7 Perempuan Inspiratif Indonesia yang Layak jadi Panutan

Menjadi perempuan tidak menjadi hambatan untuk membuat hal-hal baru atau jadi seorang pemimpin. Sejak dulu ada pahlawan perempuan seperti R. A. Kartini yang sangat memperjuangkan hak-hak perempuan. Jasanya untuk mengusung pendidikan bagi kaum perempuan menunjukkan, perempuan juga memiliki andil yang besar bagi kemajuan bangsa Indonesia. Meski sosok Kartini sudah tiada, sekarang ini sudah hadir Kartini-Kartini masa depan yaitu perempuan Indonesia yang inspiratif dan pantas dijadikan panutan.

Perempuan-perempuan ini punya prestasi di bidangnya masing-masing dan memberikan pengaruh sangat besar di Indonesia. Tidak cuma mendapatkan prestasi buat diri sendiri saja, tetapi mereka juga bisa membuat perubahan untuk hal yang lebih baik dan bermanfaat untuk banyak orang. 

Perempuan-perempuan Indonesia ini sangat menginspirasi karena kinerja dan perjuangannya, bukan karena sensasi belaka. Penasaran tidak dengan para perempuan inspiratif tersebut? Yuk kita simak beberapa di antaranya.

1. Nyai Masriyah Amva, Ulama Perempuan Inspiratif dari Cirebon

perempuan inspiratif Nyai Masriyah Amva

Masriyah Amva, biasa dipanggil Nyai Masriyah, merupakan pemimpin Pondok Pesantren Kebon Jambu Al Islamy di Cirebon, Jawa Barat. Beliau merupakan sosok yang sangat ramah serta  dikagumi oleh para santrinya karena berhasil melakukan banyak terobosan. Ia adalah ulama perempuan inspiratif, dan dalam perjalanannya, tentu saja ia banyak menghadapi banyak tantangan.

Baca juga: 5 Tokoh Perempuan Pembuat Kebijakan di Sektor Ekonomi dan Keuangan

Tumbuh di lingkungan pesantren, ayah dan kakek Nyai Masriyah merupakan para ulama terkemuka di Cirebon. Orang tuanya lumayan progresif. Sang ayah, Amrin Khanan ingin semua anaknya menjadi ulama. Nyai Masriyah kemudian belajar di Pesantren Al-Muayyad Solo dan Pesantren Al-Badi’iyyah Pati di Jawa Tengah, serta Pesantren Dar Al-Lughah wa Da’wah di Bangil, Jawa Timur.

Sebagai seorang ulama perempuan yang berteguh pada interpretasi ajaran Islam yang berkesetaraan gender, Nyai Masriyah bukanlah sosok yang suka memaparkan banyak teori. Ia lebih suka memberikan contoh dalam perbuatan sehari-hari atau lewat perbincangan santai bersama santri dan guru.

“Saya sering mengarahkan mereka bahwa perempuan dan laki-laki itu memiliki kesadaran dan kesempatan yang sama, kalau sandaran kita sama. Kalau perempuan bersandarnya kepada Tuhan, laki-laki juga begitu. Maka, kekuatannya sama,” kata Nyai Masriyah

2. Perempuan Inspiratif dalam Bidang Pertambangan: Retno Nartani

Perempuan Inspiratif dalam Bidang Pertambangan: Retno Nartani

Lulusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini telah berkecimpung di bidang pertambangan selama lebih dari 30 tahun. Ia sudah pernah di berbagai posisi di bidang tersebut, mulai dari engineer, superintendent, general manager, hingga direktur.

Sekarang, ia menjabat sebagai Direktur HSE Corporate di Sinar Mas Mining. Sebelumnya, perempuan inspiratif ini juga pernah menjadi direktur operasional di PT Borneo Indo Bara.

Sepak terjang Retno di bidang pertambangan membuahkan penghargaan untuknya pada 2020 lalu sebagai Best Woman in Mining ajang Temu Profesi Tahunan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) ke-29.

3. Susi Pudjiastuti Pengusaha Perempuan Pantang Menyerah

pengusaha perempuan sukses Susi Pudjiastuti

Populer karena karakternya yang tegas dan komentar-komentar kritisnya terhadap pemerintah, Susi Pudjiastuti dikenal masyarakat sejak ia diberi mandat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) pada periode lalu.

