Sekarang muncul kesadaran di tengah generasi muda untuk mulai keluar dari siklus overworking dan mulai menerapkan rutinitas yang lebih seimbang, antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Gerakan ini populer dengan istilah lazy girl job. Meski namanya terdengar negatif, sebenarnya nama tersebut sarat akan sarkasme dan perlawanan dari hustle culture. Tren ini merefleksikan keinginan para generasi muda yang ingin kehidupan profesional jadi lebih seimbang dan fleksibel serta memperoleh penghasilan yang stabil.
Sejarah Tren Lazy Girl Job
Dikutip dari The Wall Street Journal, tren Lazy Girl Job sebenarnya adalah cerminan dari perubahan besar dalam pandangan masyarakat terhadap dunia kerja, terutama setelah pandemi COVID-19 yang memaksa banyak orang bekerja dari rumah. Meski tren ini baru populer di media sosial dalam beberapa tahun terakhir, akarnya bisa ditelusuri lebih jauh ke arah pergeseran sosial yang menekankan keseimbangan hidup dan kerja.
Baca Juga: Budaya Kerja Toksik Dimulai dari Kepemimpinan Medioker
Asal Usul Nama Lazy Girl Job
Nama Lazy Girl Job berasal dari tren di media sosial yang menyindir pandangan tradisional tentang kerja keras yang diharapkan dari seorang pekerja. Muncul sebagai reaksi terhadap stigma bahwa bekerja keras sepanjang hari dan berambisi untuk mencapai puncak karier adalah satu-satunya cara untuk sukses.
Stereotip “lazy” dalam konteks ini tidak merujuk pada kemalasan secara harfiah, melainkan menantang ide bahwa produktivitas selalu diukur berdasarkan intensitas dan durasi waktu yang dihabiskan untuk bekerja. Sebaliknya, Lazy Girl Job lebih menekankan pada cara kerja yang cerdas, efisien, dan tidak membebani secara fisik maupun mental.
Pengaruh Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 memainkan peran penting dalam mempercepat popularitas tren ini. Dengan banyaknya orang yang dipaksa bekerja dari rumah, pandangan tentang apa yang benar-benar penting dalam pekerjaan mulai berubah. Selama masa karantina, banyak pekerja yang menyadari bahwa mereka bisa tetap produktif tanpa harus bekerja dari kantor atau mengikuti jam kerja yang ketat. Selain itu, banyak yang mulai menghargai lebih banyak waktu bersama keluarga, kesempatan untuk menjaga kesehatan mental, serta pentingnya keseimbangan hidup yang lebih baik.
Keberadaan pandemi juga mengungkap fakta bahwa banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dengan lebih fleksibel tanpa harus berada di lingkungan kerja tradisional. Hal ini menjadi pemicu utama bagi orang-orang untuk mencari model pekerjaan yang lebih santai dan tidak menuntut komitmen waktu yang berlebihan, sehingga muncullah tren ini.
Kemunculan di Media Sosial
Platform media sosial, terutama TikTok dan Instagram, menjadi kendaraan utama dalam menyebarkan tren ini ke seluruh dunia. Di TikTok, misalnya, tagar seperti #LazyGirlJob mulai digunakan oleh banyak pengguna untuk berbagi pengalaman mereka dalam menemukan pekerjaan dengan tuntutan rendah tetapi tetap menghasilkan pendapatan yang layak. Video-video pendek yang menampilkan gaya hidup santai namun tetap produktif ini kemudian menjadi viral, dan dengan cepat memikat perhatian generasi muda, terutama perempuan, yang lelah dengan budaya kerja keras atau hustle culture.
Konten yang diproduksi oleh para influencer seperti Gabrielle Judge dan kreator di media sosial juga memainkan peran penting. Mereka sering menunjukkan bagaimana menjalani Lazy Girl Job bisa memberi lebih banyak waktu untuk menjalani hobi, merawat diri sendiri, atau sekadar menikmati hidup tanpa harus terjebak dalam rutinitas yang monoton.
