Bersiap (Kembali) Bekerja
Baca cerita sebelumnya di sini.
Ini cerita lanjutan dari komik “Kodrat Perempuan” minggu kemarin.
Meski di awal kembali bekerja, Indah sempat kepayahan mencari orang untuk menjaga anaknya. Namun akhirnya, ia dan suami meminta bantuan Dewi. Selayaknya ibu baru yang masa cuti hamilnya habis, tentu bukan perkara mudah bagi Indah untuk bisa kembali bekerja. Ada rasa enggan meninggalkan anak bayinya, tapi di sisi lain rindu kesibukan di kantor dan perlu mencari nafkah.
Beruntungnya, Indah punya adik ipar yang sangat suportif. Mereka pun saling bertukar pikiran tentang bagaimana mengawali karier.Pergulatan pasti akan di rasakan oleh seorang ibu pekerja di seluruh dunia. Akan banyak sekali pertimbangan waktu cuti melahirkan sudah selesai.
Dari rasa kawatir saat meninggalkan anak untuk bekerja, mencari tempat penitipan anak, dan masih banyak lagi. Lalu, bagaimana ya cara nya supaya tetap bisa bekerja atau berkarier?
Jika kamu adalah perempuan dan sudah menikah, maka langkah paling penting adalah mencari kantor yang bisa mendukung seorang working mom.
Mengapa hal ini penting?
Perusahaan yang ramah terhadap ibu bekerja umumnya akan sangat mendukung segala sesuatu yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, bahkan dalam mengurus anak.
Kamu atau suami bisa mendapatkan cuti melahirkan lebih lama, atau bahkan disediakan tempat penitipan anak atau nursery untuk menyusui.
Ketika perusahaan ramah dengan ibu bekerja dari sebelum sampai setelah melahirkan, maka akan lebih mudah bagimu untuk melakukan pekerjaan dengan tenang.
Sebagai seorang ibu, akan sangat wajar bila merasa sedih saat meninggalkan anaknya walaupun cuma beberapa jam saja. Bahkan, banyak ibu yang merasa bersalah sehingga memutuskan untuk bekerja dari rumah saja. Agar dapat tetap optimal di kantor, coba hilangkan rasa bersalah tersebut.
Dikutip dari New York Times, menghilangkan rasa bersalah ketika kembali bekerja merupakan tips paling ampuh agar ibu dapat tetap produktif.
Kamu bisa menanamkan pikiran bahwa kembali bekerja ke kantor bukanlah sesuatu yang buruk, melainkan baik.
Pikirkan bahwa kamu yang kamu lakukan ini untuk anakmu juga, agar keuangan keluarga bisa berjalan dengan baik, dan juga agar masa depan anak terjamin.
Read More