Baca juga: 6 Pengusaha Perempuan Sukses dan Ternama Dunia, Idolamu Termasuk?

Perempuan inspiratif Indonesia ini lahir di Pangandaran, Jawa Barat, pada 15 Januari 1965. Ia memulai kariernya sebagai pengusaha perempuan pada tahun 1983 sebagai distributor makanan laut. Dari situ, bisnisnya pun berkembang dan pada tahun 1996 meluncurkan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan nama produk “Susi Brand”. Ia juga mulai melebarkan sayapnya di Asia dan Amerika.

Permintaan yang semakin besar atas produk PT ASI Pudjiastuti menimbulkan kebutuhan untuk transportasi udara untuk distribusi. Pada tahun 2004, Susi mendirikan perusahaan penerbangan PT ASI Pudjiastuti Aviation yang mengoperasikan pesawat Cessna 208 Caravan. Pesawat Cessna tersebut diberi nama Susi Air. Pesawat ini dipakai Susi untuk pengiriman makanan laut segar ke Jakarta, serta Singapura, Hong Kong, dan Jepang.

4. Martha Tilaar Pebisnis Perempuan yang Inspiratif

Perempuan inspiratif Martha Tilaar

Perempuan inspiratif asal Indonesia ini membangun perusahaan kosmetik dan berbagai layanan kecantikan Martha Tilaar Group. Martha memulai usahanya dari nol, memulai dari modal yang sedikit, dengan mengubah garasi rumahnya. Meski ia lulusan akademi kecantikan di Amerika Serikat, perjalanan karier yang kemudian ditempuhnya ketika pulang ke Tanah Air tidaklah mudah.

Martha, yang lahir pada 1937 dengan nama Martha Handana, mengatakan bahwa cara pandang, sistem, dan budaya di masyarakat terkait perempuan sering kali menyandung langkah mereka dalam berkarier.

Menurutnya, dahulu itu perempuan kalau mau berutang ke bank itu sangat sulit karena pihak bank tidak percaya. Akhirnya, ia pergi ke Singapura untuk meminjam ke bank sebagai modal usaha. Di Indonesia menurutnya sangat aneh karena perempuan dipersulit untuk membuka usaha, padahal sudah ada prestasinya.

Baca Juga: Pebisnis Perempuan Grace Tahir dan Passion di Bidang Kesehatan

Keberhasilan kariernya tidak membuat Martha berhenti pada keinginan untuk membuat produk dan layanan kecantikan demi profit semata. Ia juga punya cita-cita kuat untuk bisa memberdayakan perempuan dan mengajarkan esensi kemandirian finansial sebagai sebuah hal penting yang bisa menyelamatkan mereka. Salah satu cita-citanya adalah untuk mencegah perdagangan perempuan.

5. Anne Patricia Sutanto Pebisnis Tangguh yang Bertahan di Tengah Pandemi

Anne Patricia Sutanto

Awalnya, perempuan inspiratif Indonesia ini tidak punya niatan untuk terjun dalam dunia bisnis. Saat muda, ia lebih terarik dalam bidang hukum dan bercita-cita masuk sekolah hukum di Universitas Indonesia atau Universitas Gadjah Mada. Namun, sang ayah menyarankan Anne untuk sekolah ke Amerika Serikat.

Pada 1990, ia bersekolah di University of Southern California (USC), AS, mengambil jurusan teknik kimia. Saat ia sudah menginjak semester dua, ayahnya terserang penyakit stroke. Akibatnya, perusahaan harus dijalankan oleh anak-anaknya, namun saat itu kakak Anne tidak bersedia.

Akhirnya ia berbicara ke ayahnya untuk melanjutkan bisnis yang ayahnya sudah bangun. Pada tahun 1992, Anne lulus kuliah dan sesuai dengan janjinya pada sang ayah, ia pun langsung bekerja di PT Kayu Lapis. Ia langsung menghadapi tantangan karena dianggap tidak memiliki latar belakang bisnis.

