Kamu tentu enggak mau karier mandek di situ-situ saja. Masalahnya, meniti karier sering kali butuh konsistensi di bidang yang sama. Namun, tak semua orang bisa bertahan di bidang kerja yang sama. Ada yang justru berganti pekerjaan yang sesuai dengan passion dan tujuan hidup.
Mereka inilah yang dikenal dengan “kutu loncat”. Istilah ini mungkin terdengar negatif bagi sebagian orang, tetapi sebenarnya ada keuntungan yang perlu kita perhatikan. Apa saja plus minusnya?
Apa itu Kutu Loncat?
Dikutip dari Indeed, What Is Job Hopping? (Plus Advantages and Disadvantages), kutu loncat atau job hopping menggambarkan seseorang yang memiliki kebiasaan berpindah pekerjaan dalam waktu relatif singkat. Biasanya, kutu loncat akan bekerja di satu perusahaan selama kurang dari satu atau dua tahun sebelum memutuskan untuk mencari peluang baru di tempat lain.
Konsep ini tidak terbatas pada satu bidang atau industri tertentu; kutu loncat dapat berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari fresh graduate yang baru lulus hingga mereka yang telah berpengalaman di dunia kerja selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Generasi Milenial Sering Jadi Kutu Loncat, Apa Alasannya?
Kenapa Istilah ini Digunakan?
Dikutip dari Kompas, dalam konteks pekerjaan, kutu loncat kerap merasa tak puas dengan posisi terkini dan terus mencari pekerjaan lebih baik atau sesuai dengan keinginan mereka.
Kutu loncat sering dianggap sebagai orang yang tidak memiliki komitmen jangka panjang terhadap perusahaan tempat mereka bekerja, yang sering kali menciptakan stigma negatif di kalangan rekruter dan manajer HR.
Baca Juga: Pindah Kerja ke Tempat Baru? Perhatikan Tanda-tanda Ini untuk Tahu Atasanmu ‘Toxic’ Atau Enggak
Plus (Keuntungan) Jadi Kutu Loncat
Menjadi kutu loncat dalam karier memiliki sejumlah keuntungan yang dapat bermanfaat bagi individu, baik pengalaman profesional maupun pengembangan pribadi. Dikutip dari Forbes, The Pros And Cons Of Rapid Job Hopping, yuk, kita bahas lebih dalam mengenai beberapa keuntungan utama menjadi kutu loncat.
1. Pengalaman Beragam
Salah satu keuntungan terbesar dari menjadi kutu loncat adalah pengalaman beragam yang didapatkan. Setiap kali seseorang berpindah pekerjaan, mereka berkesempatan untuk:
- Belajar dari Berbagai Budaya Kerja: Setiap perusahaan memiliki budaya kerja dan nilai-nilai yang berbeda. Dengan berpindah tempat, individu dapat memahami berbagai pendekatan dalam berbisnis, manajemen, dan interaksi antar tim.
- Menghadapi Tantangan yang Berbeda: Setiap pekerjaan baru biasanya datang dengan tantangan unik. Hal ini memungkinkan individu untuk mengasah kemampuan problem-solving dan beradaptasi dengan situasi baru.
- Mendapatkan Perspektif yang Luas: Dengan bekerja di berbagai industri, seseorang dapat melihat bagaimana praktik terbaik diterapkan di berbagai sektor. Ini juga membantu memperluas wawasan dan cara berpikir yang lebih kreatif.
2. Jaringan yang Luas
Ketika berpindah-pindah pekerjaan, individu juga memiliki kesempatan untuk membangun jaringan yang lebih luas. Beberapa manfaat dari jaringan yang luas meliputi:
- Peluang Kolaborasi: Jaringan yang besar memungkinkan individu untuk menemukan peluang kolaborasi di masa depan, baik dalam proyek kerja maupun dalam pengembangan bisnis.
- Referensi yang Berharga: Membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja dan atasan dapat membuka jalan untuk referensi yang dapat membantu dalam pencarian pekerjaan berikutnya.
- Informasi Terkini: Memiliki jaringan yang luas juga berarti mendapatkan akses ke informasi terbaru tentang tren industri, peluang kerja, dan perkembangan karier.
3. Fleksibilitas dalam Karier
Kutu loncat sering kali menikmati fleksibilitas lebih dalam karier mereka. Beberapa aspek fleksibilitas ini adalah:
- Kemampuan Menyesuaikan Diri dengan Peluang Baru: Dengan tidak terikat pada satu perusahaan, individu dapat dengan mudah mengeksplorasi berbagai peluang yang datang, baik itu pekerjaan baru atau proyek freelance.
- Mencari Pekerjaan yang Sesuai dengan Passion: Kutu loncat memiliki kebebasan untuk mencari posisi yang lebih sesuai dengan minat dan nilai-nilai pribadi mereka, sehingga meningkatkan kepuasan kerja.
- Kemampuan Mengatur Waktu: Dalam beberapa kasus, kutu loncat dapat memilih untuk bekerja paruh waktu atau dalam proyek sementara, memberikan mereka lebih banyak waktu untuk mengejar hobi atau pendidikan lanjutan.
4. Peningkatan Keterampilan dan Pengetahuan
Setiap kali seseorang pindah pekerjaan, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Beberapa cara di mana kutu loncat dapat berkembang meliputi:
- Pelatihan dan Pengembangan: Banyak perusahaan menawarkan program pelatihan dan pengembangan yang berbeda. Dengan berpindah pekerjaan, individu dapat mengakses berbagai jenis pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi mereka.
