ciri ciri burnout

Tanda-tanda Fase ‘Burnout’ Kerja yang Sering Diabaikan

Hampir semua orang pasti pernah merasa bosan dengan rutinitas pekerjaan sehari-hari, dan ini wajar banget. Tapi, kalau rasa jenuh ini sampai berubah jadi kelelahan parah atau yang biasa disebut burnout, itu bisa jadi masalah serius dan bahkan berdampak buruk buat kesehatan mental.

Dikutip dari Mayo Clinic, Job burnout: How to spot it and take action, burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang biasanya muncul karena tekanan kerja yang berat dan berlangsung terus-menerus dalam waktu lama. Kondisi ini bikin seseorang merasa stuck, kehilangan energi, dan susah menemukan motivasi buat kerja lagi.

Beberapa faktor yang sering memicu burnout di tempat kerja di antaranya tuntutan pekerjaan yang tinggi, kurangnya dukungan sosial, tekanan deadline, dan ketidakseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi.

Baca Juga: Kerja, Kerja, ‘Burnout’: Dilema Perempuan Karier

Fase-Fase Burnout dalam Dunia Kerja

Burnout bukanlah kondisi yang muncul tiba-tiba, melainkan berkembang secara bertahap seiring waktu. Setiap fase burnout menggambarkan bagaimana perasaan dan perilaku karyawan semakin terganggu, yang akhirnya berdampak pada kinerja dan kesejahteraan mereka. Dikutip dari Health, What Are the Stages of Burnout?, berikut adalah penjelasan dari tiap fase burnout yang sering terjadi di dunia kerja.

Fase 1: Antusiasme Tinggi

Di fase awal, karyawan biasanya sangat bersemangat dan termotivasi saat memulai pekerjaan. Ini adalah tahap penuh harapan, di mana seseorang ingin menunjukkan kemampuan dan memberikan hasil terbaik. Mereka penuh energi dan siap untuk memberi yang maksimal.

Fase 2: Stagnasi atau Mulai Jenuh

Seiring berjalannya waktu, pekerjaan yang tadinya terasa menantang mulai terasa membosankan. Pada fase ini, meskipun masih ada rasa tanggung jawab, individu mulai kehilangan semangat. Mereka mungkin merasa hasil yang dicapai tidak sebanding dengan usaha yang telah dikeluarkan.

Fase 3: Frustrasi dan Tekanan Emosional

Di fase ini, pekerjaan terasa semakin berat, dan tekanan emosional mulai muncul. Rasa frustrasi meningkat, sementara tugas-tugas seolah terus bertambah. Mereka mungkin merasa kewalahan dengan tuntutan, baik dari atasan maupun ekspektasi diri sendiri.

Fase 4: Apatis atau Kehilangan Semangat

Fase ini ditandai dengan munculnya apatisme. Karyawan merasa tidak ada lagi yang menarik di pekerjaan mereka dan mulai kehilangan semangat. Mereka seperti menjalani rutinitas tanpa tujuan jelas dan cenderung menarik diri dari rekan kerja serta menghindari keterlibatan lebih jauh dalam tugas.

Di tahap ini, perasaan tidak berdaya makin dominan, seakan bekerja hanya menjadi sekadar rutinitas harian.

Fase Akhir: Burnout Total

Di fase terakhir burnout, seseorang benar-benar kehabisan energi, baik fisik maupun mental. Mereka merasa sangat lelah dan enggak bisa lagi bekerja dengan baik. Pada tahap ini, burnout sudah masuk level serius dan bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.

Ciri-ciri fase ini:

  • Kelelahan Ekstrem: Rasa lelah yang luar biasa, bahkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan butuh waktu lebih lama untuk pulih.
  • Masalah Kesehatan: Burnout bisa memicu berbagai masalah kesehatan, seperti sulit tidur (insomnia), sakit kepala, gangguan pencernaan, hingga risiko penyakit jantung.
  • Depresi dan Kecemasan: Kondisi mental bisa terganggu parah, dengan perasaan nggak berharga, hilangnya minat hidup, atau bahkan perasaan putus asa.

