kehilangan motivasi kerja – Perasaan jenuh saat bekerja adalah hal yang lumrah terjadi. Bisa saja hal itu muncul sebentar, tetapi bisa juga dalam jangka panjang. Ketika kejenuhan itu terus menerus berlangsung, sangat mungkin performa kerja dan produktivitas seseorang terpengaruh, sehingga menghambat kerja tim di tempat kerja. Ujung-ujungnya, performa perusahaan pun terjun.
Ketika rasa jenuh melanda, tidak jarang seseorang berpikir, buat apa saya bekerja di sini? Ia bisa mempertanyakan kenapa sejak awal memilih berkarier di tempatnya sekarang. Seiring dengan itu, ia mulai kehilangan ketertarikan serta antusiasme untuk bekerja.
Jika kamu pernah atau sedang mengalaminya, bisa jadi kamu mengalami demotivasi. Dalam kamus American Psychological Association (APA), demotivasi didefinisikan sebagai gambaran negatif atau self-talk negatif yang menekankan pada kenapa seseorang tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik. Alhasil, itu mendorongnya untuk tidak melakukan usaha apa pun untuk memperbaikinya. Sementara dalam IGI Global disebutkan, demotivasi merupakan keadaan berkurangnya ketertarikan, antusiasme, dan keinginan untuk tampil baik dalam suatu hal karena pengaruh-pengaruh negatif tertentu.
Dalam Linkedin, manajer sumber daya manusia dari Aktiv Software & iCreative Technologies, Vaibhavi Choksi mengatakan bahwa kehilangan motivasi kerja atau demotivasi itu bisa menular. Ketika ada satu pekerja yang merasakan hal tersebut karena berbagai faktor di kantor, pekerja lainnya bisa merasakan hal serupa.
Baca juga: Ini Alasan Kenapa Karyawan Bisa Alami ‘Burnout’ dan Cara Atasinya
Penyebab Demotivasi Kerja
Choksi mengungkapkan, ada beberapa hal yang bisa menciptakan demotivasi pada pekerja:
- Kurangnya apresiasi
Meskipun seseorang sudah menunjukkan usaha seoptimal mungkin, pihak atasan maupun rekan kerja lainnya masih mengabaikan hal tersebut dan tidak memberi feedback positif atau pujian kepadanya.
Ini bisa menimbulkan perasaan sudah melakukan hal sia-sia dalam diri pekerja tersebut. Ia pun bisa mulai merasa malas untuk tampil optimal seperti dulu karena ujungnya tak ada hadiah apa pun yang diraihnya.
- Terlalu banyak pekerjaan
Hal ini bisa membuat seorang pekerja sangat kewalahan, sehingga berdampak buruk terhadap kemampuannya untuk bekerja dengan baik dan tepat waktu. Saat hasil kerjanya tak sesuai harapan atau jauh di bawah targetnya, hal tersebut juga dapat menurunkan motivasinya untuk bekerja.
- Favoritisme
Tidak jarang di kantor ada atasan yang menunjukkan sikap favoritisme atau pilih kasih terhadap sebagian karyawan. Walau seseorang sudah melakukan pekerjaan sesuai harapan dari atasannya, tetap saja ia tak diapresiasi oleh atasannya itu. Malah, rekan kerja mereka yang sebenarnya bekerja tak lebih baik darinya atau biasa-biasa saja yang lebih mendapat sorotan.
- Tak ada kepercayaan
Ketika seorang pekerja tidak dipercaya oleh rekan kerja maupun atasannya, ia pun bisa merasa pekerjaan atau keberadaannya tidak bernilai. Ketidakpercayaan dari atasan atau rekan kerja bisa terlihat dari besarnya campur tangan mereka dalam pekerjaan yang seharusnya ia kerjakan sendiri, atau sikap meremehkan dan anggapan bahwa pekerja tersebut tak cukup berpengalaman atau piawai dalam melakukan suatu tugas.
Perasaan tidak berharga atau tidak dipercayai ini pada akhirnya mengendurkan rasa keterikatannya dengan orang-orang kantor dan perusahaan, sehingga ia pun merasa tak ingin-ingin amat untuk berkontribusi lebih ke perusahaan.