- Memperoleh Keterampilan Baru: Setiap posisi baru sering kali membutuhkan keterampilan baru. Kutu loncat yang proaktif dalam belajar akan memiliki keunggulan kompetitif dalam pasar kerja.
- Adaptasi Terhadap Teknologi Baru: Dengan kemajuan teknologi yang cepat, bekerja di berbagai perusahaan memungkinkan individu untuk lebih cepat beradaptasi dengan alat dan teknologi terbaru.
5. Kesempatan Meningkatkan Gaji
Dalam banyak kasus, berpindah pekerjaan dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan gaji. Beberapa alasan mengapa hal ini bisa terjadi adalah:
- Negosiasi yang Lebih Baik: Saat berpindah pekerjaan, individu memiliki kesempatan untuk bernegosiasi gaji yang lebih baik dengan perusahaan baru, sering kali dengan basis penawaran yang lebih tinggi.
- Menghindari Kenaikan Gaji yang Lambat: Terkadang, perusahaan memiliki kebijakan kenaikan gaji yang lambat. Dengan berpindah pekerjaan, individu bisa menghindari proses ini dan mendapatkan kenaikan gaji yang lebih cepat.
- Menemukan Perusahaan dengan Paket Manfaat Lebih Baik: Selain gaji pokok, banyak perusahaan menawarkan berbagai manfaat. Kutu loncat dapat mencari pekerjaan yang tidak hanya memberikan gaji tinggi tetapi juga manfaat tambahan yang lebih menguntungkan.
Baca Juga: 6 Alasan Pindah Kerja yang Bisa Kamu Pakai
Minus (Kerugian) Jadi Kutu Loncat
Meskipun menjadi kutu loncat dalam berkarier memiliki banyak keuntungan, ada juga sejumlah kerugian yang perlu dipertimbangkan. Masih dikutip dari Forbes, berikut adalah beberapa kerugian utama yang mungkin dihadapi seseorang yang sering berpindah pekerjaan.
1. Risiko Stabilitas Kerja
Salah satu kerugian paling signifikan dari menjadi kutu loncat adalah kurangnya stabilitas kerja. Banyak perusahaan lebih suka karyawan yang dapat bertahan dalam jangka panjang karena:
- Kepastian dalam Perencanaan: Perusahaan membutuhkan karyawan yang dapat membantu dalam perencanaan jangka panjang. Karyawan yang sering berpindah kerja membuat perusahaan sulit merencanakan strategi dan pengembangan tim.
- Mengganggu Proyek yang Sedang Berlangsung: Ketika seseorang pergi sebelum menyelesaikan proyek penting, hal ini dapat mengganggu jalannya proyek dan mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan.
- Resiko Penurunan Kinerja: Karyawan yang terus berpindah pekerjaan mungkin mengalami kesulitan untuk beradaptasi dan mempelajari proses kerja di perusahaan baru, yang dapat menyebabkan penurunan kinerja.
2. Persepsi Negatif dari Rekruter
Banyak rekruter dan manajer HR cenderung melihat kutu loncat dengan skeptis. Persepsi negatif ini dapat berdampak pada kesempatan kerja seseorang:
- Kurangnya Komitmen: Rekruter mungkin berpikir bahwa kutu loncat tidak berkomitmen untuk perusahaan dan hanya mencari pekerjaan yang lebih baik tanpa mempertimbangkan kontribusi yang dapat diberikan.
- Kekhawatiran akan Keterampilan yang Dangkal: Ada anggapan bahwa karyawan yang sering berpindah pekerjaan mungkin tidak memiliki keterampilan yang mendalam dalam satu bidang tertentu, sehingga kurang berharga bagi perusahaan.
- Kesulitan Membangun Kepercayaan: Dalam proses perekrutan, penting untuk membangun kepercayaan dengan rekruter. Jika seorang kandidat terlihat sering berpindah kerja, hal ini bisa merugikan reputasinya dan mempersulit mendapatkan pekerjaan.
3. Ketidakpastian dalam Perencanaan Karier
Bagi kutu loncat, merencanakan masa depan karier bisa menjadi tantangan. Beberapa alasan mengapa ini terjadi adalah:
- Kesulitan Menetapkan Tujuan Jangka Panjang: Dengan sering berpindah pekerjaan, individu mungkin kesulitan untuk menetapkan tujuan jangka panjang yang jelas, sehingga dapat membingungkan arah karier mereka.
- Risiko Kelelahan Mental: Pindah-pindah pekerjaan terus menerus dapat menjadi melelahkan secara mental. Proses adaptasi ke lingkungan baru dan mengatasi tantangan baru bisa menguras energi dan mengurangi motivasi.
- Kurangnya Rencana Pensiun yang Stabil: Kutu loncat sering kali tidak memiliki rencana pensiun yang solid, karena mereka tidak bekerja cukup lama di satu perusahaan untuk memanfaatkan manfaat pensiun atau program loyalitas.
4. Dampak Emosional
Pindah pekerjaan dapat membawa dampak emosional yang signifikan bagi individu. Beberapa dampak ini termasuk:
- Perasaan Kesepian: Pindah ke lingkungan baru berarti meninggalkan teman dan rekan kerja yang telah dibangun hubungan. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesepian dan kehilangan.
- Stres Beradaptasi: Setiap kali seseorang berpindah pekerjaan, mereka harus beradaptasi dengan budaya, proses, dan orang-orang baru. Proses ini bisa menjadi sumber stres yang signifikan.
- Kekhawatiran akan Identitas Profesional: Terus menerus berpindah pekerjaan dapat membuat seseorang merasa kehilangan identitas profesional mereka, terutama jika mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan reputasi di satu tempat.
Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.