Baca Juga: Jam Kerja Efektif: Jurus Anti ‘Burn Out’ dan Stres

Cara Mengidentifikasi Burnout Sejak Dini

Burnout berkembang secara perlahan, dan mengenali tanda-tanda awalnya penting banget buat mencegah dampak yang lebih serius. Ketika tanda-tanda burnout mulai muncul, biasanya ada perubahan pada perilaku, perasaan, atau kondisi fisik seseorang.

Mendeteksi gejala awal ini bisa membantu kita mengambil langkah pencegahan sebelum burnout makin parah. Masih dari Mayo Clinic, Berikut beberapa cara buat mengidentifikasi burnout sejak dini.

  • Perubahan Emosi yang Mencolok

Salah satu tanda awal burnout adalah perubahan emosi yang signifikan. Kalau seseorang mulai merasa lebih cemas, mudah frustrasi, atau merasa tertekan berlebihan, ini bisa jadi sinyal awal burnout. Emosi yang terasa enggak terkendali, seperti mudah tersinggung atau gampang marah tanpa alasan jelas, bisa jadi tanda adanya tekanan emosional.

  • Penurunan Kinerja yang Terlihat

Burnout seringkali berdampak pada kualitas dan produktivitas kerja. Karyawan yang biasanya rajin dan efektif bisa mulai mengalami keterlambatan, lebih sering membuat kesalahan, atau kesulitan menyelesaikan tugas-tugas yang biasa.

  • Kelelahan Fisik yang Berlanjut

Burnout enggak hanya menyerang emosi, tapi juga fisik. Kelelahan berlebih, terutama kalau merasa sangat lelah meskipun sudah cukup tidur, bisa jadi tanda burnout. Kelelahan ini muncul karena stres yang berkepanjangan dan bisa berdampak serius kalau dibiarkan terus-menerus.

  • Hilangnya Minat pada Pekerjaan

Salah satu tanda utama burnout adalah hilangnya minat atau kepuasan terhadap pekerjaan. Karyawan yang burnout sering merasa bosan atau bahkan nggak suka lagi dengan pekerjaan yang dulu mereka nikmati. Ini bisa jadi fase di mana seseorang mulai merasa jenuh.

  • Penurunan Kesehatan Mental dan Emosional

Burnout bisa berdampak langsung pada kesehatan mental. Kalau mulai merasa depresi, cemas berlebihan, atau bahkan tertekan, ini bisa jadi tanda serius dari burnout. Di tahap ini, seseorang mungkin mulai merasa putus asa atau enggak lagi berharga.

Baca Juga: Stres di Tempat Kerja? Prioritaskan Istirahat Berkualitas

Tips untuk Mencegah Burnout di Tempat Kerja

Burnout adalah masalah serius yang bisa menyerang siapa saja, di berbagai jenis pekerjaan. Menghindari burnout bukan cuma penting buat kesehatan pribadi, tapi juga buat performa kerja. Pencegahan burnout dimulai dengan mengenali tanda-tandanya dan mengambil langkah tepat sebelum gejalanya makin parah.

Dikutip dari Better Up, 14 tips for dealing with burnout and loving your life again, berikut beberapa tips praktis untuk mencegah burnout di tempat kerja.

  • Jaga Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi

Salah satu kunci buat mencegah burnout adalah memastikan keseimbangan antara kerja dan waktu untuk diri sendiri. Kalau kita terus-terusan fokus kerja tanpa istirahat atau aktivitas santai, kelelahan dan stres bisa cepat muncul. Dengan menjaga keseimbangan ini, energi dan fokus kita bisa terdistribusi lebih baik, dan risiko burnout berkurang.

