Kenali Dampak Buruk ‘Overworked’ dan Cara Mengatasinya

dampak buruk overworked

Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, banyak orang merasa perlu bekerja lebih keras dan lebih lama untuk mencapai kesuksesan. Namun, bekerja berlebihan atau overworked dapat membawa dampak buruk yang serius. Mengapa topik ini penting? Karena kesehatan dan kesejahteraan kita tidak sebanding dengan pencapaian profesional jika kita harus mengorbankan keseimbangan hidup. Lantas, apa yang bisa dilakukan?

Apa Itu Overworked?

Overworked adalah kondisi di mana seseorang bekerja melebihi batas wajar yang dapat ditoleransi oleh tubuh dan pikiran. Ini tidak hanya berarti bekerja lembur, tetapi juga merasa tertekan untuk selalu produktif tanpa ada waktu istirahat yang cukup.

Menurut World Health Organization (WHO), Burn-out anmoccupational phenomenon: International Classification of Diseases, overworked diidentifikasi sebagai kondisi kerja yang berlebihan dan berkepanjangan yang menyebabkan kelelahan fisik dan mental yang serius .

Faktor Penyebab Overworked

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami overworked. Berikut beberapa di antaranya:

  • Tuntutan Pekerjaan yang Tinggi: Banyak pekerjaan saat ini menuntut karyawan untuk mencapai target yang tinggi dalam waktu singkat. Tekanan ini sering membuat karyawan merasa harus bekerja lebih lama dan lebih keras untuk memenuhi ekspektasi tersebut.
  • Lingkungan Kerja yang Kompetitif: Dalam beberapa industri, persaingan yang ketat antara karyawan dapat menyebabkan mereka bekerja berlebihan untuk menonjol di mata atasan atau untuk mendapatkan promosi.
  • Kurangnya Manajemen Waktu yang Efektif: Beberapa individu mungkin tidak memiliki keterampilan manajemen waktu yang baik, sehingga mereka tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang ditentukan dan akhirnya harus bekerja lebih lama.
  • Budaya Kerja yang Tidak Sehat: Di beberapa perusahaan, ada budaya yang menganggap bekerja lembur sebagai tanda dedikasi dan loyalitas, sehingga karyawan merasa terdorong untuk bekerja lebih lama dari jam kerja normal.
  • Tekanan Ekonomi: Situasi ekonomi yang sulit juga bisa memaksa seseorang untuk bekerja lebih keras dan lebih lama demi memenuhi kebutuhan finansial.
  • Teknologi dan Ketersediaan 24/7: Dengan adanya teknologi yang memungkinkan komunikasi terus-menerus, banyak karyawan merasa harus selalu siap sedia dan merespons pekerjaan bahkan di luar jam kerja normal.

Baca Juga: Beban Pekerja Perempuan GenerasiSandwichBerlapis

Konsekuensi dari Overworked

Overworked tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental, tetapi juga dapat mengurangi produktivitas dan kualitas hidup seseorang. Dikutip dari American Psychological Association (APA), Stress in America: Paying With Our Health, karyawan yang overworked cenderung lebih sering sakit, mengalami kelelahan, dan memiliki tingkat stres yang tinggi. Selain itu, mereka juga mungkin mengalami gangguan tidur, masalah pencernaan, dan penurunan fungsi kognitif .

Mengatasi masalah overworked memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk kebijakan perusahaan yang mendukung keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi, serta upaya individu untuk mengelola waktu dan stres dengan lebih baik.

Tanda-Tanda Overworked

Tanda-tanda overworked dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik fisik, mental, maupun emosional. Mengenali tanda-tanda ini sangat penting agar kita bisa segera mengambil langkah pencegahan dan perbaikan.

Fisik

  • Kelelahan Kronis

Kelelahan yang tidak hilang meskipun sudah beristirahat cukup adalah tanda umum overworked. Kelelahan ini bisa mengurangi produktivitas kerja dan kualitas hidup. Masih menurut American Psychological Association (APA), kelelahan kronis adalah salah satu gejala utama stres kerja yang berlebihan.

  • Gangguan Tidur

Orang yang overworked sering mengalami gangguan tidur, seperti insomnia atau tidur yang tidak nyenyak. Hal ini disebabkan oleh pikiran yang terus menerus aktif memikirkan pekerjaan, sehingga sulit untuk benar-benar beristirahat.

  • Masalah Kesehatan Fisik

Overworked dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik, termasuk sakit kepala, nyeri otot, dan gangguan pencernaan. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), Stress at Work, menyebutkan bahwa stres kerja dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

Mental

  • Stres Berkepanjangan

Stres yang berkepanjangan adalah tanda mental yang umum dari overworked. Ini bisa menyebabkan berbagai masalah psikologis, termasuk kecemasan dan depresi.

  • Sulit Berkonsentrasi

Orang yang overworked sering mengalami kesulitan berkonsentrasi dan mengingat informasi. Ini bisa menghambat produktivitas dan kinerja kerja.