Dari sana ia berpikir bahwa ilmunya mungkin masih sangat kurang, dan memutuskan untuk kuliah lagi dan mengambil program MBA di bidang keuangan di AS selama satu tahun. Setelah lulus, ia langsung kembali ke PT Kayu Lapis, namun ternyata pamannya tetap tidak menerima Anne. Ia pun didepak keluar di pertengahan 1996 dan pindah ke tempat lain.

Baca Juga: 11 Pengusaha Perempuan Indonesia Sukses Membangun Bisnis Sendiri

Saat ia mau dipanggil interview, paman dari pihak ibu mengajak Anne untuk mengakuisisi PT Pan Brothers. Awalnya ia memang sedikit enggan sebab tidak mau menghadapi situasi kerumitan hubungan keluarga yang sama seperti di PT Kayu Lapis. Namun, sang paman menjanjikan akan memperlakukan Anne sama dengan pegawainya yang lain, dan ia akan mengarahkan Anne secara langsung. Saat ini, Anne menjabat sebagai wakil CEO di PT Pan Brothers.

Selama pandemi,  PT Pan Brothers justru mencatatkan penjualan sebesar US$326 juta sepanjang semester I 2020, naik 15 persen dari US$284 juta pada semester I tahun 2019. Ini tidak lepas dari kiprah Anne selama bekerja di sana. Pengalaman-pengalaman yang ia dapat selama bertahun-tahun secara tidak langsung telah mematangkan kemampuannya dalam berbisnis dan beradaptasi dengan segala situasi sampai sekarang.

6. Ines Atmosukarto, Perempuan Inspiratif di Bidang Sains

Dr. Ines Atmosukarto

Ines Atmosukarto merupakan seorang peneliti vaksin dan doktor di bidang Biokimia dan Biologi Molekuler di Universitas Adelaide Australia, tempat ia menempuh pendidikan S1 sampai S3. Ia kini menjadi CEO perusahaan Australia, Lipotek Pty, Ltd, perusahaan rintisan di bidang bioteknologi yang berpusat di Canberra, Australia. Perusahaan ini berfokus pada pengembangan teknologi vaksin, objek yang menjadi pusat perhatian seluruh dunia saat ini.

Ternyata sosok perempuan inspiratif ini merupakan perempuan ilmuwan Indonesia pertama, dan satu dari lima ilmuwan dunia yang berhasil mendapatkan UNESCO L’Oreal Fellowship for Women in Science pada 2004.

7. Dian Eka Purnama Sari: Perempuan Pengusaha yang Lawan Stereotip

Pengusaha Perempuan Di Balik Brand Ketak Nusantara

Dian Eka Purnama Sari merupakan perempuan inspiratif Indonesia yang sekarang ini sedang sibuk mengembangkan sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang sebelumnya masih dikelola oleh kedua orang tuanya.

Baca Juga: 11 Perempuan Berpengaruh dalam Bidang Sains di Dunia

Alih-alih memilih banyaknya alternatif pekerjaan yang ditawarkan kota-kota besar bagi lulusan universitas seperti dia, perempuan 23 tahun itu malah mengambil pilihan yang penuh tantangan di lingkaran ekonomi skala lokal, yakni di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dalam semangat yang dibawanya, Dian ingin memulai inovasi digital dari pelaku UMKM, yang menurutnya belum banyak dikerjakan oleh pengusaha Lombok.

Ketergantungan para pelaku UMKM pada acara-acara kerajinan yang diselenggarakan pemerintah–dan kini jadi sepi lantaran pandemi–membuat banyak UMKM perlu memutar otak dalam bertahan di situasi penuh kemungkinan ini. Namun, dalam upaya Dian keluar dari situasi tersebut, ia kerap terjebak dalam perdebatan dengan orang tuanya yang masih menganggap pasar digital bukanlah hal yang mesti disentuh.

Itulah tujuh perempuan inspiratif asal Indonesia yang bisa kamu jadikan role model. Masing-masing punya prestasi di bidangnya sendiri dan tidak pernah menyerah untuk mendapatkan kesuksesannya. 

