gaya manajemen di tempat kerja

Rupa-rupa Manajemen di Tempat Kerja, Kantormu Tipe Mana?

Sebagai seorang pemimpin perusahaan, ada tuntutan untuk terus adaptif dan bisa menghasilkan putusan bijak demi kepentingan bersama. Ini termasuk saat dihadapkan pada dilema memutuskan apakah akan tetap menerapkan kerja dari rumah (work from home), kerja hybrid, atau bekerja dari kantor tiap hari.

Tak cuma harus mempertimbangkan untung rugi buat perusahaan, pemimpin juga harus mewadahi aspirasi dari para karyawan. Apalagi karyawan yang sudah terlanjur nyaman bekerja dari rumah dan tetap produktif. Pun, karyawan yang punya kekhawatiran tinggi soal peningkatan kasus COVID-19 dengan varian-varian barunya.

Nah, di sinilah, pelaksanaan gaya manajemen kerja yang benar akan berdampak baik terhadap perusahaan. Contoh keuntungannya, yakni menggenjot produktivitas kerja dan memuaskan banyak kalangan, dari stake holders sampai karyawan grass root.

Untuk kamu yang ingin menjadi pemimpin, pastinya harus paham apa saja jenis gaya manajemen kerja yang dapat diterapkan di kantor. Dengan memahami ini, kamu dapat menciptakan strategi yang paling tepat untuk tim kamu nantinya.

Lalu, apa saja gaya manajemen kerja yang biasanya dipilih oleh para pemimpin? Yuk, kita bahas selengkapnya di bawah ini!

Apa yang Dimaksud dengan Gaya Manajemen di Tempat Kerja?

Menurut Topcareer.id, gaya manajemen adalah pedoman-pedoman yang terdiri dari metode, keahlian, dan metode yang dipakai manajer dalam menangani situasi.

Baca Juga: Tidak Bekerja sampai Bukan Pemimpin, 4 Miskonsepsi Kodrat Perempuan

Hal yang satu ini mencakup bagaimana seorang manajer waktu membuat rencana, mengatur, mengambil keputusan, melimpahkan wewenang, sampai mengatur timnya.

Seorang pemimpin yang baik akan menyesuaikan gaya manajemen kerjanya dengan berbagai faktor dan akan selalu fokus pada tujuan yang ingin dicapai.

Jenis Gaya Manajemen di Tempat Kerja

Setelah kita tahu definisinya, yuk sekarang kita pahami apa saja jenis gaya manajemen kerja yang sering dipakai oleh para pemimpin berikut ini:

1. Gaya Manajemen Persuasif

Dikutip dari Indeed.com, ketika atasan menerapkan gaya manajemen ini, ia akan memakai kemampuan persuasi untuk membuat para karyawan menjadi yakin kalau keputusan yang diambilnya untuk kebaikan tim dan perusahaan.

Dalam melaksanakan strategi ini atasan akan menjelaskan proses pengambilan keputusan. Jadi, karyawan seakan-akan ikut andil dan merasa jadi lebih dihargai pendapatnya.

Kelebihannya adalah membuat karyawan jadi lebih percaya dengan atasan. Pun, karyawan akan memberikan respon yang baik kepada keputusan atasan

Sementara, kekurangannya, karyawan masih dibatasi karena keputusan tetap dibuat oleh atasan. Selain itu, karyawan masih susah dalam mengeluarkan umpan balik pada keputusan yang dibuat

2. Delegasi

Gaya manajemen kerja yang selanjutnya ini, atasan akan datang cuma untuk memberikan tugas.

Baca Juga: Bertanya pada Bos Saat ‘Performance Review’, Kenapa Tidak?

Kemudian, karyawan diberikan tanggung jawab penuh menyelesaikan pekerjaan sesuai keinginannya.

Setelah pekerjaan sudah diselesaikan, atasan akan memeriksa pekerjaan dan cuma memberikan saran kepada karyawan.

Kelebihannya, karyawan akan jadi lebih kreatif. Selain itu, karyawan diberikan kepercayaan untuk menangani permasalahan mereka sendiri.

Adapun kekurangannya, tidak ada pengawasan langsung dari atasan, bisa menyebabkan produktivitas kerja jadi turun. Pun, jaryawan jadi merasa atasan tidak memberikan kontribusi kepadanya.

3. Transformasional

Gaya manajemen transformasional lebih terfokus pada pertumbuhan karyawan. Atasan akan memotivasi karyawan supaya dapat menciptakan pencapaian yang lebih besar.

Selain itu, manajer mau bekerja sama dengan setiap karyawan dan memberikan contoh untuk mereka bagaimana etos kerja yang baik, supaya memperoleh hasil terbaik.

Kelebihannya, karyawan akan memberikan perubahan untuk perusahaan. Karyawan juga jadi lebih kreatif sehingga bisa menciptakan solusi buat permasalahan perusahaan.

Kekurangannya, jika tidak diterapkan dengan benar, gaya manajemen ini dapat membuat karyawan kehabisan tenaga. Pun, karyawan jadi punya beban berlebih karena harus terus-menerus meraih pencapaian yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Gaya Manajemen Kolaboratif

Dikutip dari Indeed.com, dalam gaya ini, atasan akan selalu bekerja sama dengan setiap karyawan.