Baca Juga: Kadang WFH, Kadang WFO: Tips Atasi Tantangan dalam Sistem Kerja ‘Hybrid’
Karakteristik Lazy Girl Job
Tren Lazy Girl Job menonjol dengan sejumlah karakteristik unik yang membedakannya dari model kerja tradisional. Fokus utama dari Lazy Girl Job adalah menciptakan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan dengan cara yang lebih santai dan fleksibel. Dikutip dari BBC, How the ‘lazy girl job’ took over work TikTok, berikut adalah beberapa karakteristik utama dari tren ini:
- Fokus pada Keseimbangan Hidup dan Kerja
Inti dari tren ini adalah menempatkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan sebagai prioritas. Pekerjaan yang dipilih biasanya tidak mengharuskan karyawan untuk menghabiskan banyak waktu atau energi, memungkinkan mereka menikmati waktu luang.
- Tuntutan Pekerjaan yang Minimal
Pekerjaan dalam kategori ini cenderung memiliki tuntutan yang rendah, baik dari segi tekanan maupun tanggung jawab. Biasanya, pekerjaan seperti ini melibatkan tugas-tugas administratif, customer service, atau pekerjaan berbasis proyek dengan jadwal yang fleksibel.
- Bekerja dari Rumah sebagai Pilihan Utama
Banyak yang memilih Lazy Girl Job karena bisa dikerjakan dari rumah. Bekerja secara remote memberikan kebebasan yang lebih besar dalam mengatur jadwal dan rutinitas sehari-hari.
Manfaat Lazy Girl Job
Tren Lazy Girl Job menawarkan berbagai manfaat yang menarik bagi banyak orang yang mencari keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Dengan fokus pada fleksibilitas, efisiensi, dan kesejahteraan, DIkutip dari Forbes, How ‘Lazy Girl Jobs’ Contribute To Work-Life Balance And Burnout Prevention, berikut adalah beberapa manfaat utama dari Lazy Girl Job:
- Keseimbangan Hidup dan Kerja yang Lebih Baik
Salah satu manfaat terbesar dari Lazy Girl Job adalah kemampuannya untuk membantu pekerja mencapai keseimbangan hidup dan kerja yang lebih baik. Dengan pekerjaan yang memiliki tuntutan rendah dan fleksibilitas tinggi, pekerja dapat mengatur jadwal mereka sedemikian rupa sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga, hobi, dan kegiatan pribadi lainnya. Ini membantu mengurangi stres dan kelelahan yang sering dikaitkan dengan pekerjaan yang menuntut dan jam kerja yang panjang.
- Peningkatan Kesehatan Mental
Bekerja dalam lingkungan yang lebih santai dan tidak terlalu menekan dapat berkontribusi positif terhadap kesehatan mental. Banyak pekerja mengalami penurunan tingkat kecemasan dan stres karena mereka tidak lagi harus menghadapi tekanan untuk bekerja lembur atau memenuhi ekspektasi yang tinggi. Dengan lebih banyak waktu untuk diri sendiri dan kesempatan untuk mengelola waktu kerja sesuai dengan kebutuhan pribadi, pekerja dapat menjaga kesehatan mental mereka dengan lebih baik.
- Fleksibilitas dalam Jam Kerja
Fleksibilitas adalah salah satu fitur utama dari tren ini. Dengan kemampuan untuk menentukan jam kerja mereka sendiri, pekerja bisa bekerja pada waktu-waktu yang mereka rasa paling produktif. Fleksibilitas ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pekerjaan dengan jadwal pribadi, seperti mengurus anak-anak atau menghadiri kegiatan keluarga, tanpa harus khawatir tentang konflik jadwal atau ketidaknyamanan.
Baca Juga: Kantor Berbudaya Maskulin Tambah Beban bagi Pekerja Perempuan
- Penghematan Biaya dan Waktu
Bekerja dari rumah, salah satu aspek umum dari Lazy Girl Job, dapat menghemat biaya transportasi dan waktu perjalanan. Pekerja tidak perlu mengeluarkan uang untuk transportasi atau mengalami kemacetan lalu lintas yang memakan waktu. Penghematan biaya dan waktu ini dapat digunakan untuk keperluan pribadi atau untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan
- Penurunan Risiko Burnout
Burnout atau kelelahan kerja adalah masalah serius yang sering dihadapi oleh pekerja dengan tuntutan tinggi dan jam kerja yang panjang. Lazy Girl Job mengurangi risiko burnout dengan menawarkan pekerjaan yang memiliki tuntutan lebih rendah dan jam kerja yang lebih fleksibel. Dengan adanya waktu yang cukup untuk istirahat dan kegiatan pribadi, pekerja dapat menghindari kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan yang terlalu menuntut.
Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.