Read More
Wulan Tilaar

Martha Tilaar dan Wulan Tilaar Berbisnis dengan Empati, Selamatkan Pekerja

Seperti perusahaan lainnya, brand produk perawatan tubuh dan kecantikan Martha Tilaar yang sekarang dipimpin oleh Wulan Tilaar juga mengalami masa-masa yang sulit saat menghadapi pandemi COVID-19. Perusahaan kosmetik yang juga memiliki salon kecantikan ini harus memutar otak bagaimana tetap bisa bertahan di tengah masa-masa yang tidak menentu. 

Ini bukan kali pertama mereka menghadapi krisis, Martha Tilaar sudah pernah mengalami jatuh bangun dalam menjalankan bisnis selama beberapa dekade. Salah satu krisis terbesar yang pernah dilalui adalah krisis moneter tahun 1997. Semua ini diceritakan oleh Martha dan Wulan Tilaar dalam wawancara bersama podcast How Women Lead.

Saat krisis finansial menghantam Asia pada tahun 1997 dan membuat rupiah anjlok, Martha sebagai pendiri perusahaan tetap teguh untuk tidak mem-PHK karyawan yang berjumlah ribuan. Sebagai gantinya, perusahaan meluncurkan beragam produk inovatif, seperti lipstik empat warna dengan harga terjangkau. Dari situ, perusahaan mendapatkan keuntungan 400 persen ketika banyak industri manufaktur  sedang amburadul. Selain itu, mereka bahkan bisa mengakuisisi sejumlah perusahaan. 

Baca Juga: Anne Patricia Sutanto Pebisnis Tangguh yang Bertahan di Tengah Pandemi

Tindakan dan keputusan yang diambil perempuan pengusaha inspiratif itu merupakan salah satu wujud dari bagaimana pemimpin seharusnya bersikap, yakni berempati terhadap para pekerjanya. Ia memiliki kepedulian tinggi yang diimplementasikan di berbagai  anak perusahaannya.

Martha Tilaar Pemimpin Perempuan Penuh Empati 

Martha pertama kali memulai bisnis kecantikannya sepulang dari mendampingi sang suami yang melanjutkan sekolah di Amerika Serikat. Di sana, ia tidak ingin hanya membantu suami, tapi juga menambah ilmu dan keterampilan dengan berkuliah di sebuah sekolah kecantikan. Saat itu, salah satu tugasnya adalah meneliti budaya kecantikan tradisional. 

Martha memilih untuk meneliti tentang budaya kecantikan Jepang. Alih-alih nilai bagus, yang didapat Martha adalah teguran sang dosen karena ia abai terhadap akar budaya negaranya sendiri. Teguran itu menjadi sebuah shocking therapy untuk Martha, karena ia benar-benar tidak tahu apa-apa soal budaya kecantikan Indonesia. 

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Pengusaha Perempuan Pantang Menyerah

“Saya menangis. Bagaimana, nih, kalau saya enggak lulus. Aku sudah enggak punya uang. Jujur. I don’t know about my culture. Shame on you. Baru saya sadar. Tuhan, kalau aku pulang nanti aku akan lestarikan budayaku dalam bidang kecantikan,” ujar Martha pada tim Magdalene

Sepulangnya ke Indonesia, bermodal uang saweran kakak-kakaknya dan uangnya sendiri, Martha membuka salon kecantikan berukuran 4×6 meter persegi di garasi rumahnya pada tahun 1972. Karena letaknya yang strategis di daerah Kuningan, Jakarta, ia berhasil menggaet istri-istri diplomat asing yang sangat puas dengan pelayanan salon Martha.

Definisi Cantik Indonesia ala Martha Tilaar dan Wulan Tilaar

Berdekade lamanya Martha menjalani bisnis kecantikan, ia mengamati bagaimana masih banyak orang Indonesia yang lebih berkiblat pada dunia kecantikan luar negeri. Namun semangatnya tidak surut dan malah semakin membara dalam meracik bahan-bahan tradisional asli Indonesia. 

“ Saya bingung, kalau di Amerika kan penuh di library. Tetapi ternyata eyang saya, itu 107 tahun umurnya, dia ahli jamu. Jadi dia bilang, ya sudah kamu pergi saja ke dukun-dukun beranak supaya kamu belajar langsung dari mereka. Bagaimana setelah melahirkan, (mengonsumsi) parem, pilis,” kata Martha. 