  • Tetapkan Harapan Kerja yang Realistis

Beban kerja yang berlebihan dan ekspektasi yang tidak realistis adalah pemicu utama burnout. Kalau merasa tugas yang diberikan terlalu banyak atau target terlalu tinggi, burnout bisa mudah datang. Makanya, penting banget buat menetapkan ekspektasi yang masuk akal agar pekerjaan terasa lebih ringan.

  • Kembangkan Keterampilan Manajemen Stres

Stres memang bagian dari pekerjaan, tapi kalau enggak dikelola dengan baik, stres ini bisa jadi burnout. Menguasai cara mengelola stres, seperti dengan teknik relaksasi atau time management yang efektif, bisa menjaga keseimbangan mental dan fisik kita.

  • Bangun Lingkungan Kerja yang Positif

Lingkungan kerja yang mendukung dan nyaman punya peran besar buat mencegah burnout. Saat kita merasa dihargai dan punya hubungan baik dengan rekan kerja, pekerjaan terasa lebih menyenangkan, dan tingkat stres bisa turun. Lingkungan yang positif bikin kita lebih happy dan produktif.

  • Prioritaskan Kesehatan Mental dan Fisik

Kesehatan mental dan fisik yang prima adalah pondasi penting buat menghindari burnout. Saat tubuh dan pikiran kita dalam kondisi optimal, kita lebih kuat menghadapi tekanan kerja. Dengan menjaga kesehatan, kita bisa mengatasi tantangan di tempat kerja tanpa gampang kewalahan.

Read More
ciri ciri burnout

‘Burnout’ di Tempat Kerja, Ini Ciri dan Tips Mengatasinya

Apakah saat menjalani pekerjaan di kantor, kamu pernah merasa sangat lelah, baik fisik maupun mental? Hati-hati, jangan anggap remeh hal tersebut. Bisa jadi kamu tengah mengalami burnout syndrome. Itu adalah keadaan di mana seseorang mengalami stres berkepanjangan yang belum teratasi dengan baik.

Karena efeknya relatif serius, burnout sampai jadi perhatian khusus World Health Organization (WHO). Organisasi ini menetapkan, burnout syndrome tergolong stres kronis yang menuntut solusi cepat. Pasalnya, dampak negatif burnout akan sangat berpengaruh pada kesehatan, kebahagiaan, hubungan percintaan, kinerja dalam bekerja, dan aspek lainnya.

Dalam buku yang berjudul Burnout: The High Cost of High Achievement (1981), burnout atau lelah fisik dan mental ini memicu gejala umum, kehilangan motivasi untuk menuntaskan urusan. Ini senada dengan definisi yang disampaikan David Ballard dari American Psychological Association di mana burnout sama dengan kehilangan minat yang kemudian berujung pada penurunan produktivitas.

Baca Juga: Kerja, Kerja, ‘Burnout’: Dilema Perempuan Karier

Jadi, burnout adalah kondisi kelelahan secara emosional, fisik, dan mental yang diakibatkan oleh stres berlebihan dan berkepanjangan. Keadaan ini membuat seseorang jadi kewalahan, kelelahan secara emosional, dan akhirnya membuat ia merasa tidak mampu melaksanakan tanggung jawab keseharian.

Ciri-ciri Burnout

Kita semua pasti pernah merasakan kelelahan dan stres waktu bekerja. Akan tetapi, seorang yang mengalami burnout kemungkinan besar akan merasakan atau memperlihatkan ciri-ciri berikut ini:

  1. Gampang marah

Menurut Sehatq.com, saat seseorang mengalami burnout, ia akan jadi gampang marah. Tidak cuma pada rekan kerja, perubahan perilaku ini bisa terjadi saat kamu sedang bersama anggota keluarga atau teman dekat.

Hal-hal yang biasanya tidak pernah menjadi masalah untuk kamu, sekarang dapat jadi pemicu amarah dengan mudah. Kamu juga akan lebih cepat merasa kesal, apabila aktivitas tidak berjalan sesuai rencana.

