Dalam dunia kerja, perusahaan sering kali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan yang dianggap tidak lagi diperlukan. Istilah PHK ini sendiri terus meluas, hingga yang terbaru muncul fenomena baru quiet firing atau pemecatan diam-diam. Tentu saja ini merugikan karyawan karena mereka tak dibiarkan bersiap dan mendapat penjelasan yang memadai.
Berikut penjelasan lengkap tentang quiet firing dan alasan kenapa itu perlu diwaspadai.
Pengertian Quiet Firing
Dalam artikel bertajuk Quiet Firing What does it mean yang diunggah Linkedin disebutkan, quiet firing artinya pemutusan hubungan kerja secara diam-diam. Dalam praktiknya, perusahaan umumnya mengakhiri hubungan kerja dengan karyawan tanpa memberikan peringatan atau memberikan tanda-tanda yang jelas. Tindakan ini dapat terjadi secara bertahap dan tanpa suara atau kejelasan, sehingga karyawan mungkin tidak menyadari mereka sedang dipecat.
Baca Juga: Apa Itu Startup Bubble dan Mengapa Startup Melakukan PHK Besar-besaran?
Fenomena ini juga dapat terjadi ketika perusahaan ingin mengurangi biaya atau meningkatkan kinerja. Namun di saat bersamaan, mereka tidak ingin mengeluarkan biaya tambahan untuk memberikan kompensasi atau memberikan peringatan kepada karyawan.
Dalam banyak kasus, pemutusan hubungan kerja secara diam-diam dilakukan pada karyawan yang berkinerja buruk atau dianggap tidak produktif, tetapi bisa juga dilakukan pada karyawan dengan kinerja baik yang dianggap tidak sesuai dengan kebijakan atau tujuan perusahaan.
Pemutusan hubungan kerja secara diam-diam dapat merugikan karyawan karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk memperbaiki kinerja atau mencari pekerjaan baru. Selain itu, tindakan ini juga dapat berdampak pada reputasi perusahaan karena karyawan dapat memberikan ulasan buruk atau membocorkan informasi tentang praktik yang tidak etis. Karena itu, perusahaan harus menghindari melakukan tindakan quiet firing dan memberikan keadilan serta keamanan bagi karyawan.
Mengapa Quiet Firing Dilakukan?
Quiet firing dilakukan oleh perusahaan karena beberapa alasan. Pertama, perusahaan ingin mengurangi biaya pengeluaran untuk memberikan kompensasi dan tunjangan kepada karyawan yang di-PHK. Dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil, perusahaan ingin mempertahankan keuntungan dan mengurangi pengeluaran sebanyak mungkin.
Baca Juga: Quiet Quitting: Kenapa Sedikit Kerja itu Bagus untukmu dan Bos
Kedua, pemutusan hubungan kerja secara diam-diam juga dilakukan oleh perusahaan karena alasan kinerja. Perusahaan ingin menjaga kualitas kinerja dan produktivitas dengan menyingkirkan karyawan yang dianggap tidak lagi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perusahaan.
Dampak Quiet Firing pada Karyawan
Pemutusan hubungan kerja secara diam-diam dapat memberikan dampak negatif pada karyawan yang mengalaminya. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
- Merasa tidak dihargai – Ketika karyawan dipecat secara diam-diam, mereka mungkin merasa perusahaan tidak menghargai kontribusinya selama bekerja di sana. Hal ini dapat menimbulkan perasaan sakit hati dan merugikan hubungan karyawan dengan perusahaan.
- Sulit mencari pekerjaan baru – Karyawan yang dipecat secara diam-diam mungkin kesulitan mencari pekerjaan baru karena mereka tidak memiliki referensi dari perusahaan sebelumnya. Selain itu, jika perusahaan tidak memberikan alasan atau memberikan alasan yang tidak jelas, karyawan tersebut mungkin kesulitan menjelaskan mengapa mereka dipecat.