Baca Juga: ‘Girl Boss’ di Film Indonesia: Stereotipikal atau Tidak?

Pemimpin akan rutin membuat semacam forum terbuka untuk mendiskusikan banyak hal sebelum akhirnya membuat suatu keputusan.

Kelebihannya, karyawan jadi merasa lebih dipercaya, dihargai, dan didengar gagasannya. Selain itu juga menginspirasi supaya setiap karyawan memberikan hasil kerja terbaiknya karena merasa segala gagasan akan didengar atasan.

Kekurangannya, metode seperti forum terbuka dapat menyita waktu yang lebih lama.

5. Visioner

Menurut Valamis.com, gaya manajemen visioner berpusat pada penyampaian visi perusahaan, divisi, atau proyek yang sedang dikerjakan oleh tim. Atasan juga ikut dalam mengerjakan kerjaan sehari-hari dengan detail.

Ia juga setiap waktu memberikan motivasi supaya tim bisa selalu konsisten dan bergerak ke tujuan yang sama.

Kelebihannya, atasan jadi lebih mudah memotivasi karyawan supaya dapat bekerja dengan tujuan bersama. Tak hanya itu, metode ini berpotensi mempererat tim dan meningkatkan kerja sama.

Sementara, kekurangannya, jika karyawan belum mempunyai pengalaman yang cukup, maka produktivitas bisa berkurang karena pengawasan yang sedikit. Tidak semua atasan dapat memberikan inspirasi yang dapat menaikan motivasi karyawan.

6. Partisipatif

Gaya manajemen kerja partisipatif bisa berjalan dengan baik, bila manajer atau karyawan sama-sama aktif dalam proses pengambilan keputusan.

Baca Juga: 6 Hal yang Membuat Kamu Jadi Pemimpin Idola

Karyawan akan diberikan informasi yang lebih mendalam mengenai tujuan yang ingin dicapai, supaya bisa lebih inisiatif dalam memecahkan suatu permasalahan.

Kelebihannya, karyawan merasa dirinya lebih dihargai karena pendapatnya punya pengaruh pada pengambilan keputusan. Produktivitas bisa naik, sehingga inovasi jadi lebih gampang tercipta.

Kekurangannya, yakni membutuhkan waktu yang lebih lama, karena setiap karyawan harus ikut berpartisipasi. Kemudian, metode ini lumayan berisiko buat perusahaan, karena setiap karyawan punya akses untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan.

7. Otoritatif

Gaya manajemen yang selanjutnya ini sering disebut sebagai otoriter, yang pemimpinya selalu mengatur para bawahannya.

Karyawan harus selalu mengikuti perintah dari atasan dan tidak boleh bertanya mengenai otoritas perusahaan.

Sementara itu, pemimpin setiap saat selalu memperhatikan karyawan dengan cermat dan mengatur kinerja mereka.

Kelebihannya adalah dalam pengambilan keputusan tidak membutuhkan waktu yang banyak.
Produktivitas pun diyakini jadi lebih meningkat waktu ada atasan.

Kekurangannya, karyawan jadi tidak terlibat, yang mengakibatkan turn over yang tinggi.
Proses inovasi juga jadi terhambat.

8. Konsultatif

Gaya manajemen ini dilakukan dengan atasan meminta masukan dan pemikiran dari tiap karyawan.

Pada akhirnya, keputusan yang diambil berasal dari pertimbangan semua informasi yang didapatkan dari setiap karyawan.

Baca Juga: 6 Alasan Kenapa Pemimpin Perempuan Seperti Jacqueline Carlyle Sungguh Keren

Kelebihannya ada beberapa, yakni hubungan akan jadi lebih baik antara karyawan dengan atasan karena saling percaya. Lalu, terciptanya banyak inovasi, karena karyawan lebih gampang mengutarakan pendapatnya.

Kekurangannya, proses mencari pendapat dari setiap karyawan membutuhkan waktu dan tenaga. Pun, bisa terlihat pilih kasih dari atasan kalau ada pendapat karyawan yang tidak di pilih.

9. Gaya Manajemen Pembinaan

Coaching managers atau manajer pembina senang mengambil peran seperti guru dan Umumnya atasan mempunyai pemahaman yang baik tentang berbagai tahap pengembangan profesional. Mereka senang membantu setiap karyawan dengan membangun hubungan pribadi yang kuat.

Baca Juga: Dipromosikan, Bagaimana Menjaga Relasi dengan Rekan Kerja?

Kelebihannya, karyawan jadi merasa dihargai, mereka tahu kalau mereka akan belajar dan bertumbuh sesuai peran mereka, dan lebih mungkin untuk dilibatkan. Atasan akan menciptakan ikatan yang kuat dengan karyawan mereka, dan nantinya diharapkan setiap karyawan akan lebih cenderung memberikan pekerjaan terbaik mereka untuk atasan mereka.

Kekurangannya, terfokus pada pengembangan jangka panjang, dan meninggalkan proyek jangka pendek tanpa dukungan yang tepat.

Sudah kita bahas beberapa jenis gaya manajemen kerja yang sering dipakai oleh banyak pemimpin.

Dengan mengetahui hal tersebut, sekarang kamu jadi punya gambaran seperti apa gaya yang cocok untuk diterapkan di perusahaanmu, kan?

Read More