Masalah Kepercayaan Diri Masih Hantui Perempuan Pemimpin Bisnis

“Tujuan saya untuk masa depan perempuan dalam bisnis adalah tidak ada lagi istilah ‘perempuan dalam bisnis‘,” kata pengusaha Dian Wulandari.

Dian adalah pendiri Instellar, inkubator teknologi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan untuk menjalankan bisnis dan wirausaha sosial. Sebelum memulai perusahaan konsultan dan inkubator teknologi, dia mengambil cuti tidak berbayar setiap tahun selama beberapa bulan. Dia pergi ke daerah-daerah di Indonesia untuk membantu bisnis kecil yang mencoba memberi pengaruh pada komunitas mereka.

“Saya bertemu banyak bisnis yang menginspirasi,” kata Dian.

Dia menemukan bahwa hidupnya “lebih bermakna” ketika dia bekerja dengan bisnis-bisnis kecil ini. Sayangnya, dia masih harus membayar tagihan. Di Instellar, sekarang dia menghabiskan waktunya membantu perempuan mengembangkan bisnis mereka dan membantu wirausaha sosial menghasilkan keuntungan sehingga mereka dapat terus membantu memecahkan masalah.

Perempuan memiliki tempat di dunia bisnis, tetapi persepsi masyarakat dan kepercayaan diri perempuan dapat menahan mereka untuk mengembangkan bisnis mereka sendiri. Beberapa masalah yang dihadapi perempuan bukanlah hambatan kasatmata sehingga tidak mudah untuk diamati atau diperbaiki. Bahkan, sering kali hambatan tersebut berakar pada keyakinan tentang diri mereka sendiri.

Akses Pengetahuan dan Hambatan Sosial Perempuan Pemimpin Bisnis

Credit Suisse Research Institute merilis studi tahun 2019 tentang perempuan dalam bisnis yang menemukan bahwa selama dekade terakhir, keragaman gender dalam kepemimpinan telah meningkat dari 10 persen menjadi 20 persen. Meskipun keadaan mungkin terlihat lebih baik daripada dua dekade lalu, jumlah perempuan dalam manajemen eksekutif tidak meningkat pesat, dan penelitian masih menunjukkan bahwa memiliki anak memberikan efek negatif pada karier perempuan.

Melalui kiprahnya di Instellar, Dian mengamati bahwa sebagian besar bisnis menghadapi masalah yang sama: Mereka mencari pendanaan dan berusaha untuk mengelola tenaga kerja yang lebih besar. Tetapi, para perempuan pemimpin bisnis terkadang menghadapi hambatan yang mungkin khusus untuk mereka, termasuk akses ke pengetahuan dan kepercayaan diri.

Baca juga: Bagaimana Stereotip dan Norma Gender Mematikan Kepercayaan Diri Perempuan

“Akses ilmu pengetahuan sulit diukur karena umumnya perempuan bisa bersekolah dan mengenyam pendidikan di sini,” kata Dian.

Tetapi pelatihan, acara kantor, dan konferensi yang diselenggarakan jauh dari tempat mereka tidak selalu mudah untuk diakses. Jika para perempuan tinggal di luar kota dan memiliki keluarga, banyak dari mereka yang mungkin tidak dapat meninggalkan semuanya dan pergi begitu saja untuk berkarier.

“Ada hambatan sosial dan budaya yang lebih dalam serta persepsi tentang peran perempuan dari masyarakat. Persepsi negatif ini menghalangi upaya perempuan untuk meningkatkan bisnis mereka,” ujar Dian.

Masalah Kepercayaan Diri Perempuan Pemimpin Bisnis

Hambatan kedua perempuan adalah kepercayaan diri, termasuk kepercayaan pada produk , pencapaian, dan kemampuan mereka untuk menyampaikan gagasan kepada investor dan pelanggan.

Meilisa Sanjaya adalah salah satu pendiri dan kepala product and user experience di Shooper. Aplikasi ini memungkinkan orang untuk membuat daftar belanja bahan makanan dan kemudian merekomendasikan supermarket yang memiliki bahan-bahan tersebut dengan harga terendah. Meilisa bertanggung jawab untuk mencocokkan rencana produk dan tujuan bisnis untuk aplikasi tersebut.

Meilisa adalah seseorang yang terkesan kalem, tetapi dia piawai memimpin tim teknis di Shooper untuk menciptakan pengalaman dan perjalanan bagi penggunanya. Awalnya, dia gugup, bingung, dan takut saat terjun di dunia bisnis, di mana perempuan masih dipandang sebelah mata.

“Pak Oka, selaku CEO, mempercayai saya sepenuhnya untuk membuat produk ini berhasil. Inilah cara saya mendapatkan kepercayaan pada produk. Saya yakin produk kami bisa bermanfaat bagi banyak orang,” ujarnya.

Kepercayaannya pada produk yang diiringi dukungan dari timnyalah yang membuat Meilisa merasa nyaman di tempat kerjanya.

Baca juga: Tips Usaha Sendiri dari Pebisnis Perempuan Sukses Cynthia Tenggara

Meilisa mengaku masih harus menghadapi tantangan kepercayaan diri. “Saya juga perlu terus belajar,” ujarnya. Ia terkadang merasa masih  belum terbiasa berbicara di depan umum dan tidak tahu apa yang orang pikirkan tentang dia.

Sementara, Dian mengatakan bahwa melalui seminar-seminarnya, dirinya menemukan bahwa beberapa perempuan kesulitan mencatatkan pencapaiannya. Dia sering harus mengingatkan mereka bahwa “itu bukan menyombongkan diri jika hal tersebut adalah fakta”. Jaringan yang dan keluarga yang mendukung adalah hal penting, katanya.

“Saya tidak merasa terlalu percaya diri, tapi saya beruntung datang dari keluarga yang mendukung saya dan pendidikan saya.”

Persepsi terhadap Perempuan Pebisnis

Dian mengakui ada persepsi tertentu terhadap perempuan dalam bisnis: “Perempuan selalu ditanya bagaimana cara kamu melakukannya? Bagaimana kamu bekerja dan tetap menjaga keluargamu? Tidak ada yang bertanya kepada laki-laki bagaimana mereka menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadinya. Kenapa tidak? Keseimbangan penting bagi semua orang.”

Namun meski ada bias pribadi, investor tidak perlu melihat gender saat memilih untuk berinvestasi, katanya. Hal yang lebih patut disoroti adalah keuntungan dan produk yang menarik bagi investor, jadi kepercayaan pada produk juga penting.

Bahkan menurut Dian, terkadang investor senang berinvestasi pada perempuan karena terbukti lebih bisa diandalkan dan mencapai targetnya.

Terlepas dari tantangan soal kepercayaan diri, Meilisa percaya bahwa perempuan dalam bisnis dapat menjadi pemimpin dan pembuat perubahan.

“Kadang-kadang kamu memang harus mencoba dan jika kamu gagal, kamu belajar dahulu dan kemudian memperbaiki diri,” tambahnya.

Artikel ini diterjemahkan oleh Jasmine Floretta V.D. dari versi aslinya dalam bahasa Inggris.

Nieve Walton adalah jurnalis mahasiswa dan pemagang di Magdalene. Dia suka mempelajari hal-hal baru, bertemu orang baru, dan minum cokelat panas di hari-hari yang dingin.

Read More