- Hilangnya penghasilan – Ketika karyawan dipecat, mereka kehilangan penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan tersebut. Hal ini dapat berdampak pada keuangan mereka dan menyebabkan ketidakstabilan keuangan.
- Merusak kepercayaan – Quiet firing dapat merusak kepercayaan karyawan pada perusahaan dan mempengaruhi motivasi kerja mereka dalam bekerja. Karyawan yang merasa tidak dihargai atau tidak aman dalam pekerjaan mereka mungkin tidak bekerja dengan maksimal dan merugikan kinerja perusahaan.
- Menimbulkan tekanan psikologis – Ketika karyawan dipecat secara diam-diam, mereka mungkin mengalami tekanan psikologis yang signifikan. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik mereka.
- Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi pada karyawan sebelum melakukan tindakan quiet firing. Jika perusahaan ingin mengakhiri hubungan kerja dengan karyawan, sebaiknya dilakukan dengan cara yang adil dan transparan agar tidak merugikan karyawan.
Mengapa Fenomena ini Perlu Diwaspadai?
Quiet firing perlu diwaspadai karena dapat mengancam keamanan kerja dan kesejahteraan karyawan. Karyawan yang merasa tidak dihargai atau tersingkir secara perlahan-lahan dapat merasa tidak aman di tempat kerja dan bahkan mempertanyakan keputusan mereka untuk bergabung dengan perusahaan tersebut.
Jika fenomena ini terus berlanjut, perusahaan dapat kehilangan kepercayaan karyawan dan reputasinya dapat tercoreng di mata publik.
Baca Juga: Apa itu Surat Peringatan Kerja? dan Cara Tepat dalam Menanggapinya
Tanda-tanda Quiet Firing
Ada beberapa tanda-tanda yang dapat diwaspadai ketika perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja secara diam-diam terhadap karyawan. Tanda-tanda tersebut antara lain:
- Tugas atau tanggung jawab karyawan dikurangi secara bertahap.
- Jam kerja atau shift kerja dikurangi atau diubah secara tiba-tiba.
- Karyawan diabaikan atau dijauhi oleh rekan kerja atau atasan.
- Karyawan diberikan tugas yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya.
- Karyawan diberikan tekanan atau beban kerja yang tidak seimbang.
- Karyawan tidak diikutsertakan dalam proyek atau kegiatan yang penting.
- Karyawan tidak mendapatkan promosi atau kenaikan gaji, meskipun sudah bekerja dengan baik.
Cara Tepat Sebagai Karyawan, Menghadapi Fenomena ini
Bagi karyawan yang merasa sedang mengalami quiet firing, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapinya. Pertama, karyawan harus mencari tahu apa yang terjadi dengan menghubungi atasan atau HRD perusahaan. Karyawan juga dapat mencari tahu tentang hak-hak mereka sebagai karyawan dan bagaimana mereka dapat melindungi diri dari tindakan yang merugikan.
Kedua, karyawan harus memperkuat jaringan kerja atau networking untuk memperluas kesempatan mendapatkan pekerjaan di tempat lain. Karyawan juga dapat mengembangkan keterampilan dan keahlian yang dapat meningkatkan nilai mereka di pasar kerja.
Quiet firing adalah fenomena baru dalam dunia kerja yang perlu diwaspadai. Tindakan ini dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengurangi biaya pengeluaran atau meningkatkan kinerja perusahaan. Namun, quiet firing dapat memiliki dampak yang signifikan pada karyawan dan dapat mengancam keamanan kerja serta reputasi perusahaan.
Karyawan yang merasa sedang mengalami quiet firing harus mencari tahu apa yang terjadi, melindungi diri mereka dari tindakan yang merugikan, dan memperkuat jaringan kerja serta mengembangkan keterampilan dan keahlian. Oleh karena itu, perusahaan juga harus menghindari melakukan tindakan ini dan memberikan keadilan serta keamanan buat semua karyawan.
Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.