- Miscommunication
Di sebagian kantor, ada atasan yang hanya memberi secuil informasi atau tidak sama sekali seputar perusahaannya. Hal tersebut bisa menjadi pemicu hilangnya motivasi kerja atau demotivasi karena menyiratkan sang atasan atau perusahaan tidak sepenuhnya mempercayai para pekerjanya. Padahal, membagikan informasi tentang suatu pekerjaan itu penting karena berpengaruh terhadap hasil kerja karyawan.
Baca juga: Tanda Kamu Tidak Suka Pekerjaanmu dan Apa yang Harus Kamu Lakukan
Apa yang Bisa Kita Lakukan Saat Mengalami Ini?
Ketika seorang pekerja mengalami demotivasi, sangat mungkin ia terpikirkan untuk buru-buru keluar dari tempat kerjanya. Namun tunggu dulu, bisa jadi itu bukan keputusan yang tepat untuk segera diambil. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebelum sampai pada keputusan itu.
Baca Juga: 7 Tantangan Kerja Sama Tim di Tempat Kerja dan Cara Mengatasinya
Dalam The Guardian, konsultan eksekutif dari The Forum Corporation, David Robertson menyarankan pekerja yang mengalami demotivasi untuk pertama-tama mengenali pemicu demotivasinya itu. Selain hal-hal yang disebutkan Choksi tadi, pemicu demotivasi menurut Robertson bisa saja berupa perubahan dalam perusahaan atau target pasar, restrukturisasi internal, atau perampingan perusahaan. Ini semua sedikit banyak akan berpengaruh terhadap beban kerja yang akan diemban para pekerja.
Dengan mengenali pemicu demotivasi, pekerja bisa mencari solusi yang tepat atas permasalahannya. Selain itu, Robertson juga mengingatkan, penting bagi pekerja untuk mengidentifikasi hal-hal potensial yang memicu demotivasi di kemudian hari sehingga pekerja mampu melakukan langkah pencegahan lebih awal.
Dilansir Idealist, langkah lain yang bisa dilakukan untuk menyikapi kehilangan motivasi kerja atau demotivasi adalah berkomunikasi terbuka dengan pihak HRD atau atasan. Mungkin kamu merasa kurang puas dengan bayaran yang kamu terima karena merasa tidak setimpal dengan beban kerja yang bertambah. Atau, kamu merasa ingin dipercaya mengambil tanggung jawab lebih besar dari yang kamu pegang sekarang, tapi tak kunjung dilirik atasan. Bisa juga kamu merasa sangat bosan karena pekerjaan yang diberikan padamu hanya itu-itu saja dan tidak mendukung perkembangan dirimu. Bicarakan baik-baik tentang itu dan cobalah mencari titik tengah terbaik bagi kamu dan perusahaan.
Baca Juga: Tanda Kamu Tidak Suka Pekerjaanmu dan Apa yang Harus Kamu Lakukan
Kamu juga bisa coba mulai mengurangi berbagai distraksi saat bekerja. Pasalnya, hal ini hanya akan membuatmu makin kewalahan ketika sedang mengemban beban kerja yang berat. Beranikan diri untuk menetapkan batasan dengan tidak menerima pekerjaan lain atau membantu rekan kerja ketika kamu sedang butuh fokus untuk mengerjakan tugasmu sendiri. Buatlah prioritas agar pekerjaan bisa terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, sehingga hasilnya tidak mengecewakan.
Terakhir, kamu bisa mengambil jeda sejenak di tengah pekerjaanmu. Ini penting untuk menyalakan kembali semangatmu setelah kamu berkutat dengan kebosanan atau pekerjaan yang melimpah. Dalam jeda ini, kamu juga dapat memikirkan kembali atau mengevaluasi tujuanmu bekerja di tempat kerjamu sekarang ini. Apakah kamu merasa masih ada kemungkinan muncul perubahan ke arah lebih baik dan win-win solution bagi dirimu sendiri dan kantor atau tidak? Atau, kamu sudah tidak menemukan kenyamanan dan keuntungan lagi bekerja di sana sehingga opsi mencari tempat kerja atau profesi lain bisa saja kamu ambil.