Matamu terasa capek, kulit kering, sampai sakit kepala karena terlalu lama berada di depan laptop? Barangkali kamu tengah mengalami digital fatigue. Gejala ini jamak terjadi, terutama kala pandemi COVID-19, di mana rata-rata para karyawan dipaksa untuk mengubah kebiasaan kerja jadi serba daring, sehingga mau tidak mau kita jadi lama berada di depan layar gawai.
Berikut tips atau cara mengatasi digital fatigue untukmu yang sudah kami rangkum dari berbagai sumber.
Baca Juga: Beda ‘Passion’ dan Hobi, Mana yang Lebih Penting untuk Karier?
Ciri Kamu Terkena Digital Fatigue
Dikutip dari Hellosehat.com, tidak cuma mata menjadi lelah, kulit jadi kering, sampai sakit kepala, ada ciri lainnya yang menunjukkan kamu terkena digital fatigue:
- Merasa sangat jenuh dengan berbagai kegiatan digital, seperti online meeting
- Hilangnya semangat dalam melakukan pekerjaan di depan laptop
- Motivasi kerja yang menurun
- Nyeri di otot leher
- Sakit dibagian pinggang karena jarang bergerak
- Konsentrasi jadi berkurang
- Nyeri punggung dan pinggang
Cara Mengatasi Digital Fatigue
Dari survei yang dilakukan Deloitte.com kalau satu dari tiga orang merasa kewalahan dengan teknologi di masa pandemi seperti sekarang ini.
Kalau kamu sekarang mengalaminya, jangan sampai dibiarkan terlalu lama, karena dapat berujung pada kesehatan mental dan fisik yang terganggu.
Nah, supaya kesehatan serta produktivitas kerja tidak terganggu, ini beberapa cara mengatasi digital fatigue:
Tentukan Batasan untuk Atasi Digital Fatigue
Salah satu cara atasi digital fatigue dan malah bisa mencegahnya dengan menentukan batasan waktu kerja.
Ya, kerja jarak jauh (WFH) selama pandemi ini membuat orang-orang kesulitan membagi waktu kerja dan pribadi.
Jadinya, kita bisa bekerja sampai malam atau bahkan lembur di akhir pekan Nah, dengan menentukan batasan, sangat berpotensi bisa mencegah burnout.
Bukannya menghambat, hal ini malah membuat kamu menemukan ritme yang pas dan menjaga produktivitas kerja.
Baca Juga: 7 Cara Jitu Atasi ‘Mental Fatigue’ di Tempat Kerja
Karena bila kamu bekerja terus menerus juga akan membuat kamu penat, fokus jadi menurun, dan malas melakukan apa pun. Dalam hal ini, menentukan batasan malah bisa membuat pekerjaanmu jadi selesai dengan baik.
Istirahat Tidur yang Cukup
Menurut Lixar.com, tidur yang kurang menjadi salah satu penyebab kamu mengalami digital fatigue. Karena bila kita terlalu lama melihat layar dapat menghambat pembentukan hormon tidur.
Untuk mengatasi digital fatigue, kamu dapat mengatur waktu tidur, sehingga kamu mendapatkan istirahat yang cukup.
Supaya kamu bisa tidur lebih nyenyak, pastikan untuk tidak melihat layar ponsel atau laptop satu jam sebelum tidur.
Sediakan Waktu Me-time
Sediakan waktu untuk bekerja dan bersantai. Work-life balance ini sangat membantu kamu jadi lebih tenang dan menjaga kesehatan mental.
Itu sebabnya, setelah seharian bekerja dengan fokus, kamu dapat menyediakan waktu untuk dirimu sendiri.
Berikan penghargaan buat diri sendiri yang sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik.
Mencari Posisi Duduk yang Nyaman Waktu Kerja
Digital fatigue dapat menyebabkan kamu jadi sakit pinggang, serta leher, dan bahu terasa nyeri.
Keadaan ini bisa semakin parah kalau tidak didukung dengan posisi duduk yang benar waktu kamu kerja seharian.
Baca Juga: Kiat-kiat Kantor Dukung Kesehatan Mental Karyawan yang Patut Dicoba
Itu sebabnya, perlu dipastikan postur duduk yang tegak dan nyaman waktu sedang bekerja. Tidak disarankan bekerja sambil berbaring atau duduk di bangku tanpa ada sandaran.
Berinteraksi dengan Orang Lain
Pandemi membuat kita harus membatasi bertemu dengan orang lain. Jadi, sangat normal kalau banyak dari kita jadi merasa kesepian. Apalagi yang tinggal di kosan.
Namun, kalau memungkinkan, tetaplah melakukan interaksi dengan orang lain.
Berbincang sebentar dengan orang serumah, teman kos, atau bertemu teman dengan protokol kesehatan yang ketat dapat menjadi cara dalam mengatasi digital fatigue. Pun, kamu bisa juga berbincang dengan rekan kerja via telepon.
Sediakan Waktu Istirahat Sejenak
Selama bekerja, kamu perlu ambil waktu istirahat sejenak dari depan layar. Tidak perlu lama, kira-kira 15 menit. Kamu dapat keluar ruangan untuk sekadar melihat keadaan sekitar atau ke halaman rumah.
Pokoknya, alihkan pandanganmu sebentar dari layar laptop, ponsel, atau perangkat elektronik yang lain.
Melakukan Kegiatan Non-digital
Selama di rumah, mungkin kamu berpikir tidak banyak yang dapat dilakukan setelah selesai bekerja. Kamu cuma berbaring sambil lihat media sosial, bermain gim atau menonton film. Kegiatan seperti ini cuma akan menambah waktu kamu menatap layar.
Baca Juga: Para Perempuan yang Tergilas Teknologi Digital
Bagusnya, carilah kegiatan non-digital dan rutin dilakukan setiap hari. Contohnya kamu bisa mengajak hewan peliharaan keliling sekitaran komplek rumah, merawat tanaman, membaca buku, atau membersihkan rumah.
Detoks Digital
Dikutip dari Entrepreneur.com, rasanya memang susah untuk lepas dari akses dunia digital. Apalagi, kalau sekarang ini semua kegiatan dilakukan secara daring. Namun, kamu bisa mencoba detoks digital demi kesehatan fisik dan mental. Sebisa mungkin coba untuk mengurangi akses kamu ke internet dan elektronik.
Bila memungkinkan, kamu dapat memanfaatkan jatah cuti beberapa hari dan sama sekali hindari segala bentuk yang berbau digital. Jalan-jalan ke alam atau pergi ke rumah saudara mungkin dapat memaksimalkan momen detoks kamu.
Itulah beberapa ciri dan cara mengatasi digital fatigue. Pekerjaan dan aktivitasmu memang tidak akan mungkin lepas dari produk-produk digital.
Itu sebabnya, yang dapat kita lakukan sekarang adalah punya batasan. Bukan cuma mengatasi, ini juga dapat menjadi cara untuk mencegah digital fatigue. Kesehatan mental tidak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik.
Kevin merupakan SEO Specialist di Magdalene, yang sekarang bercita-cita ingin menjadi dog walker.