Baca Juga: Diajeng Lestari, Pengusaha Muslimah Sukses dengan Brand HIJUP

Sayangnya, penelusurannya ke ahli-ahli kearifan lokal ini malah memunculkan gosip bahwa Martha main dukun agar cepat kaya. Ini adalah tantangan yang dihadapi oleh perempuan pekerja, bahkan ketika mereka sudah berada di pucuk kepemimpinan, seperti yang dihadapi oleh Martha. 

“Jangan ke salon dia, nanti kamu kena pelet,” ujar Martha, menirukan ucapan-ucapan para penggosip.

“Tapi suami saya, dia adalah guru kehidupanku. (Dia bilang) coba lihat catatanmu (mengenai ramuan tradisional) dan sebagainya. Teruskan, sebab kalau satu dukun meninggal, satu perpustakaan terbakar,” ujarnya, menirukan nasihat mendiang suaminya. 

Kegigihan dan rasa empati yang Martha tanamkan juga ia turunkan kepada anak-anaknya, termasuk Wulan Tilaar. Ia merupakan generasi kedua Martha Tilaar Group dan penerus sang ibunda sekaligus ikon brand Martha Tilaar.

“Saya merasa beauty ini bukan pupur dan lipstik saja, dan banyak sekali di luar sana ya memang cuma jualan profit, and lost. Dan itu yang juga saya syukuri. Martha Tilaar itu enggak begitu. We’re not just selling cosmetics,” kata Wulan. 

Tips Membangun Bisnis Sukses ala Wulan Tilaar 

Pemimpin perempuan inspiratif Wulan Tilaar sudah sejak kecil ia diajari sang ibu mengenai bagaimana menjalankan bisnis ini. Sepulang sekolah, ia selalu pergi ke kantor ibunya, atau ke salon atau sekolah kecantikan Sari Ayu.

“Jadi sudah biasa banget ngeliatnya. Itu saya syukuri sih pengalaman observasi itu. Tapi ternyata itu enggak cukup untuk bisa berkecimpung dan terlibat dalam perusahaan karena harus punya a set of competency,” kata Wulan.

Wulan adalah lulusan Boston University dalam bidang Mass Communication-Advertising. Ia mulai terjun ke bisnis keluarga secara profesional pada tahun 2005. Wulan tidak langsung diberi kepercayaan untuk memegang perusahaan secara penuh, namun mengawali kariernya di departemen seni sebab bagian tersebut masih berkaitan dengan bidang perkuliahannya.

Baca Juga: Anne Patricia Sutanto Pebisnis Tangguh yang Bertahan di Tengah Pandemi

Wulan benar-benar belajar dan tekun dalam menjalankan pekerjaannya. Ia memperhatikan betul dan langsung terjun melihat bagaimana pekerjanya dilatih.

“Saya tahu bagaimana mereka dilatih, alatnya apa saja. Bagaimana ala tersebut berfungsi. Pertama kali ya kaget juga, tetapi sebagai terapis profesional kita enggak boleh kayak begitu. Saya juga belajar tentang macam-macam penyakit kutil. Semua saya ikuti dan saya menghargai prosesnya,” kata Wulan. 

Dengan belajar secara detail tersebut, Wulan jadi paham apa saja tantangan yang dihadapi oleh para terapisnya yang sebagian besar adalah perempuan di salon dan spa milik perusahaan Martha Tilaar. Ia tahu betul untuk menghadapi pelanggan butuh banyak upaya

Selama berkecimpung dalam bisnis keluarganya, Wulan tidak serta-merta memiliki jalan yang mulus sebagai seorang pebisnis perempuan. Ia banyak menghadapi tantangan sebagai ibu pekerja dan juga pemimpin perempuan. “Enggak semudah itu, karena tantangannya beda ya. Saya bukannya mengecilkan challenge ibu saya ya, sebab dia menciptakan sesuatu yang tidak ada jadi ada. Tapi anggapan, ‘Ah generasi kedua mah enak tinggal nerusin. It’s not easy. Sebab kita biar bagaimana pun harus menghidupi jiwa sang founder. Itu yang terus kita pelihara,” Wulan ini.

Read More