  • Kehilangan Motivasi

Kehilangan motivasi untuk bekerja atau melakukan aktivitas sehari-hari lainnya adalah tanda bahwa seseorang mungkin mengalami overworked. Rasa lelah dan tekanan terus menerus membuat kamu merasa tidak bersemangat.

Emosional

  • Burnout

Burnout adalah kondisi kelelahan emosional, mental, dan fisik yang disebabkan oleh stres berlebihan dan berkepanjangan. Ini membuat seseorang merasa tidak mampu menjalankan tugas sehari-hari. Menurut Mayo Clinic, Job burnout: How to spot it and take action, burnout dapat menyebabkan seseorang merasa putus asa dan kehilangan minat pada pekerjaan yang sebelumnya disukai.

  • Perubahan Suasana Hati

Orang yang overworked sering mengalami perubahan suasana hati yang drastis, seperti mudah marah atau merasa frustasi tanpa alasan yang jelas. Emoasi yang tidak stabil ini bisa mempengaruhi hubungan dengan orang lain.

  • Perasaan Terisolasi

Perasaan terisolasi atau kesepian adalah tanda emosional lain dari overworked. Seseorang mungkin merasa tidak ada yang mengerti atau mendukung mereka, sehingga merasa sendirian dalam menghadapi tekanan kerja.

Baca Juga: Stres di Tempat Kerja? Prioritaskan Istirahat Berkualitas

Cara Mengatasi Overworked

Mengatasi overworked memerlukan pendekatan yang holistik, mencakup manajemen waktu, dukungan dari lingkungan kerja, serta kebiasaan hidup sehat. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi overworked:

Mengatur Waktu Kerja

  • Membuat Jadwal Kerja yang Realistis

Membuat jadwal kerja yang realistis dan tetap berpegang pada jadwal tersebut sangat penting. Pastikan ada waktu untuk istirahat dan kegiatan pribadi di luar pekerjaan. Menurut American Psychological Association (APA), manajemen waktu yang efektif dapat mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas.

  • Menerapkan Batasan Waktu

Tentukan batasan waktu untuk pekerjaan dan istirahat. Misalnya, jangan membawa pekerjaan pulang atau bekerja di luar jam kerja yang telah ditentukan. Ini membantu menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Mengambil Istirahat yang Cukup

  • Istirahat Sejenak di Tengah Hari

Ambil istirahat singkat setiap beberapa jam untuk merilekskan pikiran dan tubuh. Ini bisa berupa berjalan-jalan sebentar, melakukan peregangan, atau hanya duduk santai tanpa melakukan apa-apa. Menurut penelitian dari National Institutes of Health (NIH), istirahat sejenak dapat meningkatkan fokus dan produktivitas.

  • Cuti dan Liburan

Jangan ragu untuk mengambil cuti atau liburan ketika diperlukan. Cuti tidak hanya memberi kesempatan untuk beristirahat, tetapi juga membantu menyegarkan pikiran dan mengurangi risiko burnout.

Baca Juga: Kerja, Kerja, Burnout: Dilema Perempuan Karier

Mengembangkan Keterampilan Manajemen Stres

  • Pelatihan Manajemen Stres

Mengikuti pelatihan atau workshop manajemen stres dapat membantu mengembangkan keterampilan untuk mengelola stres dengan lebih baik. Ini termasuk teknik untuk mengidentifikasi pemicu stres dan cara-cara untuk menghadapinya.

  • Mencari Dukungan Profesional

Jika diperlukan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog atau konselor. Mereka dapat memberikan dukungan dan strategi untuk mengelola stres dan overworked.

Mengembangkan Kebiasaan Hidup Sehat

  • Olahraga Teratur

Olahraga secara teratur dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Menurut Mayo Clinic, olahraga dapat meningkatkan produksi endorfin, yang membantu merasa lebih baik dan lebih rileks.

  • Pola Makan Sehat

Makan makanan yang sehat dan seimbang juga penting untuk menjaga energi dan kesehatan. Hindari makanan yang tinggi gula dan lemak, dan perbanyak konsumsi buah, sayur, dan protein sehat.

  • Tidur yang Cukup

Pastikan kamu mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Tidur yang berkualitas penting untuk pemulihan fisik dan mental, serta membantu menjaga energi dan fokus sepanjang hari.

Mengelola Ekspektasi dan Komunikasi dengan Atasan

  • Bicarakan Kebutuhan Kamu

Jangan ragu untuk berbicara dengan atasan tentang kebutuhan kamu akan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. Komunikasi yang baik dapat membantu mengurangi tekanan dan mengatur ekspektasi yang realistis.

  • Delegasi Tugas

Jika memungkinkan, delegasikan tugas kepada rekan kerja. Ini membantu mengurangi beban kerja dan memungkinkan fokus pada tugas-tugas yang paling penting.

Website | + posts

Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.

About Kevin Seftian

Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.

View all posts by Kevin Seftian →