Dalam dunia kerja, jeda karier atau career break sering dianggap sebagai langkah yang berisiko. Banyak orang khawatir bahwa mengambil waktu istirahat dari pekerjaan bisa memperlambat perkembangan karier mereka.
Padahal, career break bukan berarti berhenti bekerja selamanya atau sekadar menganggur tanpa tujuan. Dikutip dari Indeed, What Is a Career Break?, sebaliknya, ini adalah strategi yang disengaja untuk memberi diri sendiri waktu beristirahat, mengevaluasi kembali arah karier, meningkatkan keterampilan, atau mengejar hal lain di luar pekerjaan utama.
Durasi career break juga fleksibel, bisa berlangsung beberapa bulan hingga beberapa tahun, tergantung kebutuhan dan situasi masing-masing orang. Ada yang memanfaatkannya untuk mengurus keluarga, traveling, belajar hal baru, atau bahkan mencoba membangun usaha sendiri. Jadi, daripada dianggap sebagai hambatan, jeda karier justru bisa menjadi investasi berharga untuk masa depan.
Baca Juga: Apa Itu ‘Mid-career Crisis’ dan Bagaimana Mengatasinya?
Career Break vs. Resign vs. Cuti: Apa Bedanya?
Banyak orang masih salah kaprah dan mengira jeda karier sama dengan resign atau cuti. Padahal, ketiganya punya perbedaan yang cukup signifikan:
Career Break
- Jeda dari pekerjaan untuk sementara waktu, tapi bukan berarti keluar dari dunia kerja selamanya.
- Bisa berlangsung dari beberapa bulan hingga beberapa tahun, tergantung kebutuhan.
- Biasanya sudah direncanakan dengan matang.
- Tujuannya beragam, mulai dari pengembangan diri, urusan keluarga, hingga eksplorasi karier baru.
Resign (Mengundurkan Diri)
- Mengakhiri hubungan kerja secara permanen dengan perusahaan.
- Tidak ada jaminan bisa kembali ke posisi yang sama.
- Biasanya dilakukan karena alasan karier, ketidakpuasan, atau ingin mencari peluang baru.
Cuti
- Jeda kerja dalam waktu singkat, biasanya hanya beberapa hari hingga beberapa bulan.
- Status sebagai karyawan tetap berlaku dan bisa kembali bekerja setelah cuti selesai.
- Biasanya diambil untuk keperluan tertentu seperti cuti tahunan, cuti hamil, atau cuti sakit.
Dibandingkan cuti, career break memberikan fleksibilitas lebih besar, tapi juga butuh perencanaan yang lebih matang dibanding resign. Kalau ingin mengambil career break, pastikan kamu punya strategi untuk kembali ke dunia kerja, entah itu dengan melanjutkan karier di perusahaan yang sama atau mencari peluang baru yang lebih sesuai dengan tujuan hidupmu.
Baca Juga: Tips Karier yang Kita Pelajari dari Film “The Devil Wears Prada”
Manfaat Career Break: Lebih dari Sekadar Jeda dari Pekerjaan
Banyak orang menganggap career break sebagai keputusan yang berisiko, terutama di dunia kerja yang serba cepat. Tapi kalau direncanakan dengan baik, jeda ini justru bisa membawa banyak manfaat, baik untuk perkembangan karier maupun kehidupan pribadi. Dikutip dari Indeed, Forbes, How To Navigate Career Breaks: Pros And Cons Of Taking Sabbaticals, berikut beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan:
- Mengatasi Burnout dan Menjaga Kesehatan Mental
Tekanan kerja yang tinggi sering bikin kita stres dan kelelahan, baik secara fisik maupun mental. Kalau dibiarkan, burnout bisa mengganggu produktivitas dan kebahagiaan dalam bekerja.
Dengan mengambil career break, kamu bisa memberi waktu untuk diri sendiri, melepas stres, dan mengisi ulang energi. Hasilnya? Saat kembali bekerja, kamu bisa lebih fresh, lebih termotivasi, dan lebih produktif.
- Kesempatan untuk Refleksi dan Evaluasi Karier
Di tengah kesibukan kerja, kita jarang punya waktu untuk benar-benar berpikir: Apakah ini pekerjaan yang benar-benar aku inginkan?
Career break bisa jadi momen buat mengevaluasi tujuan kariermu. Kamu bisa bertanya pada diri sendiri:
- Apakah aku masih menikmati pekerjaanku?
- Apakah jalur karierku sesuai dengan tujuan hidupku?
- Apakah ada keterampilan baru yang ingin aku kembangkan?
Dari sini, kamu bisa merancang langkah selanjutnya, entah itu tetap di jalur yang sama atau mencoba hal baru.
- Meningkatkan Skill dan Menambah Wawasan
Career break bukan cuma soal istirahat, banyak orang justru memanfaatkannya untuk belajar hal baru. Misalnya, mengikuti kursus online, pelatihan profesional, atau bahkan mengambil gelar tambahan.
Keuntungannya?
- Menambah nilai di CV dengan skill baru.
- Meningkatkan daya saing di dunia kerja.
- Membuka peluang karier di bidang yang berbeda.
Bahkan, traveling selama career break pun bisa jadi pengalaman berharga. Berinteraksi dengan budaya baru bisa mengasah keterampilan komunikasi, adaptasi, dan cara berpikir yang lebih luas.
Baca Juga: Merasa Kehilangan Saat Teman Kerja Resign, Apa yang Bisa Dilakukan?
- Meningkatkan Work-Life Balance
Kadang, kerja terlalu keras bikin kita kehilangan waktu buat keluarga, hobi, atau bahkan diri sendiri. Career break bisa jadi kesempatan buat mengembalikan keseimbangan hidup.
Dengan jeda ini, kamu bisa:
- Menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dan orang-orang tersayang.
- Mengejar passion atau hobi yang selama ini terabaikan.
- Menjalani hidup dengan lebih tenang, tanpa tekanan pekerjaan.
Hasilnya? Saat kembali bekerja, kamu lebih bahagia, lebih rileks, dan lebih termotivasi.
- Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi
Rutinitas yang monoton bisa bikin kreativitas mandek. Dengan mengambil career break, kamu bisa keluar dari pola kerja yang itu-itu saja, mengeksplorasi hal baru, dan mendapatkan inspirasi segar.
Banyak orang yang justru menemukan ide bisnis atau inovasi baru setelah mengambil jeda dari pekerjaan. Dengan perspektif yang lebih luas, kamu bisa melihat peluang yang sebelumnya tidak terpikirkan.
Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.