  1. Turunnya semangat kerja dan kelelahan

Menurut Psychologytoday.com, salah satu ciri-ciri burnout adalah tidak ada lagi semangat dalam bekerja dan hasrat terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan. Tetap bekerja tanpa disertai semangat bisa menguras banyak energi, yang memicu kelelahan.

  1. Produktivitas kerja yang menurun

Salah satu ciri-ciri burnout yang paling umum dirasakan oleh seseorang adalah produktivitas kerja yang menurun. Pasalnya, burnout dapat membuat seseorang jadi memilih untuk menghindar dalam menyelesaikan tanggung jawab.

Keadaan ini juga dapat membuat seseorang yang awalnya rajin menjadi sering menunda mengerjakan tugasnya. Beberapa bahkan ada yang sengaja mengurangi jam kerjanya, jadi sering pulang lebih awal dari jam seharusnya atau bahkan jadi malas masuk ke kantor.

Baca Juga: 7 Cara Jitu Atasi ‘Mental Fatigue’ di Tempat Kerja

  1. Menghindar dari orang lain

Suka menghindar dari orang lain juga merupakan salah satu ciri-ciri burnout. Keadaan ini menyebabkan seseorang merasa kewalahan, sehingga merasa sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain, termasuk rekan kerja, sahabat, dan keluarga.

  1. Tidak mau ikut kegiatan kantor

Menurut Healthline.com, ciri seseorang mengalami burnout adalah ia menganggap pekerjaan sebagai sesuatu yang memberikan tekanan tinggi. Hal ini membuat mereka punya pandangan yang buruk terhadap semua kegiatan maupun hal yang berhubungan dengan pekerjaan.

Mereka jadi tidak tertarik mengikuti kegiatan kantor, tidak bergaul dengan rekan kerja, dan mulai merasa kehilangan ketertarikan dengan tempat kerja.

Cara Mengatasi Burnout

Kalau kamu mengalami ciri-ciri burnout seperti di atas, maka sangat disarankan untuk segera mengatasinya. Berikut ini beberapa cara yang dapat kamu lakukan waktu mengalami burnout:

  1. Lakukan kegiatan untuk relaksasi

Dikutip dari Mayoclinic.org, cara mengatasi burnout bisa ditempuh dengan melakukan kegiatan yang bisa membuat rileks. Contohnya membaca, yoga, mendengarkan musik, dan meditasi.

Kamu juga bisa mencoba menerapkan mindfulness atau kamu berfokus pada kejadian yang sedang dirasakan saat ini dan melakukannya dengan tenang tanpa menghakimi. Mindfulness juga akan membuat kamu lebih sabar dan terbuka dalam menghadapi kondisi burnout.

  1. Istirahat yang cukup

Kamu butuh istirahat yang cukup, jadi kamu bisa membuat jadwal istirahat dengan teratur untuk beberapa periode. Dengan adanya jadwal kamu akan jadi lebih disiplin untuk istirahat nantinya.

Baca Juga: Kerja Jarak Jauh Kian Populer, Tapi Potensi Stres Saat Melakukannya Juga Besar

Kamu bisa memakai alarm untuk mengingatkan kamu bahwa sudah waktunya untuk beristirahat dan berhenti mengerjakan pekerjaan yang sedang kamu jalani.

Tidak perlu ideal istirahat harus rebahan di kasur, kamu dapat tidur sambil duduk waktu jam istirahat kantor sekitar setengah jam agar pikiran kembali jernih.

  1. Rutin berolah raga

Hal lain yang bisa kamu coba adalah olahraga. Kamu bisa melakukannya minimal seminggu sekali. Kamu dapat mengajak temanmu supaya kamu bisa terus semangat untuk berolahraga. Pun, temanmu bisa menjadi pengingat kamu supaya tetap bugar dengan cara berolahraga.

Read More