertian “Short Term Goals” dan Manfaatnya di Dunia Kerja

Tingginya tingkat perfeksionisme

Perfeksionisme yang berlebihan dapat menjadi penyebab self-sabotage dalam dunia kerja. Seseorang yang terlalu perfeksionis cenderung menunda pekerjaan atau memerhatikan detail kecil yang tidak signifikan, sehingga membuang waktu dan energi yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas lebih penting.

Kurangnya pengalaman dan keterampilan dapat menimbulkan self-sabotage

Kurangnya pengalaman dan keterampilan dapat menjadi penyebab self-sabotage dalam dunia kerja. Seseorang yang merasa tidak memiliki pengalaman atau keterampilan yang cukup dapat merasa tidak percaya diri dan tidak siap untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

Ketakutan menghadapi risiko dan kegagalan

Ketakutan menghadapi resiko dan kegagalan dapat menjadi penyebab self-sabotage dalam dunia kerja. Seseorang yang takut mengambil risiko atau takut menghadapi kegagalan cenderung menghindari tantangan dan membatasi dirinya sendiri dalam mencapai tujuan.

Kurangnya dukungan dan pengakuan

Kurangnya dukungan dan pengakuan dari atasan atau rekan kerja dapat menjadi penyebab self-sabotage dalam dunia kerja. Seseorang yang merasa tidak diakui atau tidak mendapat dukungan dari lingkungan kerjanya dapat merasa tidak termotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

Dalam mengatasi self-sabotage, penting bagi seseorang untuk mengenali penyebab-penyebabnya dan mencari cara untuk mengatasi atau mengubah pola pikir dan perilakunya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembangkan keyakinan diri, menurunkan tingkat perfeksionisme yang berlebihan, dan mengambil risiko dan tantangan dalam pekerjaan. Selain itu, seseorang juga dapat mencari dukungan dan pengakuan dari atasan atau rekan kerja untuk meningkatkan motivasi dan kinerjanya dalam karir.

Cara Mengatasi Self-Sabotage di Dunia Kerja

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi self-sabotage di dunia kerja, antara lain:

A. Refleksi diri untuk mengatasi self-sabotage

Langkah pertama untuk mengatasi self-sabotage di dunia kerja adalah dengan melakukan refleksi diri. Dengan melakukan refleksi diri, seseorang dapat mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab self-sabotage dan mencari solusinya.

B. Menetapkan tujuan yang jelas

Menetapkan tujuan yang jelas dapat membantu seseorang untuk fokus dan terhindar dari perilaku self-sabotage. Dengan menetapkan tujuan yang jelas, seseorang akan memiliki motivasi untuk mencapainya.

C. Melakukan tindakan kecil setiap hari

Melakukan tindakan kecil setiap hari dapat membantu seseorang untuk mengatasi self-sabotage. Kadang-kadang, ketika seseorang terlalu fokus pada hasil akhir yang diinginkan, ia bisa sulit untuk memulai tindakan dan merasa terbebani oleh tuntutan pekerjaan. Dalam hal ini, melakukan tindakan kecil setiap hari dapat membantu seseorang untuk mengatasi rasa takut atau kekhawatiran yang muncul sebelum memulai tindakan yang lebih besar.

Baca Juga: Apa itu ‘Life Skill’ dan Bagaimana Cara Mengembangkannya?

Misalnya, jika seseorang ingin menyelesaikan proyek besar, ia dapat memecah proyek tersebut menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan melakukan tindakan kecil setiap harinya. Tindakan kecil ini bisa berupa melakukan riset untuk proyek, menulis beberapa kalimat, atau merencanakan bagian berikutnya dari proyek.

Dengan melakukan tindakan kecil setiap hari, seseorang dapat membangun momentum dan mempercepat kemajuan pekerjaannya. Selain itu, tindakan kecil yang konsisten juga dapat membantu seseorang untuk merasa lebih percaya diri dan memotivasi untuk melanjutkan pekerjaannya.

D. Mengembangkan keterampilan baru

Mengembangkan keterampilan baru dapat membantu seseorang untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri. Keterampilan baru juga dapat membuka peluang baru dalam karir.

E. Mengatur jadwal dengan baik

Mengatur jadwal dengan baik dapat membantu seseorang untuk menghindari prokrastinasi dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Tujuannya tak lain agar work-life balance tercipta.

Pada akhirnya, sebotase diri dapat menjadi hambatan dalam mencapai kesuksesan di dunia kerja. Namun, dengan melakukan refleksi diri, menetapkan tujuan yang jelas, melakukan tindakan kecil setiap hari, mengembangkan keterampilan baru, dan mengatur jadwal dengan baik, seseorang dapat mengatasi self-sabotage tersebut dan mencapai kesuksesan. Mudah-mudahan.