Punya bos yang asik dan suportif di kantor itu bisa jadi kunci bikin karier kamu semakin nyaman dan lancar. Atasan yang baik biasanya siap membimbing, apresiatif sama kerja keras tim, dan mampu membuat suasana kerja jadi positif. Tapi, enggak semua orang seberuntung itu. Ada juga tipe atasan yang malah membuat stres karena sikap dan kebiasaan buruknya, ini yang sering disebut sebagai bos red flag.
Istilah red flag sendiri sebenarnya populer banget di media sosial untuk menunjukan tanda-tanda peringatan kalau ada sesuatu yang enggak beres. Nah, di dunia kerja, bos red flag artinya atasan yang punya sikap toksik dan berpotensi merusak kenyamanan, bahkan kesehatan mental karyawan. Contohnya, bos tipe ini suka bertindak semaunya, tidak respek sama waktu istirahat tim, suka menyalahkan tanpa memberikan solusi, atau lebih parahnya lagi, hobi bikin tekanan mental alias gaslighting.
Wajar sih kalau bos punya ekspektasi tinggi soal hasil kerja. Tapi, beda banget antara bos yang tegas sama bos yang sudah masuk kategori red flag. Pemimpin yang tegas tetap bisa memberikan arahan yang jelas dan membangun. Sementara itu, bos red flag lebih cenderung membuat suasana kantor jadi toxic lewat cara-cara yang enggak adil, kadang manipulatif, dan sering bikin karyawan jadi merasa under pressure terus-menerus.
Baca Juga: Bos Dilarang Kontak Karyawan di Luar Jam Kerja di Australia
Kenali Tanda-Tanda Bos Red Flag di Tempat Kerja
Penting banget buat peka sama tanda-tanda bos red flag biar kamu bisa cepat ambil sikap, entah itu cari solusi, atau mulai berpikir untuk resign, dan pindah ke tempat yang lebih sehat. Perlu diingat, atasan yang tegas dan disiplin itu beda, ya, sama pemimpin yang suka bikin mental kamu babak belur. Dikutip dari Verywell Mind, 7 Signs You’ve Got a Toxic Boss, kalau atasan kamu mulai menunjukkan sikap seperti ini, bisa jadi dia masuk kategori red flag:
- Waktu Kamu Dianggap Enggak Berharga
Atasan yang paham pentingnya work-life balance pasti mengerti kalau karyawan juga punya hidup di luar kerjaan. Tapi,bos red flag? Beda cerita. Mereka hobi memberikan kerjaan mepet deadline, mengganggu di hari libur, atau ngechat soal tugas waktu kamu lagi quality time sama keluarga. Semua itu tanpa kompensasi yang sepadan.
- Suka Menyalahkan, tapi Tidak Memberikan Solusi
Dikritik sih wajar, namanya juga kerja. Tapi, kalau bos cuma bisa menunjuk kesalahan tanpa memberikan arahan atau jalan keluar, itu sih tanda bahaya. Bukannya dibantu berkembang, kamu malah jadi merasa serba salah terus.
- Kerja Keras Kamu Seperti Tidak Ada Artinya
Capek-capek lembur buat hasil maksimal, eh malah bosnya yang dapat pujian. Lebih nyesek lagi kalau usaha kamu enggak pernah dianggap, apalagi sekadar ucapan “terima kasih” aja tidak ada. Atasan seperti ini biasanya suka mengambil kredit atas hasil kerja tim, seolah-olah itu semua murni karena dia.
- Suka Drama & Main Politik Kantor
Hati-hati kalau atasan kamu suka bikin suasana kantor jadi kayak sinetron. Sering bikin gosip, adu domba tim, atau punya ‘anak emas’ yang selalu diutamakan. Atasan yang seperti ini biasanya lebih fokus jaga posisinya sendiri daripada mengembangkan tim.
- Antikritik
Ciri atasan yang baik adalah terbuka sama masukan. Tapi, bos red flag biasanya alergi kritik. Baru diajak diskusi sedikit, langsung defensif. Lebih parahnya lagi, kalau kamu berani ngomong, bisa-bisa malah di-blacklist atau dimusuhi secara halus.
Baca Juga: 5 Cara Tepat Terima Kritik dari Atasan
Tips Menghadapi Bos yang Red Flag
Setelah tahu tanda-tanda bos red flag, langkah berikutnya adalah cari cara agar bisa tetap kerja dengan lebih tenang, tanpa harus buru-buru mencari kerjaan baru. Soalnya, enggak semua orang punya pilihan buat langsung resign, kan? Dikutip dari Forbes, 5 Ways To Cope With A Toxic Boss (Without Quitting Your Job), berikut beberapa tips yang bisa kamu coba untuk survive di bawah tekanan bos red flag:
- Tetap Tenang dan Profesional
Punya atasan yang suka bikin naik darah emang membuat kesabaran diuji. Tapi, sebisa mungkin tahan diri untuk tidak baper atau meledak-ledak. Tetap tunjukan sikap profesional, meskipun kamu lagi diperlakukan tidak adil. Ingat, reaksi kamu yang dewasa bisa jadi tameng agar tidak makin diserang.
- Catat Semua Instruksi dan Obrolan Penting
Bos red flag biasanya suka melempar kesalahan atau tiba-tiba mengubah pembicaraan. Agar kamu enggak jadi sasaran empuk, biasakan untuk menyimpan bukti semua instruksi dan komunikasi. Bisa lewat email, chat, atau sekadar catatan pribadi, pokoknya, ada rekam jejak yang jelas.
- Cari Dukungan dari Teman Sekerja
Kerja di bawah tekanan itu lebih ringan kalau kamu punya support system. Coba bangun hubungan yang solid sama rekan kerja. Bisa buat saling curhat, tukar strategi, atau sekadar jadi teman ngopi agar kepala enggak panas sendirian.
- Kenali Pola dan Sesuaikan Pendekatan
Setiap bos red flag punya ‘gaya’ masing-masing. Ada yang suka mencari kesalahan, ada yang asal perintah, atau mungkin yang bawa-bawa urusan pribadi ke kerjaan. Nah, pelajari pola mereka agar kamu bisa cari cara yang paling pas untuk menghadapinya.
- Berani Pasang Batasan
Kalau mulai sering diminta kerja di luar jam kantor atau diberikan tugas yang tidak masuk akal, jangan takut buat bilang “tidak” dengan sopan. Tegaskan kalau kamu siap kerja keras, tapi juga butuh waktu istirahat. Menjaga batasan itu penting buat jaga kewarasan.
- Manfaatkan Aturan Perusahaan
Kalau situasinya sudah makin parah, jangan ragu cek kebijakan kantor soal perlindungan karyawan. Banyak perusahaan punya jalur untuk lapor perlakuan enggak adil atau aturan jelas soal jam kerja. Pakai hak kamu sebagai karyawan, jangan ragu buat speak up.
- Utamakan Kesehatan Mental dan Fisik
Kerja di bawah tekanan bisa menguras energi dan bikin stres. Makanya, jangan lupa buat tetap jaga kesehatan. Olahraga ringan, istirahat cukup, atau sekadar nonton series favorit bisa bantu kamu recharge tenaga. Ingat, kesehatan kamu lebih penting dari deadline apa pun.
Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.