Baca cerita sebelumnya di sini.
Dikutip dari mckinsey.com, survey mengatakan kalau satu dari lima pemimpin adalah perempuan. Padahal perempuan lebih banyak mendapatkan gelar sarjana dibanding pria.
Jadi, kenapa masih banyak yang tidak percaya dengan kemampuan kepemimpinan perempuan?
Ini berhubungan erat dengan fakta kalau banyak perusahaan tidak melihat keragaman gender sebagai hal penting, karena mereka tidak melihat hal tersebut bisa menguntungkan.
Perlu diketahui kalau perempuan punya kemampuan yang sangat hebat bila menjadi pemimpin.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut merupakan 3 kelebihan perempuan kalau menjadi pemimpin.
Hebat dalam Hal Soft Skill
Menurut penelitiannya, soft skill dinilai sangat penting buat kesiapan kerja sekarang.
Seringkali disebut sebagai kecerdasan emosional, soft skill lebih kepada kemampuan apa pun yang berhubungan dengan cara mendekati orang lain atau menangani kehidupan profesional.
Soft skill umumnya termasuk:
- Motivasi diri
- Kemampuan untuk menciptakan jaringan
- kerja sama
- Komunikasi, baik verbal maupun non-verbal
- Berpikir tanggap
Perempuan sudah terbukti punya kelebihan utama dalam soft skill.
Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan konsultan global Hay Group, menemukan kalau perempuan bisa melebihi pria dalam 11 dari 12 kompetensi kecerdasan emosional utama.
Dapat memberikan solusi
Setiap orang dapat berbeda dan membawa keragaman perspektif ke dalam suatu perusahaan, yang menaikan kreativitas dan pencarian informasi baru.
Hal ini berujung pada pengambilan keputusan yang lebih tepat, hingga akhirnya keberhasilan jadi lebih besar.
Sebuah analisis mengenai representasi perempuan menemukan kalau perempuan menjadi bagian dari jajaran pemimpin, perusahaan kemungkinan besar dapat memperoleh keuntungan finansial yang lebih besar.
Hebat membangun rasa kepercayaan
Dikutip dari pewresearch.org, 34% pekerja Amerika mengatakan perempuan lebih hebat daripada pria mengenai kejujuran serta etika, sementara cuma 3% yang percaya kalau pria sosok yang bisa di percaya.
Dalam dunia yang selalu bergerak cepat, di mana kepercayaan merupakan suatu yang berharga, maka penting untuk memastikan kalau perusahaan dan para pemimpinnya bisa selalu bersikap etis.
Ketidakberhasilan menegakkan perilaku berbasis etika bisa menciptakan konsekuensi serius dan keterkaitan negatif jangka panjang buat perusahaan mana pun.